Anda di halaman 1dari 19

Klasifikasi tumbuhan Beserta Fungsinya

Disusun Oleh:

Kelompok :3

Nama : Miftahul Huda


Wirda makfirah
Nurrasyidah
Intan sriwulan
Prodi/unit/semester :Pgmi/3/ll
Pembimbing :Nasri Diana,M.pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


PERGURUAN TINGGI ISLAM
Al-HILAL SIGLI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dan atas segala Rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “KLASIFIKASI TUMBUHAN“

Makalah ini disusun disusun dalam rangka memenuhi tugas presentasi matakuliah Konsep Dasar IPA I.
Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
karya tulis ini,

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Sigli , 22 maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

1. Kata pengantar……………………………………………………………. i

2. Daftar Isi………………………………………………………………… ii

3. BAB I Pendahuluan…………..…….……………………………………. 1

Latar belakang…………………………………………………………1

Rumusan masalah……………………………………………………..2

4. BAB II Pembahasan………..…………………………………………….. 3

Pengertian Klasifikasi…………………………………..…………….. 3

Tujuan dan manfaat Klasifikasi ………………………...……………….. 4

Faktor-faktor yang mempengaruhi klasifikasi……………..………………………….. 8

Klasifikasi tumbuhan ……………………...……………………………...10

Tumbuhan lumut / Bryophyta.……...……………………………..16

Tumbuhan paku / Pteridophyta....…………………………………..18

Tumbuhan biji / Spermatophyta.…………………………….22

5. BAB III Penutup…......................….………………….29

Daftar pustaka……………....………………………...……………………30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya
sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan,
terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak
dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk
hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara.

Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem
Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih
mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana
pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu
adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang
belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu klasifikasi ?

b. Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?

c. Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?

d. Bagaimanakah klasifikasi tumbuhan ?

e. Bagaimanakah sejarah klasifikasi ?

1.3 Tujuan penulisan

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi

b. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi

c. Untuk mengetahui tentang klasifikasi tumbahan

d. Untuk mengetahui dasar klasifikasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Klasifikasi.

Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain
klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan / takson melalui
keseragaman dalam keanekaragaman.

2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi

Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari
persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan
hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah
mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu
klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu.

2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.

a. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama.

b. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.

c. Perkembangan Iptek.

d. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi

e. Perbedaan tujuan klasifikasi

3.1 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi makhluk hidup dilakukan para ahli yaitu :

Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan
dunia hewan (kingdom Animalia)

Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia
(hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup
kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatu dan Carolus
Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus disebut
sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan /
penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang
mula – mula dilakukan oleh orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada
tumbuhan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :

a. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak,
dan rerumputan.

b. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang
dan hias.

c. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit),
tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).

d. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit, parasit, epifit.

Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang – orang
menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus. Carolus
Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi makhluk hidup yaitu:

a. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler

b. Organ perkembangbiakan

c. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat, menjalar.

d. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.

e. Dari morfologi (struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).

Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke dalam satu golongan.
Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk hidup, makin dekat kekerabatannya.
Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok.
Kelompok – kelompok yang terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus
membuat urutan klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai berikut :

a. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).

b. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut
marga (Genus).

c.

d. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang
disebut suku (familia).
e. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang
disebut bangsa (ordo).

f. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang
disebut kelas (classis).

g. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang
disebut phylum (division).

h. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang
disebut kerajaan (kingdom).

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop
elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara
organisme yang satu dengan yang lain, para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru.

Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom dan ini disetujui oleh sebagian
besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom
tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom
tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain.
Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya, struktur tubuhnya dan
cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme yaitu Monera (bakteri dan
cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae dan Animalia.

Menurut para ahli, ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir.
jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan
jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat
berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom
fungi.Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut

a. Tersusun atas sel – sel eukariotik

b. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).

c. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).

d. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .

Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio
yaitu :

a. Tumbuhan belah / Schizophyta.


b. Tumbuhan thalus / Thallophyta.

c. Tumbuhan lumut / Bryophyta.

d. Tumbuhan paku / Pteridophyta.

e. Tumbuhan biji / Spermatophyta.

Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi
empat divisio yaitu :

a. Tumbuhan lumut / Bryophyta

b. Alga / Ganggang

c. Tumbuhan paku / Pteridophyta.

d. Tumbuhan biji / Spermatophyta.

Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.

 Lumut Hati / Hepaticae


 Bryophyta Lumut sejati / Musci
 Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
 Ganggang Hijau / Chlorophyta
 Ganggang Pirang / Chrysophyta
 Ganggang Cokelat / Phaeophyta
 Ganggang Merah / Rhodophyta
 Plantae Psilotophyta
 Pteridophyta Licophyta
 Sphetophyta
 Pterophyta
 Spermatophyta T. biji terbuka / Gymnospermae.
 T. biji tertutup / Angiospermae

3.1.1 Tumbuhan lumut / Bryophyta.

Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-
bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid.
Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan
lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak
terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut
berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.

Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut
dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).

Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel
gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang
halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya
protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit.

Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina
(sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid). Apabila sel kelamin
jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang berupa
tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan
tubuh tumbuhan lumut induk.

Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema.
Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas. Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan
lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).

a. Lumut Daun (Musci)

Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air.
Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti
spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum

Klasifikasi lumut daun :

 Regnum : Plantae
 Division : Bryophyta
 Class : Bryopsid
 Ordo : Bryoceales
 Family : Bryopceae
 Genus : Bryopsida
 Species : Bryopsida

b. Lumut Hati (Hepaticea)


Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-
tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia,
dan Pellia.

Klasifikasi lumut hati :

 Regnum : Plantae
 Division : Hepaticohyta
 Class : Hepaticosida
 Ordo : Hepaticoccales
 Family : Hepaticoceae
 Genus : Hepaticopsida
 Species : Hepaticiopsida sp

c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel
lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan.
Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp

3.1.2 Alga / Ganggang

Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang
beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak
berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya
melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.

Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;

a. Epilitik ( hidup diatas batu)

b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)

c. Epipitik ( melekat pada tanaman )

d. Epizoik ( melekat pada hewan).


Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan, dibedakan atas:

1. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan.


2. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air
akibat pasang susrut.
3. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air.
4. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.

Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya yaitu hidup bersama
paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama cacing pipih convolutta
roscofencis.

Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament
atau kolini yang tidak membentuk filament.

Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat
bergerak sendiri yaitu nonmotil.

Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa
filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling
bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur.
Alat tersebut dinamakan pelekat. Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya
berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.

Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual
terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara
aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.

Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi
pada ganggang bersel tunggal.

Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament,
reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa
bagian.

Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi bebrapa kelompok yaitu
ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan ganggang hijau.

3.1.2 Tumbuhan paku / Pteridophyta.


Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat
lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di
tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar
membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek,
ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih
muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak
bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang
daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau
fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.

Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda
sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan
tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku
peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku
heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan
mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan
peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama
tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.

Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma
(tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi
seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium
jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut
tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan
antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :

a. Psilotophyta,

Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan
subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma
diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.

b. .Lycophyta,

Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun
khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora
tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis
homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora
(megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).

c. Sphenophyta,

Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati,
batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

d. Pterophyta

Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar,
daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya:
Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium
nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

3.1.3 Tumbuhan biji / Spermatophyta.

a. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)

Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam
buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun
biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di
tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji
terbuka disebut tumbuhan biji telanjang.

Gymnospermae digolongkan menjadai lima kelas sebagai berikut :

1. Pteridospermae (Paku Biji)

Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke Gymnospermae.


Tumbuhan kelas ini sudah punah.

2. Cycadinae

Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma, agak berkayu,
tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung
batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).

Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak
dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah
Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang
dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae

Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini
dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah
kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit
buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.

4. Gnetinae

Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga sederhana.
Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang
menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon
terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.

Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan lain yang mempunyai
banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak
daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya,
daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah
dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.

5. Coniferinae

Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80 spesies.
Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di
daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang
bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan
getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat
digunakan sebagian bahan balsam.

b.Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letah bijinya tertutup oleh daun
buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai
golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan
tumbuhan berbunga sejati.

Pembuahan Tunggal Ganda

Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu
Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae
(monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)


Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat
berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji.

Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan
menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai
berikut:

a.Gramineae (Poaceae)

Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun
tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga
berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya
biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.

b.Cyperaceae

Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang segitiga dan tidak
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.

c.Liliaceae

Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini merupakan tumbuhan
basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah
buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan
bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.

d.Palmae

Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip berbentuk
kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.

e.Zingiberaceae

Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi sebagai alat
perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan
makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.

f.Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi, serta daun
bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga
tasbih.

g.Orchidaceae

Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah menjadi upih dan
memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.

h.Pandanaceae

Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun
sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada
batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.

i. Musaceae

Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang berdiri di
permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya
adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang

2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)

Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Biji berkeping dua.

b. Dua daun lembaga terangkat keatas.

c. Akar tunggang.

d. Tulang daun menjari.

Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:

a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)

Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar
terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan
kacang panjang.

b. Euphorbiaceae (suku getah-getahan)

Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh:
ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae

Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari
panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).

d. Caesalpiniaceae (suku johar)

Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak,
asam, johar.

e. Labiatae

Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2
atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.

f. Convolvulaceae

Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris
radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.

g. Myrtaceae

Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu biji.

h. Moraceae

Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu yang memeluk
ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.

i. Rutaceae (jeruk)

Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.

j. Rubiaceae

Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.

k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan
rosela

l. Bombaceae

Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik. Contoh: durian.

m. Apocynaceae (suku kamboja)

Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae

Contahnya tanaman jati.

o. Annonaceae

Contahnya srikaya dan sirsak

Penutup III

KESIMPULAN

3.1 Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu
beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam
mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar
organisme

3.2 Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang
benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani. Sri. 2006. Botani Umum 3. Penerbit Kanisius. Jogjakarta

Tim Penyusun.2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.

Tim Penyusun.2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai