Anda di halaman 1dari 83

TUGAS 1

PEMBANGKIT LISTRIK

1. Buatlah resume untuk Tulisan dibawah ini


2. Tulis Tangan
3. Dikirm ke email banggulu2021@gmail.com
4. Paling lambat tanggal 7 – 12 – 2021
STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

SURYA STUDI KASUS: SAMOSIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Meneyelesaikan Pendidikan

Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh

HAMDANI SINAGA

NIM : 140402060

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
ABSTRAK
Energi listrik merupakan salah satu jenis energi yang sangat diperlukan
dalam pembangunan dalam satu daerah . Oeh sebab itu dengan pertumbuhan
ekonomi yang diperkirakan sekitar 7%-10% per tahun sampai tahun 2025,
konsumsi listrik Indonesia akan meningkat dengan cepat. Penyediaan tenaga listrik
di Indonesia mencapai sekitar 120 GW pada tahun 2025. Adapun besar intesitas
radiasi matahari pada desa tersebut sekitar 200-400 W/m2 , pembangunan PLTS ini
menggunakan sistem komunal yang dibangun di suatu titik, sebagai ladang panel
surya. Dengan dilakukannya perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga
surya di Desa Janji Raja Kabupaten Samosir Sumatera utara dengan bantuan
software Pvsyfst 6.4.3, kita dapat melakukan perencanaan yang baik dapat
meningkatkan kesejaterahaan desa dan memajukan desa karena dibangunnya
infrastruktur yang baik. Adapun jumlah masyarakat didesa tersebut 182 orang
dengan 42 kepala keluarga dengan beban yang tersambung sebesar 102.15 KWh
yang dimana rata-rata mata pencarian sebagai petani dan nelayan. Luas daerah yang
dimanfaatkan pada Bukit Holbung Desa Janji Raja Kabupaten Samosir sebesar 794
m2 dan dapat membangkitkan energi harian sebesar 120 KWh yang dimana sudah
mencukupi kebutuhan energi listrik dalam satu hari, sedangkan energi yang
dihasilkan dalam satu bulan sekitar 10 MWh, melebihi daya yang dibutuhkan dan
dalam setahun besar energi yang dibangkitkan sebesar 127.4 MWh. Dengan
investasi awal sebesar Rp.2.189.500.000,- , yang dimana didapat dari penjualan
energi listrik yang berlebih dalam satu tahun sebesar Rp.113.005.245, dengan
jangka waktu biaya balik 20 tahun .

Kata Kunci : Intesitas Radiasi Matahari , Daya, Energi, Investasi

i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi hingga

penyelesaian Skripsi yang berjudul

“STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA SURYA STUDI KASUS : SAMOSIR “.

Skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk

memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini persembahkan

kepada Bapak (Walmen Tua Sinaga ) dan Mamak (Rosmalina Saragih ) yang telah

membimbing penulis dengan kasih sayang hingga saat ini, serta untuk saudara laki-

laki penulis Riwaldy Syah Putra Sinaga dan Saudara perempuan Meggy Sinaga,

Rini Anggriani Sinaga serta kekasih tercinta Merlyn Christina Geraldine Gultom

yang telah memberikan semangat kepada penulis serta dukungan selama masa studi

hingga selesainya skripsi ini.

Selama masa kuliah hingga penyelesaian skripsi ini, penulis juga banyak

mendapatkan dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Raja Harahap , M.T., selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk selalu memberikan bantuan,

bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan hingga

penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir.Arman Sani , M.T., selaku dosen pembimbing akademik dan

Sekertaris Departemen Teknik Elektro FT-USU yang telah banyak

ii
Universitas Sumatera Utara
memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini dan telah banyak memberi

motivasi , dan arahan selama masa perkuliahan.

3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim , M.Si.,dan Bapak Drs.Hasdari Helmi selaku

Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan masukan demi

perbaikan skripsi ini serta senantiasa memberikan bimbingan selama

perkuliahan.

4. Bapak Dr. Fahmi, ST. M.Sc, IPM selaku Ketua Departemen Teknik Elektro

FT – USU yang telah banyak memberi arahan akademik selama menjalani

perkuliahan .

5. Kepada Pak Tua Sinaga dan Maktua Siringo-ringo ,Kepala desa , Kak

Lusinanda ,serta kak laras yang mau menerima dengan senang hati dan meberi

tempat tinggal selama penelitian yang dilakukan di desa Janji Raja Kabupaten

Samosir, Sumatera Utara .

6. Serta kepada teman saya Andre Pranata S. Depari yang telah menemani saya

melakukan penelitian di daerah Desa Janji Raja Kabupaten Samosir, Sumatera

Utara .

7. Teman-teman “Bocor Halus” : Gustav Benjamin Simanjuntak, Mikalsen

Sembiring, Abed Vincentius Pakpahan, Selamat Febri Sitanggang yang selalu

mendukung dalam pengerjaan skripsi hingga selesai .

8. Teman-teman satu stambuk 2014 : Viking marpaung, Robbyo Ardiles

Pakpahan, Laurencius Sitorus, Jimmy R Hartanto, Yohanes D.A Tambunan,

Budi Sihombing, Dicky Librata Sembiring, Albert Yang, Samuel Alex

Chandra, Bernard Daniel Simanjuntak ,Kelfin Silitonga, Josua riski silaen, Ray

Monarch, James Gultom , Eva Simatupang, Yosephine Tarigan , Monica

iii
Universitas Sumatera Utara
Sihombing dan teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

9. Serta adik stambuk 2015,2016,2017 yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum sempurna

karena masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun susunan

bahasanya. Saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan dan

mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan. Akhir kata,

penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi kita semua dan

hanya kepada Allah penulis menyerahkan diri.

Medan, 9 September 2018

Hamdani Sinaga

iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………...…… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… . vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………….……. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………... 3

1.4 Batasan Masalah…………………………………………………… 3

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 4

2.1 Energi Matahari………………………………….……………….. 4

2.2 Radiasi Matahari pada permukaan Bumi ………………………… 5

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya….……………………………... 6

2.3.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya …………………….. .. 6

2.3.2 Photovoltaic……………………………… …………………….. 7

2.3.3 Perhitungan Jumlah Energi PLTS………….. …………………. . 12

2.3.4 Faktor yang mempengaruhi kinerja Solar cell………………….. 14

2.4 Komponen utama dalam pembangunan PLTS…….…………….. 17

2.5 Value Engineering……………………………………………….. 21

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 23

3.1 Tempat dan Waktu………………………………………………… 23

v
Universitas Sumatera Utara
3.2 Bahan dan Peralatan………………………………………………… 23

3.3 Variabel yang diamati……………………………………………… 29

3.4 Prosedur Penelitian………………………………………………… 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN……………….…… 31

4.1 Desa Janji Raja Samosir…………………………………………… 31

4.1.1 Profil Desa Janji Raja…………………….. …………………….. 31

4.1.2 Sistem Kelistrikan Desa Janji Raja Samosir…………………….. 32

4.2 Perancangan pembangunan PLTS………………………………… .. 35

4.3 Simulasi perancangan sistem……………………………………… .. 37

4.4 Pengolahan data biaya investasi…………………………………….. 52

4.5 Hasil pendapatan dari energi yang dihasilkan PLTS……………… .. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…...……………………………… .. 59

5.1 Kesimpulan………………………………………….……………… 59

5.2 Saran………………………………………………...……………… 59

DAFTAR PUSTAKA…………………...…...……………………………… 61

LAMPIRAN I…………………………...…...……………………………… xi

LAMPIRAN II……..…………………...…...……………………………… xii

LAMPIRAN III…..…………………...…...……………………………… .. xiii

LAMPIRAN IV…..…………………...…...……………………………… .. xiiii

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-jenis radiasi ……………………………………………………. 5

Gambar 2.2 Model rangkaian sel surya………………………………………….. 8

Gambar 2.3 Struktur Sel Surya ………………………………………………….. 9

Gambar 2.4 Karakteristik Solar Sel………………………………………………. 10

Gambar 2.5 Kurva arus fungsi Tegangan solar sell……………………………… 10

Gambar 2.6 Konfigurasi panel surya…………………………………………….. 13

Gambar 2.7 Komponen utama PLTS……….……………………………………. 17

Gambar 2.8 Jenis-jenis panel surya………………………………………………. 17

Gambar 3.1 Pemandangan dari atas Bukit Holbung Samosir………………...…. 23

Gambar 3.2 Tampilan Software Pvysft 6.4.3….………………………...………… 24

Gambar 3.3 Perancangan sistem panel surya yang digunakan……………………. 25

Gambar 3.4 Tampilan kinerja panel surya saat beroperasi……………………….. 26

Gambar 3.5 Panel surya jenis material silicon……………………………………...26

Gambar 3.6 Karakteristik panel surya jenis silicon………………………………. 27

Gambar 3.7 Baterai………………..……………………………………………... 27

Gambar 3.8 Inverter……………………………………………………………... 28

Gambar 3.9 Solar Charge Control…...……….………………………………….. 29

Gambar 3.10 Diagram alir penelitian……………...……………………………... 30

Gambar 4.1 Penampakan desa Janji Raja dari kapal Feri………………………... 31

Gambar 4.2 Rencana Lokasi dibangunnya PLTS….……………………………... 32

Gambar 4.3 Grafik sudut penyinaran matahari dalam satu hari ….……………… 36

Gambar 4.4 Grafik intesitas radiasi matahari dalam satu hari ….……………… 37

Universitas Sumatera Utara


vii
Gambar 4.5 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan januari………….……… 38

Gambar 4.6 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan febuari………….……… 39

Gambar 4.7 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan maret..………….……… 40

Gambar 4.8 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan april…………….……… 41

Gambar 4.9 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan mei….………….……… 42

Gambar 4.10 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan juni…………….……… 43

Gambar 4.11 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan juli….………….……… 44

Gambar 4.12 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan agustus………….…… 45

Gambar 4.13 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan september……….…… 46

Gambar 4.14 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan oktober………….…… 47

Gambar 4.15 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan november……….…… 48

Gambar 4.16 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan desember………….… 49

Gambar 4.17 Blok diagram perencanaan sistem PLTS Desa Janji Raja Kabupaten

Samosir…………………………………………………….……… 50

Gambar 4.18 Grafik energi yang dibangkitkan Vs energi yang diterima per hari…

…………………………………………………………………….. 51

Gambar 4.19 Grafik energi yang dibangkitkan Vs energi yang diterima per bulan..

