Anda di halaman 1dari 9

Nama : Mukti Ali Firmansyah

NIM : 2100005034
Prodi : PGSD
Kelas :A

1. Pentingnya Guru mendalami Pendidikan Psikologi


Agar proses pembelajaran berhasil, setiap guru di kelas yang berperan sebagai
pendidik dan pengajar harus memahami perbedaan karakteristik psikologis
siswa.Sering kali terjadi didalam kelas terjadi gejala gangguan atensi yang menjadi
faktor psikologis yang dialami siswa di kelas, hal tersebut harus dikenali dan
dipahami oleh guru sebagai pengajar dan pendidik di kelas untuk mencegah dan
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam proses mengikuti
pembelajaran di kelas. Guru di kelas harus dapat memberikan upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah yang dihadapi siswa di kelas Guru hendaknya menggunakan
metode dan strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian pembelajaran
sehingga siswa dapat merasa sangat nyaman dari awal hingga akhir kelas. Dari
penjelasan diatas menunjukkan bahwa setiap permasalahan yang dihadapi oleh para
guru dalam proses Pendidikan.

Sumber : Psikologi Pendidikan bagi guru dan peserta didik oleh Titis Muthiana
Taqwim

Metode memahami peristiwa psikologis seseorang


a. Metode intuitif Metode yang dilakukan dengan sengaja untuk mengadakan suatu
penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari.
b. Metode Kontemplatif Metode yang dilakukan dengan jalan merenungkan objek
yang akan diketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir.
c. Metode Filosofis Religius Metode yang digunakan dengan menggunakan materi
agama, sebagai alat utama untuk meliputi pribadi manusia. Nilai-nilai yang
terdapat dalam agama dianggap sebagai kebenaran absolut dan pasti.

Sumber : http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309077/pendidikan/pertemuan-2-
metode-psi.pdf

2. Pengertian hellow effect, prejudice, dan stereotype


- Hwllow Effect
Heloow effect adalah istilah dalam bidang psikologi untuk menyebut kejadian yang
Anda alami saat memiliki kesan pertama pada seseorang tersebut. Hal ini terjadi
karena banyak orang kerap mengeneralisasi sifat-sifat seseorang yang baru mereka
temui meski hanya sepintas melihat penampilan atau cara bicaranya. Misalnya, jika di
pertemuan pertama seseorang murah senyum dan berbicara dengan menyenangkan,
Anda akan menilainya memiliki kepribadian yang ramah. Meskipun hanya
berdasarkan pendapat pribadi dan pengamatan sepintas, Hellow effect ini dapat
mempengaruhi evaluasi dan estimasi penilaian seseorang kepada orang lain.

Sumber : Mengenal Halo Effect, Kesan Pertama saat Bertemu Seseorang oleh
Febriansyah

- Prejudice
Prrejudice merupakan suatu maslah yang tidak dapat kita hindari di dalam hidup
bermasyarakat. Apa yang dimaksud dengan prasangka sosial? Prasangka sosial
(prejudice) adalah merupakan suatu sikap perasaan orang-orang terhadap golongan
manusia tertentu, golongan rasa tau golongan kebudayaan yang berlainan dengan
golongan orang yang berprasangka itu. Prejudice itu terdiri dari attitude-attitude sosial
yang negatif terhadap golongan lain dan mempengaruhi tingkah lakunya terhadap
golongan lain tersebut. Pada dasarnya prasangkaprasangka sosial merupakan sikap-
sikap negatif, yang lama kelamaan menyatakan dirinya dalam tindakan- tindakan
diskriminatif terhadap orang yang termasuk golongan yang diprasangkai itu, tanpa
adanya alasan-alasan yang obyektif pada pribadi orang-orang yang dikenakan
tindakan-tindakan diskriminatif.

