Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK KENAKALAN REMAJA PADA NASIONALISME

Iftikha Nur Azizah


NPM : 2108010002

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DAMPAK KENAKALAN REMAJA PADA
NASIONALISME” .

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pada
para pembaca. penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya berharap mendapatkan kritik
dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Banda Aceh, 06 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1


1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 2
1.3 TUJUAN.................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

2.1 PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA............................................................ 3


2.2 FAKTOR TERJADINYA KENAKALAN REMAJA.......................................... 3
2.3 PENGERTIAN NASIONALISME......................................................................... 6
2.4 DAMPAK KENAKALAN REMAJA TERHADAP NASIONALISME............. 6
2.5 SOLUSI MENGATASI KENAKALAN REMAJA.............................................. 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................... 9
3.2 SARAN...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. .LATAR BELAKANG


Kita sebagai masyrakat yang baik, patutlah mempunyai rasa Nasionalisme yang tinggi
sebagai penghargaan terhadap para pahlawan. Salah satu cara untuk mewujudkannya
adalah dengan perayaan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Peringatan itu harus
menumbuhkan rasa kebangsaan yang tiap tahun pasti meluntur digerus kemajuan zaman.
Peringatan setiap tahun ini juga merupakan alat charger dan menambah kekuatan rasa
kebangsaan dan nasionalisme yang setiap saat secara wajar akan tergerus kemajuan
teknologi dan kemajuan zaman. Seperi layaknya baterai handphone, rasa nasionalisme
dan rasa kebangsaan generasi baru Indonesia ini setiap tahun akan semakin redup akibat
gempuran kemajuan dan ravuan teknologi dan konsumerisme tontanan yang semakin
mengoyak rasa kebangsaan dan nasionalisme.
Lunturnya nasionalisme dan kebangsaan ini mungkin wajar saja dan tidak bisa
disamakan dengan pelaku sejarah. Pelaku sejarah atau manusia di jaman kemerdekaan
akan memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan tidak akan pernah luntur karena ditempa
pengalaman fisik dan psikologis yang ada. Sedangkan generasi baru ini secara psikologis
dan fisik tidak pernah mengalami langsung. Sehingga pembentukan karakter dan memori
di alam pikirnya tentang wawasan kebangsaan dan nasionalisme tidak terlalu kuat.
Sehingga harus diperlukan ketekunan dalam pembentukan dan pemeliharaan karakter
kebangsaan dan nasionalisme itu secara terus menerus dan berkesinambungan.
Sebagai bangsa yang menghargai negaranya, rasa nasionalisme itu harus diterapkan
sejak usia kanak-kanak. Apalagi di usia remaja, yang biasanya tidak pernah tahu makna
dan bagaimana mewujudkan rasa nasionalisme itu dengan baik. Sehingga sangatlah perlu
rasa nasionalisme itu ada dalam diri setiap orang sejak dini. Karena dengan begitu,
dewasa kelak sudah bisa mengerti lebih mendalam lagi apa arti sebenarnya nasionalisme
dan bisa mewujudkanya secara benar tanpa harus dibimbing lagi. Rasa kebangsaan dan
nasionalisme ini harus tumbuh tanpa upaya keterpaksaan melalui pendidikan dan
indoktronidsasi melewati pemaksaan. Membaca dan memahami sejarah bangsa dan
mengeali biografi kehebatan pemimpin bangsa sangat membantu menamkan rasa
kebangsaan dan nasionalisme anak dan remaja Indonesia.

1
Remaja juga merupakan aset masa depan suatu Bangsa. Namun, saat ini banyak sekali
yang terjadi pada diri remaja, contohnya seperti menggunakan narkoba, kasus bullying
dan rasisme, yang tentu saja mencoreng nasionalisme didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Hal ini juga merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali factor inernal dan eksternal penyabab
kenakalan remaja yang perlu diperhatikan.
Mengingat remaja sebagai generasi muda yang merupakan sumber daya manusia yang
sangat potensial sebagai penerus cita-cita bangsa, yang memiliki peranan yang sangat
penting. Mereka memerlukan perlindungan dan pembinaan serta bimbingan untuk
menjamin pertumbuhan fisik, mental dan spritual secara utuh. Dalam memberikan
perlindungan dan bimbingan kepada remaja, diperlukan dukungan yang positif, dan
partisipasi aktif dari semua pihak terutama orang tua. Dalam hal ini orang tua perlu
membina mentalitas anak remaja dengan menanamkan ajaran agama.
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman serta ketaatan
terhadap ajaran-ajaran agama yang dianut. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan,
bahwa remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma
agama bahkan lalai menunaikan perintah-perintah agama sehingga menimbulkan
kenakalan remaja seperti melakukan pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penggelapan,
dan kejahatan-kejahatan lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Kenakalan remaja
2. Factor factor yang menyebabkan kenakalan remaja
3. Pengertian nasionalisme
4. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja terhadap nasionalisme?
5. Apa saja solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi kenakalan remaja?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari kenakalan remaja
2. Mengetahui factor factor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
3. Mengetahui pengertian nasionalisme

2
4. Mengetahui dampak kenakalan remaja terhadap nasionalisme
5. Mengetahui solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi kenakalan remaja.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA


Kenakalan remaja ialah suatu perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh
seseorang remaja baik secara sendiri ataupun secara kelompok yang sifatnya melanggar
ketentuan ketentuan hokum, moral, social yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Menurut Simanjuntak (1994:13-14) kenakalan remaja itu perbuatan dan tingkah laku
perkosaan terhadap norma-norma hokum pidana dan pelanggaran terhadap kesusilaan
yang dilakukan oleh anak-anak. Bermacam-macam tindakan dan kebablasan dapat
dipandang sebagai perbuatan nakal, baik yang biasa dilakukan dalam keluarga maupun
kehidupan bermasyarakat.. Apabila tindakan kenakalan-kenakalan betapapun kecil dan
sederhananya jika tidak mendapatkan penjelasan dan sederhananya jika tidak
mendapatkan penjelasan dan teguran untuk memperbaikinya akan menyebabkan
seseorang terlanjur melakukan yang lebih parah lagi sehingga dapat dikategorikan
sebagai tindakan sosial.

2.2 FAKTOR TERJADINYA KENAKALAN REMAJA


Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini,
seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak
emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah,
sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja
melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya
pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat
diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing,
depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja
dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.

 Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang
dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun. Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-

4
macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-
peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat
seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan
sebagainya.

 Keluarga yang Memicu?


Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari
University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan
yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling
berkaitan.
Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh
orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga,
keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang
rendah. Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus
bertahan.

 Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan


Alvarado, Minggu (23/1/2011)
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan
sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap
perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas
lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.

5
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya
perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang
ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak
baik.
Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi
adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk
melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial,
terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.
Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki
kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk
melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.
Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak.
Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang
dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung
lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.

2.3 PENGERTIAN NASIONALISME


Nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan dari masyarakat pada suatu negara
yang mempunyai kesadaran serta semangat cinta tanah air dan juga bengsa yang
ditunjukkan dengan melalui sikap serta tingkah laku individua tau juga masyarakat.
Nasionalime juga bisa didefinisikan sebagai pemahaman masyarakat pada suatu
bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan, serta wilayah dan juga kesamaan cita-
cita serta tujuan sehingga menimbulkan atau memunculkan rasa ingin mempertahankan
negaranya
Adapun tujuan dari nasionalisme ini adalah sebagi berikut:
1. Menumbukan serta meningkatkan cinta tanah air dan juga bangsa.
2. Membangun serta mempererat tali persaudaraan antar sesama masyarakat, serta
membangun hubungan yang harmonis antar individu dan masyarakat
3. Menjaga tanah air serta bangsa dari serangan musuh, baik dari luar negeri maupun
dari dalam negeri.

2.4 DAMPAK KENAKALAN REMAJA TERHADAP NASIONALISME

6
Salah satu dampak kenakalan remaja pada nasionalisme adalah Menggerus
Kehidupan Bangsa. Rasa nasionalisme dan kebangsaan penting harus diprioritaskan
karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan berbagsa dan bernegara.
Permusuhan di anatar suku bangsa, pemisahan propinsi dari NKRI dan masalahterorisme
sebenarnya tidak jauh dari tergerusnya sikap kebangsaan dan nasionalisme. Coba lihat
berapa banyak anak dan generasi muda yang peduli ketika Sipidan dan ligitan lepas dari
Indonesia. Cermati, sikap generasi baru ketika kebudayaan Indonesia diramas oleh
negara tetangga. Seperti sikap para politikus, kepedulian mereka paling hebat adalah
menyalahkan kesalahan kepada pemerintah dan negara. Keterlibatan terorisme terhadap
remaja Indonesia terakhir ini tampaknya bukan hanya rendahnya pemahaman ajaran
agama saja. Bila sikap kebangsaan dan nasionalisme terbentuk kuat maka rayuan
terorisme yang melanda remaja Indonesia pasti akan ditangkal dengan mudah.
Demikian pula tingginya perilaku anarkisme supoter bola, perkelahian anak sekolah
dan mahasiswa, dan sikap kekerasan sesama anak dan remaja bisa dihindarkan bila
emosi kebangsaan dan nasionalisme pada arah yang benar. Rasa nasionalisme dan
kebangsaan yang tinggi akan menciptakan generasi yang memahami peristiwa sejarah
dan pahlawan untuk menghargai sesama bangsa, milik bangsa dan atribut bangsa. Bila
hal itu dipunyai maka tindakan merusak kepentingan bersama, menghancurkan sarana
pemerintah untuk umum dan lain sebagainya pasti akan jauh dari pikiran dan perilaku
anak bangsa.
Sudah sejak lama persoalan kebangsaan dan nasionalisme menjadi ganjalan dalam
kehidupan berbangsa dan benegara kita. Kekhawatiran semakin menipisnya rasa
nasionalisme anak bangsa khususnya para generasi muda semakin terjadi dari tahun ke
tahun. Hal ini mungkin suatu kewajaran karena pola pikir dan perilaku anak modern
sangat terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan informasi yang sangat luar biasa.
Kenikmatan dunia ini dan kehebatan paparan informasi dan kemajuan teknologi ini
meninabobokan rasa patriotisme dan kebangsaan yang ada di otak manusia. Anak dan
remaja Indonesia pasti akan lebih memalingkan mata untuk bintang film Korea atau
selebritis dunia dibandingkan harus membaca bigrafi kehebatan Soekarno. Di situs
Koran Anak Indonesia yang mengkhususkan bagi anak dan remaja Indonesia, tampak
mereka lebih tertarik artikel He’s Beautiful dibandingan artikel sejarah dan peristiwa
detik-detik proklamasi. Hal ini sulit dielakkan karena jiwa dan semangat anak dan remaja
saat ini lebih tergiur oleh ketampanan dan cerita fantasi percintaan abad modern

7
dibandingkan dengan peperangan bambu runcing tempo dulu. Hal ini tidak bisa
disalahkan seratus persen ditimpakan pada anak dan remaja Indonesia.
Kenakalan remaja ini juga membawa pengaruh buruk terhadap nasionalime,
contohnya sepeti kasus rasisme, yang tentu saja telah menyakiti sila kedua dalam
Pancasila, yaitu sila ke-lima yg berbunyi “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”, atau
seperti kasus bullying yang juga menyakiti sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang
adil dan beradab”, sedangkan yang kita ketahui bahwa Nasionalisme adalah suatu paham
yang didasari pada nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian kita ketahui bahwa kenakalan remaja berdampak buruk terhadap
nasionalisme karena telah memunggungi nilai nilai dari nasionalisme itu sendiri yaitu
Pancasila.

2.5 SOLUSI MENGATASI KENAKALAN REMAJA


Dalam cara mengatasi kenakalan remaja, tentunya dibutuhkan peran serta keluarga
dan niat dari remaja tersebut untuk mengatasi kenakalan remaja yang semakin bertambah
parah setiap harinya. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja, antara lain adalah:
1. Sebagai remaja, harus pintar-pintarnya memilih lingkungan pergaulan yang tepat
dan baik sehingga tidak mudah untuk terjerat dalam perilaku menyimpang. Selain
itu sebagai orang tua hendaknya memberikan arahan-rahan terhadap komunitas
atau pergaulan mana yang seharunys diikuti oleh remaja.
2. Remaja harus membentuk ketahanan diri sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh
pengaruh-pengaruh buruk yang diberikan teman-teman seumuran maupun
sepergaulannya.
3. Harus ada kemauan yang tinggi dari pihak orang tua untuk memperbaiki kondisi
keluarga sehingga nantinya tercipta kondisi keluarga yang harmonis, nyaman, dan
komunikatif.
4. Dukung hobi anak selama hal tersebut masih dalam konteks positif. Jangan
mencegah hobi atau kesempatan apapun yang dapat membantu anak
mengembangkan dirinya sendiri.
5. Remaja harus mampu mendapatkan figur-figur orang dewasa sebanyak mungkin
yang memang sudah melampaui masa remaja terdahulunya dnegan baik. Bahkan
mereka juga berhasil untuk memperbaiki diri meskipun sebelumnya gagal
mencapai tahapan ini.