…………………………………………………………………… 51

Gambar 4.20 Single Diagram sistem jaringan tegangan menengah PT. PLN (Persero

Rayon Dolok Sanggul ……………………………………………… 54

Gambar 4.21 Single Diagram sistem jaringan tegangan menengah dari Gardu Induk

Tele sampai Desa Janji Raja………………………………….…… 55

Universitas Sumatera Utara


viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Spesifikasi panel surya material silicon……………………………….. 27

Tabel 3.2 Spesifikasi baterai…………………………………………………….. 28

Tabel 3.3 Spesifikasi inverter……………………………………………………. 28

Tabel 3.4 Spesifikasi controler…………….. …………………………………… 29

Tabel 4.1 Pemakaian listrik harian masyarakat desa janji raja…………………… 33

Tabel 4.2 Rata-rata intesitas radiasi matahari (W/m2) …………………………… 36

Tabel 4.3 Temperatur (ºCelcius) …………………………………………………. 36

Tabel 4.4 Kecepatan angin………………………………………………………… 36

Tabel 4.5 Daftar harga komponen sistem PLTS………………………………….. 52

Tabel 4.6 Energi yang dihasilkan dalam perbulan………………………………… 54

Tabel 4.7 Investasi pembangunan sistem tenaga listrik Desa Janji Raja…………. 57

Universitas Sumatera Utara


ix
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga listrik merupakan salah satu jenis energi yang sangat diperlukan dalam
pembangunan. Oleh karena itu dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan
sekitar 7%-10% per tahun sampai tahun 2025, konsumsi listrik Indonesia akan
meningkat dengan cepat. Penyediaan tenaga listrik di Indonesia mencapai sekitar
120 GW pada tahun 2025. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik ini sesuai
Kebijakan Energi Nasional harus dikembangkan berbagai energi alternatif
termasuk energi terbarukan, antara lain panas bumi, mikrohidro, surya, angin,
pasang surut laut , biomasa dan nuklir. yang ditargetkan mencapai lebih dari 17%
dari pangsa energi primer nasional.

Adapun sebagai refrensi dalam perencanaan pembangunan PLTS ini yang akan
dibangun ada beberapa negara yang sudah memulai pembangunan PLTS salah satu
nya adalah india dengan memanfaatkan luas lahan 513.9 Hektar dapat
menghasilkan daya sebesar 648 MW, yang kedua adalah di Amerika serikat daerah
California dengan luas daerah yang dimanfaatkan sebesar 260 Hektar dengan
mengahasilkan daya sebesar 550 MW dan yang terkahir adalah China dengan
memanfaatkan daerah pertambangan pada daerah shanxi ,datong yang sudah tidak
digunakan lagi dengan pembangunan menghasilkan daya sebesar 100 MW dengan
luas daerah sebesar 246 Hektar. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada
tahun 2025, maka sumber daya energi terbarukan yang dapat memberi dukungan
secara signifikan adalah panas bumi, biomasa (melalui sampah, limbah, gasifikasi)
serta melalui PLTS.

Salah satu sangat berpotensi menyumbangkan daya yang besar untuk


memenuhi permintaan konsumsi energi yang di butuhkan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi efisiensi daya keluaran sel surya adalah radiasi matahari, temperatur
sel surya, sudut kemiringan panel surya, dan bayangan (shading) [1]. Daya keluaran
yang dihasilkan sel surya sangat bergantung pada radiasi yang diterima oleh modul,
begitu pula dengan temperatur dari sel surya. Untuk memaksimalkan daya keluaran
yang dihasilkan, maka sel surya harus memperoleh radiasi matahari yang besar dan

Universitas Sumatera Utara


dibutuhkan temperatur relatif rendah agar daya keluaran yang dihasilkan meningkat
[2]. Sistem pembangunan dalam PLTS ini adalah sistem komunal yang dimana
solar panel dibuat satu tempat yang dimana disusun sedemikian rupa, seperti ladang
panel surya yang dapat membangkitkan energi listrik.

Pada daerah samosir yang dimana listrik pada daerah pedalaman tersebut
susah dijangkau karena daerahnya yang jauh dan masih banyak warga tinggal
didalam hutan. Desa ini memiliki luas daerah 295 Ha terdiri 42 kepala keluarga
dengan jumlah penduduk 182. Beban didaerah tersebut pada umumnya lampu
neon, rice cooker, televisi, pompa air dan kulkas. Samosir memiliki potensi yang
sangat baik untuk dikembangkan PLTS tersebut, karena juga daerah tersebut
merupakan sektor pariwisata yang dimana peningkatan beban akan meningkat,
sehingga dibutuhkan suplai daya tambahan yang dimana dapat memenuhi beban
pada daerah samosir. jumlah beban yang terpasang pada tahun ini sekitar 2.600 MW
pada daerah sumatera utara yang dimana akan meninggkat terus , faktor utama
peningkatan beban tersebut adalah meninggkatnya pertumbuhan ekonomi dan itu
sangat berdampak dalam penggunaan energi listrik tersebut , jumlah beban di desa
Janji Raja Kabupaten Samosir sebesar 102.15 KWh dalam satu hari. dengan batas
jarak antar rumah tidak lebih 100 m. Ditinjau dari aspek ekonomi suatu pembangkit,
beberapa hal yang perlu diperhatikan terdiri dari:

1. Biaya modal (capital cost).

2. Biaya operasi dan perawatan (O&M cost).

3. Payback Period.

4. Pendapatan per tahun.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi energi listrik yang dapat dibangkitkan dari pembangunan
PLTS di Desa Janji Raja Kabupaten Samosir.
2. Bagaimana proses perencanaan pembangunan PLTS yang baik di Desa Janji
Raja Kabupaten Samosir .

Universitas Sumatera Utara


1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar daya yang dapat dimanfaatkan pada daerah tersebut dan dapat memajukan
daerah tersebut karena merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat diminati
wisatawan , sehingga listrik merupakan salah satu kebutuhan sangat penting untuk
menunjang kemajuan daerah tersebut.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah, maka pembahasan dibatasi sebagai berikut:

1. Daerah pembahasan yang dilakukan didaerah Bukit Holbung Desa Janji Raja
Kabupaten Samosir.
2. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah PVsysft 6.4.3.
3. Parameter yang diamati meliputi besar intesitas radiasi matahari, temperatur,
sudut kemiringan sel surya dan kecepatan angin .
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari BMKG .
5. Membahas aspek ekonmi teknik .
6. Tidak membahas secara mendetail perencanaan teknis pembangunan
pembangkit listrik tenaga surya termasuk debu yang melekat pada panel surya
dan instalasi kabel-kabel dan peralatan listrik lainnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya pembahasan mengenai studi perencanaan pembangunan PLTS


pada Desa Janji Raja Kabupaten samosir .
2. Memanfaatkan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat meningkatkan
kesejaterahaaan daerah tersebut.
3. Bagaimana membangun dan merencanakan pembangunan PLTS dan
memberitahu sistem yang baik digunakan dalam pembangunan PLTS di Desa
Janji Raja kabupten Samosir .
4. Mengetahui kelayakan ekonomi pembangunan PLTS serta sebagai refrensi
untuk pembangunan yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Matahari

Matahari merupakan materi yang tersusun dari gas yang sangat panas dengan
diameter 1,39×109 m, dan jarak 1.5×1011 m dari bumi. Matahari memiliki suhu
permukaan efektif 5762 K [3]. Suhu di daerah inti matahari berkisar 8×106 - 40×106
K dan densitasnya diperkirakan 100 kali lebih besar dari air. Matahari pada
dasarnya adalah sebuah reaktor fusi kontiniu dengan gas penyusunnya tetap
dipertahankan oleh gaya gravitasi. Energi yang dipancarkan oleh matahari berasal
dari reaksi fusi. Energi diproduksi pada bagian dalam matahari dan terkirim ke
permukaan dan kemudian diradiasikan ke luar angkasa.

Matahari merupakan sumber utama bagi kehidupan di bumi, energi yang


dihasilkan oleh matahari berupa energi panas dan energi cahaya yang dipergunakan
makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Intensitas radiasi matahari
yang diterima bumi pada atmosfer terluar cukup besar. Namun ketika menembus
atmosfir maka kurang lebih 30% dari total radiasi terefleksi kembali ke ruang
angkasa, dimana 70% sisanya terserap oleh awan, lautan, dan juga daratan [2].
Untuk setiap tahunnya ada sekitar 3,9×1024 Joule = 1,08×1018KWh dari energi
matahari yang mencapai permukaan bumi, jumlah ini kira-kira 10.000 kali lebih
banyak dari permintaan energi primer secara global tiap tahunnya dan lebih banyak
dari cadangan ketersediaan keseluruhan energi yang ada di bumi. Jadi, dengan
memanfaatkan energi matahari secara optimal, dapat mencukupi seluruh
kebutuhan energi di masa yang akan datang. Sistem photovoltaic tidak
membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem ini juga
membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding
ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari
mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat
langit biru sedang yang benar-benar cerah.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Radiasi Matahari Pada Permukaan Bumi

Radiasi matahari yang dapat diterima oleh permukaan bumi dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu [3]:

1. Radiasi langsung (direct radiation atau beam radiation)

Radiasi langsung adalah radiasi yang diterima dari matahari dalam suatu garis
lurus, tanpa penyebaran oleh atmosfer. Sinarnya sejajar satu sama lain. Oleh karena
itu radiasi langsung dapat meciptakan bayangan .

2. Radiasi tersebar (diffuse radiation)

Radiasi menyebar terdiri dari cahaya yang tersebar oleh atmosfer (udara, awan,
aerosol). Difusi adalah fenomena yang menyebarkan cahaya matahari menuju ke
segala arah. Di langit sinar matahari disebarkan oleh molekul udara, butiran uap air
(awan), dan debu. Tingkat penyebaran sinar matahari sangat bergantung pada
kondisi cuaca. Pada cuaca mendung radiasi menyebar dideskripsikan sebagai
isotropik yaitu radiasi yang identik diterima dari segala arah.

3. Radiasi pantulan (albedo)

Albedo adalah bagian yang dipantulkan oleh bumi, yang bergantung pada
keadaan lingkungan sekitar. Contohnya yaitu salju, dapat memantulkan radiasi
dengan jumlah yang besar. Sedangkan aspal nyaris tidak memantulkan radiasi.
Radiasi total yang diterima permukaan bumi dapat di tunjukkan seperti pada
Gambar 2.1 [4] .

Gambar 2.1 Jenis –jenis radiasi

Universitas Sumatera Utara


Cahaya matahari pada permukaan bumi terdiri dari bagian yang langsung dan
bagian yang baur. Radiasi langsung datang dari arah matahari dan memberikan
bayangan yang kuat pada benda. Sebaliknya radiasi baur yang tersebar dari atas
awan tidak memiliki arah yang jelas tergantung pada keadan awan dan hari tersebut
(ketinggian matahari), baik daya pancar maupun perbandingan antara radiasi
langsung dan baur. Beberapa hal dapat mempengaruhi pengurangan intensitas
radiasi pada atmosfer bumi antara lain sebagai berikut [4] :

1. Pengurangan intensitas karena refleksi (pemantulan) oleh atmosfer bumi.


2. Pengurangan intensitas oleh karena penyerapan zat-zat di dalam atmosfer.
3. Pengurangan intensitas oleh karena Rayleigh scattering.
4. Pengurangan intensitas oleh karena Mie scattering.

Sedangkan radiasi yang jatuh pada permukaan material pada umumnya akan
mengalami refleksi, absorbs, dan transmisi. Dari tiga proses ini maka material akan
memiliki refleksivitas (ρ), adsorbsivitas (ά), dan transmisivitas (τ).

