Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN TEORI

1. Pengertian tidur
Tidur merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin Somnus yang
berarti alami Periode pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh
dan pikiran. Tidur Merupakan kondisi dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan Mengalami penurunan (Mubarak, et all. 2015).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidur berarti Keadaan berhenti
(mengaso) badan dan kesadarannya (biasanya Dengan memejamkan mata).
Sedangkan dalam ilmu kesehatan, Tidur merupakan proses fisiologis Normal
yang bersifat aktif, Teratur, berulang, kehilangan tingkah laku yang reversible,
dan Tidak berespons terhadap lingkungan. Tidur dibutuhkan otak untuk
Menunjang proses fisiologis. Tidur adalah suatu fenomena Kehidupan yang
berlangsung dalam suatu siklus sirkadian yang Memengaruhi siklus endokrin
dan pola sikap (behavior) secara Langsung atau tak langsung. Jika kurang
tidur berlangsung kronis, Maka dapat mengganggu konsentrasi.
2. Manfaat tidur
Tidur merupakan suatu aktivitas yang dapat memberikan pengaruh
terhadap kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh. Tidur berpengaruh
terhadap produktivitas, kestabilan emosi, kesehatan otak, menjaga kesehatan
jantung, fungsi imun tubuh, kreativitas, vitalitas, hingga menjaga berat badan
stabil.
Tidur memiliki banyak manfaat salah satunya ialah meningkatkan daya ingat,
Kurang tidur dapat mempengaruhi daya pikir, konsentrasi dan kemampuan
untuk mengambil keputusan. Menurut penelitian menunjukkan bahwa ketika
tidur, otak akan memproses dan memperkuat ingatan.
Tidur juga penting untuk menunjang perkembangan otak. Anak-anak
yang kurang tidur cenderung mengalami masalah daya ingat. Anak yang
menjaga pola tidur menurut penelitian yang dilakukan University of
Massachusetts Amherst, dapat meningkatkan daya ingat. Efeknya, proses
belajar anak pada anak usia sekolah menjadi lebih optimal.
Menurut Dokter Rachel Dawkins, spesialis anak di Johns Hopskins
Children Hospital, ketika anak memperoleh waktu istirahat yang cukup setiap
harinya, ia akan menunjukkan perkembangan kemampuan kognitif seperti
nalar, daya ingat, dan fokus yang lebih pesat. Penelitian menunjukkan, tidur
dapat meningkatkan kewaspadaan, menurunkan stres, serta meningkatkan
fungsi kognitif, terutama pada anak. Fungsi kognitif ini termasuk perhatian,
memori, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
Manfaat istirahat untuk anak, khususnya tidur, juga ditunjukkan pada
studi yang dilakukan dalam rentang 1 tahun pada jurnal Molecular Psychiatry.
Anak-anak (9-11 tahun) yang tidur lebih lama setiap harinya menunjukkan
nilai kognitif yang lebih tinggi. Nilai kognitif tersebut ditentukan dari volume
area di struktur otak anak yang didapat dari hasil pembacaan alat.
Tidur diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan tampaknya menjadi
Penting bagi pemulihan kognitif (Buysse, 2005 dalam potter & Perry 2010).
Tidur Berhubungan dengan perubahan aliran darah otak, peningkatan
aktivitas korteks, Peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin.
Gabungan kegiatan ini Membantu penyimpanan memori dan proses belajar
(McCance dan Huether, 2006 potter & Perry 2010). Selama tidur, otak
menyaring informasi yang tersimpan tentang kegiatan Hari itu.
Maka dari itu tidur merupakan hal penting yang harus di perhatikan,
karena mempengaruhi perkembangan anak salah satunya ialah daya ingat
pada anak. Anak yang memiliki pola tidur yang cukup maka akan memiliki
daya ingat yang tinggi tidak mudah lupa
3. Dampak Kurang Tidur
Seseorang tidak menyadari bagaimana masalah tidur mempengaruhi
perilaku Mereka. Perilaku yang dimaksud yaitu seperti mudah marah,
disorientasi (mirip dengan Keadaan mabuk), sering menguap, dan bicara
melantur. Jika kurang tidur telah Berlangsung lama, perilaku psikotik seperti
delusi dan paranoid kadang-kadang dapat Berkembang (potter & Perry 2010).
Kekurangan tidur ditengarai bisa memberi efek Negatif pada kesehatan fisik
dan mental. Misalnya saja bisa Kurangnya energi dalam Tubuh, lebih sulit
konsentrasi, kurang mood, dan risiko lebih besar akan terjadinya kecelakaan
akibat mengantuk (potter & Perry 2010). Selain itu seseorang akan
Mengantuk sepanjang siang hari dan sering bermasalah dengan cara
berpikirnya. Lebih Lamban mempelajari hal-hal baru, mengalami kesulitan
dengan ingatan, dan kemampuan Mereka membuat keputusan
(kemungkinan) bisa keliru (McKhann, Guy & Marilyn, 2010).
Orang yang kurang tidur akan mengalami beberapa hal yang dapat
mengganggu daya ingat, di antaranya:
a. Sulit menerima informasi, karena neuron pada otak bekerja terlalu keras.
b. Cenderung menafsirkan kejadian secara berbeda.
c. Cenderung kehilangan kemampuan untuk mengingat-ingat informasi
tertentu.
Dengan demikian Kurang nya tidur dapat mempengaruhi konsentrasi
anak, anak jadi mudah lupa dan Dalam penangkapan informasi kurang baik
sehingga mempengaruhi dalam proses kognitif serta bahasa pada anak.