Sumber : http://digilib.uinsby.ac.id/6247/7/Bab%205.pdf

- Sterotype
Hubungan dan interaksi antar suku bangsa yang majemuk di Indonesia, pada diri
seorang individu seringkali muncul gambaran subyektif mengenai suku-bangsa lain.
Gambaran subyektif mengenai suku-bangsa lain atau yang lazim disebut dengan
stereotype

Sumber:
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download/148/140

3. Kaitan Ilmu psikologi dengan ilmu faal, ilmu sosial budaya, dan ilmu
geografi
- Ilmu faal
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan proses otak dan
fungsi serta kerja alat-alat tubuh manusia secara biologis. Slah satu manfaat
mempelajari psikologi faal adalah dalam bidang pendidikan.
Sumber : https://fud.iain-surakarta.ac.id/akasia//index.php?p=show_detail&id=4406

- Ilmu sosial budaya


Dalam definisi psikologi sosial yaitu untuk memahami perilaku dalam kontek sosial,
sedangkan budaya adalah salah satu dari Icon konteks sosial yang mempengaruhi
penilaian terhadap dunia sosialnya. Hal yang sama dikemukakan bahwa salah satu
pelajaran yang bisa diambil dari dari teori dan penelitian psikologi sosial adalah
Variasi budaya mempunyai konsekwensi yang signifikan pada kognisi sosial, emosi
dan perilaku.

Sumber : http://repository.uin-malang.ac.id/3763/7/3763.pdf

- Ilmu geografi
Perilaku atau sifat manusia yang di pengaruhi oleh faktor wilayah atau tempat tinggal

Sumber : Ilmu psikologi oleh Bajra Wijaya

4 Aspek Jiwa menurut Hypocrates


Dalam bidang psikologi terdapat beberapa tipe kepribadian yang dikemukakan oleh
tokoh-tokoh pada zamannya. Salah satunya tipe kepribadian 9 yang diungkapkan oleh
Hippocrates dan Galenus, yang dikenal dengan teori Hippocrates-Galenus. Mereka
membagi tipe kepribadian berdasarkan zat cair yang ada dalam tubuh seseorang ke
dalam empat bagian.
Pembagian tipe kepribadian berdasarkan tipologi Hippocrates-Galenus:
1. Sanguin (Darah) Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Sanguin.
Dimana orang yang sanguin adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas.
Mereka memiliki sifat sedikit seperti anak-anak. Sanguin biasanya tidak menemukan
masalah dalam kehidupan sosialnya karena mudah bergaul dan akrab walau dengan
orang-orang yang baru dikenal. Sanguin sangat suka bicara, gampang untuk
mengikuti sebuah kelompok. Di balik sisi positifnya, individu bertipe kepribadian
sanguin memang agak susah untuk berkosentrasi pada suatu hal, ia juga egois, pelupa,
suka terlambat, dan seringkali membuat satu hal kecil menjadi besar. Meskipun
sanguin bukan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah kelompok, namun sanguin
biasanya ingin tampil lebih mencolok ketimbang anggota kelompok lainnya.
2. Koleris (Empedu Kuning) Manusia dengan kepribadian koleris memiliki
kemampuan memimpin yang bagus karena bisa dengan mudah mengambil sebuah
keputusan. Orang-orang koleris memiliki tujuan yang baik untuk ke depannya serta
selalu produktif dan dinamis. Koleris pun adalah pribadi yang menyukai kebebasan
dan selama hidupnya akan selalu bekerja keras. Hanya saja, tipe koleris suka
memerintah karena sifat kepemimpinannya, susah untuk mengalah, menyukai
pertentangan, mudah terpancing emosi, tidak mudah untuk disuruh sabar, dan
termasuk tipe yang keras kepala karena kemauannya yang keras.
3. Melankolis (Empedu Kuning) Individu dengan pribadi melankolis adalah tipe
manusia yang memiliki sifat analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis,
hemat, tidak begitu menyukai perhatian, serius, artistik, sensitif dan senantiasa rela
berkorban. Hanya saja tipe pribadi melankolis biasanya berfokus pada 12 sebuah cara
atau proses ketimbang tujuan. Mereka yang melankolis pun kurang bisa menyuarakan
opininya, seringkali juga memandang masalah dari sisi buruknya, serta kurang
mampu bersosialisasi dengan baik. Banyak orang yang melankolis berbakat menjadi
seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
4. Phlegmatis (Cairan Lendir) Phlegmatis adalah jenis kepribadian individu yang
selalu cinta damai dengan menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa ingin
memilih kubu. Dalam kehidupan sosialnya, individu plegmatis akan lebih senang
menjadi pendengar yang baik daripada sebagai pelaku cerita. Manusia berkepribadian
plegmatis mempunyai selera humor yang bagus walau sarkatik (sifat humor yang
menyinggung atau mengejek), menyukai keteraturan, mudah bergaul, serta suka
mencari jalan pintas. Individu ini juga tidak suka dipaksa, suka menunda sesuatu hal
dan memiliki antusias yang kurang terhadap hal-hal baru.