8
9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kita sebagai masyrakat yang baik, patutlah mempunyai rasa Nasionalisme yang tinggi
sebagai penghargaan terhadap para pahlawan. Salah satu cara untuk mewujudkannya
adalah dengan perayaan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Peringatan itu harus
menumbuhkan rasa kebangsaan yang tiap tahun pasti meluntur digerus kemajuan zaman.
Peringatan setiap tahun ini juga merupakan alat charger dan menambah kekuatan rasa
kebangsaan dan nasionalisme yang setiap saat secara wajar akan tergerus kemajuan
teknologi dan kemajuan zaman. Sehingga harus diperlukan ketekunan dalam
pembentukan dan pemeliharaan karakter kebangsaan dan nasionalisme itu secara terus
menerus dan berkesinambungan.
Sebagai bangsa yang menghargai negaranya, rasa nasionalisme itu harus diterapkan
sejak usia kanak-kanak. Apalagi di usia remaja, yang biasanya tidak pernah tahu makna
dan bagaimana mewujudkan rasa nasionalisme itu dengan baik. Sehingga sangatlah perlu
rasa nasionalisme itu ada dalam diri setiap orang sejak dini. Karena dengan begitu,
dewasa kelak sudah bisa mengerti lebih mendalam lagi apa arti sebenarnya nasionalisme
dan bisa mewujudkanya secara benar tanpa harus dibimbing lagi.
Remaja merupakan aset masa depan suatu Bangsa. Namun, saat ini banyak sekali
yang terjadi pada diri remaja, contohnya seperti menggunakan narkoba, kasus bullying
dan rasisme, yang tentu saja mencoreng nasionalisme didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Hal ini juga merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali factor inernal dan eksternal penyabab
kenakalan remaja yang perlu diperhatikan.Hal ini juga merupakan masalah yang sudah
tidak asing lagi bagi kita semua, kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak
sekali factor inernal dan eksternal penyabab kenakalan remaja yang perlu diperhatikan.
Mengingat remaja sebagai generasi muda yang merupakan sumber daya manusia yang
sangat potensial sebagai penerus cita-cita bangsa, yang memiliki peranan yang sangat
penting. Mereka memerlukan perlindungan dan pembinaan serta bimbingan untuk
menjamin pertumbuhan fisik, mental dan spritual secara utuh.
Factor-faktor yang memicu terjadinya kenakalan remaja antara lain sebagai berikut:

10
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan
sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap
perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas
lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
Dalam cara mengatasi kenakalan remaja, tentunya dibutuhkan peran serta keluarga
dan niat dari remaja tersebut untuk mengatasi kenakalan remaja yang semakin bertambah
parah setiap harinya. Remaja, harus pintar-pintarnya memilih lingkungan pergaulan yang
tepat dan baik sehingga tidak mudah untuk terjerat dalam perilaku menyimpang. Selain
itu sebagai orang tua hendaknya memberikan arahan-rahan terhadap komunitas atau
pergaulan mana yang seharunys diikuti oleh remaja. Harus mampu mendapatkan figur-
figur orang dewasa sebanyak mungkin yang memang sudah melampaui masa remaja
terdahulunya dengan baik.

3.2 SARAN
Kenakalan remaja semakin populer dan menjadi masalah yang 'lumrah ' di era modern
ini, hal ini akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku tersebut sudah menjadi
budaya dan kebiasaan remaja. atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di
dalam kubangannya (Kenakalan Remaja).
Namun, hal ini tentunya juga dapat dicegah atau minimal dikurangi dengan
pendekatan2 emosional serta ikatan hubungan yang baik dari lingkungan sosialnya,
dalam hal ini khususnya keluarga dan orang tua sebagai lingkungan sosial

11
terdekatnya.karena dengan begitu, para remaja(anak) akan merasa diperhatikan,
dipedulikan, yang kemudian akan dapat membantu para remaja itu untuk menemukan
identitas dirinya dalam proses identifikasi diri.
Penulis menyarankan agar remaja memiliki Komunikasi yang intens terhadap orang
lain agar mereka mampu untuk mengenali dan memahami masalah yang dihadapinya
serta merasa aman dan nyaman ketika bersama orang2 terdekatnya. Karena tidak jarang,
kenakalan remaja disebabkan oleh rasa frustasi, kesulitan mencari sosok yang dapat
dijadikan panutan dalam pola hidupnya serta kesukaran dalam penyesuaian terhadap
perubahan2 dan perkembangan yang terjadi pada dirinya, baik dari aspek fisik maupun
mentalnya dengan lingkungan sosialnya.
Dan juga menurut penulis orang tua harus bisa membuat kesan bahwa mereka bisa
berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orang tua bisa tetap mengawasi
aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu
ingin ikut campur.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, Kenakalan Anak, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas


Psikologi, 1982). Fuad Kauma, Sensasi Remaja di Masa Puber (Dampak Negatif dan
Upaya Penanggulangannya), (Jakarta, Kalam Mulia, 1999).

Boyke Dian Nugraha, Sp.OG. 2009. MARS (http: // www. solusisehat. net, 27
oktober 2009)

http: // www. solusisehat. net, 27 oktober 2009

https://www.kajianpustaka.com/2019/12/nasionalisme

Murdaningsih dalam Kartono (1991)

Kartono, K. (2010). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

https://nasional.okezone.com/read/2021/05/31/337

Prasasti, S. (2017). Kenakalan remaja dan faktor penyebabnya. In Prosiding


Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 28-45).

Karlina, L. (2020). FENOMENA TERJADINYA KENAKALAN


REMAJA. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 147-158.

https://nasionalismedanremaja.wordpress.com/2011

13

Anda mungkin juga menyukai