Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ahmad Mushawwir Alfkri

NIM: 2018-11-233

Kelas: Teknik Tegangan Tinggi (E)

Tugas 1: Rangkuman Teknik Pembangkitan Tegangan Tinggi AC

• Tegangan tinggi ac yang dibahas pada masalah ini adalah tegangan tinggi ac yang dibangkitkan
untuk pengujian sistem isolasi peralatan-peralatan tegangan tinggi bukan untuk penyaluran energi
listrik. Secara umum tegangan tinggi ac ini dibangkitkan dengan trafo uji satu fasa ataupun dengan
rangkaian resonansi.
• Standar internasional mensyaratkan tegangan tinggi ac v(t) mempunyai bentuk sinus yang baik,
pengaturan peningkatan tegangan yang cukup halus, dimana nilai puncak tegangan tidak boleh
bervariasi lebih dari ±5% nilai tegangan efektif Veff dikali √2. Nilai tegangan efektif ini didefinisikan
sebagai:
1 𝑇 2
𝑉𝑒𝑓𝑓 = √ ∫ 𝑣 (𝑡)𝑑𝑡
𝑇 0
akan tetapi tinggi teganag uji ditandai dengan v/√2 karena kuat gagal kebanyakan bahan isolasi
tergantung dari nilai sesaat v
• Peralatan yang digunakan pada jaringan tegangan tinggi umumnya diuji dengan tegngan 2 sampai
5 kali lipat tergantung dari tegangan operasi untuk mengetahui faktor keamanan, proses penuaan,
dan memperkirakan umur peralatan jika dipergunakan pada tegangan operasinya.

A. Trafo Uji Tegangan Tinggi

Meskipun peralatan didalam suatu sistem umunya memakai sistem 3-fasa, dalam hal pengujian
tegangan tinggi AC digunakan Trafo uji 1-fasa. Rating trafo uji disesuaikan dengan benda uji yang
umumnya bersifat kapasitif. Jika Ct adalah kapasitansi benda uji dan Vn adalah teganagn rms nominal
suplai tegangan uji, maka rating nominal Pn untuk perancangan dapat dihitung dengan persamaan
berikut:

𝑃𝑛 = 𝑘𝑉𝑛2 𝜔𝐶𝑡
k adalah faktor dimensi. Kapasitansi benda uji sangat bervariasi, sehingga faktor k harus mempunyai
toleransi tertentu yang mungkin menyebabkan kelebihan rancang (over dimension) trafo.

Nilai tipikal Ct untuk beberapa peralatan tegangan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Isolator gantung dan tumpang beberapa 10pF

2. Bushing berkisar 100 s.d. 1000pF

3. Trafo tegangan berkisar 200 s.d. 500pF

4. Trafo daya:

a. <1000kVA ≈ 1000pF

b. >1000kVA ≈ 1000 s.d. 10000pF

5. Kabel Tegangan Tinggi


a. Impregnasi Minyak-kertas ≈ 250 s.d. 300pF

b. Berisolasi gas ≈ 60pF

6. Metal Clad substation, berisolasi SF6 ≈ 1000 s.d. 10000pF

Penentuan faktor k juga harus memperhitungkan kapasitansi tambahan dari seluruh rangkaian uji dan
beberapa faktor keamanan, seperti tambahan kapasitansi yang berasal dari elektrode tegangan tinggi,
konduktor antara benda uji dan sumber tegangan dll. Secara praktis nilai k tidak lebih dari 2.