4. Kebutuhan Tidur sesuai Usia

Usia 0-1 Bulan Bayi yang usianya baru mencapai 2 bulan, umumnya
membutuhkan tidur 14-18 jam setiap hari. Usia 1- 18 Bulan Pada usia ini, bayi
membutuhkan waktu tidur 12-14 jam setiap hari termasuk tidur siang. Tidur
cukup akan membuat tubuh dan otak bayi berkembang baik dan normal.Usia
3-6 TahunKebutuhan tidur yang sehat di usia anak menjelang masuk sekolah
ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13 jam, termasuk
tidur siang. Menurut penelitian, anak usia di bawah enam tahun yang kurang
tidur, akan cenderung obesitas di kemudian hari .Usia 6-12 tahun, Anak usia
ini membutuhkan waktu tidur 10 jam. Menurut penelitian, anak yang tidak
memiliki waktu istirahat yang cukup, dapat menyebabkan mereka menjadi
hiperaktif, tidak konsentrasi belajar, dan memilki masalah pada perilaku di
sekolah dan lingkungannya. Usia 12-18 tahun Menjelang remaja, kebutuhan
tidur yang sehat adalah 8-9 jam. Studi menunjukkan bahwa remaja yang
kurang tidur, lebih rentan terkena depresi, tidak fokus dan punya nilai sekolah
yang buruk. Usia 18-40 tahun, Orang Dewasa membutuhkan waktu tidur 7 - 8
jam setiap hari. Para dokter menyarankan bagi mereka yang ingin hidup
sehat untuk menerapkan aturan ini pada kehidupannya. Lansia Kebutuhan
tidur terus menurun, cukup 7 jam perhari. Demikian juga jika telah mencapai
lansia yaitu 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari.
5. Pengertian Mudah Lupa

Mudah lupa adalah kondisi di mana seseorang gagal untuk mengingat


secara terus-menerus akan sesuatu hal. Kondisi ini merupakan hasil dari
perubahan di otak manusia. Biasanya, ini merupakan hal biasa seiring
menuanya seseorang. Mudah lupa umumnya bukan saja terjadi ketika
seseorang ingin mengingat peristiwa yang sudah terjadi. Pada beberapa
orang, hal itu juga berupa kesulitan untuk membentuk ingatan baru atau saat
mempelajari hal-hal baru. Meski sering dikaitkan dengan makin
bertambahnya umur, bukan berarti hal tersebut bisa dianggap angin lalu. Bisa
saja mudahnya seseorang melupakan sesuatu terjadi karena menderita
penyakit tertentu.Banyak penyebab lain yang mungkin membuat seseorang
menjadi mudah lupa. Selain penyakit fisik, beberapa juga terkait kondisi
psikologi seseorang. Itulah kenapa amat penting mengetahui penyebab di
balik kondisi ini guna mendapat perawatan sesegera mungkin.

