Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah, Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DAMPAK KENAKALAN REMAJA PADA
NASIONALISME” .
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pada
para pembaca. penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya berharap mendapatkan kritik
dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................... 9
3.2 SARAN...................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Remaja juga merupakan aset masa depan suatu Bangsa. Namun, saat ini banyak sekali
yang terjadi pada diri remaja, contohnya seperti menggunakan narkoba, kasus bullying
dan rasisme, yang tentu saja mencoreng nasionalisme didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Hal ini juga merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali factor inernal dan eksternal penyabab
kenakalan remaja yang perlu diperhatikan.
Mengingat remaja sebagai generasi muda yang merupakan sumber daya manusia yang
sangat potensial sebagai penerus cita-cita bangsa, yang memiliki peranan yang sangat
penting. Mereka memerlukan perlindungan dan pembinaan serta bimbingan untuk
menjamin pertumbuhan fisik, mental dan spritual secara utuh. Dalam memberikan
perlindungan dan bimbingan kepada remaja, diperlukan dukungan yang positif, dan
partisipasi aktif dari semua pihak terutama orang tua. Dalam hal ini orang tua perlu
membina mentalitas anak remaja dengan menanamkan ajaran agama.
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman serta ketaatan
terhadap ajaran-ajaran agama yang dianut. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan,
bahwa remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma
agama bahkan lalai menunaikan perintah-perintah agama sehingga menimbulkan
kenakalan remaja seperti melakukan pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penggelapan,
dan kejahatan-kejahatan lainnya.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari kenakalan remaja
2. Mengetahui factor factor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
3. Mengetahui pengertian nasionalisme
2
4. Mengetahui dampak kenakalan remaja terhadap nasionalisme
5. Mengetahui solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi kenakalan remaja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-
peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat
seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan
sebagainya.
5
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya
perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang
ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak
baik.
Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi
adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk
melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial,
terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.
Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki
kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk
melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.
Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak.
Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang
dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung
lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.
6
Salah satu dampak kenakalan remaja pada nasionalisme adalah Menggerus
Kehidupan Bangsa. Rasa nasionalisme dan kebangsaan penting harus diprioritaskan
karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan berbagsa dan bernegara.
Permusuhan di anatar suku bangsa, pemisahan propinsi dari NKRI dan masalahterorisme
sebenarnya tidak jauh dari tergerusnya sikap kebangsaan dan nasionalisme. Coba lihat
berapa banyak anak dan generasi muda yang peduli ketika Sipidan dan ligitan lepas dari
Indonesia. Cermati, sikap generasi baru ketika kebudayaan Indonesia diramas oleh
negara tetangga. Seperti sikap para politikus, kepedulian mereka paling hebat adalah
menyalahkan kesalahan kepada pemerintah dan negara. Keterlibatan terorisme terhadap
remaja Indonesia terakhir ini tampaknya bukan hanya rendahnya pemahaman ajaran
agama saja. Bila sikap kebangsaan dan nasionalisme terbentuk kuat maka rayuan
terorisme yang melanda remaja Indonesia pasti akan ditangkal dengan mudah.
Demikian pula tingginya perilaku anarkisme supoter bola, perkelahian anak sekolah
dan mahasiswa, dan sikap kekerasan sesama anak dan remaja bisa dihindarkan bila
emosi kebangsaan dan nasionalisme pada arah yang benar. Rasa nasionalisme dan
kebangsaan yang tinggi akan menciptakan generasi yang memahami peristiwa sejarah
dan pahlawan untuk menghargai sesama bangsa, milik bangsa dan atribut bangsa. Bila
hal itu dipunyai maka tindakan merusak kepentingan bersama, menghancurkan sarana
pemerintah untuk umum dan lain sebagainya pasti akan jauh dari pikiran dan perilaku
anak bangsa.
Sudah sejak lama persoalan kebangsaan dan nasionalisme menjadi ganjalan dalam
kehidupan berbangsa dan benegara kita. Kekhawatiran semakin menipisnya rasa
nasionalisme anak bangsa khususnya para generasi muda semakin terjadi dari tahun ke
tahun. Hal ini mungkin suatu kewajaran karena pola pikir dan perilaku anak modern
sangat terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan informasi yang sangat luar biasa.
Kenikmatan dunia ini dan kehebatan paparan informasi dan kemajuan teknologi ini
meninabobokan rasa patriotisme dan kebangsaan yang ada di otak manusia. Anak dan
remaja Indonesia pasti akan lebih memalingkan mata untuk bintang film Korea atau
selebritis dunia dibandingkan harus membaca bigrafi kehebatan Soekarno. Di situs
Koran Anak Indonesia yang mengkhususkan bagi anak dan remaja Indonesia, tampak
mereka lebih tertarik artikel He’s Beautiful dibandingan artikel sejarah dan peristiwa
detik-detik proklamasi. Hal ini sulit dielakkan karena jiwa dan semangat anak dan remaja
saat ini lebih tergiur oleh ketampanan dan cerita fantasi percintaan abad modern
7
dibandingkan dengan peperangan bambu runcing tempo dulu. Hal ini tidak bisa
disalahkan seratus persen ditimpakan pada anak dan remaja Indonesia.
