Anda di halaman 1dari 8

Studi Tentang Perilaku Membolos Siswa di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten Kediri

Yurika Tri Murdianti


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan
Email : (yurikamurdianti@mhs.unesa.ac.id)

Mochamad Nursalim
Bimbingan dan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan
Email : (mochamadnursalim@unesa.ac.id)

Abstrak

Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar,
setidaknya mereka pernah mengenyam pendidikan sebab perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak
dulu. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola, penyebab, akibat, dan penangan membolos
dari guru BK. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Bentuk
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII, VIII,
IX di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang Kediri. Teknik analisis data yang digunakan adalah trigulasi
dari metode Miles dan Hubermen.
Hasil dari penelitian ini antara lain faktor penyebab siswa membolos karena malas, pengaruh
teman sebaya, tidak semangat bersekolah, membantu orang tua bekerja, kurangnya perhatian orang tua
kepada anak. Dampak yang ditimbulkan dari membolos adalah cenderung pada dampak akademiknya
yang mana nilai siswa menurun, banyak tugas yang tertinggal, mata pelajaran yang tertinggal. Dan
dalam dampak dari segi sosial ada yang dicemooh teman karena perilakunya di sekolah aneh. Upaya
penanganan yang diberikan guru BK bagi siswa yang membolos adalah panggilan orang tua dan home
visit. Strategi penanganan yang diberikan guru BK bagi siswa yang membolos adalah dengan cara
dinasehati dan dipantau terus kehadirannya. Pihak yang terlibat dalam penangangan siswa membolos
adalah wali kelas, Guru BK.
Kata kunci : Perilaku Membolos, Siswa

Abstract
Truant behavior is actually not a new thing for many students, at least they have received
education because truant behavior itself has existed since a long time ago. The purpose of this study is
to describe the patterns, causes, consequences, and handling of truant behavior from the BK teacher.
This type of research is qualitative with a qualitative descriptive method. The form of research used in
this study is a case study. Data collection tools used are interviews and documentation. Subjects in the
study were students of class VII, VIII, IX in the public junior high school 2 Semen Puhsarang Kediri.
Data analysis techniques used are trigulation from the Miles and Hubermen methods.
The result of this study is to know the reason why truancy happens. There are laziness,
influence from friends, lack of enthusiasm to go to school, help parent in working, lack of parental
attention. This truancy will have side effect such as; the decrease of academic achievement, student
task and subject will be left behind. There is also a social impact by doing the behavior of truant. The
doer will get bullying by other because they are anti-social to others. In countering this behavior, the
guidance teacher will call their parent to school or using home visit. The guidance teacher will give an
advise and will keep monitoring the student continuously. Guidance teacher and homeroom teacher
becomes the main parties who can handle student in school.

Keywords: Truancy behavior, Student.