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

2.3.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Pembangkit listrik tenaga surya adalah ramah lingkungan, dan sangat
menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik
menggunakan uap (dengan minyak dan batubara). Perkembangan teknologi dalam
membuat panel surya yang lebih baik dari tingkat efisiensi, pembuatan aki yang
tahan lama, pembuatan alat elektronik yang dapat menggunakan Direct Current,
adalah sangat menguntungkan dari segi pemanfaatan energi surya [2].
Kendati demikian sistem pembangkit listrik tenaga surya saat ini memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Kelebihan penggunaan
listrik tenaga surya [3]:
a. Energi yang terbarukan/tidak pernah habis (berkelanjutan dan
diperbaharui terus menerus).
b. Bersih, ramah lingkungan.
c. Tidak membutuhkan bahan bakar/energi matahari relatif mudah didapat
dimana saja.
d. Umur panel surya investasi jangka panjang.

Universitas Sumatera Utara


e. Praktis, tidak memerlukan perawatan.
f. Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia.
Sedangkan kekurangan dari panel surya adalah sebagai berikut :
a. Harga pemasangan/pembuatan panel surya relatif mahal.
b. Pada malam hari atau saat radiasi matahari berkurang, panel surya sedikit
tidak berfungsi.
c. Membutuhkan perangkat tambahan dalam pemakaiannya.

Panel surya sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga surya,


mendapatkan tenaga listrik pada pagi sampai sore hari sepanjang ada sinar
matahari. Umumnya kita menghitung maksimun sinar matahari yang diubah
menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 12 jam. Tenaga listrik pada pagi - sore
disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari, dimana
tanpa sinar matahari[6].
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar
matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan[4] . Perencanaan terdiri
dari:
a. Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
b. Berapa besar daya yang dihasilkan panel surya (dalam Watt hour), dalam
hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
c. Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan
dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari (Ampere hour).

2.3.2 Photovoltaic

Photovoltaic adalah peristiwa konversi langsung dari cahaya menjadi listrik.


Hal ini menggunakan material yang menyerap foton dari cahaya. Hal tersebut dapat
digunakan untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya. Elemen dasar dari
sebuah sistem fotovoltaik adalah sel surya yang mengkonversi energi matahari
menjadi arus searah. Iradiansi adalah kuantitas yang menggambarkan fluks radiasi
matahari yang sampai pada suatu permukaan (kW/m2) [8].

Kepadatan iradiansi dari matahari di atmosfer luar adalah 1.373 kW/m2 tetapi
kepadatan puncak hanya 1 kW/m2 saat penyinaran akhir sinar matahari pada
permukaan bumi [5]. Adapun prinsip kerja panel surya adalah prinsip p-n junction,

Universitas Sumatera Utara


yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri
dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun
dasar.Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)
sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam
struktur atomnya [9] .

Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping
material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon
tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material
silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Iradiansi mengukur energi radiasi
matahari yang diterima oleh suatu area permukaan pada waktu tertentu. Peran dari
p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron dan hole
bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik.

Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron


akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub
positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada
semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk
medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini
maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak
negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole
bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang .

Gambar 2.2 Model rangkaian sel surya

Gambar 2.2 menunjukkan model rangkaian sel surya sederhana yang terdiri dari
dua buah dioda. Sebuah sel surya tipikal terdiri dari sambungan p-n yang dibentuk
dari material semikonduktor yang mirip diode, adapun gambar struktur sel surya
terlihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.3 Struktur sel surya

Alasan utama mengapa teknologi PV sedang populer adalah karena fakta


bahwa teknologi PV tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak memiliki
bagian yang berputar, memiliki umur yang panjang dan hanya memerlukan sedikit
perawatan [3].

Daya yang dihasilkan dari sebuah panel surya tidak selalu konstan
tergantung waktu dan lingkungan. Untuk kalkulasi data panel surya, diperlukan
persamaan matematis. Berikut adalah rumus matematis yang berhubungan dengan
panel surya terkait faktor pengisian, daya keluaran, daya masukan, dan efisiensi.

(2.1)

(2.2)

(2.3)

(2.4)

Keterangan : Pout = Daya keluaran panel surya (W)

Pin = Daya masukan panel surya (W)

Ƞ = Efisiensi panel surya (% )

Voc = Tegangan rangkaian terbuka (V)

Isc = Arus hubung singkat (A)

G = Intensitas radiasi matahari (W/m2)

A = Luas penampang panel surya (m2)

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengukuran-pengukuran yang dilakukan maka karakteristik
solar cell dapat digambarkan seperti yang diperlihatkan pada Gambar sebelumnya
dimana voc adalah tegangan rangkaian terbuka solar cell dan isc adalah merupakan
arus hubungan singkat solar cel [7], adapun Gambar 2.4 untuk memberitahu
karakteristik solar cell .

Gambar 2.4 Karakteristik Solar cell

Adapun Faktor Pengisian dan efisiensi solar cell dua buah parameter solar
cell telah dibicarakan yaitu arus hubungan singkat dan tegangan rangkaian terbuka.
Pada kurva tegangan arus solar cell, Isc merupakan perpotongan kurva dengan
sumber arus dan Voc adalah perpotongan kurva dengan sumber tegangan seperti
pada Gambar 2.5 berikut [4] :

Gambar 2.5 Kurva arus fungsi tegangan solar cell

Dengan meneliti kurva diatas terlihat bahwa titik-titik pengoperasian dari


solar cell terletak sepanjang kurva, dari sekian banyak titik-titik pengoperasian
diharapkan satu titik pengoperasian khusus yang menghasilkan daya output solar
cell maksimum, yaitu pada titik (Vm,Im).

Daya output akan maksimum bila letak (Vm Im) pada kurva mempunyai
luasan yang lebih besar. Titik (Vm. Im) akan dipergunakan untuk mendefenisikan
parameter solar cell yaitu pengisian (fill factor). Faktor pengisian adalah

10

Universitas Sumatera Utara


perbandingan antara daya maksimum dengan hasil kali tegangan terbuka dan arus
hubungan singkat pada solar cell [6] . Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :

(2.5)

Dimana : Vm = Tegangan Maksimum (V)

Im = Arus Maksimum (A)

Voc = Tegangan Rangkaian Terbuka (V)

Isc = Arus Rangkaian Tertutup (A)

Efisiensi konversi energi radiasi sinar matahari menjadi energi listrik adalah
perbandingan dari daya output dari solar sell dengan daya input. Daya input solar
cell adalah daya total sinar matahari yang masuk ke solar cell, yang secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

(2.6)

Dimana : Pout = daya output solar cell (watt)

Pin = daya input solar sell (watt)

Panel surya sering kali disebut sel fotovoltaik. Sel surya atau sel PV
bergantung pada efek fotovoltaik untuk menyerap energi matahari dan
menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan. Panel
surya merupakan alat yang sangat penting dalam pembangkit listrik tenaga surya,
yang berfungsi untuk mengubah energi surya (matahari) menjadi energi listrik.
Dalam sebuah panel surya ini ada sel surya yang mempunyai peranan penting dalam
panel surya untuk memaksimalkan cahaya matahari.

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan panel surya di indonesia


adalah ketersediaan teknologi untuk produksi. Indonesia masih baru memiliki
industri perakitan sel surya. Bahan baku yang dibutuhkan masih impor dari negara-
negara lain sehingga harga sel surya di Indonesia masih cenderung mahal. Namun
melihat dari sisi sumber energi matahari yang berlimpah sebagai negara

11

Universitas Sumatera Utara


khatulistiwa, sel surya juga merupakan sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan dan tahan lama[6]. Umur sel surya yang dapat diaplikasikan saat ini
berkisar di angka 25 tahun.

Selain itu, berdasarkan data penyinaran yag dihimpun dari 18 lokasi di


Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai
berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di
Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 6,5 KWh/m2 kuadrat setiap hari dengan
variasi bulanan sekitar 10%, dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar
7,1KWh/m2 setip hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Karena alasan inilah
maka Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar [7].

2.3.3 Perhitungan Jumlah Energi PLTS

Kapasitas energi listrik yang dihasilkan oleh sistem PLTS adalah gabungan
dari setiap komponen yang ada pada sistem tersebut. Daya maksimum (wattpeak)
yang dapat dibangkitkan oleh sebuah sistem PLTS dapat dihitung dengan
persamaan [3]:

EL
= PV Area (2.7)
Gav x ηpv x TCF x ηout

Keterangan:
EL = pemakaian energi (kWh/hari)
Gav = intensitas cahaya matahari (kWh/m2 )
ηpv = efisiensi panel surya
TCF = faktor koreksi suhu
ηout = efisiensi keseluruhan sistem panel surya
(baterai,inverter,controller)
PV Area = area panel surya (m2 )
Suhu standar untuk panel surya dapat bekerja secara optimal berada pada
titik 25 ℃ . Jadi akan ada pengurangan daya yang dihasilkan saat suhu naik. Nilai
TCF atau nilai faktor perubahan temperatur dapat dihitung dari rumus-rumus
berikut:

12

Universitas Sumatera Utara


PMpp saat suhu naik
TCF = (2.8)
PMpp
PMpp saat suhu naik = Daya yang dihasilkan saat suhu naik dari 25℃ (W)
PMpp = Daya maksimum panel surya (W)
PMpp saat suhu naik = PMpp - ( 0,5% / ℃ x PMpp x kenaikan suhu)
Efisiensi keseluruhan sistem panel surya diperoleh dari rumus:
ηout = ηb x ηi x ηc (2.9)

Dimana : ηb = efisiensi baterai


ηi = efisiensi inverter
ηc = efisiensi controller
Untuk memperoleh besar tegangan, arus dan daya yang sesuai dengan
kebutuhan, maka panel-panel surya tersebut harus dikombinasikan sedemikian rupa
dalam pemasangannya baik secara seri maupun secara paralel [4]. Adapun
ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh tegangan yang keluar dari panel menjadi lebih besar
maka dua buah atau lebih panel surya harus dihubungkan secara seri.
b. Untuk memperoleh arus yang keluar dari panel menjadi lebih besar maka
dua buah atau lebih panel surya harus dihubungkan secara paralel.
c. Untuk memperoleh daya yang keluar dari panel menjadi lebih maksimal
dan dalam tegangan yang konstan maka panel-panel surya harus
dibungkan secara seri dan secara paralel.
Adapun Gambar untuk melihat karakteristik panel surya bila di pararelkan dan di

pasang seri.

Gambar 2.6 Konfigurasi Panel Surya

13

Universitas Sumatera Utara


Dalam Gambar 2.6 diatas mengilustrasikan bahwa panel surya yang
diparalelkan mendapat arus yang lebih besar namun dengan kapasitas yang berbeda
satu sama lain,hanya saja level tegangan adalah sama, sebaliknya jika diserikan
akan mendapatkan tegangan yang jauh lebih besar namun arus keluaran yang sama.
Adapun kombinasi keduanya pada gambar menunjukkan penyusunan yang ideal
untuk memperoleh kapasitas yang lebih besar tanpa mengeluarkan biaya. Tetapi
sebagai catatan yang perlu diperhatikan yakni [9] :
1. Tipe panel surya harus sama.
2. Sambungan kabel pastikan aman.
3. Pemasangan dioda jangan terbalik dan usahakan dekat dengan panel.
Gunakan terminal sambungan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Solar cell

Enam hal utama yang mempengaruhi kinerja/ performansi dari modul solar
cells panel:

1. Bahan pembuat solar cells

2. Resistansi beban

3. Intensitas cahaya matahari

4. Suhu/ temperatur panel surya

5. Bayangan/ shading

6. Orientasi panel atau Array PV

1. Bahan Pembuat Solar cell


Panel surya terdiri dari sel surya yang dirangkai dalam bentuk seri dan paralel.
Bahan pembuat sel surya pun bermacam-macam, seperti [2]:

a. Crystalline Si cells, merupakan solar sel jenis generasi pertama dan paling
banyak digunakan hingga saat ini. Variasi yang sering dijumpai adalah
Monocrystalline, Polycrystalline, dan Mono-like-multi silicon (MLM).