6. Penyebab Mudah lupa pada Anak

1. Kadar gula darah anak tinggi

Memori yang tersimpan dalam otak bisa saja terganggu diakibatkan


kadar gula darah yang cukup tinggi. Kondisi ini akan menganggu bagian otak
yang berkaitan dengan memori.Sehingga jika dalam keluarga ada yang
memiliki riwayat kencing manis atau diabetes, maka akan lebih baik untuk
mengendalikan asupan gula.

2. Anak kurang istirahat

Manusia membutuhkan 8 jam istirahat untuk bisa menyimpan memori


yang baru.Dalam sebuah penelitian, responden yang memiliki waktu tidur 6
jam setiap malamnya selama kurun waktu 2 minggu mungkin tidak akan
merasa kekurangan waktu tidur. Namun, setelah dilakukan tes memori
substansial, didapatkan hasil jika mereka kesulitan dalam mengingat memori
jangka pendek. Sehingga, penting bagi anak untuk istirahat cukup setiap
harinya. Jika memang anak tidak bisa, lakukan tidur pendek saat tubuh
merasa lelah, kurang lebih selama 6 menit saja.

3. Anak mengalami stres atau depresi

Depresi nyatanya juga menjadi salah satu penyebab lupa yang sering
terjadi. Apalagi jika sampai penderitanya mengalami depresi berat, tentu saja
akan berpengaruh pada sel-sel di dalam otaknya. Ketika otak mengalami
depresi, maka bisa saja hal ini akan membunuh sel-sel di dalam otak yang
menyebabkan daya ingat menjadi menurun. Jika anak diketahui memang
mengalami depresi, sebaiknya pihak keluarga segera mencari terapi psikologi
untuk depresi sehingga tidak sampai menyebabkan banyaknya sel-sel otak
yang hilang dan membuat daya ingat menjadi sulit ditingkatkan.

4. Gangguan hormon metabolisme

Jika kondisi ini terjadi pada anak, mungkin bisa saja disebabkan
karena masalah tiroid. Hormon tiroid bekerja untuk mengontrol metabolisme
di dalam tubuh. Jika produksinya terlalu sedikit atau banyak tentunya bisa
menganggu sel-sel di dalam otak dan memperlambat informasi yang masuk
ke dalam otak.

5. Anak kekurangan gizi

Anak yang kekurangan gizi bisa saja membuatnya menjadi pelupa.


Khususnya bila ia kekurangan vitamin B12. Untuk itu, imbangkanlah
aktivitasnya yang tinggi di sekolah dengan asupan yang baik pula seperti
jenis makanan, sayur, atau buah yang mengandung vitamin B12.

6. Anak mengonsumsi obat tidur atau alergi

Obatan-obatan juga sering digunakan sebagai cara mengobati susah


tidur, alergi, dan gangguan pencernaan. Namun,hal ini juga bisa
menyebabkan fungsi di dalam otak menjaid terganggu.
7. Kebiasaan tidur mendengkur anak

Tak hanya dapat menganggu nyamannya tidur, namun mendengkur


saat tidur juga bisa menurunkan daya ingat. Ketika tidur dengan
mendengkur, saluran napas akan terhambat sehingga dapat memotong
pasokan oksigen selama beberapa detik dan menyebabkan sel-sel yang ada
di dalam otak menjadi kelaparan.

8. Masalah kesehatan tertentu anak

Penyebab lupa pada anak yang terakhir adalah masalah kesehatan


tertentu. Jika anak mengalami ADHD, tumor otak, atau gegar otak,
kemungkinan besar daya ingatnya pun menjadi lebih lemah.

Anda mungkin juga menyukai