109
PENDAHULUAN sekolah sehingga ia tidak naik kelas dan bisa
sampai dikeluarkan dari sekolah yang mana hal
Menurut Undang - Undang Republik itu dapat merugikan bagi siswa sendiri dan tidak
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem sesuai dengan tujuan dari Pendidikan di
Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah Usaha Indonesia khususnya Bimbingan dan Konseling
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana sendiri.
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual Kenakalan siswa merupakan suatu
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, bentuk perilaku siswa yang melanggar bahkkan
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan menyimpang dari aturan sekolah. Kenalakan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan siswa banyak jenis salah satunya seperti
negara. Pendidikan sebagai salah satu sektor membolos. Membolos termasuk kenakalan
yang paling penting dalam pembangunan remaja karena membolos sudah merupakan
nasional. Pendidikan dijadikan andalan utama perilaku yang melanggar aturan sekolah maka
untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam dari itu membolos menjadi permasalahan yang
upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat perlu ditangani oleh guru BK. Gunarsa (2003)
Indonesia, dimana iman dan taqwa kepada mengatakan bahwa tingkah laku di sekolah yang
Tuhan yang maha Esa menjadi sumber motivasi bertahan dengan kurang pembentukan
kehidupan segala bidang. kesanggupan disiplin diri, pengendalian tingkah
laku dan memerlukan bimbingan guru antara
lain keterlambatan, membolos, menentang guru,
Perilaku membolos bukan lagi perkelahian, menyontek dan sebagainya.
merupakan hal yang baru bagi semua siswa atau
pelajar setidaknya mereka yang pernah
mengenyam sekolah atau pendidikan karena Menurut Gunarsa (2004) Membolos
perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak yaitu pergi meninggalkan sekolah tanpa alasan
dulu. Tidak pula di kota - kota besar siswa yang yang tepat pada jam pelajaran dan tidak izin
terlihat sering membolos, akan tetapi di daerah - terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Kartini
daerah juga perilaku membolos tersebut sudah Kartono (1991:77) membolos yaitu
menjadi kegemaran. Namun permasalahan yang ketidakhadiran peserta didik tanpa alasan yang
seperti ini menjadi salah satu faktor penyebab tepat. Kebiasaan membolos yang sering
bahkan dampak dari kegagalan siswa dalam dilakukan oleh siswa akan berdampak negatif
belajar atau pembelajaran di kelas maupun di pada dirinya antara lain dihukum, diskorsing,
lingkukan sekolah. Hal ini juga tidak terlepas tidak dapat mengikuti ujian, bahkan bisa
dari dampak yang dapat ditimbulkan dari dikeluarkan dari sekolah.
kebiasaan membolos tersebut apabila tidak
segera diatasi akan menimbulkan dampak yang
lebih parah lagi dan lagi.
Seperti yang dinyatakan di atas bahwa
kebiasaan membolos dapat menurunkan prestasi
belajar pada individu tersebut. Kartini Kartono
Banyak permasalahan yang ditimbulkan (2006) menngungkapkan penyebab siswa
dari perilaku membolos siswa membuat membolos ada dua jenis antara lain dalam diri
beberapa personil sekolah harus lebih ketat lagi sendiri dan lingkungannya. Dari dalam diri
dalam membuat tata tertib yang ada di sekolah sendiri yaitu siswa takut akan kegagalan, siswa
agar siswa tidak lagi melakukan pelanggaran merasa ditolak dan tidak disukai lingkungan.
terus menerus. Bagi siswa yang sering Penyebab dari lingkungan yaitu keluarga tidak
membolos harus dibantu oleh guru pembimbing memotivasi pembelajaran atau proses belajar dan
agar individu tersebut dapat mengurangi perilaku tidak mengetahui pentingnya sekolah bagi anaka
membolos tersebut dalam dirinya. ataua individu atau siswa atau peserta didik ntu
masa depan kelak.

Secara akademis siswa yang gemar


membolos akan mengalami ketertinggalan dalam Selain itu lingkungan sosial akan
materi pelajaran yang mana akan menyebabkan berdampak sangat hebat dalam perilaku remaja
kegagalan dalam belajar atau akademiknya. yang mana menurut Erikson remaja adalah
Terlebih siswa yang memiliki kebiasaan masa-masa pencarian identitas diri. Disini faktor
membolos mendapatkan sanksi dari pihak konformitas sosial juga sangat berpengaruh
110
khusunya dalam kohesivitas kelompok, dimana rendah. Selain prestasi rendah, siswa dapat
anggota-anggota kelompok cenderung tertarik terpengaruh pergaulan negatif di luar sekolah
kepada tugas-tugas kelompok, dan apabila yang nantinya dapat merugikan bagi masa depan
aktivitas kelompok itu negatif seperti halnya siswa itu sendiri.
membolos maka anak tersebut akan terpengaruh
dan ikut membolos agar dianggap layak diterima Fokus Masalah
dalam kelompok tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas,
maka yang menjadi fokus penelitian ini yaitu :

Setelah melakukan studi pendahuluan 1. Bagaimana pola perilaku membolos siswa


di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
Kediri dengan melakukan hasil wawancara Kabupaten Kediri?
dengan Guru BK yang ada di sekolah tersebut
masih banyak siswa yang gemar membolos 2. Bagaimana faktor perilaku membolos siswa
sekolah, perilaku ini terjadi di setiap kelas mulai di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
dari kelas VII, VIII, dan IX yang mana Kabupaten Kediri ?
seharusnya kelas IX sudah fokus dengan Ujian 3. Bagaimana akibat dari perilaku membolos
Nasional namun masih tetap ada beberapa siswa siswa di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
yang gemar membolos. Kabupaten Kediri ?

