Mesalia Kriska
Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
mesalia_kriska@yahoo.co.id
ABSTRACT
This research aims to know about gender division of household labor in the empowerment of
local food in Tempel Sub-District, Sleman Regency. Research method that is used was qualitative
methods with case study approach. This research held in Mororejo Village, Tempel Sub-District.
This location selected purposively because that village is the only one village which has the
group of local food empowerment. Data gathered by participatory observation, interview, and
documentation. The results showed that women dominated in every empower activity, that is
training of local food processing, arisan, local food contests, and making the product at home.
Man in household only involved in a hard work that need more power, like harvesting the
cassava as a main ingredient and support activity for his wife, that is accompany his wife to go
shopping at traditional market. In this case, there was gender relations in the empowerment
activity of local food.
17
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 17 - 24
18
Pembagian Kerja Secara Gender Dalam Pemberdayaan Pangan Lokal (Mesalia Kriska)
19
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 17 - 24
20
Pembagian Kerja Secara Gender Dalam Pemberdayaan Pangan Lokal (Mesalia Kriska)
yang potensial, keberadaan modal, dan penge- itu juga kelompok mengadakan arisan untuk lebih
tahuan baru bagi perkembangan usaha mereka. mengakrabkan anggota yang terdiri dari 13
Kegiatan pemberdayaan pangan lokal memang padukuhan di Desa Mororejo.
dirancang untuk memberdayakan ibu rumah
Selain pertemuan rutin dan arisan, kegiatan
tangga di Desa Mororejo yang memiliki keinginan
lainnya yaitu lomba kreasi olahan pangan lokal
untuk memiliki usaha rumahan dengan basis
baik yang diadakan di padukuhan, desa,
potensi lokal yang dimiliki di sekitar tempat
kecamatan, maupun kabupaten. Lomba kreasi
tinggalnya. Namun, jika menilik INPRES No 9
olahan ini memang rutin dilakukan, dan peserta
Tahun 2009 tentang Pengarusutamaan Gender,
kegiatan pemberdayaan pangan lokal di Desa
yaitu melibatkan perempuan dalam kegiatan
Mororejo pasti mengikutinya. Perlombaan
pembangunan berbasis gender, laki-laki dan
tersebut juga digunakan sebagai salah satu ajang
perempuan seharusnya sama-sama memiliki
bagi pemerintah dalam mendukung kegiatan
kesadaran yang tinggi untuk terlibat dalam setiap
pengembangan pangan lokal di daerah Sleman.
rangkaian kegiatan program tersebut. Kenya-
Kegiatan lomba tersebut tidak dapat diprediksi
taannya, kegiatan pemberdayaan pangan lokal
pelaksanaannya, namun pasti dilakukan baik
di Desa Mororejo dilakukan sepenuhnya oleh
seminggu sekali maupun sebulan sekali. Dalam
perempuan. Kegiatan pemberdayaan pangan
mempersiapkan perlombaan tersebut, ibu rumah
lokal di desa tersebut terdiridari beberapa aktivitas,
tangga peserta kegiatan pemberdayaan pangan
yaitu pelatihan dan arisan yang diadakan rutin
lokal di Desa Mororejo berusaha sendiri secara
secara bersamaan sebulan sekali pada tanggal
individu sejak menentukan menu hingga menyajikan.
12, lomba-lomba olahan pangan lokal yang
Suaminya hanya mengantar belanja dan jika ada
dilakukan baik di tingkat padukuhan, desa,
waktu dan perempuan kerepotan untuk membawa
kecamatan, dan kabupaten, serta praktik olahan
sajian olahan pangan lokal, mereka juga
di rumah.
mengantarkan ke lokasi lomba. Selain itu,
Kegiatan utama dalam pemberdayaan pangan mereka juga akan melakukan kegiatan bila
lokal ini terletak pada pertemuan rutin yang memerlukan ketela dalam pengolahannya,
dilakukan setiap bulan. Pada pertemuan tersebut, karena mereka akan melakukan kegiatan
ibu rumah tangga pesertanya diberikan pelatihan tersebut untuk pasangannya. Kedua kegiatan
mengenai olahan pangan lokal sesuai dengan tersebut dilakukan di sela-sela aktivitas laki-laki
kesepakatan menu yang sudah direncanakan dalam mencari nafkah, atau jika kegiatan
pada pertemuan sebelumnya. Pada kesempatan perlombaan dilakukan pada akhir pekan.
