Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL,SEKSUAL & SPIRITUAL

Disusun Oleh:
Kelompok 6. :
-Arfadilla Vitaloka (202105055)
-Astri Defiana Putri (202105068)
- Nanda Dwi Oktaviani (202105054)
-Ulfi Nuraini (202105089)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Falsasah dan Teori Keperawatan kami
yang telah berkontribusi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Bekasi, 20 Oktober 2021


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………..
…………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………..
………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..
…………………………. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………..
…………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………..
…………………………. 1
1.3. Tujuan …………...…………………………………………..
………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN ….……………..………………………………..……………..
……. 2
2.1. Sejarah kebutuhan psikososial …….…………………………………... 2
2.2. Definisi teori kebutuhan psikososial …….………..... 2
2.3. Penyimpangan pada orang dewasa, bentuk abnormalis seksual akibat dorongan
seksual abnormal dan masalah yang berkaitan dengan seksual
BAB III PENUTUP
…………………………………………………………………………….. 6
3.1. Kesimpulan
…………………………………………………………………................... 6

3.2. Saran.............................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling utama, mempunyai beberapa
kebutuhan dasar yang harus terpenuhi jika ingin dalam keadaan sehat dan seimbang.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Keadaan seimbang fisiologis dan psikologis itulah yang akan kita capai dalam
membantu memenuhi kebutuhan klien yang kita asuh. Untuk itu teman-teman kami
ajak untuk bersama-sama belajar tentang konsep kebutuhan dasar manusia.
Konsep Kebutuhan Psikososial, Sexual dan Spiritual Ada tiga konsep kebutuhan
dasar yang berikut ini, yaitu kebutuhan psikososial adalah setiap perubahan dalam
kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai
pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai
pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak
sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa Depkes, 2011.
Yang kedua adalah kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa
ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik feed back
antara kedua individu tersebut. Kata seks sering digunakan dalam dua cara. Paling
umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu
aktivitas seksual genital. Seksualitas di lain pihak adalah istilah yang lebih luas.
Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang berbeda atau sama dan mencangkup pikiran, pengalaman, pelajaran,
ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Sedangkan konsep kebutuhan spiritual adalah yang
ketiga, memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih: energi, transendensi diri,
keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan nilai, kekuatan
batiniah, harmoni dan batin nurani. Spiritualitas memberikan individu energi yang
dibutuhkan untuk menemukan diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang
sulit dan untuk memelihara kesehatan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui Kebutuhan Psikososial
2. Mengetahui Kebutuhan Seksual
3. Mengetahui Kebutuhan Spirtual
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan berbagai referensi yaitu dari pengambilan
data dari website,buku dan karya ilmiah yang membahas tentang kebutuhan
Psikososial,Seksual dan Spiratural.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika Penulisan makalah ini ini akan disusun dalam 3 bab yang
dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pokok pembahasan dalam
penulisan, sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan mencerna masalah –
masalah yang akan dibahas.
Dalam Bab Pertama ini berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari : Latar
Belakang,Tujuan,metode penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Bab Kedua Berisi tentang Landasan Teori yang membahas tentang : kebutuhan
psikososial,seksual dan spiritual.Bab ketiga berisi tentang penutup yang terdiri
dari:kesimpulan saran dan saran dan terakhir Daftar Pustaka
BAB II
Landasan Teori
2.1 Kebutuhan Psikososial
a. Definisi
Kebutuhan Psikososial Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan
menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap
individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan
sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya.
Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus
membina hubungan interpersonal positif . Setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik
yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah
kejiwaan dan kemasyarakatan, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial atau gejolak sosial
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes, 2011). Masalah
psikososial yaitu masalah-masalah bersifat psikologis ataupun sosial yang timbul akibat
perubahan dalam kehidupan individu. Masalah psikologis mempunyai pengaruh timbal balik
dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa (atau
gangguan kesehatan lainnya). Sebaiknya masalah kesehatan jiwa juga dapat berdampak pada
lingkungan sosial individu.
Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam
kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan penyesuaian diri (Adaptasi)
untuk menanggulangi stressor (tekanan mental) yang timbul. Namun tidak semua orang mampu
melakukan adaptasi sehingga timbullah keluhan-keluhan jiwa salah satunya adalah skizofrenia
Kebutuhan dasar yang paling dibutuhkan oleh individu yang mengalami harga diri rendah adalah
kebutuhan harga diri.