4. Bagaimana penanganan perilaku siswa


membolos di SMP Negeri 2 Semen
Alasan siswa membolos bermacam - Puhsarang Kabupaten Kediri?
macam yaitu ada yang sengaja ingin
mendapatkan perhatian dari orang tua yang
dimana mayoritas orang tua mereka sudah Tujuan Penelitian
bercerai, siswa hanya tinggal dengan ibunya
bahkan dengan nenek atau tinggal sendiri di Berdasarakan masalah yang ada diatas,
rumah karena ibunya bekerja menjadi TKI. maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:
Selain dari jenis dan alasan diatas, hasil
wawancara kepala sekolah para siswa di SMP 1. Untuk mengkaji pola perilaku membolos
tersebut dilihat dari segi nilai akademik memiliki siswa di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
nilai yang standart KKM yaitu 75 akan tetapi Kabupaten Kediri
tinggi nilai non akademiknya, seperti menjuarai
lomba futsal,pramuka, silat, basket, voli, dan 2. Untuk mengkaji faktor perilaku membolos
PMR. siswa di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
Kabupaten Kediri

3. Untuk mengkaji akibat perilaku membolos


Berdasarkan keterangan yang diperoleh siswa di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
dari konselor di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri menyatakan bahwa pada tahun
pelajaran 2016/2017 di sekolah ini untuk siswa 4. Untuk mengetahui penanganan perilaku
kelas VII, VIII dan IX yang membolos dengan siswa membolos di SMP Negeri 2 Semen
prosentase rata-rata 10-15% setiap minggunya Puhsarang Kabupaten Kediri
(Dokumen Konselor SMP Negeri 2 Semen
Puhsarang Kabupaten Kediri tahun 2016- 2018).
Batasan Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman
Dari hasil wawancara dengan guru BK dan agar mencapai pengertian yang sama, maka
di SMP Negeri 2 Semen Kabupaten Kediri yang perlu adanya batasan penelitian. Adapun batasan
melatar belakangi perilaku membolos siswa dari penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu :
diri sendiri dan lingkungan. Untuk
menindaklanjuti dan memperoleh informasi a. Penelitian ini hanya digunakan untuk
yang lebih detail maka peneliti melakukan mengkaji perilaku membolos siswa di SMP
penelitian yang berjudul “Studi Tentang Perilaku Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten
Membolos Siswa di SMP Negeri 2 Semen Kediri.
Puhsarang Kabupaten Kediri”. Alasan peneliti,
perilaku membolos siswa yang terjadi berakibat
pada keberhasilan belajar siswa atau prestasi
111
b. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII, METODE PENELITIAN
VIII, dan IX yang memiliki karakteristik
sesuai dengan yang ditentukan peneliti. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian
Manfaat Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
1. Secara Teoritis tetapi hanya menggambarkan apa adanya suatu
Penelitian ini bermanfaat untuk variabel, gejala atau keadaan ( Arikunto,
pengetahuan tambahan di dalam dunia 2010:243 ).
Bimbingan dan Konseling. Dimana hasil
penelitian nantinya dapat di jadikan Metode deskriptif kualitatif merupakan
acuan untuk referensi penelitian yang prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
serupa. dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subyek atau obyek penelitian (
2. Secara Praktis seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain )
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
Penelitian ini bermanfaat bagi : tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan
metode penelitian kualitatif adalah metode
a) Sekolah
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
Hasil penelitian ini dapat di gunakan kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti
sebagai bahan masukan positif bagi adalah sebagai instrument kunci, teknik
sekolah terlebih dalam mengatasi atau pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menangani perilaku membolos. trigulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
b) Guru Bimbingan dan Konseling menekankan makna daripada generalisasi (
Sugiono, 2012:1 ).
Dapat menambah pengetahuan guru
pembimbing dalam melaksanankan
layanan Bimbingan dan Konseling, serta Dalam penelitian ini lokasi yang
dapat dijadikan bahan masukan Guru digunakan adalah Sekolah Menengah Pertama
Pembimbing dalam layanan yang tepat Negeri 2 Semen, Puhsarang yang berada di
terhadap peserta didik yang melakukan Kabupaten Kediri. Penetapan lokasi penelitian
perilaku membolos. dikarenakan telah dilaksanakannya wawancara
dengan tujuan untuk menggali informasi awal