Trafo uji untuk keperluan ini memiliki daya relative lebih kecil dari trafo daya. Bagian utama trafo uji
adalah isolasi, yang digunakan untuk mengisolir kumparan tegangan tinggi dengan inti, tangki, dan
kumparan tegangan rendah. Harga suatu trafo uji terutama ditentukan oleh harga isolasinya. Isolasi
ini dirancang agar mampu memikul tegangan maksimum yang dibangkitkan. Saat trafo uji bekerja,
terjadi terpaan elektrik pada isolasinya. Tebal isolasi yang digunakan pada trafo uji sebanding dengan
terpaan elektrik yang dipikul isolasi tersebut. Jika tepaan elektrik yang dipikul suatu isolasi semakin
besar, maka isolasi harus semakin tebal sehingga volume isolasi semakin banyak. Oleh karena itu,
terpaan elektrik pada isolasi pada trafo uji harus diusahakan sekecil mungkin agar isolasi yang
digunkan juga sesedikit mungkin. Konstuksi lilitan dan isolasinya harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dihasilkan terpaaan elektrik merata.

Ciri-ciri dari trafo uji itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Perbandingan jumlah lilitanya lebih besar dari pada trafo daya. Hal ini sebabkan trafo uji yang
dipasang pada laboraturium tegangan yang diterapkan dengan tegangan input 127 volt sampai 220
volt sedangkan output yang harus dihasilkan adalah besarnya sampai beberapa ratus ribu volt.

2. Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibanding dengan trafo daya, karena untuk keperluan lompatan api
tidak perlu daya yang besar melainkan tegangan yang besar.

3. Trafo yang dipakai biasanya satu phasa, kecuali pada pengujian khusus yang memerlukan trafo tiga
phasa.

4. Satu ujung lilitannya biasanya ditanam dalam tanah untuk keperluan keamanan dan pengamanan
terhadap manusia dan alat ujinya.

5. Pada waktu merencanakan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungkan isolasinya tahan
terhadap tegangan penguji yang maksimum (tidak diharapkan menerima overvoltage)

6. Konstruksi sedemikian sehingga gradien tegangan (dV/dt) seragam dan osilasi dapat diabaikan

Tegangan tinggi AC ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan trafo tegangan tinggi. Trafo uji hanya
digunakan untuk daya yang kecil tetapi dengan nilai tegangan yang besar, trafo ini biasanya digunakan
untuk pengujian jangka pendek untuk peralatan tegangan tinggi. Desain dari trafo uji ini mirip dengan
trafo tegangan yang digunakan untuk mengukur daya dan tegangan pada saluran transmisi, kerapatan
fluks yang rendah dipilih agar tidak menimbulkan arus magnetisasi yang besar yang sebaliknya akan
memenuhi inti besi dan menimbulkan harmonisa yang tinggi. Tegangan tinggi bolak-balik banyak
dipergunakan untuk pengujian peralatan listrik, untuk pengujian, pembangkitan tegangan searah dan
impuls. Pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik dapat mempergunakan trafo dengan perbandingan
belitan yang tinggi jenis dua belitan dan jenis tiga belitan (untuk keperluan rangkaian kaskade). Trafo
tegangan tinggi bolak-balik untuk keperluan pengujian mampu menghasilkan tegangan yang sangat
tinggi namun menghasilkan daya yang kecil. Untuk keperluan pengujian peralatan tegangan tinggi
kapasitif seperti kabel tegangan tinggi, kondensator atau pengujian peralatan berisolasi gas SF6 yang
memiliki daya reaktif yang besar dilakukan cara kompensasi disisi primer atau sekunder dengan
menggunakan rangkaian resonansi seri. Untuk membangkitkan tegangan tinggi AC dibutuhkan banyak
peralatan, antara lain sumber tegangan AC 220 V, Regulator tegangan, Trafo Tegangan Tinggi, Resistor
Tegangan Tinggi, Kapasitor, Konektor, Elektroda Bola-Bola, Operating Terminal, Digital Measuring
Instrument (DMI), dan Jumper.