b. Kebutuhan-Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham maslow atau yang di sebut dhierarki
kebutuhan maslow yang meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki maslow. Umum nya,
seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu
memenuhi kebutuhan fisiologi nya. Merupakan kebutuhan primer dan mutlak harus
dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan kehidupan bagi tiap
manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi
maka dapat mempengaruhi kebutuhan lainnya. Kebutuhan fisiologi meliputi: oksigen,
cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari rasa nyeri, pengaturan suhu tubuh,
seksual, dan lain sebagainya.
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety And Security Needs) Kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang di maksud adalah aman dari berbagai aspek baik
fisiologis maupun psikologis. Ancaman terhadap keselamatan dan keamanan fisik
seseorang dapat dikategorikan kedalam ancaman mekanik, kimia, ternal dan bakteri.
Keselamatan dan keamanan
dalam konteks secara fisiologi berhubungan dengan suatu yang mengancam tubuh
seseorang dan kehidupannya. Ancaman bias nyata atau imajinasi, misalnya penyakit,
nyeri, cemas, dan lain sebagainya.
c. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (Love And Belonging Needs)
Kebutuhan rasa cinta adalah kebutuhan saling memiliki dan di miliki terdiri dari memberi
dan menerima kasih sayang, perasaan di miliki dan hubungan yang berarti dengan orang
lain. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk
menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau hubungan emosional dengan orang
lain.
d. Kebutuhan harga diri (Self-Esteem Needs)
Kebutuhan harga diri ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain,
penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Terpenuhnya kebutuhan harga diri
menjadi pasien mampu untuk menggali kemampuan dan kepercayaan dirinya sehingga
membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri. Untuk itu, perlu penanganan berupa
asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar harga dirinya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Needs For Self Actualization)
Kebutuhan aktualisasi menurut kebutuhan tertinggi dalam piramida hierarki maslow yang
meliputi dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri),
belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri, tidak emosional. Oleh karenanya untuk
mencapai tingkat kebutuhan aktualisasi diri ini banyak hambatan yang menghalanginya.
Secara umum hambatan tersebut terbagi dua yaitu internal dan eksternal. Hambatan
internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang. Seperti ketidaktahuan
akan potensi diri serta perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri.
Konsep hierarki maslow ini menjelaskan bahwa manusia senatiasa
berubah menurut kebutuhan nya, jika seseorang merasa puas, ia akan menikmati
kesejahteraan dan bebas untuk berkembang menuju potensi yang lebih besar. Sebalik
nya, jika proses pemenuhan kebutuhan ini terganggu maka
akan timbul kondisi patologis.(Mubarak, 2008).