c) Peneliti
terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling di
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sekolah tersebut. Dari hasil wawancara dapat
menjadi salah satu informasi dalam diperoleh data bahwa SMP Negeri 2 Semen,
mengembangkan ilmu pengetahuan Puhsarang Kabupaten Kediri telah menerapkan
khususnya pandangan mengenai bimbingan dan konseling di sekolah dan
idetifikasi perilaku siswa membolos dilaksanakan oleh guru yang berkualifikasi S1
serta dapat memenuhi syarat - syarat Bimbingan dan Konseling.
memperoleh gelar (S1) pada Fakultas
Ilmu Pendidikan UNESA. Sumber data atau informasi yang
menjadi bahan baku penelitian untuk diolah
Asumsi merupakan data primer merupakan sumber-
sumber dasar yang merupakan bukti atau
Beberapa asumsi yang digunakan sumber utama dari kejadian masa lalu (Nazir,
dalam penelitian ini sebagai acuan dalam 2011). Dapat disimpulkan bahwa data primer
memecahkan masalah, yaitu: adalah sumber data utama yang didapatkan
dengan cara wawancara serta observasi. Sumber
1. Adanya siswa yang membolos di SMP data ini dari semua siswa siswi di SMP Negeri 2
Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten Semen Puhsarang Kabupaten Kediri VIII, IX,
Kediri. Guru BK, serta Wali Kelas dan data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
2. Perilaku membolos siswa disebabkan atau pengolahan data yang bersifat studi
banyak faktor. dokumen (Iskandar, 2008). Selain itu, Nazir
(2011) menambahkan data sekunder adalah
3. Perilaku membolos siswa dapat ditangani catatan adanya suatu peristiwa ataupun catatan
dengan kerjasama dari pihak sekolah. – catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber
orisinal. Dapat disimpulkan bahwa data
112
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari menggunakan kurikulum K-13, memiliki
studi dokumen atau catatan peristiwa. Sumber laboratorium 1, perpustakaan 1, ruang kelas
data ini dari buku-buku, jurnal atau artikel yang sebanyak 12 kelas yang mana ada satu
berhubungan dalam penelitian ini kelas yang terpisah oleh sekolah yang mana
kelas tersebut digunakan untuk siswa yang
Teknik pengumpulan data dalam mempunyai jarak antara rumah ke sekolah
penelitian bisa didasarkan atas beberapa bukti jauh supaya siswa dapat bersekolah dengan
yang berlainan yaitu wawancara dan baik.
dokumentasi.
2. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Dalam penelitian ini instrumen yang utama SMP Negeri 2 Semen Puhsarang
adalah peneliti sendir namun setelah fokus berupaya agar dapat memfasilitasi siswa
penelitian menjadi jelasmaka dikembangkan dalam menggali dan mengembangkan
instrumen penelitian sederhana yang dapat bakat, minat, dan potensi yang dimiliki
melengkapi data. ( Pedoman Wawancara untuk dalam bidang akademik maupun non
Siswa Membolos, Pedoman Wawancara untuk akademik. Pelaksanaan kegiatan non
Guru BK, Pedoman Wawancara dengan untuk akademik juga mendapat perhatian yang
Wali Kelas terlampir. ) keras sebagai wujud pengembangan potensi
siswa agar selaras dengan persyaratan visi,
Penelitian menggunakan penelitian misi dan tujuan pendidikan.
pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini
pemeriksaan keabsahan data menggunakan Berikut ini daftar ekstrakulikuler dan
menggunakan triangulasi sumber. Teknik jadwal kegiatan ekstrakulikuler di SMP
triangulasi merupakan teknik pemeriksaan Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu Kediri
yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap Tabel Daftar Ekstrakulikuler
data itu. Triangulasi dengan sumber berarti Sekolah
membandingkan dan mengecek balik derajat
Nama Hari Waktu Kelas
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
kegiatan
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
Pramuka Sabtu 11.35-12.00 VII,VIII
penelitian kualitatif, Patton dalam Moleong
(2014). Olahraga Kamis 14.30-17.00 VII,VIII
Berdasarkan dari elaborasi yang
dikatakan oleh Moleong analisis data adalah Voli Jumat 14.30-17.00
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar Basket Rabu 14.30-17.00
sehingga dapat ditemukan tema atau sebuah Futsal
kecenderungan. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis data metode PMR Sabtu 10.35-12.00 VII,VIII
alir dari Miles dan Huberman (1992). Aktivitas
dalam analisis data, adalah data reduction, Study Senin 09.35-12.35 VII,VIII
data display dan conclusion Club
drawing/verification.
Seni Tari Sabtu 10.35-17.00 VII,VIII

