Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KERTAS KERJA

DOSEN PENGAMPU
Helman Aris R.M SE, M.Si

MATA KULIAH
Pengauditan 1

DISUSUN OLEH
Febri Haryanti
2020105016

TANGGAL PRESENTASI
07 Desember 2021

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMA SALATIGA


PROGAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2020/2021

i
A. KONSEP KERTAS KERJA
1. Definisi Kertas Kerja
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut : “
kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit
yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan
yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. “ Audit atas laporan keuangan harus didasarkan
atas standar auditing yang ditetapkan IAI.

2. Isi Kertas Kerja


Menurut SA Seksi 339 Kertas Kerja Paragraf 05, kertas kerja harus cukup
memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan atau informasi lain
yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan oleh auditor.

3. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja


Ada berbagai tujuan pembuatan kertas kerja. Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja
adalah untuk :
a. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
b. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
c. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
d. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

B. KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI DALAM


KERTAS KERJA

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor
akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas
kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindarkan penggunaan
hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya.

SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai
untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya tahun,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
mengenai penyimpanan dokumen.
1
C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OELH AUDITOR DALAM
PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK

Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor yang harus diperhatikan:
1. Lengkap.
2. Teliti.
3. Ringkas.
4. Jelas.
5. Rapi.

D. TIPE KERTAS KERJA


Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat oleh auditor dalam
auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokkan
ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini:
1. Progam Audit (Audit Progam)
2. Working Trial Balance
3. Ringkasan Jurnal Adjustment
4. Skedul Utama (lead Schedule atau top schedule)
5. Skedul pendukung (supporting schedule)

E. PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA

Setiap auditor mempunyai cara tersendiri mengenai cara pemberian indeks kertas kerja. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks kertas kerja adalah sebagai berikut:
1. Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat di sudut atas atau di sudut bawah.
2. Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Indeks silang dari skedul pendukung ke skedul utama.
b. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.
c. Indeks silang antarskedul pendukung.
d. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjustment.
e. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.

2
f. Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan progam audit dengan
kertas kerja.
3. Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya tidak diberi indeks
kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.

F. METODE PEMBERIAN INDEKS KERTAS KERJA


Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja :
1. Indeks Angka. Kertas Kerja Utama (Progam Audit, working trial balance, ringkasan jurnal
adjustment), skedul utama, dan skedul pendukung diberi kode angka. Kertas kerja utama
dan skedul utama diberi idenks dengan angka, sedangkan skedul pendukung diberi
subindeks dengan mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan.
2. Indeks kombinasi angka dan huruf. Kertas kerja diberi kode yang merupakan kombinasi
huruf dan angka. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi kode huruf, sedangkan skedul
pendukungnya diberi kode kombinasi huruf dan angka.
3. Indeks Angka Berurutan. Kertas kerja diberi koe angka yang berurutan.
G. SUSUNAN KERTAS KERJA
Akuntan senior yang akan me-review kertas kerja biasanya menghendaki susunan kertas
kerja dalam urutan berikut ini.
1. Draft laporan audit (Audit Report)
2. Laporan Keuangan Auditan
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
4. Progam Audit
5. Laporan Keuangan atau lembat kerja (Work sheet) yang dibuat oleh klien.
6. Ringkasan jurnal adjustment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung

Dalam butir 3 dicantumkan “Ringkasan Informasi bagi reviewer”. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan daftar hal-hal yang memerlukan perhatian khusus dari reviewer.
3
H. PENGARSIPAN KERTAS KERJA
Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya:
(1) arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip kini
(current file); (2) arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak
mengalami perubahan.

Anda mungkin juga menyukai