2.2 Kebutuhan Seksual


a. Definisi Seksual
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang indivudu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi hubungan timbal balik (feed back) antara kedua individu tersebut. Kata
seks sering digunakan dalam dua cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada
bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktifitas seksual genital. Seksualitas dilain pihak
adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan
dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda atau sama dan mencangkup pikiran,
pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Perkembangan seks manusia
berbeda dengan binatang dan bersifat kompleks. Jika pada binatang seks hanya untuk
kepentingan mempertahankan generasi atau keturunan dan dilakukan pada musim
tertentu dan berdasarkan dorongan insting. Pada manusia seksual berkaitan dengan
biologis, fisiologis, psikologis, sosial dan norma yang berlaku. Hubungan seks manusia
dapat dikatakan bersifat sakral dan mulia sehingga secara wajar hanya dibenarkan dalam
ikatan pernikahan.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling
menghargai, memperhatikan, dan menyayangi, sehingga terjadi hubungan timbal balik
antara kedua individu tersebut (Potter & Perry, 2005). Kebutuhan seksual menjadi salah
satu kebutuhan manusia yang sangat penting bagi manusia, dan berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia (Taylor, 2015). Kebutuhan seksual yang
memuaskan dapat menjaga keharmonisan pasangan meskipun hal itu bukan satu-satunya
yang dapat memegang andil kerukunan rumah tangga (Hidayat 2006). Kepuasan seksual
merupakan suatu bentuk kedekatan seksual yang dirasakan oleh pasangan dalam wilayah
interpersonal, yaitu dalam kualitas komunikasi seksual, penyingkapan hubungan seksual
dan keseimbangan hubungan seksual. Stabilitas emosi dan kesejahteraan psikologis,
berkontribusi dalam kehidupan seksual yang memuaskan (Andrews, 2009).
Kepuasan seksual adalah konstruksi luas yang terkait erat dengan kepuasan
hubungan secara keseluruhan. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa kepuasan
seksual secara positif terkait dengan indikator kualitas hubungan seperti cinta, komitmen,
dan stabilitas, dan berbanding terbalik dengan kemungkinan perceraian. Banyak faktor
telah didiskusikan sebagai kontribusi terhadap kepuasan seksual seorang wanita. Ini
termasuk faktor sosial seperti usia, status perkawinan, dan tingkat pendapatan
kepribadian / faktor afektif seperti harga diri, rasa bersalah seksual, keegoisan, empati,
lekas marah, dan kemarahan dan variabel latar belakang seperti kasih sayang fisik, sikap
seksual positif dalam keluarga asal, dan pendidikan seksual (Meston, 2005).
Kepuasan dengan aktivitas seksual penting dan berhubungan dengan kualitas hidup.
Menurut Mccall (2008) dan Waite & Wang (2016), kebutuhan seksualitas yang
berkualitas memberikan dampak berupa penurunan tingkat stress, meningkatkan daya
tahan tubuh, meningkatkan kesehatan jantung, dan tentunya meningkatkan kualitas hidup.
Sementara seks, seksualitas dan perilaku seksual berpotensi peningkatan terhadap tingkat
gejala depresi yang lebih rendah, kepuasan terhadap body image, dan harga diri yang
lebih tinggi. faktor-faktor penentu kualitas hidup telah banyak dilaporkan untuk
mengidentifikasi status kesehatan.
Namun pada wanita, ada masalah yang akan dihadapinya dalam memenuhi
kebutuhan seksual tersebut terkait dengan usia mereka yaitu usia dimulainya masa
klimakterium. Klimakterium merupakan hal yang tidak bisa ditolak dan menjadi
gambaran yang mengerikan bagi sebagian besar wanita. Wanita yang mengalami
klimakterium digambarkan sebagai wanita yang sensitif, mudah menangis, emosi yang