Sumber : http://eprints.umg.ac.id/802/3/BAB%20II.pdf
5 Pengasuhan pola otoritarian (otoriter)
Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak dengan menggunakan
kepemimpinan otoriter, kepemimpinan otoriter yaitu pemimpin menentukan semua
kebijakan, langkah dan tugas yang harus dijalankan. Sebagaimana diketahui pola asuh
otoriter mencerminkan sikap orang tua yang bertindak keras dan cenderung
diskriminatif. Hal ini ditandai dengan tekanan anak untuk patuh kepada semua
perintah dan keinginan orang tua, kontrol yang sangat ketat terhadap tingkah laku
anak, anak kurang mendapatkan kepercayaan dari orang tua, anak sering di hukum,
apabila anak mendapat prestasi jarang diberi pujian atau hadiah. Baumrind
menjelaskan bahwa pola asuh orang tua yang otoriter ditandai dalam hubungan orang
tua dengan anak tidak hangat dan sering menghukum. Pola asuh otoriter adalah pola
asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anak dengan aturan yang ketat, sering
kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk
bertindak atas nama diri sendiri dibatasi, anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak
ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan orang tua.
Sumber : , Jurnal Psikologi Indonesia. Januari 2014, Vol. 3, No. 01, hal 1 - 8. 1.

6. Faktor Prenatal
A. Faktor genetic
Perkembagan anak sebelum dilahirkan (Pranatal) ini merupakan awal sel-sel kehidupan anak
dimulai yang disebut dengan kromosom-kromosom yang terdiri dari beribu-ribu subtasi atan
gen-gen. Sifat-sifat gen inilah yang kemudian akan menentukan potensialitas genetik
seseorang. Bema, hanya satu dari sema, hanya satu dari senih sel yang sudah dibuahi itu
berisikan sekitar 46 kromosom yang terdiri atas 23 pasang kromosom. Sel-sel benih dari
masing-masing orang tua terdiri atas jumlah pasangan kromosom yang sama, akan tetapi
hanya satu dari setiap pasang yang bertemu dalam proses pembuahan. Maka proses reduksi
(penyusutan) jumlah kromosom-kromosom dari sel sperma (sel pria)dan sel telur (sel
wanita/ibu) menjadi separuhnya itu disebut sebagai pemisahan reduktif. Jadi, separuh
kromosom-kromosom bibit manusia itu diterimahnya dari ayah, dan separuhnya lagi dari ibu.
Dari proses ini nantinya juga dapat memungkinkan bahwa kromosom yang diterimah seorang
bayi hanya diterimahnya dari pihak ayah sepenuhnya atau sebaliknya dari pihak ibu. 1
B. Kondisi fisik seorang ibu hamil
Didalam rahim seorang ibu janin dapat dipastikan mendapatkan perlindungan yang aman dan
nyaman bila dilihat sekilas oleh mata, tetapi hal ini tidak berlaku bagi seorang ibu hamil yang
memiliki riwayat penyakit serius dan biasanya tidak dimungkinkan untuk mengandung.
Secara kesehatan fisik juga dapat berdampak buruk bagi si calon bayi, hal ini biasa terjadi
pada wanita yang memiliki kondisi rahim lemah. Jika rahim seorang ibu itu lemah,maka tidak
bisa dipastikan secara benar bahwa si calon bayi akan berkembang dengan semestinya. Hal
ini dapat dicegah dengan memberikan perawatan secara itensif kepada seorang ibu untuk
kebaikan dan kesempurnaan si calon bayi.
Pentingnya informasi kehamilan
C. Di zaman yang sudah canggih ini banyak para wanita karier (bekerja) yang terkadang
sangat sulit untuk membagi waktu untuk konsultasi kepada dokter kandungan yang
menanganinya. Lewat beberapa info yang terdapat di beberapa aplikasi HP wanita jadi lebih
mudah untuk menemukan info tentang perkembangan si calon bayi. Informasi perkembangan
bayi tidak boleh sampai disepelekan begitu saja, karena tidak semua bayi mengalami
pertumbuhan yang sama.
D. Makanan dan minuman Ibu yang sedang hamil sangat di anjurkan makan makanan yang
sehat dan bergizi supaya ibu dan bayi yang ada di dalam kandungannya terpenuhi gizinya dan
menjadi bayi yang sehat. Ibu hamil juga tidak boleh minum minuman yang mengandung
alkohol dikhawatirkan akan mengancam kesehatan bayinya. 1Kartini Kartono, Psikologi anak
(Psikologi Perkembangan), (Bandung : Mandar Maju,1995), hlm. 64-65 Dari beberapa faktor
diatas bisa ditarik garis besar bahwa begitu pentingnya masa awal perkembangan bayi yang
nantinya akan berpengaruh hingga dia menjadi manusia yang sempurnah