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Semen Dari hasil penelitian yang sudah
Puhsarang Kabupaten Kediri dilakukan, peneliti mendapatkan hasil analisis di
SMP Negeri 2 Semen Puhsarang Kabupaten
1. Lokasi Sekolah Kediri menunjukkan bahwa adanya perilaku
membolos dengan faktor dari dalam diri sendiri
UPTD SMP Negeri 2 Semen serta keadaan keluarga. Dibawah ini akan
Puhsarang Kabupaten Kediri beralamatkan dijelaskan pola, faktor dari perilaku membolos
di Jalan Sidorejo RT 003 RW 002 Pusarang serta akibat dan upaya penanganan oleh guru BK
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. SMP sebagai berikut :
Negeri 2 Semen Puhsarang dikepala
sekolahi oleh Erwan Santosa, S.Pd. ,
sekolah ini terdiri dari 24 guru dan

113
 Pola/Jenis Perilaku Membolos olos ganan

Pola atau jenis perilaku membolos PSP -Dalam - Nilai -


sekolah seperti menurut Dorothy Keither seming Tidak men Peman
(dalam Kartini Kartono 2006) ada dua jenis gu 3-4 meng urun ggilan
yaitu tanpa sepengetahuan orang tua, guru, kali erjak orang
tidak an dipang tua
pihak sekolah dan sepengetahuan orang
masuk tugas gil
tua. Disebutkan bahwa pola atau jenis
guru -
tanpa sepengetahuan seperti
-Tidak Kura bk Menaseha
berangkat/berpamitan kepada orang tua ke
ada ng ti
sekolah namun ternyata tidak pergi sekolah -
surat perha
sedangkan sepengetahuan orang tua seperti Dicem
izin tian
siswa dengan disuruh membantu ayah nya ooh
dan
bekerja. -Sejak teman
kasih
berang sayan
 Penyebab Perilaku Membolos kat -
g Keting
sekola orang
Bersumber dari berbagai faktor baik h galan
tua pelajar
internal maupun eksternal. Secara internal,
kebiasaan membolos bersumber dari dalam an
siswa yang antara lain rasa tanggung
jawab, kurang sadar pentingnya JM -Dalam - -Nilai -
pendidikan, pelajaran yang dianggap sulit, perbula Mala menuru Menas
motivasi belajar kurang serta merasa n 3 kali s n ehati
rendah diri. Faktor eksternal yang tidak
masuk - - -
mempengaruhi kebiasaan membolos dapat Peng Dipang Memba
bersumber dari lingkungan keluarga dan -Tidak aruh gil ntu
pergaulan teman sebaya. Faktor dalam ada tema guru membe
keluarga yang menjadi sumber timbulnya surat n ri
kebiasaan membolos, yatu suasana izin sebay bk pelajar
keluarga yang kurang mendukung dan a an
kurangnya keharmomisan hubungan dalam -Sejak -
Keting tambah
keluarga. berang an
kat galan
 Akibat Perilaku Membolos sekola pelajar
h an
Akibat perilaku membolos sekolah
adalah ketinggalan mata pelajaran, hasil PAG -Dalam Mem -Nilai -
belajar yang diperoleh kurang bagus atau seming bantu menuru Menas
menurun, minat terhadap pelajaran gu 3-4 orang n ehati
semakin kurang, tugas juga banyak yang kali tua
tidak - -
tertinggal, dimarahi guru bk dan panggilan
masuk Dipang Memba
orang tua oleh Guru BK. gil ntu
guru membe
 Upaya Penanganan Perilaku Membolos bk rikan
Dengan memanggil kemudian memberi tambah
- an
nasihat kepada siswa yang membolos. Keting
Apabila masih mengulanginya lagi guru bk pelajar
alan an
melakukan panggilan kepada orang tua
mata
siswa dan melakukan home visit. Panggilan
pelajar
orang tua ini dilakukan jika siswa tidak
an
masuk tanpa keterangan sampai tiga kali
dalam seminggu.
Tabel 4.1 Analisis Trigulasi Sumber Data PENUTUP
Wawancara
Simpulan
Nama Pola Peny Akibat Upaya
Memb ebab Penan