berubah-rubah dan perasaan tidak menarik seperti masa-masa mudanya. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita tersebut semakin membuat perasaan tidak nyaman
pada wanita yang tengah mengalami fase klimakterium (Pedro, 2006). Sebuah studi
berbasis komunitas menunj ukkan bahwa prevalensi disfungsi seksual pada semua
wanita berkisar antara 25% dan 63%. Prevalensi disfungsi seksual pada wanita
pascamenopause berkisar antara 68% sampai 86,5% (Addis et al., 2006).
Aspek dari kebutuhan seksual Aspek biologis aspek ini kita memandang seksual
seperti pandangan anatomi dan fisiologis dari sistem reproduksi (seksual) kemampuan
organ seks, dan adanya hormonal serta sistem sarap yang berfungsi atau berhubungan
dengan kebutuhan seksual.Aspek psikologis aspek ini merupakan pandangan terhadap
indentitas jenis kelamin sebuah perasaan dari diri terhadap kesadaran identitasnya serta
memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain. Misalnya kalau
perempuan, merasa tertarik dengan laki-laki, akan berhias mempercantik diri bila
bertemu laki-laki, demikian pula sebaliknya. Aspek sosial budaya merupakan pandangan
budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap keutuhan seksual serta
prilakunya di masyarakat.
b. Perkembangan Seksual
Masa pranatal dan bayi Masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai
berkembang. berkembangnya organ seksual maupun merespon rangsangan, seperti
adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagian pada wanita. Perilaku ini
terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang (Sigmund Freud)
Tahap perkembangan psiko seksual pada masa ini adalah :
1. Tahap oral, terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan, atau kenikmantan m
dapat dicapai dengan menghisap, mengigit, mengunyah, atau bersuara.
2. Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada saat ini terjadi pada saat
pengeluaran feses. Anak mulai menujukan keakuanya, sikapnya sangat narsistik (cinta
terhadap diri sendiri), dan egois, anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya.
• Fase Kanak-kanak Pada masa kanak-kanak perkembangan seksual bagi menjadi dua,
yaitu1) Tahap oedipal atau falik terjadi pada usia 3-5 tahun, rangsangan terjadi pada
otoerotis yaitu meraba-raba bagian erogenya, mulai menyukai lawan jenis. Anak laki-laki
cendrung suka pada ibunya dari pada bapaknya dan sebaliknya pada anak perempuan
serta mulai megenal jenis kelamin yang di milikinya serta mulai interaksi dengan figur
orang tuanya.
3. Tahap laten terjadi pada usia 5-13 tahun pada masa ini mulai memasukai masa
puberitas dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial
c) Masa pubertas Masa ini sudah mencapai kematangan fisik dan aspek sosial, dan akan
terjadi kematangan psikologis. Terjadi perubahan ditandai denga adanya citra tubuh,
perhatian yang sengat besar terhadap perubahan fungsi tubuh, pembelajaran tentang
prilaku, kondisi sosial. Tahap genital terjadi pada umur
d) Masa dewasa muda dan pertengahan umur Pada tahap ini perkembangan fisik sudah
cukup dan ciri seks sekunder mencapai puncaknya yaitu pada usia 18-30 tahun pada masa
ini terjadi perubahan hormonal pada wanita ditandai dengan penurunan estrogen,
pengecilan payudara dan vagina penurunan cairan vagina selanjutnya akan terjadi
penurunan reaksi ereksi, pada pria ditandai dengan penurunan ukuran penis dan semen
c. Penyimpangan Pada Orang Dewasa ,Bentuk Abnormalis Seksual Akibat
Dorongan Seksual Abnormal dan Masalah yang Berkaitan Dengan
Seksual
Penyimpangan-Penyimpangan Seksual pada Orang Dewasa:
a. Pedofilia kepuasanseksualdapatdicapaipadaobjekanak-anakdisebabkan kelainan
mental
b. Eksibisionisme dicapai dengan mempertontonkan alat kelamin didepan umum
c. Fetisisme kepuasan dapat dicapai dengan mengunakan benda seks seperti sepatu hak