Sumber : http://eprints.umsida.ac.id/1276/1/PSI%20Prenatal.pdf

7. Tingkatan serta kemampuannya IQ/kecerdasan


a. Kecerdasan linguistic (Linguistik intelligence)
Adalah kemampuan untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekpresikan dan menghargai makna yang komplek, yang meliputi kemampuan membaca,
mendengar, menulis, dan berbicara.
b. Intelegensi logis-matematis (Logical matematich)
Adalah kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan
hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematika.
c. Intelegensi Musik (Musical intelegence)
Intelegensi musik adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada
pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang
menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang
memakai system symbol yang unik.
d. Intelegensi kinestetik.
Kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan pengalaman melalui panca indera. Intelegensi
kinestetik adalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk menyempurnakan
pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati pada actor,atlet atau penari,
penemu, tukang emas, mekanik.
e. Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi visual-spasial merupakan kemampuan yang memungkinkan memvisualisasikan
infoomasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke dalam metavor visual.
f. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan
orang lain dilihat dari perbedaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan.
g. Intelegensi Intrapersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dari keinginan, tujuan dan
system emosional yang muncul secara nyata pada pekerjaannya.
h. Intelegensi Naturalis.
Adalah kemampuan untuk mengenal flora dan fauna melakukan pemilahanpemilahan utuh
dalam dunia kealaman dan menggunakan kemampuan ini secara produktif misalnya untuk
berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.

Sumber : http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/479/322/

8. lima bentuk kepribadian beserta karakternya


1. Religius Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki sikap religius yang tinggi, akan
tetapi di zaman sekarang nilai religius ini udah mulai dilupakan, oleh karena itu pemerintah
86 harus diarahkan untuk menjadi pribadi yang taat kepada tuhannya tanpa memperhatikan
dari agama apapun masyarakat berasal sesuai dengan nilai pancasila. Sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya. Pemerintah dan seluruh masyarakat bertanggung jawab dan berperan aktif
dalam proses peningkatan dan penanaman nilai – nilai kejujuran bagi setiap warga negara
Indonesia. Untuk menjadikan indonesia sebagai negara maju dikemudian harinya. Apabila
masyarakat Indonesia telah memiliki sifat jujur dan pemerintah menunjukkan kejujuran
dalam proses pemerintahannya maka akan terlahir bangsa yang kuat dan dikenal dengan
negara yang jujur.
3. Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghindari perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya. Indonesia sangat dihargai oleh negara
lain atau lebih dikenal dengan negara yang bisa bertoleransi sangat tinggi baik antar umat
beragama maupun suku ataupun antar negara. Kita semua berkewajiban untuk
mengembalikan nilai toleransi yang mulai terhapus di Indonesia dengan menanamkan nilai
toleransi di dunia pendidikan.
4. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan. Setiap peserta didik dimulai harus dibiasakan untuk disiplin waktu, sehingga
saat mereka sudah tumbuh dewasa maka akan terlahir orang - orang yang bisa menghargai
waktu dan memiliki nilai disiplin yang tinggi. Proses penanaman nilai disiplin dibutuhkan
waktu yang lama dan harus dimulai dengan pendidikan di usia dini yang berkarakter.
5. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Kerja keras merupakan suatu hal yang telah sanagat jauh hilang dari bangsa Indonesia, oleh
karena itu pendidikan karakter yang berjiwa kerja keras akan sangat membantu Indonesia
dalam mengambalikan ideologi bangsa Indonesia sesuai yang diharapkan pendiri bangsa.
Apabila siswa mempunyai sifat kerja keras tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain
sebelum berusaha dengan baik, maka akan dihasilkan para peserta didik yang tangguh dan tak
mudah menyerah dalam kondisi apapun.

Sumber :
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/download/1346/1159

Anda mungkin juga menyukai