Tegangan suplai 220 V AC dihubungkan dengan regulator tegangan yang berfungsi untuk menaikkan
dan menurunkan tegangan. Karena kinerja dari regulator tegangan ini tidak dapat dioperasikan
dengan tangan secara langsung, maka kita dapat gunakan operating terminal, operating terminal ini
dapat menaikkan dan menurunkan tegangan input dan regulator sehingga tegangan tersebut sesuai
dengan yang kita inginkan. Setelah keluar dari regulator, tegangan mulai menyupali trafo. Keluaran
dari trafo ini adalah tegangan ac yang memiliki tegangan dengan niai yang tinggi. Sekeluarnya dari
trafo, akan melalui resistor. Resistor disinu berfungsi untuk menghindari arus balik yang besar menuju
sumber ketika terjadi short circuit sehingga tidak terjadi kerusakan pada trafo. Setelah itu, tegangan
sumber akan menyuplai kapasitor pembangkitan sehingga kapasitor tersebut akan terisi. Tegangan
pada kapasitor pembangkitan ini akan dicuplik dengan menggunakan jumper yang terdapat pada
kapasitor ujinya, sehingga tegangan dapat terukur melalui Digital Measuring Instrument (DMI),
Tegangan AC maksimal dan tegangan AC efektir dapat diukur.

Untuk lebih mengamankan trafo agar tidak terjadi kerusakan ketika ada tegangan lebih, maka
digunakanlah elektroda bola-bola yang disetting memiliki celah yang besar. Sehingga ketika terjadi
kelebihan tegangan yang berpotensi merusak trafo, dapat diatasi dengan flash yang terjadi antar
elektroda bola-bola. Untuk menghubungkan elektroda bola-bola dengan kapasitor, dapat digunakan
konektor.

Masing-masing sisi ground dari komponen-komponen tersebut dapat dijadikan satu dengan
menggunakan jumper kemudian disambungkan langsung dengan grounding yang tertancap di dalam
tanah. Pastikan sebelum memulai menggunakan peralatan-peralatan yang ada untuk digrounding
terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan tegangan kerja dari peralatan yang tinggi, sehingga
memungkinkan arus sisa dari komponen tinggi. Sehingga berbahaya jika kita menyentuh peralatan-
peralatan tersebut secara langsung.
Selain itu, sebelum menggunakan peralatan, pastikan tahanan pentanahan grounding yang tertancap
di tanah bernilai rendah. Jika setelah diukur dengan menggunakan earth tester tahanan
pentanahannya tinggi, maka dapat diturunkandengan menyiram grounding tersebut dengan
menggunakan air atau lebih baik lagi dengan menggunakan air garam. Namun perlu diingat, air garam
dapat menimbulkan korosi pada elektrode grounding. Sehingga justru akan bersifat merugikan.

Tegangan tinggi AC umumnya digunakan di laboratorium untuk pengujian dan percobaan dengan
tegangan DC dan tegangan impuls. Perbedaan transformator uji dengan transformator daya adalah
kapasitas dayanya rendah, akan tetapi ratio lilitannya tinggi.

Transformator tegangan tinggi terdiri dari:

- Kumparan sekunder, satu terminal pada level yang rendah dekat potensial tanah dan terminal
lainnya terisolasi dengan tanah sebagai terminal tinggi.

- Kumparan primer yang dihubungkan dengan tegangan rendah.

Pengukuran Tegangan AC

Pengukuran tegangan AC dapat diakibatkan oleh perbedaan arti. Tiga kelas dari pengukuran dapat
dibedakan atas:

- Peralatan yang menunjukkan nilai rms.

- Peralatan yang menunjukkan nilai puncak.

- Peralatan pengukuran kombinasi tegangan divider.

Nilai puncak dari suatu tegangan adalah nilai yang paling tinggi selama setengah siklus. Nilai rms dapat
juga diukur dengan voltmeter elektrostatik atau dengan transformator arus.

Pembagi Tegangan Kapasitif

Kini telah dikembangkan beberapa rangkaian penyearah untuk mengukur puncak tegangan tinggi
bolak balik dengan bantuan pembagi kapasitif. Metode-metode ini lebih menguntungkan dibanding
dengan rangkain Chubb-Furtesque dikarenakan nilai terukur tidak bergantung pada frekuensi serta
membolehkan pengukuran dengan banyak puncak tegangan dalam setiap setengah periode.