tinggi, pakaian dalam, stoking atau lain-lain disebabkan karena eksperimen seksual dan
bedah pergantian kelamin
d. Transvestisme kepuasan seksual dicapai dengan mengunakan pakaian lawan jenis dan
melakukan peran seks yang berlawanan misalnya pria yang senang menggunakan pakaian
dalam wanita
e. Transeksualisme bentuk penyimpangan seksulitas ditandai dengan perasaan tidak
senang terhadap alat kelaminya, adanya keinginan untuk berganti kelamin
f. Voyerisme atau skopofilia kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang
lain atau aktifitas seksual yang dilakukan orang lain
g. Masokisme kepuasan seksual dicapai dengan kekerasan h. Sadisme kepuasan seksual
dicapai dengan menyakiti objeknya, baik secara fisik ataupun psikologis
i. Homoseksual dan lesbianisme penyimpangan seksual ditandai dengan ketertarikan fisik
maupun emosi kepada sesama jenis
j. Zofilia kepuasan dicapai dengan objek binatang k. Sodomi dicapi melalui anus l.
Nekropilia kepuasan dengan mengunakan objek mayat m. Koprofilai kepuasan dengan
menguanakan objek feses n. Urolagnia kepuasan dicapai dengan urine yang diminum o.
Oral seks atau kuniligus kepuasan seks dicapai dengan menggunakan mulut pada alat
kelamin wanita p. Felaksio kepuasan seks dicapai dengan menggunakan mulut pada alat
kelamin laki-laki.
Fotorisme atau priksionisme kepuasan seksual dicapai dengan menggosokan penis pada
pantat wanita atau badan yang berpakaian ditempat yang penuh manusia atau tempat-
tempat keramaian r. Gronto kepuasan seksual dicapai dengan berhubungan dengan lansia
s. Frottage kepuasan seksual dicapai dengan orang yang disenangi tanpa diketahui lawan
jenis
t. Pornografi gambar atau tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberikan
rangsangan seksual.
Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal:
a. Postitusi penyimpangan dengan pola dorong seks yang tidak wajar dalam
kepribadianya seks bersifat impersonal
b. Perzinahan bentuk seksualitas antara laki-laki dan wanita yang bukan suami istri
c. Frigiditas yaitu ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme pada
saat bersenggama
d. Impotensi yaitu ketidakmampuan pria untuk relaksasi seks
e. Ejakulasi prematur terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini
f. Vaginismus terjadinya kejang yang berupa penegangan atau pengerasan sehingga penis
terjepit dan tidak biasa keluar.
g. Dispareunia yaitu kesulitan dalam melakukan senggama atau sakit pada koitus
h. Anorgasme yaitu kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama
i. Kesukaran koitus pertama keadaan dimana terjadi kesulitan dalam koitus
pertamdisebabkan karena kurangnya pengetahuan seks.
Masalah yang berkaitan dengan Seksual :
1. Diabetes militus - Laki-laki kesulitan ereksi karena neuropatri diabetik atau
mikroagiopatik - Wanita penurunan hasrat lubrikasi vagina Tidakan keperawatan
Dorongan kontrol metabolisme yang tepat, anjurkan penggunaan jeli pelumas larut air
(pada wanita)
2. Arthiris yaitu terjadinya keram, kaku, lelah dan terjadinya libido akibat obat steriod
Tindakan keperawatan o Jelaskan bahwa arthiris tidak berpengaruh pada aspek fsikologi
dan fungsi seksual o Sarankan pasangan melakukan hubungan pada saat obat mencapai
reaksi, tingkatkan reaksi sendi dengan mandi atau kompres hangat dan lakukan latihan
rentang gerak o Ajarkan bahwa libdo atau hasrat akibat efek samping penggunan obat
3. Hipertropi prostat benigne (BPH) terjadi ejakulasi retrogat karena kerusakan spingter
kandung kemih internal Tindakan keperawatan - Jelaskan bahwa orgasme akan tetap
terjadi terapi ejakulasi akan menurun atau tidak ada dan urin akan keruh
4. Penyakit kardiovaskular terjadinya kecemasan, takut tentang penampilan, takut nyeri
dada, kematian dan penaruahan hasrat rangsangan kepuasan pasangan untuk
menghentikan aktivitas seksual