pertemuan tersebut, pemerintah melalui kepala
Selain kegiatan pertemuan rutin, arisan, dan
bagian pembangunan desa menyampaikan
perlombaan, peserta kegiatan pemberdayaan
informasi yang menunjang kegiatan tersebut,
pangan lokal juga mempraktekkan hasil pelatihan
seperti informasi lomba-lomba, keberadaan
olahan dalam kegiatan pertemuan di rumah
modal, pasar, dan sebagainya. Selain pihak desa,
masing-masing, dan terkadang memproduksi
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang selalu
dalam jumlah banyak untuk dipasarkan. Dalam
memberikan materi pada kegiatan ini juga
kegiatan praktek tersebut, partisipasi laki-laki di
senantiasa memberikan semangat dan motivasi
dalamanya masih sama dengan kegiatan lainnya,
anggota kelompok untuk terus berinovasi,
sebatas kegiatan yang membutuhkan tenaga
melakukan kreasi olahan pangan lokal yang
lebih banyak seperti mencabut ketela dan
menarik dan bernilai jual tinggi. Dalam pertemuan
mengantar belanja atau ke pasar jika bawaan
21
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 17 - 24
terlalu banyak dan perempuan kerepotan untuk dengan total 16 pekerjaan, namun laki-laki juga
membawanya. turut berpartisipasi dalam total 8 pekerjaan.
Aktivitas yang dilakukan laki-laki terbatas hanya
Berdasarkan uraian tersebut, maka pembagian
pada pekerjaan yang menggunakan tenaga
kerja secara gender dalam rangka terlibat dalam
berlebih, seperti mencabut ketela sebagai salah
rangkaian kegiatan pemberdayaan pangan lokal
satu bahan baku yang digunakan untuk membuat
di Desa Mororejo ditunjukkan oleh hasil pada
pangan lokal, dan pekerjaan terkait dengan
Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan di luar rumah, seperti mengantar istrinya
perempuan mendominasi setiap tahapan aktivitas
belanja bahan lain yang dibutuhkan untuk proses
terkait program pemberdayaan pangan lokal
produksi di pasar dan mengantarkan hasil
Tabel 1 Pembagian Kerja secara Gender dalam Program Pemberdayaan Pangan Lokal
Partisipasi
Aktivitas
Laki-Laki Perempuan
1. Pelatihan olahan pangan lokal
a. Koordinasi
- Menentukan tempat - v
- Menentukan tanggal - v
- Menentukan materi pelatihan - v
b. Persiapan bahan baku
- Mencabut ketela v -
- Belanja bahan lain v v (+)
c. Pelaksanaan
- Mempersiapkan bahan - v
- Praktek memasak - v
2. Arisan - v
3. Lomba-lomba
a. Persiapan bahan baku
- Mencabut ketela v -
- Belanja bahan lain v v (+)
b. Pelaksanaan
- Mempersiapkan bahan - v
- Memasak - v
- Menyajikan - v
4. Pembuatan produk di rumah
a. Persiapan bahan baku
- Mencabut ketela v -
- Belanja bahan lain v v (+)
b. Pelaksanaan
- Mempersiapkan bahan - v
- Memasak - v
- Pengemasan - v
- Pemasaran v v (+)
Total Partisipasi 7 16
Keterangan: (+)Dominan dalam mengerjakan
Sumber : Data Primer, 2016
22
Pembagian Kerja Secara Gender Dalam Pemberdayaan Pangan Lokal (Mesalia Kriska)
produksi ke pasar atau toko-toko langganannya Hal tersebut dibuktikan dengan keterlibatan
untuk dipasarkan. perempuan dalam kegiatan publik terkait dengan
kegiatan pemberdayaan pangan lokal di desanya.