14

Universitas Sumatera Utara


b. Thin Film, merupakan sel surya generasi kedua dan menggunakan material
yang berbeda dari cystalline. Thin Film dapat membuat panel lebih ringan dan
lebih baik dalam menangkap cahaya, namun efisiensi konversi energinya
masih lebih kecil dibandingkan crystalline.

c. Multijunctiion cells, jenis sel surya ini menggunakan thin film sebagai material
utama, yang dibentuk dalam beberapa layer yang digabungkan menjadi satu.
cell jenis ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi khusus, seperti satelit atau
alat eksplorasi ruang angkasa.

2. Resistansi Beban

Tegangan baterai adalah tegangan operasi dari solar cell panel module, apabila
baterai dihubungkan langsung dengan solar cell panel modul. Sebagai contoh,
umumnya baterai 12 Volt, voltase/ tegangan baterai biasanya antara 11.5 sampai 15
Volts. Untuk dapat mencharge baterai, solar cell panel harus beroperasi pada
voltase yang lebih tinggi dari pada voltase baterai bank.

Effisiensi paling tinggi adalah saat solar panel beroperasi dekat pada maximum
power point. Pada tegangan baterai harus mendekati tegangan Vmp. Apabila
tegangan baterai menurun di bawah Vmp, ataupun meningkat di atas Vmp, maka
effisiensi nya berkurang.

3. Intesitas Cahaya Matahari

Semakin besar intensitas cahaya matahari secara proposional akan menghasilkan


arus yang besar , tetapi bergerak ke bawah yang mengindikasikan menurunnya arus
dan daya. Voltase adalah tidak berubah oleh bermacam-macam intensitas cahaya
matahari. Suhu solar cell panel Sebagaimana suhu solar panel meningkat diatas
standar suhu normal 25o Celcius, efisiensi modul solar panel dan tegangan akan
berkurang.

Sebagaimana, suhu sel meningkat diatas 25 derajat Celcius (suhu solar cell panel
modul, bukan suhu udara), sesuai dengan kenaikan suhu solar cell panel,
menghasilkan tegangan dan daya yang lebih kecil. Panas dalam kasus ini, adalah
hambatan listrik untuk aliran elektron. Untuk itu aliran udara di sekeliling modul

15

Universitas Sumatera Utara


solar panel sangat penting untuk menghilangkan panas yang menyebabkan suhu
solar cell yang tinggi.

4. Suhu Temperatur Solar cell

Idealnya solar panel bekerja pada temperatur standar 25 derajat celcius. Seiring
dengan meningkatnya suhu, maka efisiensi kinerja solar panel juga
menurun. Untuk rata-rata suhu di Indonesia sebesar 25 – 35 derajat celcius, panel
surya mengalami degradasi efisiensi produksi hingga 10%. Untuk mengatasi hal
ini, cara pemasangan solar panel harus diperhatikan. Berikan ruang yang cukup di
bawah solar panel,sehingga aliran udara dapat menurunkan suhu solar panel pada
saat suhu udara dalam puncak tertinggi.

5. Bayangan (Shading)

Solar cell panel, terdiri dari beberapa silikon yang diserikan untuk menghasilkan
daya yang diinginkan. Satu silikon menghasilkan 0.46 Volt, untuk membentuk solar
cell panel 12 Volt, 36 silikon diserikan, hasilnya adalah 0.46 Volt x 36 = 16.56.
Shading adalah dimana salah satu atau lebih sel silikon dari solar cell panel tertutup
dari sinar matahari . Shading akan mengurangi daya yang dihasilkan dari solar cell.
Beberapa jenis solar cell panel modul sangat terpengaruh oleh shading
dibandingkan yang lain. [7] .

6. Orientasi panel atau Array PV

Orientasi dari rangkaian/deretan PV (array) ke arah matahari secara optimum


adalah penting agar panel/deretan PV dapat menghasilkan energi maksimum.
Selain arah orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan PV juga sangat
mempengaruhi hasil energi maksimum. Sebagai contoh: untuk lokasi yang terletak
di belahan Utara, maka panel/deretan PV sebaiknya diorientasikan ke Selatan,
walaupun juga orientasi ke Timur atau ke Barat dapat menghasilkan sejumlah
energi dari panel- panel/deretan PV, tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari
optimum.

16

Universitas Sumatera Utara


2.4 Komponen Utama Dalam Pembangunan PLTS

Untuk dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik diperlukan suatu
alat atau beberapa alat yang disebut komponen. Komponen-komponen ini sangat
berbeda dengan yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik pada pembangkit
tenaga listrik pada umumnya. Adapun Gambar 2.7 komponen utama PLTS adalah
seperti gambar dibawah ini

Gambar 2.7 Komponen utama PLTS

Komponen listrik tenaga surya ini membentuk satu kesatuan yang


terorganisasi sedemikian rupa sehingga dapat bekerja secara maksimal [9]. Satu
saja komponen tersebut rusak atau tidak dapat digunakan, maka proses perubahan
energi cahaya menjadi energi listrik dapat terganggu. Adapun komponen
pembangunan PLTS adalah [1] :

a) Modul Panel Surya


Bagian terkecil dari fotovoltaik adalah sel surya yang pada dasarnya sebuah
foto dioda yang besar dan dapat menghasilkan daya listrik. Fotovoltaik terdiri dari
dua jenis bahan berbeda yang disambungkan melalui suatu bidang junction yang
jika sinar jatuh pada permukaannya akan diubah menjadi listrik arus searah [5] .
Kapasitas modul surya yang dinyatakan dalam Wp dan tersedia dalam beberapa
ukuran. Untuk penggunaan pembangkit, ukuran modul yang lazim digunakan
adalah 80 – 300 Wp permodul.. Adapun Gambar jenis-jenis cell surya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini

Gambar 2.8 Jenis-jenis sel surya


17

Universitas Sumatera Utara


Kebutuhan kapasitas (kW) panel surya ditentukan oleh besar energi (KWh)
yang dibutuhkan beban dalam satu periode dan tingkat radiasi matahari di lokasi.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi efisiensi panel seperti temperatur, koneksi
kabel, inverter, baterai, dan lain-lain, sehingga secara praktek hasil perhitungan
yang diperoleh dikoreksi dengan faktor derating yang umumnya sekitar 0,67%.
Kapasitas kWp dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(2.10)

Dimana : Eo : Energi yang ingin diproduksi (KWh)


H : Tingkat radiasi matahari dilokasi (KWh/m2/hari)
Io : standard iradiasi (1 kW/m2)
Ho : Faktor efisiensi sistem modul (%)
Cf : Faktor koreksi temperatur (1.1-1.5)
PSH : Peak sun hour (jam/hari) minimum dalam periode

ηsm : Efisiensi total sistem (0,67 – 0,75)

KWP : Daya yang dihasilkan solar panel dengan radiasi tertinggi (Wp)

Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan, modul surya disusun secara


berderet yang disebut string. Untuk mendapatkan daya/arus yang diinginkan, string
modul surya disusun secara paralel. Besarnya tegangan string disesuaikan dengan
tegangan masukan inverter.

b) Solar Charge Controller (SCC) atau Battery Charge Controller (BCC)

Solar charge controller berfungsi memastikan agar baterai tidak mengalami


kelebihan pelepasan muatan (over discharge) atau kelebihan pengisian muatan
(over charge) yang dapat mengurangi umur baterai [5] . Solar Charge controller
mampu menjaga tegangan dan arus keluar masuk baterai sesuai kondisi baterai.
Solar charge controller sering disebut dengan battery charge controller. Jika

18

Universitas Sumatera Utara


charge controller menghubungkan panel surya ke baterai atau peralatan lainnya
seperti inverter maka disebut solar charge controller.

Jika bagian ini terhubung dari inverter ke baterai lazim disebut battery charge
controller, namun hal tersebut tidak baku. Walaupun kedua alat ini berfungsi sama,
berbeda dengan SCC, BCC tidak diperlengkapi oleh PWM-MPPT (Pulse Width
Modulation Maximum Power Point Tracking), yaitu kemampuan untuk
mendapatkan daya listrik dari panel surya pada titik maksimumnya [7] .

c) Inverter
Inverter adalah “jantung” dalam sistem suatu PLTS. Inverter berfungsi
mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus bolak
balik (AC). Tegangan DC dari panel surya cenderung tidak konstan sesuai dengan
tingkat radiasi matahari. Tegangan masukan DC yang tidak konstan ini akan diubah
oleh inverter menjadi tegangan AC yang konstan yang siap digunakan atau
disambungkan pada sistem yang ada, misalnya jaringan PLN.
Parameter tegangan dan arus pada keluaran inverter pada umumnya sudah
disesuaikan dengan standar baku nasional/internasional .Saat ini, seluruh inverter
menggunakan komponen elektronika dibagian dalamnya. Teknologi terkini suatu
inverter telah menggunakan IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) [8]. Sebagai
komponen utamanya menggantikan komponen lama BJT, MOSFET, J-FET , SCR
dan lainnya. Karaktersitik IGBT adalah kombinasi keunggulan antara MOSFET
dan BJT.

Pemilihan jenis inverter dalam merencanakan PLTS disesuaikan dengan desain


PLTS yang akan dibuat . Jenis inverter untuk PLTS disesuaikan apakah PLTS On
Grid atau Off Grid atau Hybrid. Inverter untuk sistem On Grid (On Grid Inverter)
harus memiliki kemampuan melepaskan hubungan (islanding system) saat grid
kehilangan tegangan. Inverter untuk sistem PLTS hybrid harus mampu mengubah
arus dari kedua arah yaitu dari DC ke AC dan sebaliknya dari AC ke DC. Oleh
karena itu inverter ini lebih populer disebut bi-directional inverter[9]. Kelengkapan
suatu inverter belum memiliki standard, sehingga produk yang satu dengan lain
tidak sepenuhnya kompatibel.