Kenakalan remaja ini juga membawa pengaruh buruk terhadap nasionalime,
contohnya sepeti kasus rasisme, yang tentu saja telah menyakiti sila kedua dalam
Pancasila, yaitu sila ke-lima yg berbunyi “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”, atau
seperti kasus bullying yang juga menyakiti sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang
adil dan beradab”, sedangkan yang kita ketahui bahwa Nasionalisme adalah suatu paham
yang didasari pada nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian kita ketahui bahwa kenakalan remaja berdampak buruk terhadap
nasionalisme karena telah memunggungi nilai nilai dari nasionalisme itu sendiri yaitu
Pancasila.
8
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kita sebagai masyrakat yang baik, patutlah mempunyai rasa Nasionalisme yang tinggi
sebagai penghargaan terhadap para pahlawan. Salah satu cara untuk mewujudkannya
adalah dengan perayaan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Peringatan itu harus
menumbuhkan rasa kebangsaan yang tiap tahun pasti meluntur digerus kemajuan zaman.
Peringatan setiap tahun ini juga merupakan alat charger dan menambah kekuatan rasa
kebangsaan dan nasionalisme yang setiap saat secara wajar akan tergerus kemajuan
teknologi dan kemajuan zaman. Sehingga harus diperlukan ketekunan dalam
pembentukan dan pemeliharaan karakter kebangsaan dan nasionalisme itu secara terus
menerus dan berkesinambungan.
Sebagai bangsa yang menghargai negaranya, rasa nasionalisme itu harus diterapkan
sejak usia kanak-kanak. Apalagi di usia remaja, yang biasanya tidak pernah tahu makna
dan bagaimana mewujudkan rasa nasionalisme itu dengan baik. Sehingga sangatlah perlu
rasa nasionalisme itu ada dalam diri setiap orang sejak dini. Karena dengan begitu,
dewasa kelak sudah bisa mengerti lebih mendalam lagi apa arti sebenarnya nasionalisme
dan bisa mewujudkanya secara benar tanpa harus dibimbing lagi.
Remaja merupakan aset masa depan suatu Bangsa. Namun, saat ini banyak sekali
yang terjadi pada diri remaja, contohnya seperti menggunakan narkoba, kasus bullying
dan rasisme, yang tentu saja mencoreng nasionalisme didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Hal ini juga merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali factor inernal dan eksternal penyabab
kenakalan remaja yang perlu diperhatikan.Hal ini juga merupakan masalah yang sudah
tidak asing lagi bagi kita semua, kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak
sekali factor inernal dan eksternal penyabab kenakalan remaja yang perlu diperhatikan.
Mengingat remaja sebagai generasi muda yang merupakan sumber daya manusia yang
sangat potensial sebagai penerus cita-cita bangsa, yang memiliki peranan yang sangat
penting. Mereka memerlukan perlindungan dan pembinaan serta bimbingan untuk
menjamin pertumbuhan fisik, mental dan spritual secara utuh.
Factor-faktor yang memicu terjadinya kenakalan remaja antara lain sebagai berikut:
10
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan
sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap
perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas
lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
Dalam cara mengatasi kenakalan remaja, tentunya dibutuhkan peran serta keluarga
dan niat dari remaja tersebut untuk mengatasi kenakalan remaja yang semakin bertambah
parah setiap harinya. Remaja, harus pintar-pintarnya memilih lingkungan pergaulan yang
tepat dan baik sehingga tidak mudah untuk terjerat dalam perilaku menyimpang. Selain
itu sebagai orang tua hendaknya memberikan arahan-rahan terhadap komunitas atau
pergaulan mana yang seharunys diikuti oleh remaja. Harus mampu mendapatkan figur-
figur orang dewasa sebanyak mungkin yang memang sudah melampaui masa remaja
terdahulunya dengan baik.
3.2 SARAN
Kenakalan remaja semakin populer dan menjadi masalah yang 'lumrah ' di era modern
ini, hal ini akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku tersebut sudah menjadi
budaya dan kebiasaan remaja. atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di
dalam kubangannya (Kenakalan Remaja).
Namun, hal ini tentunya juga dapat dicegah atau minimal dikurangi dengan
pendekatan2 emosional serta ikatan hubungan yang baik dari lingkungan sosialnya,
dalam hal ini khususnya keluarga dan orang tua sebagai lingkungan sosial
11
terdekatnya.karena dengan begitu, para remaja(anak) akan merasa diperhatikan,
dipedulikan, yang kemudian akan dapat membantu para remaja itu untuk menemukan
identitas dirinya dalam proses identifikasi diri.
Penulis menyarankan agar remaja memiliki Komunikasi yang intens terhadap orang
lain agar mereka mampu untuk mengenali dan memahami masalah yang dihadapinya
serta merasa aman dan nyaman ketika bersama orang2 terdekatnya. Karena tidak jarang,
kenakalan remaja disebabkan oleh rasa frustasi, kesulitan mencari sosok yang dapat
dijadikan panutan dalam pola hidupnya serta kesukaran dalam penyesuaian terhadap
perubahan2 dan perkembangan yang terjadi pada dirinya, baik dari aspek fisik maupun
mentalnya dengan lingkungan sosialnya.
Dan juga menurut penulis orang tua harus bisa membuat kesan bahwa mereka bisa
berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orang tua bisa tetap mengawasi
aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu
ingin ikut campur.
12
DAFTAR PUSTAKA
Boyke Dian Nugraha, Sp.OG. 2009. MARS (http: // www. solusisehat. net, 27
oktober 2009)
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/nasionalisme
https://nasional.okezone.com/read/2021/05/31/337
https://nasionalismedanremaja.wordpress.com/2011
13