114
Berdasarkan pembahasan hasil penanganan seperti konseling kelompok,
penelitian tentang studi perilaku membolos bimbingan kelompok atau membentuk
siswa di SMP Negeri 2 Semen Puhsarang kelompok teman sebaya guna mengatasi
Kabupaten Kediri diperoleh kesimpulan sebagai siswa yang membolos dan juga untuk
berikut : mencegah siswa yang belum membolos
agar tidak terpengaruh dengan temannya
1. Penyebab Perilaku Membolos Siswa tersebut.
Penyebebab siswa membolos adalah b. Memberikan layanan konseling maupun
malas pergi ke sekolah, sakit tapi surat bimbingan kepada keseluruhan siswa
tidak sampai di guru, membantu orang tua tentang perilaku membolos di sekolah
bekerja, karena tidak pernah mengerjakan serta konsekuensi yang akan didapatkan
tugas sekolah. bila melangar peraturan sekoklah.
2. Dampak Perilaku Membolos Siswa c. Konselor melakukan pendekatan secara
Dampak yang ditimbulkan dari individu kepada siswa agar siswa lebih
perilaku membolos adalah psikisnya terbuka terhadap konselor sekolah dan
didapatkan bahwa siswa yang membolos tidak menganggap bhwa konselor
akan mengalami kecemasan derngan nilai sekolah adalah polisi sekolah.
rapotnya, dampak akademiknya didapatkan
bahwa nilai siswa menurun, banyak mata
pelajaran yang tertinggal, banyak tugas d. Konselor perlu mengembangkan
yang tidak dikumpulkan atau dikerjakan. kreatifitas dalam membuat program
Sedangkan dampak sosial yang didapatkan penanganan siswa yang membolos agar
baha siswa dikucilkan temannya. lebih efektif dan efisien.
Dampak diatas adalah , dampak yang
dialami siswa cenderung dampak
akademiknya. Maka dari itu guru mata 2. Peneliti lain
pelajaran memberikan kesempatan untuk Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
memperbaikinya dengan meminta tugas referensi oleh peneliti lain jika di dalam
tambahan, meminta ulangan ulang atau jika penelitian ini belum ditemukan teori baru
ada yang kurang dipahami bisa bertanya yang dapat mendukung serta memperbaharui
dijam pulang sekolah. hasil penelitian tentang perilaku membolos
3. Upaya Penanganan Perilaku Pembolos siswa ini.
Siswa
Upaya penanganan perilaku DAFTAR PUSTAKA
membolos dengan memanggil orang tua ke Arikunto, Suharsini. 2010. Manajemen
sekolah. Panggilan orang tua itu dilakukan Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
saat siswa tersebut tidak masuk dalam Aridlowi. 2009. Siswa yang Membolos.
kurun waktu tiga kali dalam seminggu dan (Jurnal) (http://aridlowi.com/2009/03/bk-
tanpa keterangan sama sekali. Selain siswayang-membolos.html. Didownload
panggilan orang tua, dilakukan juga home 26 Desember 2017)
visit ke rumah siswa apabila ada informasi
Gunarsa, Singgih D. 2006. Psikologi Praktis
yang kurang berkesinambungan atau orang
Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta :
tua tidak bisa datang ke sekolah.
Gunung Mulia.
Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitian
Saran Kualitatif: Teori dan Praktek. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
1. Bagi konselor sekolah
Kartono, Kartini. 1991. Bimbingan bagi Anak
Adapun saran yang penulis dan Remaja yang bermasalah. Jakarta :
rekomendasikan kepada konselor sekolah Rajawali Press.
adalah :
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian
a. Penanganan perilaku membolos Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung : PT.
diharapkan konselor menggunakan Remaja Rosdakarya.
strategi konseling. Atau memberikan
115
Nazir, Mohammad. 2011. Metode Penelitian.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

116

Anda mungkin juga menyukai