19

Universitas Sumatera Utara


Ada inverter yang telah dilengkapi fungsi SCC dan atau BCC dan fungsi lainnya
secara terintegrasi. Alat ini lazim disebut juga PCS (Power Conditioner System)
atau Power Conditioner Unit (PCU) [8]. Dibutuhkannya SCC atau BCC tergantung
dari kelengkapan inverter tersebut. Jika inverter telah dilengkapi dengan charge
controller (SCC dan BCC) dibagian internalnya, maka charge controller eksternal
sangat mungkin tidak diperlukan lagi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan inverter [8] adalah:

a) Kapasitas/daya inverter
b) Tegangan masukan inverter
c) Arus masukan inverter
d) Inverter memiliki beberapa kualitas berdasarkan mutu daya keluarannya.
e) Pilih inverter yang menggunakan sistem komutasi elektronik dengan
Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT).
f) Memiliki sistem pengaturan MPPT (Maximum Power Point Tracking)
dengan metoda PWM (Pulse Width Modulation).
g) Mampu bekerja pada temperatur sampai dengan 45 oC.

d) Baterai

Mengingat PLTS sangat tergantung pada kecukupan energi matahari yang


diterima panel surya, maka diperlukan media penyimpan energi sementara bila
sewaktu-waktu panel tidak mendapatkan cukup sinar matahari atau untuk
penggunaan listrik malam hari. Baterai harus ada pada sistem PLTS terutama tipe
Off Grid [3].
Beberapa teknologi baterai yang umum dikenal adalah lead acid, alkalin, NiFe,
Ni-Cad dan Li-ion. Masing-masing jenis baterai memiliki kelemahan dan kelebihan
baik dari segi teknis maupun ekonomi (harga). Baterai lead acid dinilai lebih unggul
dari jenis lain jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut. Baterai lead acid
untuk sistem PLTS berbeda dengan baterai lead acid untuk operasi starting mesin-
mesin seperti baterai mobil. Pada PLTS, baterai yang berfungsi untuk penyimpanan
(storage) juga berbeda dari baterai untuk buffer atau stabilitas.
Baterai untuk pemakaian PLTS lazim dikenal dan menggunakan deep cycle lead
acid [6].

20

Universitas Sumatera Utara


Pada umumnya ada 3 (tiga) tipe disain PLTS [3], yaitu :

1) PLTS Off Grid/stand alone, suatu sistem PLTS yang tidak terhubung dengan
grid/berdiri sendiri .

2) PLTS On Grid, suatu sistem PLTS yang dihubungkan pada grid/sistem


eksisting .

3) PLTS Hybrid, suatu sistem PLTS terintegrasi dengan satu atau beberapa
pembangkit listrik dengan sumber energi primer yang berbeda, dengan pola
operasi terpadu.

2.5 Value Engineering

Value engineering atau rekayasa nilai secara nilai secara umum dapat
diartikan sebagai suatu usaha kreatif dalam mencapai suatu tujuan dengan
mengoptimalkan biaya dan kinerja dari suatu fasilitas atau sistem. Oleh karena itu,
rekayasa nilai diartikan suatu teknik manajemen yang terbukti berhasil, dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk mendapatkan keseimbangan fungsional
dan biaya, kesinambungan dan tambahan manfaat dari suatu barang dan jasa.[5]
Sehingga rekayasa nilai dapat diartikan sebagai :

 Melakukan kajian dengan menjamin fungsinya tetap seperti diinginkan


 Fungsi menjadi tolak ukur dari pencarian alternatif pemecahan masalah.
 Selain adanya kriteria biaya rendah, juga didapatkan kinerja yang tinggi .
 Optimasi biaya dan kinerja untuk mendapatkan manfaat bersih yang besar.
Proses rekayasa nilai dilakukan dalam kerangka sitematis sehingga hasil akhir
yang dicapai sesuai tujuan yang direncanakan, dengan cara-cara sebagai berikut:
 Melakukan indentifikasi masalah dengan mengumpulkan informasi dan data
data dari perencanaan yang telah ada sebelumnya serta dari dokumen
perencanaan proyek yang sedang ditangani. Kemudian, dilakukan perumusan
masalah berdasarkan fakta-fakta yang didapat dari identifikasi masalah.
 Mengkaji obyek dimana rekayasa nilai hendak dilakukan dengan acuan fungsi
dari instalasi tetap, bahkan kalau dapat meningkat. Lalu dihitunglah biaya
alternatif sebagai hasil kajian terhadap fungsi obyeknya.

21

Universitas Sumatera Utara


 Melakukan analisis biaya versus fungsi terhadap beberapa alternatif untuk
mendapatkan solusi terbaik dari segi biaya, fungsi dan kinerja instalasi/obyek.
 Setelah didapatkan solusi terpilih, hasil rekayasa nilainya dikembangkan dan
diverifikasi terhadap standar-standar yang berlaku serta pengalaman
pengalaman lain yang telah dilakukan sebelumnya .
 Kemudian biaya rekayasa nilainya ditetapkan dengan tambahan
pertimbangan-pertimbangan teknis.
Dalam mengukur kelayakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) di kabupaten samosir , diperlukan beberapa parameter berikut: Biaya
Modal , Biaya Perawatan, Payback Periode (PP), Benefit Cost Ratio (BCR) .
a) Biaya Modal
Modal Investasi awal adalah jenis modal yang harus dikeluarkan pada
awal memulai usaha dan biasanya dipakai untuk jangka panjang .
b) Biaya Perawatan
Biaya Perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar alat
tetap bekerja pada kinerja maksimal nya yang dimana biaya itu dikenakan
setiap bulannya .
c) Payback Periode
Payback Periode adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama
waktu yang dibutuhkan agar modal yang ditanamkan dalam suatu usaha
tertentu dapat dikembalikan. Suatu usaha dapat dikatakan layak untuk
dilaksanakan apabila nilai Payback Periode lebih kecil dari nilai ekonomis
usaha tersebut .
d) Pendapatan Pertahun
Pendapatan pertahun adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai
positif (pemasukan) dalam satu tahun.

22

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Adapun Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Raja Kabupaten Samosir untuk
mengetahui data beban, luas daerah dan seberapa besar daya yang dapat
dibangkitkan di Desa Janji Raja, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dengan
koordinat 2°03'-2°40' LU 98°56'-99°40' BT . Penelitian dilaksanakan dalam waktu
tiga hari dari tanggal 11 Juni – 13 Juni 2018 yang dimana direncanakan
pembangunan tersebut di bukit Holbung. Dapat dilihat Gambar 3.1 pemandangan
dari atas Bukit Holbung Desa Janji Raja , Kabupaten Samosir.

Gambar 3.1 Pemandangan dari atas Bukit Holbung Desa Janji Raja Samosir
3.2 Bahan dan Peralatan
Adapun tools yang digunakan dalam penelitian ini adalah software PVsft 6.4.3,
dengan menggunakan software tersebut akan kita dapat merencanakan
pembangunan PLTS dengan memasukan data yang dibutuhkan untuk menjalakan
simulasi tersebut. Dan dapat kita lihat Gambar 3.2 Tampilan software PVsyfst
sebagai berikut.

23

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.2 Tampilan Software PVsyfst 6.4.3
Aplikasi ini dikembangkan oleh fisikawan Andre Mermoud dan insinyur listrik
Michel Villoz software ini dianggap sebagai standar untuk PV sistem desain dan
simulasi di seluruh dunia. Para pengembang mengklaim perangkat lunak ini
dirancang untuk digunakan oleh arsitek, insinyur, peneliti dan mahasiswa. Estimasi
yang akurat , produksi pada tahap perencanaan proyek, studi rinci, ukuran, estimasi
daya dan menghasilkan laporan yang dapat dilihat setelah melakukan simulasi .
software ini berguna untuk estimasi dan perancangan sistem Pembangkit listrik

24

Universitas Sumatera Utara


tenaga surya . Gambar 3.3 menunjukan perancangan sistem panel surya sebagai
berikut :

Gambar 3.3 Perancangan sistem panel surya yang digunakan


Mensimulasikan parameter yang diperlukan oleh desainer sistem PV dan
membantu untuk menghasilkan laporan komprehensif simulasi. Adapun faktor
penghambat yang membuat tidak akurat adalah, dimana program ini tertinggal
adalah kemampuannya untuk menangani analisis bayangan. Itu perspektif alat pada
penggunaan berulang-ulang dan merasa bayangan pada saat simulasi dijalankan
tidak stabil dan tidak memberikan isyarat stabil. Dan dapat kita lihat pada Gambar
3.4 Tampilan kinerja panel surya sebagai berikut .

25

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.4 Tampilan kinerja panel surya pada saat beroperasi
Adapun data pendukung yang digunakan untuk melakukan suatu perencanaan
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya adalah data dari BMKG yang dimana
seberapa besar intesitas cahaya matahari, kecepatan angin, temperature. Adapun
bahan-bahan yang akan digunakan dalam mendukung pembangunan PLTS pada
daerah samosir adalah sebagai berikut , dan gambar panel surya jenis silicon adalah
sebagai berikut

Gambar 3.5 Panel surya jenis material silicon

26

Universitas Sumatera Utara


Adapun spesifikasi panel surya material silicon adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Spesifikasi panel surya material silicon

PHOTOVOLTAIC MODULE
Model panel SI-PoL – 190 P
Daya maksimum 190 W
Tegangan rangkaian terbuka / Voc (DC) 36.8 V
Arus hubung singkat / Isc (DC) 5.16A
Tegangan pada daya maksimum / Vmpp (DC) 22.0 V
Arus pada daya maksimum / Impp (DC) 5.33 A
Toleransi output 0 – (+ 3%)
Effisiensi 13%
Temperatur nominal kerja (-40) – 850C
Berat 8.8 KG
Tegangan sistem maksimum (DC) 1000 V
Arus fuse maksimum 15 A
Teknologi sel Poly – Si
Dimensi 0.674 m x 1.063 m
Dan gambar grafik karakteristik panel surya silicon adalah sebagai berikut:

Gambar 3.6 Karakteristik panel surya silicon


Dan gambar baterai dapat kita lihat pada Gambar 3.7 adalah sebagai berikut

Gambar 3.7 Baterai

27

Universitas Sumatera Utara


Adapun spesifikasi baterai diatas terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Spesifikasi Baterai
BATERAI-S2-1180 AGM
Model baterai BR-S2-1180 AGM
Kapasitas baterai 150 Ah
Tegangan nominal 24 V
Arus fuse maksimum 25 A
Toleransi output 0 – (+ 3%)
Tegangan sistem maksimum (DC) 230 V
Efisiensi 93%
Dimensi 0.579 m x 0,545 m
Adapun gambar inverter dapat kita lihat dibawah ini :

Gambar 3.8 Inverter


Adapun spesifikasi inverter untuk rencana pembangunan PLTS adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Spesifikasi Inverter

INVERTER TRP 378P


Model inverter TRP 378P
Rating Tegangan 24 Vdc/220 ac
Daya maksimum 14 kW
Efisiensi 98%
Arus Nominal / Maximum 17.0/38.8 A
Maximum MPP Voltage 350 V
Dimensi 0.44 m x 0.6 m
Berat 35 KG

28

Universitas Sumatera Utara


Adapun Gambar 3.9 Solar Charge Control dapat kita lihat dibawah ini

Gambar 3.9 Solar Charge Control

Adapun spesifikasi solar charge controller untuk rencana pembangunan PLTS


adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Spesifikasi Solar Charge Controler

CONTROLLER SUNNY BACK UP 2200


Model baterai SUNNY BACK UP 2200
Daya maksimum 18 kW
Efisiensi 93%
Dimensi 0.47 m x 0,445 m

3.3 Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Daya listrik yang dibutuhkan di Desa Janji Raja Kabupaten Samosir .

2. Intesitas cahaya matahari.

3. Temperatur daerah.

4. Kecepatan Angin.

5. Daya keluaran panel surya.

3.4 Prosedur Penelitian

Adapun proses penelitian yang dilakukan pertama kali adalah survey daerah
yang akan di rencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Dengan

29

Universitas Sumatera Utara


mendapat data jumlah penduduk, luas desa, pekerjaan, beban maksimum dan
seberapa besar luas lahan yang dapat di manfaat kan untuk membangun PLTS di
Desa Janji Raja Kabupaten Samosir.

Sedangkan setelah dapat data dari daerah tersebut , maka akan dilakukan
simulasi yang dimana memasukan data yang telah didapat , sehingga didapat hasil
dari simulasi yang kita inginkan dan melakukan analisis terhadap hasil dari simulasi
yang telah di dapat dari hasil proses simulasi. Adapun Gambar diagram alir
penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 3.10 Diagram alir penelitian


Dari flowchart diatas dapat kita peroleh langkah –langkah penelitian :
a) Perumusan masalah yang akan di teliti dalam penelitian .
b) Penetuan data inputan yang sesuai untuk melakukan penelitian .
c) Parameter pendukung penelitian seperti nilai investasi awal, biaya perawatan,
pendapatan bersih pertahun yang didapat dari hasil pembangunan PLTS .
d) Melakukan Analisa dari data yang didapat dari hasil proses simulasi.
e) Menarik kesimpulan setelah melakukan analisa data yang didapat.

30

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Desa Janji Raja Samosir

4.1.1 Profil Desa Janji Raja

Desa Janji Raja masih tergolong kawasan pedalaman dan masih ada beberapa
bangunan yang masih menggunakan rumah adat batak. Desa ini memiliki luas
daerah 295 Hektar yang terdiri dari 42 kepala keluarga dengan jumlah 182
penduduk. Mata pencarian di desa ini adalah nelayan, petani,pegawai negeri sipil,
wiraswasta dan pedagang. Adapun beban pada desa tersebut, lampu rumah, rice
cooker, televisi, pompa air dan kulkas . Adapun luas rumah di Desa Raja Kabupaten
Samosir ada yang 7x5 m2 dan 6x8 m2. Dan di dekat desa tersebut terdapat
perbukitan yang akan direncanakan pembangunan PLTS dengan luas Bukit
Holbung 15 Hektar, serta hal ini berhubungan nantinya untuk rencana pemasangan
panel surya pada daerah tersebut, adapun gambar penampakan desa Janji raja sebagai
berikut.

Gambar 4.1 Penampakan desa Janji Raja dari Kapal Feri

31

Universitas Sumatera Utara


4.1.2 Sistem Kelistrikan Desa Janji Raja Samosir

Semua rumah dalam desa janji raja mempunyai daya listrik berkisar dari
450-900 VA, namun dalam pemakaian energi listriknya tentu berbeda tergantung
dari konsumsi listrik setiap harinya. Dalam hal ini penulis mengelompokkan rata-
rata pemakaian energi listrik dari yang terbesar hingga paling rendah tarifnya Dan
untuk tempat rencana pembangunan PLTS tersebut adalah di bukit holbung yang
dimana luas dari bukit holbung lebih dari 15 Ha, yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Adapun gambar bukit holbung dan
tempat yang akan dibangun pembangunan PLTS adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Rencana lokasi dibangunnya pembangkit listrik tenaga surya

32

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan keterangan dari penghuni yang tinggal di Desa Janji Raja dari
daya paling besar hingga penggunaan daya yang paling kecil bahwa setiap rumah
menggunakan listrik pasca bayar dengan rincian biaya listrik per bulannya sebagai
berikut:
a) Dengan energi terbesar peralatan listrik yang digunakan adalah kulkas,
televisi, lampu dan ricecooker besar energi sebesar 4.845 KWh dengan tarif
listrik sebesar Rp.150.000 per bulan.
b) Dengan menggunakan peralatan listrik lampu, sanyo dan ricecooker besar
energi adalah 1.570 KWh dengan tarif listrik sebesar Rp.20.000 per bulan.
Adapun daftar beban yang terhubung di Desa Janji Raja dengan pemakaian listrik
dalam satu hari adalah sebagai berikut

Tabel 4.1 Pemakaian Listrik Harian Masyarakat Desa Janji Raja

Biaya
Nama Kepala Jumlah Pendapatan Energi
No Beban (jam) Pekerjaan Listrik
Keluarga Manusia (Bulan) (Wh)
(bulan)

Manotan L(6x9) R(1x3) Kepala


1 10 Rp.5.000.000 Rp.60.000 2640
Siringoringo T(1x6) S(1 x3) Desa
Mario L(6x8) S( 1x3)
2 3 Rp.1.200.000 Honorer Rp.50.000 1900
Siringoringo T(1x4)
Hotdin L(6x8) S( 1x3)
3 6 Rp.2.000.000 Petani Rp.45.000 1700
Siringoringo T(1x4)
L(5x8) Pegawai
Rusminten
4 6 Rp.3.000.000 K(1x24) Negeri Rp.80.000 3840
Sibauora
S(1x2) sipil
Patar L(5x8) R(1x3)
5 10 Rp.3.000.000 Wiraswasta Rp.80.000 3840
Siringoringo S(1x3)
L(6x10)
6 Nikson Sinaga 5 Rp.1.000.000 S(1x4) Petani Rp.120.000 4540
K(1x24)
L(7x10)
Ramlan
7 5 Rp.3.000.000 S(1x4) Nelayan Rp.20.000 1570
Siringoringo
R(1x2)
L(9x9) R(2x2)
8 Mantun Sinaga 2 Rp. 6.000.000 Wiraswasta Rp.130.000 4845
K(1x24)
L(6x8) T(1x4) Perangkat
9 Narly Sinaga 3 Rp.2.000.000 Rp.60.000 2330
R(1x2) Desa
K(1x24)
Rambiono
10 5 Rp. 2.500.000 T(1x4) Honorer Rp.130.000 4845
Sinaga
L(5x8) R(1x2)

33

Universitas Sumatera Utara


Faranheit L(6x9) T(1x4)
11 4 Rp.2.000.000 Petani Rp.50.000 1860
Siringoringo R(1x3)
L(5x10)
M. Richard
12 5 Rp.2.500.000 S(1x4) Petani Rp.50.000 2070
Siringoringo
R(1x2) T(1x2)
L(6x10)
Jaminar
13 3 Rp.2.000.000 S(1x3) Nelayan Rp.50.000 1980
Sitinjak
R(1x2)
L(7x10)
Joliman
14 6 Rp.3.000.P000 S(1x3) Petani Rp.60.000 2230
Simbolon
R(1x2)
L(5x10)
15 Marno Sinaga 4 Rp.2.500.000 S(1x4) Petani Rp.50.000 1980
R(1x4)
L(5x10)
Tumpal
16 5 Rp.1.500.000 S(1x4) Petani Rp.50.000 2010
Siringoringo
R(1x2)
L(6x10)
Benro
17 2 Rp.2.000.000 S(1x3) Nelayan Rp.45.000 1830
Siringoringo
R(1x3)
L(6x10)
Hotman
18 4 Rp.2.500.000 S(1x3) Petani Rp.50.000 2070
Parhusip
T(1x3) R(1x3)
Hasiholan L(5x9) S(1x4)
19 5 Rp.2.000.000 Wiraswasta Rp.45.000 1795
Siringoringo R(1x3)
L(6x10)
20 Saurdin Sinaga 3 Rp.2.000.000 S(1x4) Nelayan Rp.70.000 2680
T(1x5) R(1x2)
L(5x10)
Mangahat
21 3 Rp.2.000.000 R(1x3) Petani Rp.50.000 1820
Siringoringo
S(1x3)
L(5x10)
Tison
22 4 Rp.2.500.000 R(1x3) Petani Rp.55.000 2220
Siringoringo
T(1x4) S(1x3)
L(5x10)
Bilhot
23 3 Rp.3.000.000 R(1x3) Petani Rp.55.000 2300
Nainggolan
S(1x3) T(1x4)
Gulasa L(5x9) R(3x1)
24 4 Rp.2.500.000 Petani Rp.55.000 2295
Siringoringo S(1x3) T(1x5)
Marlin L(5x9) R(1x4)
25 5 Rp.2.000.000 Nelayan Rp.50.000 1965
Simbolon T(1x4)
Sumitro L(5x9) R(1x3)
26 6 Rp.2.000.000 Petani Rp.50.000 2175
Siringoringo S(1x3) T(1x4)
Ramot L(5x8) R(1x3)
27 4 Rp.1.500.000 Petani Rp.45.000 1750
Siringoringo T(1x4)
Derman L(6x9) R(1x3)
28 5 Rp.2.500.000 Petani Rp.50.000 2160
Lumbanraja T(1x2) S(1x3)
Jahuria L(5x8) R(1x3)
29 4 Rp.1.500.000 Petani Rp.30.000 1630
Siringoringo T(1x3)
Edu L(5x9) R(1x3)
30 3 Rp.1.500.000 Nelayan Rp.30.000 1635
pandiangan T(1x2)
L(5X9)
Hamin
31 5 Rp.2.000.000 R(1x3) Petani Rp.45.000 1755
Lumbangaol
T(1x3)

34

Universitas Sumatera Utara


Saroha L(5x9) R(1x2)
32 4 Rp.2.500.000 Petani Rp.30.000 1605
Aritonang S(1x3)
33 Karto Sitinjak 2 Rp.2.000.000 L(5x9) R(1x2) Petani Rp.50.000 1985
S(1x2) T(1x4)
Joguntur L(5x9) S(1x3)
34 4 Rp.1.500.000 Nelayan Rp.50.000 1605
Siringoringo R(1x2)
Guara L(5x9) S(1x3)
35 3 Rp.2.000.000 Wiraswasta Rp.50.000 1605
Siringoringo R(1x2)
L(5x10)
Lundak
36 4 Rp.3.000.000 S(1x2) Pedagang Rp.50.000 1630
Sitinjak
R(1x2)
Manogu L(6x9) R(1x2)
37 4 Rp.3.000.000 Petani Rp.80.000 2310
Siringoringo S(1x3) T(1x4)
L(6x10)
Pegawai
Jasihol R(1x3)
38 3 Rp.4.000.000 Negeri Rp.150.000 5190
Siringoringo T(1x4) S(1x3)
Sipil
K(1x24)
L(5x10)
Farel
39 5 Rp.3.000.000 R(1x2) Wiraswasta Rp.80.000 2215
Nainggolan
T(1x3) S(1x3)
L(6x10)
Pegawai
Fransius T(1x4)
40 4 Rp.4.000.000 Negeri Rp.150.000 5190
Siringoringo S(1x3) R(1x3)
Sipil
K(1x24)
L(6x10)
Asa S(1x4)
41 3 Rp.3.000.000 Wiraswasta Rp.85.000 2650
Situmorang T(1x4)
R(1x3)
Sahat L(5x9) S(1x3)
42 4 Rp.3.000.000 Petani Rp.50.000 1905
Lumbangaol T(1x4)

102150
JUMLAH 182
Dimana : L= Lampu (25 Watt)
K= Kulkas (110 Watt)
S= Sanyo (100 Watt)
R= Ricecooker(90 Watt)
T= Televisi (120W)

Pembagian ini berguna nantinya untk menghitung berapa energi listrik rata-rata
tiap hari yang dibutuhkan dan energi yang akan dihasilkan dari pemasangan panel
surya di bukit holbung di Desa Janji Raja Samosir .

4.2 Perancangan Pembangunan PLTS


Sistem pembangkit listrik tenaga surya akan ditempatkan pada bukit Holbung,
sehingga perlu diketahui besar intesitas cahaya matahari, temperatur dan kecepatan
angin. Adapun data yang di dapat dari BMKG tertera pada tabel berikut:

35

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Rata-rata Intesitas Radiasi Matahari (W/m2)
Tahun Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2016 212 180 207 252 154 198 231 222 227 163 124 138
2017 189 205 210 208 192 237 226 211 198 214 176 185
Tabel 4.3 Temperatur (oCelcius)
Tahun Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2016 27.8 27.3 28.8 29.4 28.2 27.5 27.5 27.8 27.5 27 26.9 26.9
2017 26.6 26.9 27.4 28.1 27.7 28.1 28.3 27.4 27.2 27.5 27.1 26.8
Tabel 4.4 Kecepatan Angin (m/s)
Tahun Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2016 2.4 2.4 2.6 2.4 2.1 2.4 2.2 2.2 2.4 2.0 2.2 2.6
2017 2.4 2.6 2.5 2.4 2.2 2.4 2.3 2.3 2.2 2.4 2.4 2.5

Setelah didapat data-data pendukung untuk di lakukannya simulasi nya . Maka


simulasi dilakukakan untuk mendapatkan hasil dari perencanaan pembangkit listrik
tenaga surya . Adapun besar penyinaraan matahari terhadap jam tiap dapat kita lihat
pada grafik dibawah ini

Sudut Penyinaran Matahari


1,4
1,2
Sudut Matahari (º)

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20
Waktu (jam)

Gambar 4.3 Grafik Sudut penyinaran matahari dalam satu hari


Dapat kita lihat, dari grafik bahwa sudut matahari terhadap panel surya pada
jam 12 siang hari sudut matahari yang terbesar, yang dimana cahaya jatuh tepat di
panel surya dan disitu kinerja panel surya maksimum, sehingga dapat dipastikan
bahwa daya maksimum dapat diperoleh pada saat waktu sekitar jam 12 hingga jam
3 siang , sudut penyinaran matahari dimulai dari jam 06.00-18.00 yang dimana

36

Universitas Sumatera Utara


sinar matahari belum mengenai cell pada panel surya. Dan besar intesitas matahari
dalam satu hari sebagai acuan pembangunan ini dapat kita lihat pada grafiik
dibawah ini

Intesitasi Radiasi Matahari


450
Intesitas Radiasi Matahari (W/m²)

400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 6 12 18 24
Waktu (JAM)

Gambar 4.4 Grafik besar intesitas radiasi matahari dalam satu hari
Bila kita lihat dari grafik diatas bahwa intesitas radiasi matahari dimulai pada
jam 6 pagi , yang dimana sinar matahari sudah dapat menghasilkan energi listrik,
dimana besar intesitas matahari masih rendah , dan puncak maksimum intesitas
matahari pada jam 12 sampai jam 2 siang yang dimana matahari bersinar dengan
terik nya dan panel surya bekerja pada nilai maksimum nya , dan intesitas matahari
mulai hilang pada jam 7 malam , karena sinar matahari tidak ada lagi pada daerah
tersebut .
4.3 Simulasi Perancangan Sistem
Pada tahap simulasi ini kita akan mendapat berapa besar daya yang dapat
dibangkit dalam perhari, perbulan dan pertahun, rugi-rugi daya akibat peralatan
yang digunakan serta efisiensi dan keadaan sekitar sangat mempengaruhi daya
keluaran dari sistem tersebut .

37

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.5 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan januari
Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan januari energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 130 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 125 KWh.

Sedangkan untuk daya dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 12.8 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluarannya sebesar 11.3 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 10.9 MWh.

38

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.6 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan febuari
Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan febuari energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 119 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 114 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel
surya tersebut sebesar 11.7 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari
panel surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 10.2 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 9.7 MWh.

39

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.7 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan maret
Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan maret energi yang
dihasilkan dalam satu hari sebesar 142 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 137 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 14.0 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 12.2 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter, ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter

40

Universitas Sumatera Utara


bekerja pada melebihi enerrgi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 11.7 MWh.

Gambar 4.8 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan april


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan april energi yang
dihasilkan dalam satu hari sebesar 128 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 124 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 12.7 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluarannya sebesar 11.0 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut. Adapun rugi-rugi

41

Universitas Sumatera Utara


pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 10.5 MWh.

Gambar 4.9 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan mei


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan mei energi yang
dihasilkan dalam satu hari sebesar 139 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 134 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel
surya tersebut sebesar 13.8 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari
panel surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluarannya sebesar 11.9 MWh. Dan

42

Universitas Sumatera Utara


setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 11.5 MWh.

Gambar 4.10 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan juni


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan juni yang
dihasilkan dalam satu hari sebesar 133 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 128 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel
surya tersebut sebesar 13.2 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari
panel surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 11.5 MWh. Dan

43

Universitas Sumatera Utara


setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah energi pada saat beroperasi dan energi hillang pada saat
inverter bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari
inverter dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 11.0 MWh.

Gambar 4.11 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan juli


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan juli energi yang
dihasilkan dalam satu hari sebesar 140 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 135 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel
surya tersebut sebesar 13.8 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari
panel surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 12.1 MWh. Dan

44

Universitas Sumatera Utara


setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan energi hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 11.6 MWh.

Gambar 4.12 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan agustus


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan agustus energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 129 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 124 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel
surya tersebut sebesar 12.8 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari

45

Universitas Sumatera Utara


panel surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 11.2 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan energi hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 10.8 MWh.

Gambar 4.13 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan september


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan september energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 124 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka daya yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut datang
matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan energi
yang dihasilkannya menjadi 119 KWh.

46

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 12.2 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 10.7 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 10.2 MWh.

Gambar 4.14 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan oktober


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan oktober energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 126 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka energi yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut
datang matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan
energi yang dihasilkannya menjadi 121 KWh.

47

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 12.4 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya, dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 10.9 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter, ada rugi-rugi dari inverter tersebut. Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 10.4 MWh.

Gambar 4.15 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan november


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan november energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 113 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya
tersebut , maka energi yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut

48

Universitas Sumatera Utara


datang matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan
energi yang dihasilkannya menjadi 108 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 11.1 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 9.8 MWh. Dan setelah
lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi pada
inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter bekerja
pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter dan yang
disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 9.4 MWh.

Gambar 4.16 Diagram energi yang dihasilkan pada bulan desember


Dari diagram tersebut dapat kita analisa , bahwa pada bulan desember energi
yang dihasilkan dalam satu hari sebesar 116 KWh dengan luas daerah untuk
pembangunan PLTS sebesar 794 m2, tetapi akibat dari faktor efisiensi dari
penyinaran pada panel surya tidak semua nya tepat tegak lurus terhadap panel surya

49

Universitas Sumatera Utara


tersebut , maka energi yang dihasilkan setelah dikurangi rugi-rugi akibat sudut
datang matahari dan temperatur standart yang dimana sangat mempengaruhi, dan
energi yang dihasilkannya menjadi 111 KWh.

Sedangkan untuk energi dalam satu bulan yang dibangkitkan oleh panel surya
tersebut sebesar 11.4 MWh, akibat dari rugi-rugi panel surya kualitas dari panel
surya dan pemasangan panel surya , dan instalasi kabel yang digunakan untuk
memasang panel surya sehingga energi keluaran nya sebesar 10.0 MWh. Dan
setelah lewat dari inverter , ada rugi-rugi dari inverter tersebut . Adapun rugi-rugi
pada inverter adalah daya pada saat beroperasi dan daya hillang pada saat inverter
bekerja pada melebihi energi maksimumnya sehingga keluaran akhir dari inverter
dan yang disuplai kebeban dalam satu bulan sebesar 9.7 MWh.

Setelah kita tau berapa besar beban yang dapat dihasilkan dalam perhari
,bulan dan tahun, waktu nya merancang gimana sistem tersebut dipasang (instalasi).
Adapun diagram satu garis dari sistem ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.17 Blok diagram perencaanan sistem PLTS Desa Janji Raja Samosir

Besar daya yang dibangkitkan dan diterima dapat kita lihat pada grafik batang
dibawah ini .

50

Universitas Sumatera Utara


Energi Dibangkitkan Vs Energi
Diterima(Hari)
160
140
120

ENERGI (KWH)
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN
Energi Dibangkitkan(KWh) Energi Diterima (KWh)

Gambar 4.18 Grafik Energi yang dibangkitkan Vs daya yang diterima satu hari

Analisa dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa daya yang dihasilkan dalam
perhari tiap bulan nya berbeda karena ada faktor yang mempengaruhi kinerja panel
tersebut, faktor penyebab nya adalah IAM Factor on Global adalah faktor dari
keadaan lingkungan sekitar ,pantulan, dan sudut datang matahrari. Besar energi
yang paling besar adalah saat bulan Maret sebesar 142 KWh yang dibangkitkan dan
diterima 137 KWh. Untuk besar energi yang dibangkitkan dan diterima tiap
bulannya dapat kita lihat dari grafik dibawah ini .

Energi Dibangkitkan Vs Energi


Diterima (Bulan)
16
14
ENERGI (MWH)

12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN

Energi Dibangkitkan (MWh) Energi Diterima (MWh)

Gambar 4.19 Grafik energi yang dibangkitkan Vs daya yang diterima satu bulan

Analisanya adalah dapat kita lihat dari grafik bahwa daya yang dihasilkan dalam
tiap bulan nya berbeda karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

51

Universitas Sumatera Utara


panel tersebut, faktor penyebab nya adalah adalah factor PV loss Irradiance Level,
Temperature, Quallity Module, Ohmic Wiring Losss dan Inverter During
Operation . Besar energi yang paling besar adalah bulan Juli sebesar 13.8 MWh
yang dibangkitkan dan diterima 11,6 MWh. Besar energi yang dapat dimanfaatkan
sebesar 127.4 MWh dalam satu tahun.

4.4 Pengolahan Data Biaya Investasi

Investasi awal sistem PLTS yang di teliti hanya mengacu kepada biaya
komponen-komponen utama PLTS dan tidak memperhitungkan biaya pemasangan
rak panel, biaya instalasi serta biaya teknis lainnya sistem PLTS. Keseluruhan
informasi untuk harga setiap komponen biaya investasi awal sistem PLTS
didapatkan dengan mencari informasi dari internet dan membaca beberapa referensi
dari literatur yang membahas mengenai implementasi sistem panel surya.
Pembangunan PLTS di bukit Holbung Desa Janji Raja Kabupaten Samosir akan
memakai lahan sebesar 794 m2 dengan menggunakan panel surya sebanyak 540
buah, inverter 19 buah, controller 19 buah dan baterai sebanyak 30 buah. Adapun
rinciannya seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Daftar Harga Komponen Sistem PLTS

Nama Jumlah Satuan Harga Total Harga


Komponen

Panel surya 540 Buah Rp. 2.200.000,- Rp.1.188.000.000,-

Baterai 30 Buah Rp. 3.300.000,- Rp. 99.000.000,-

Controller 19 Buah Rp. 27.000.000,- Rp. 513.000.000,-

Inverter 19 Buah Rp. 20.500.000,- Rp. 389.500.000,-

Maka Investasi awal dari keseluruhan biaya yang akan dikenakan dalam
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya adalah Rp.2.189.500.000,- , Adapun
biaya perawatan hamper tidak ada karena sistem bekerja tidak membutuhkan gerak
,tetapi bisa dibuat biaya untuk membersihkan panel sebesar Rp.2.000.000,- agar
kinerja panel tetap berkerja secara optimal. Tetapi dengan dibangun nya

52

Universitas Sumatera Utara


pembangkit listrik tersebut , desa akan lebih maju dan penerangan atau penggunaan
listrik tidak akan terputus . karena masih memiliki cadangan dari sinar matahari
yang dimana sistem pertama masih menggunakan dari PLN.