Keterlibatan laki-laki pada pekerjaan yang
Hasil dari pembagian kerja tersebut juga
menggunakan tenaga saja menunjukkan masih
membuktikan bahwa meskipun masih melekat
ada perbedaan yang sangat tegas antara peker-
erat budaya patriarki di dalamnya, masyarakat
jaan laki-laki dan perempuan dalam program
di Desa Mororejo mulai meninggalkan
tersebut. Dalam hal belanja bahan pelengkap
Traditional GRA, dan sedang dalam peralihan
lainnya, laki-laki biasanya mengantar pasangan-
untuk memulai ideologi Egalitarian GRA.
nya ke pasar, namun ada beberapa anggota yang
melakukannya sendiri karena laki-laki dalam Traditional Gender Role Attitude (Traditional
keluarganya harus ke sawah, atau melakukan GRA) merupakan stereotip tradisional mengenai
pekerjaan lainnya. Hal yang sama juga terjadi pembagian kerja dalam rumah tangga, yang
dalam partisipasinya untuk kegiatan pemasaran, mengungkapkan bahwa hal-hal yang dilakukan
jika dirasa sulit untuk membawa produk sendiri. laki-laki, tidak dilakukan oleh perempuan dan
begitu pula sebaliknya (Orlofsky, 1982).
Berdasarkan uraian hasil dari Tabel 1, perbedaan
Egalitarian Gender Role Attitude (Egalitarian
peran antara laki-laki dan perempuan dalam
GRA) merupakan lawan dari Traditional GRA,
program pemberdayaan pangan lokal yang paling
yang menganut fleksibilitas dalam pembagian
mencolok terletak pada keterlibatan laki-laki
kerja (Felton et al. 1980). GRO yang dianut oleh
yang masih sangat minim. Mereka hanya
laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga
melakukan kegiatan berat yang menurut mereka
Egalitarian GRA adalah androgini (Orlofsky,
memerlukan tenaga berlebih, dan perempuan
1982), yaitu semua bisa dilakukan baik oleh laki-
dianggap tidak mampu melakukannya sendiri,
laki dan perempuan, dan sharing pekerjaan
atau pekerjaan yang secara emosional menun-
diantara keduanya dalam rumah tangga pun
jukkan perhatian dengan pasangan, seperti
terjadi secara lebih fleksibel. Peralihan ideologi
mengantar dan menemani. Mereka juga tidak
tradisional GRA menuju egalitarian GRA
berpartisipasi pada kegiatan pengolahan dan
nampak pada komunikasi yang terjalin antara
proses produksi karena bagi mereka pekerjaan
laki-laki dan perempuan di Desa Mororejo,
memasak yang berkaitan dengan kompor serta
sharing pekerjaan, dan kesepakatan-kesepakatan
kreasi dapur merupakan pekerjaan perempuan,
terkait pembagian kerja diantara pasangan laki-
dan banyak diantara mereka yang tidak ingin
laki dan perempuan dalam rumah tangga, yakni
melakukan hal tersebut karena kebiasaan
suami dan istri.
memasak di rumahnya dilakukan oleh perempuan.
Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan
Berdasarkan dominasi pekerjaan antara laki-laki
pangan lokal di Desa Mororejo memang
dan perempuan dalam rumah tangga yang tersaji
diperuntukkan bagi kaum ibu rumah tangga di
dalam Tabel 1 tersebut, terjadi pembagian peran
desa tersebut, sehingga laki-laki merasa tidak
gender dalam rumah tangga yang masih
perlu mencampurinya pada kegiatan kelompok.
tradisional. Hasil penelitian Nurlian dan Daulay
Namun, kepahaman laki-laki sebagai suami
(2008) tidak sepenuhnya benar pada masyarakat
dalam mendukung istrinya untuk mensukseskan
di Desa Mororejo, karena pembagian tersebut
kegiatan tersebut ada pada dukungan dengan
tidak terlalu tegas dengan meminggirkan nasib
mengantar belanja, terkadang mengantar ke
kaum perempuan dengan dominasi dapurnya.
pertemuan, memotivasi untuk menjual hasil
23
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 17 - 24
olahannya, dan bahkan sampai mencarikan pasar Cohen, J.M dan Uphoff, T. 1997. Rural
untuk menitipkan hasil olahan tersebut, karena Development Participation: Concept
laki-laki lebih banyak memiliki jaringan and Measures for Project Design,
komunikasi yang luas dengan keterlibatannya Implementation and Evaluation. Cornell
dalam dunia publik. Kepahaman tersebut University. New York.
menunjukkan keberadaan gender relations atau
Creswell, J.W. 2014. Research Design
hubungan gender antara laki-laki dan perempuan
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
di Desa Mororejo telah terjalin dengan baik.
Mixed. Pustaka Pelajar. Jakarta.
***
24