2.3 Kebutuhan Spiritual


a. Definisi Spiritual
Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit, semangat untuk
mendapatkan keyakinan, harapan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan suatu
kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui hubungan intrapersonal,
interpersonal dan transpersonal dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan. Manusia
adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna. Tidak hanya terdiri dari seonggok daging
dan tulang, tetapi terdiri dari komponen menyeluruh biologis, psikologis, sosial, spiritual
dan kultural. Tuntutan keadaan, perkembangan, persaingan dalam berbagai aspek
kehidupan dapat menyebabkan kekecewaan, keputusasaan, ketidak berdayaan pada
manusia baik yang sehat maupun sakit. Selama dalam kondisi sehat wal-afiat, dimana
setiap komponen biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual dapat berfungsi
dengan baik, sering manusia menjadi lupa, seolah hidup memang seharusnya seperti itu.
Tetapi ketika salah satu fungsi komponen tubuh terganggu, maka tejadilah stresor,
menuntut setiap orang mampu beradaptasi, pulih kembali dengan berbagai upaya,
sehingga kehidupan dapat berlanjut dengan baik. Ketika gangguan itu sampai
menghentikan salah satu fungsi dan upaya mencari pemulihan tidak membuahkan hasil,
disitulah seseorang akan mencari kekuatan lain diluar dirinya, yaitu kekuatan spiritual.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada disamping klien, tugas
utamanya adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia. Memberikan bantuan asuhan keperawatan mulai dari tingkat sistem organ
fungsional sampai molekuler, untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian klien dalam
merawat dirinya. Idealnya, seluruh komponen kebutuhan dasar manusia menjadi fokus
kajian utama dalam menentukan ruang lingkup pekerjaan profesi (Yusuf, 2015).Hasil
analisis situasi menunjukan, asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual
belum diberikan oleh perawat secara optimal.
Hasil survey Kementerian Kesehatan terhadap Rumah Sakit di Indonesia tahun
2014 (Puskom Depkes) diketahui sekitar 54 – 74 % perawat melaksanakan instruksi
medis, 26 % perawat melaksanakan pekerjaan administrasi rumah sakit, 20 %
melaksanakan praktik keperawatan yang belum dikelola dengan baik, dan 68 % tugas
keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan perawat dilakukan oleh keluarga pasien.
Keadaan ini memacu seluruh pilar kehidupan profesi keperawatan untuk bahu-membahu,
secara bersama membangun kembali profesi keperawatan sesuai kaedah profesi. Berbagai
pilar itu terdiri dari institusi pendidikan, pelayanan, dan organisasi profesi. Institusi
pendidikan difokuskan pada penataan struktur kurikulum sesuai kompetensi pada level
program pendidikan dan penyelenggaraan proses pembelajaran untuk menyiapkan
lulusan yang handal. Intitusi pelayanan keperawatan (rumah sakit atau puskesmas)
difokuskan pada pengembangan sistem penugasan keperawatan, fasilitasi jenjang karier
keperawatan, dan menjadi sarana proses sosialisasi profesi bagi para peserta didik melalui
pembelajaran klinik. Organisasi profesi bertugas menetapkan, mengembangkan standar
profesi keperawatan dan mengevaluasi untuk menjamin agar setiap perawat bekerja
sesuai standar profesi. Berdasar latar belakang inilah penulis ingin menyajikan lebih
banyak tentang pemenuhan kebutuhan spiritual klien berdasarkan berbagai penelitian
yang telah dilakukan.
Spiritualitas adalah suatu keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha
Kuasa, Maha Pencipta (Hamid, 1999). Keyakinan spiritual akan berupaya
mempertahankan keharmonisan, keselarasan dengan dunia luar. Berjuang untuk
menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi penyakit fisik, stres
emosional, keterasingan sosial, bahkan ketakutan menghadapi ancaman kematian. Semua
ini merupakan kekutan yang timbul diluar kekuatan manusia. Keyakinan spiritual sangat
penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku
perawatan diri klien. Kesadaran akan konsep ini melahirkan keyakinan dalam
keperawatan bahwa pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat holistik, tidak
saja memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memenuhi psikologis, sosial, kultural dan
spiritual klien.
b. Pengaruh Hubungan Antara Spiritual-Kesehatan
Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit Keyakinan spiritual sangat
penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan prilaku klien.
Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:
a) Menuntun kebiasaan sehari-hari Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai
contoh: ada agama yang menetapkan diet makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
b) Sumber dukungan Pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan
agamanya. sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakitnya
khususnya jika penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.
c) Sumber konflik Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan
praktik Kesehatan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan penjelasan tentang kebutuhan Psikososial,Seksual dan
Spiritual maka kesimpulannya:
1. Kebutuhan Psikososial Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan
menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya.
2. Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang indivudu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan, dan
menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik (feed back) antara kedua
individu tersebut
3. Kebutuhan Spiritual adalah Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan,
realitas eksistensial, keyakinan dan nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kepada mahasiswa agar lebih banyak
lagi mempelajari tentang kebutuhan kebutuhan manusia yang lainnya ,serta
diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini.
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik itu dari segi penulisan
maupun isi makalah. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
dari dosen mata kuliah dan pembaca serta teman teman, demi penyempurnaan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/1y94m29dq-faktor-yang-memengaruhi-
kebutuhan-dasar-manusia.html

https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/download/557/416

https://repository.unair.ac.id/85679/1/Kebutuhan%2520Spiritual%2520Konsep
%2520dan%2520Aplikasi%2520dalam%2520Asuhan%2520Keperawatan.pdf

https://books.google.co.id/books?
id=mmxAfqKkaNQC&pg=PA50&dq=Kebutuhan+psikososial+adalah&hl=ban&sa=
X&ved=2ahUKEwjPxJ_ZkNjzAhUN9nMBHbvzANMQ6AF6BAgKEAM

Anda mungkin juga menyukai