4.5 Hasil pendapatan dari energi yang dihasilkan sistem PLTS

Melihat Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2017 tentang Pemanfaatan


Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, biaya penjualan
energi listrik PLTS untuk daerah Sumatera Utara sesuai dengan Biaya Pokok
Produksi setempat dikenakan Rp.1247,-/KWh. Dan bagaimana mekanisme
penjualan ke pln harus di kordinasikan ke pihak PLN. Dari hasil simulasi yang kita
dapat bahwa jumlah daya yang dihasilkan dalam perbulan beda-beda. Dari situ kita
dapat menyimpulkan seberapa energi lebih yang dapat dijual ke PLN . dengan
beban 102.15 KWh dalam satu bulan energi rata yang digunakan sebesar 3.0645
MWh .
Tabel 4.6 Energi yang dihasilkan dalam perbulan

Bulan Energi (MWh) Keuntungan

Januari 10.9 Rp.9.770.868.5,-

Febuari 9.7 Rp.8.274.468.5,-

Maret 11.7 Rp.10.768.468.5,-

April 10.5 Rp.9.272.068.5,-

Mei 11.5 Rp.10.519.068.5,-

Juni 11 Rp.9.895.568.5,-

Juli 11.6 Rp.10.643.768.5,-

Agustus 10.8 Rp.9.646.168.5,-

September 10.2 Rp.8.897.968.5,-

Oktober 10.4 Rp.9.147.368.5,-

53

Universitas Sumatera Utara


November 9.4 Rp.7.900.368.5,-

Desember 9.7 Rp.8.274.468.5,-

Jumlah 127.4 Rp.113.005.245,-

Maka dapat kita lihat dari hasil pembangkitan tenaga listrik dalam 1 tahun
dengan energi sebesar 127.4 MWh dengan dapat keuntungan dengan
Rp.113.005.245,- (Seratus tiga belas juta lima ribu dua ratus empat puluh lima
rupiah). Dan untuk mengembalikan seluruh dana investasi awal yang digunakan
adalah sekitar 20 tahun sebesar Rp. 2.260.000.1000,- dan besar investasi awal
Rp.2.189.500.000,-, dari tahun ke-20 kita sudah mendapatkan keuntungan bersih
sebesar Rp.70.000.600,- . Dan bila kita lihat dari sistem yang ada pada daerah
tersebut dari gambar dibawah ini adalah .

Gambar 4.20 Single Diagram sistem jaringan tegangan menengah PT.PLN

(Persero) Rayon Dolok Sanggul.

54

Universitas Sumatera Utara


Dan bila kita perbesar untuk jaringan sistem dari Gardu induk Tele sampai ke Desa
Janji Raja dapat kita lihat sebagai berikut :

Gambar 4.21 Single line diagram sistem jaringan tegangan menengah dari Gardu

Induk Tele sampai Desa Janji Raja.

Adapun komponen peralatan listrik yang digunakan untuk melakukan penyaluran

energi listrik dari gardu induk hingga ke beban adalah sebagai berikut :

55

Universitas Sumatera Utara


1. Trafo Distribusi
Merk : Sintra
Unit : 1 Unit
Harga : Rp. 25.000.000,-
Fasa :3
Frekuensi : 50 Hz
Daya Maksimal : 25 KVA
Tegangan Sekunder : 400 V
Arus Maksimum : 39,78 A
Tipe pendingin : ONAN
2. Fuse Cut off
Merk : Busman Fuse
Harga : Rp.825.000,-
Imax : 6.3 A
Unit : 3 Unit
3. Arrester
Merk : Namasung Lightining Arrester
Harga : Rp.645.000,-
Unit : 6 Unit
Tegangan Maximum : 24 KV
I Max : 5 KA
Bahan : Keramik
4 . Panel Distribusi
Merk : Power Solution
Harga : Rp.2.750.000,-
Unit : 2 Unit
Ukuran : 40 X 60 cm

5. Tiang Listrik

Merk : Smart Indo Cahaya Gemilang

Harga : Rp.6.000.000,-

Unit : 1.152 Unit

56

Universitas Sumatera Utara


Panjang : 14 m

Diameter : 267.4 mm

Berat : 389 Kg

7. Isolator

Merk : Markatim

Harga : Rp.200.000,-

Unit : 3.456 Unit

Tegangan Kerja : 24 KV

8. Konduktor

Merk : PT.Pusat Petir

Harga : Rp.43.700,-/ Meter

Jenis Kabel : AAAC 240 mm

Unit : 3 Unit

Panjang : 46,11 KM

Maka Investasi Awal dalam pembangunan sistem untuk mengaliri listrik didesa

Janji Raja adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Investasi awal pembangunan sistem tenaga listrik Desa Janji Raja

Nama Jumlah Satuan Harga Total Harga


Komponen

Transformator 1 Unit Rp.25.000.000,- Rp.25.000.000,-


Distribusi

Fuse Cut Off 3 Buah Rp. 825.000 ,- Rp.2.475.000,-

Arrester 6 Buah Rp.645.000,- Rp. 3.870.000,-

Panel Disribusi 2 Unit Rp. 2.750.000,- Rp. 5.500.000,-

57

Universitas Sumatera Utara


Tiang Listrik 1152 Unit Rp.6.000.000,- Rp.6.912.000.000,-

Isolator 3456 Unit Rp.200.000,- Rp.691.200.000,-

Konduktor 46110 Meter Rp. 43.700,- Rp. 2.015.007.000,-

Maka dapat kita lihat harga investasi awal pembangunan sistem tenaga listrik yang
dari PLN membuat harga lebih besar sebesar Rp. 9.655.052.000,- dan kita dapat
membandingkan juga harga listrik per kWh nya Rp.415.00,-. Maka untuk besar
beban di Desa selama sebulan sebesar 3.0645 MWh maka didapat Rp.1.271.767,-.

58

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan


adalah sebagai berikut :

1. Dengan intesitas radiasi matahari yang mencapai 200-400 W/m2 luas daerah
295 Ha dan bukit holbung yang terbentang dengan luas 15 Ha, serta lahan
seluas 794 m2 yang dapat menghasilkan energi sebesar 124.7 MWh dalam
satu tahun yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik utama
maupun cadangan,sehingga desa tersebut tidak mengalami mati listrik bila
PLN defisit listrik.
2. Sistem PLTS membutuhkan biaya yang sangat besar untuk skala desa dari
segi ekonomis. Selain dari biaya investasi awal yang sangat besar yaitu
Rp.2.189.500.000,-, pada umumnya bila infrastruktur dibenahi maka
wisatawan akan datang sehinga semakin tinggi pemakaian listrik, sehingga
daerah tersebut dapat meningkatkan ekonomi dan kesejaterhaan desa .
3. Perencanaan sistem PLTS ini mendapat keuntungan , karena adanya surplus
listrik akibat dari energi berlebih yang tidak di komsumsi oleh masyarakat,
yang dimana dapat dimanfaatkan untuk dijual kembali ke pihak PLN
dengan mekanisme atau kordinasi dengan PLN. Besar keuntungan yang
dapat dalam satu tahun sebesar Rp.113.005.245,- yang dimana dapat
mengembalikan modal (investasi awal) dalam jangka 20 tahun .
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dibeikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengukur langsung berapa
besar intesitas radiasi matahari dalam satu hari, dan melihat langsung
karakteristik dari panel surya yang akan kita gunakan. Sehingga kita
mendapat jenis panel, inverter, controller dan baterai yang cocok digunakan
dalam pembangunan PLTS pada desa tersebut .

59

Universitas Sumatera Utara


2. Penelitian selanjutnya, peneliti dapat membandingkan dengan penggunaan
simulasi dengan mengukur langsung dengan alat ukur yang akurat, sehingga
dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat.

60

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

[1] Luque, Antonio.”Handbook Of Photovoltaic Science and


Engineering”.John Willey and Sons Ltd. USA.2003

[2] Roos,Carolyn.”Solar Electric System Design,Operation and Installation”


TheEnergy Trust of Oregon.Inc.USA.2009

[3] Michael ,Boxwell. “The Solar Electricity Handbook: A Simple, Practical


Guide to Solar Energy - Designing and Installing Photovoltaic Solar
Electric Systems”. Ed. Ke-11. Warwickshire: Greenstream
Publishing.UK. 2017

[4] Arismunandar , Wiranto.” Teknologi Rekayasa surya”. Cetakan Pertama,


PT . Pradnya Paramita, Jakarta.1995

[5] Patel,Mukund R .”Wind And Solar Power System ”. U.S. Merchant Marine
Academy Kings Point :CRC Press .New York USA .1999

[6] T. Maskvart ,L. Castaner. “Practical Handbook of Photovoltaics”.


Elseiver Science, Ltd.UK. 2003

[7] Napao,Jhon Mark .”Break –Even Distance Analysis Of Residential Solar


Photovoltaic System and Line Extension for off-Grid Electrification
Methodology in The Philppines”.IEEE International Conference on
Environment and Electrical Engineering .Pages 1-5.Philppines.2017

[8] Kawasaki,O. “Characteristic Modeling Analysis and Simulation of Solar


PV Module”. Proceedings of 1994 IEEE 1st World Conference on
Photovoltaic Energy Conversion - WCPEC (A Joint Conference of PVSC,
PVSEC and PSEC).Volume.2.Pages 2100-2103.New Delhi.2015

[9] Jiang.L,Lian.”Power Variabillity of Small Scale PV Systems Caused By


Shading From passing Clouds in Tropical Region “.IEEE 43rd
Photovoltaic Specialist Conference (PVSC).Pages 3159-
3164.Singapore.2016.

61

Universitas Sumatera Utara


[10] https://indonesian.alibaba.com/promotion/promotion_10-mva-power-
transformer-price-promotion-list.html

[11] https://www.indolistrik.com/listrik24kv-pln/fuse-cut-out

[12] https://www.tokopedia.com/upsku/panel-listrik-3-phase-sesuai
pesanan?gclid=Cj0KCQjwuafdBRDmARIsAPpBmVWHMM3aBji7FlxF
w_2qNh6KOs_30UQcp1z3MlpNsVYbHY8bpkH_yaoaAl0hEALw_wcB

[13] http://pusatantipetir.com/kabel-listrik-aaac-240mm-kabel-aluminium-
a3c-240-mm/

62

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner
Universitas Sumatera Utara
Scanned with CamScanner

Anda mungkin juga menyukai