Keburukan pembagi tegangan kapasitif ini antara lain adalah:

1) Hasil pengukuran dipengaruhi oleh kapasitansi kabel ukur

2) Kesalahan bisa terjadi karena adanya kapasitansi antara kondensator dan tanah yang disebut
kapasitansi sasar.Kapasitansi sasar dijumpai juga antara kondensator Ch dan selubung kabel.Hal ini
berpengaruh terhadap hasil pengukuran terutama pada saat pengukuran tegangan tinggi impuls.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pembagi tegangan kapasitif adalah:

1. Kabel ukur harus kabel koaksial yang konduktor luarnya ditanahkan.Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah pengaruh induksi dari pembagi tegangan terhadap inti kabel.

2. Untuk mengurangi pengaruh induksi pembagi tegangan terhadap osiloskop, maka jarak osiloskop
dan pembagi tegangan harus relatif jauh.

3. Sebaiknya osiloskop diberi perisai (shielding) untuk mencegah pengaruh induksi dari pembagi
tegangan terhadap tampilan osiloskop.
B. Rangkaian Resonansi

Pada pengujian peralatan tegangan tinggi dengan kapasitansi yang besar memerlukan trafo uji dengan
daya nominal yang besar (beberapa puluh MVA). Trafo uji semacam itu sangat mahal, sehingga secara
ekonomi sangat menguntungkan jika tegangan tinggi uji ac dibangkitkan dengan rangkaian resonansi.

Rangkaian ini harus mempunyai regulator induktansi yang halus tanpa tingkatan agar mampu
memenuhi syarat resonansi untuk berbagai kapasitansi beban. Akan tetapi secara teknis,
merealisasikan reaktor tegangan tinggi dengan menggunakan induktansi variabel sangat sulit.

Rangkaian resonansi seri mempunyai beberapa karakteristik yang menguntungkan antara lain:

1. Tegangan output eksitasi trafo sebuah rangkaian resonansi sangat kecil, karena daya kapasitif benda
uji (𝑉𝐻2 𝜔𝐶𝑝 ) dikompensasi oleh daya induktif dalam rangkaian resonansi (≈ 𝑉𝐻2 /𝜔𝐿). Daya eksitasi
hanya untuk mengkompensasi rugi-rugi tahanan (umumnya ≤5% daya kapasitif).

2. Bentuk tegangan tidak mengandung harmonisa meskipun tegangan luaran trafo mengandung
harmonsa karena rangkaian hanya untuk resonansi pada frekuensi fundamental (50/60 Hz).

3. Apabila terjadi kegagalan pada benda uji, rangkaian resonansi akan “putus”, sehingga arus hubung
singkat relatif kecil dan kerusakan pada benda uji dapat diminimalisasi.

4. Induktansi variabel dapat direalisaskian dengan reaktor yang inti besinya dapat digerakkan.

5. Kemungkinan yang paling mudah dari rangkaian resonansi adalah dengan memberikan input
variabel frekuensi. Tetapi kemungkinan ini hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian, karena
pengujian pada industri hanya menggunakan frekuensi yang sudah ditentukan (16 2 3 50 60 Hz)

6. Reaktor tegangan tinggi dengan daya yang sama mempunyai ukuran lebih ringan dan lebih kecil
dibandingkan trafo uji.

Berbeda dengan rangkaian resonansi seri, disini diperlukan sebuah transformator tegangan tinggi
sebagai sumber tegangan. Transformator harus mampu mengatasi kerugian rangkaian resonansi
paralel. Rangkain ini dapat juga dilihat sebagai rangkaian kompensasi.

Pada rangkaian ini tidak harus berada pada kondisi resonansi, karena tergantung pada transformator
uji setidaknya telah dibangkitkan daya buta. Bahkan kompensasi dapat diperoleh menggunakan
reaktor dengan indukatansi tetap. Dengan demikian kesuliatan tektnik untuk membuat reaktor
dengan induktansi variabel dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai