Anda di halaman 1dari 7

BAB V.

BENDUNGAN (DAMS)

5. Pembagian Tipe Bendungan

Bendungan dapat dipandang dari beberapa segi yang masing-masing


menghasilkan tipe yang ber beda-beda pula. Maka pembagian tipe bendungan
dapat dipandang dari tujuh (7) keadaan, yaitu :

1. berdasar ukuran,
2. tujuan pembangunannya,
3. penggunaannya,
4. jalannya air,
5. konstruksinya,
6. fungsinya, dan
7. menurut ICOLD.

5.1. Pembagian tipe bendungan berdasar ukurannya

Ada dua (2) tipe, yaitu bendungan besar dan bendungan kecil

1. Bendungan besar (large dams)


Menurut ICOLD definisi bendungan besar adalah :

1). Bendungan yang tingginya lebih dari 15 m, diukur dari bagian terbawah
pondasi sampai ke puncak bendungan.
2). Bendungan yang tingginya antara 10 m dan 15 m dapat pula disebut
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai
berkut :

a. panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500 m,


b. kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m3,
c. debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2.000
m3/dt,
d. bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya
(had specially difikult fondation problem)
e. bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design)

Hal 5-1
2. Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar
disebut bendungan kecil.

5.2. Pembagian tipe bendungan berdasar tujuan pembangunannya

Ada dua (2) tipe yaitu bendungan dengan tujuan tunggal dan bendungan
serbaguna.

1. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams) adalah


bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misal : untuk
pembangkit listrik atau irigasi (pengairan) atau pengendalian banjir atau
perikanan darat atau tujuan lainnya, tetapi hanya untuk satu tujuan saja.

2. Bendungan serbaguna (multipurpose dams) adalah bendungan yang


dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan misal : untuk PLTA dan Irigasi;
PLTA dan pengendalian banjir; Air minum dan air industri; PLTA, pariwisata
dan irigasi dan lain-lain

5.3. Pembagian tipe bendungan berdasar penggunaannya

Ada tiga tipe, yaitu bendungan untuk membentuk waduk, bendungan penangkap/
pembelok air dan bendungan untuk memperlambat aliran air.

1. Bendungan untuk membentuk waduk (storage dams) adalah bendungan


yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu
kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.

2. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams) adalah bendungan


yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat mengalir
masuk ke dalam saluran air atau terowongan air. Apabila bukan termasuk
bendungan besar disebut bendungan penangkap (deversion weir).
Banyak digunakan untuk irigasi dan penyediaan air untuk industri.

3. Bendungan untuk memperlambat jalannya air (detension dams) adalah


bendungan yang dibangun untuk memperlambat aliran air sehingga dapat
mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi dua (2),
yaitu :

Hal 5-2
a. untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air di
bagian hilir.
b. untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah
sekitarnya.

Apabila tujuannya digunakan untuk menangkap lumpur dan pasir maka disebut
debris dam, check dam atau sabo dam.

5.4. Pembagian tipe bendungan berdasar jalannya air

Ada dua (2) tipe yaitu bendungan untuk dilewati air dan bendungan untuk
menahan air.

1. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams) adalah bendungan yang


dibangun untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah (spillway)

2. Bendungan untuk menahan air (non overflow dams) adalah bendungan


yang sama sekali tidak boleh dilewati air. Kedua tipe ini biasanya dibangun
berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu atau pasangan bata.

5.5. Pembagian tipe bendungan berdasar konstruksinya

Ada tiga (3) tipe yaitu bendungan urugan, bendungan beton dan bendungan
lainnya.

1. Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)

Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil


penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat
campuran secara kimia, jadi betul2 bahan pembentuk bendungan asli.

Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi :

1) Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams), sering disebut


sebagai bendungan urugan tanah, biarpun sesungguhnya kurang tepat
karena pengertian lebih luas. Bendungan urugan tanah hanya
merupakan sebagian saja dari bendungan urugan serbasama.

Bendungan urugan serbasama merupakan bendungan yang lebih dari


setengah volumenya terdiri atas bahan bangunan yang seragam. Jadi
urugan pasir dan kerikil (koral) termasuk di dalam tipe ini, yang dengan
sendirinya harus dilengkapi lapisan kedap air. Bendungan ini masih

Hal 5-3
dapat dibagi menjadi dua (2) tipe yaitu : bendungan urugan tanah dan
bendungan urugan pasir dan kerikil.

2). Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams) adalah


bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan yaitu lapisan
kedap air (watertight layer), lapisan batu (rockzones, shell), lapisan
batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filterzones).

3). Bendungan urugan batu dengan lapis kedap air di muka


(impermeable face rockfill dams, dekced rockfill dams) adalah
bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya
diletakkan di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang sering
dipakai adalah aspal dan beton bertulang. Perancis telah mencoba
menggunakan geotextile untuk lapisan kedap air di muka yang hasilnya
cukup memuaskan dan sudah mulai dipakai di negara lain. Bahan-bahan
bangunan lainnya seperti kayu, besi dan karet pernah pula dicoba,
namun mengalami kesulitan sehingga tidak pernah dipakai lagi.

2. Bendungan beton (concrete dams)

Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan
maupun tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi : bendungan beton
berdasar berat sendiri, bendungan beton dengan penyangga, bendungan
beton berbentuk lengkung dan bendungan beton kombinasi.

1) Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)


adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya
yang bekerja padanya hanya dengan berat sendiri saja.

2) Bendungan beton dengan penyangga (concrete buttress dams)


adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk
menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padanya. Banyak dipakai apabila
sungainya sangat lebar sedangkan keadaan geologinya baik.

3) Bendungan beton berbentuk lengkung (concrete arch dams atau


beton berbentuk busur) adalah bendungan beton yang didesain untuk
menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padanya lewat abutmen kiri dan
abutmen kanan bendungan.

Hal 5-4
4) Bendungan beton kombinasi (combination concrete dams, mixed
type concrete dams) adalah merupakan kombinasi antara lebih dari
satu tipe. Apabila suatu bendungan beton berdasar berat sendiri
berbentuk lengkung maka disebut concrete arch gravity dams.
Apabila suatu bendungan beton merupakan gabungan beberapa
lengkung maka disebut concrete multiple arch dams. Terdapat pula
suatu bendungan yang sebagian panjangnya berbentuk lengkung dan
beton dengan penyangga lainnya. Terdapat pula suatu bendungan yang
sebagian panjangnya dengan penyangga sedang lainnya berbentuk
lengkung.

3. Bendungan lainnya

Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber


dams), bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick
dams), bendungan pasangan batu (masonry dams). Pada

5.6. Pembagian tipe bendungan berdasar fungsinya

Ada delapan (8) tipe, yaitu bendungan pengelak pendahuluan, bendungan


pengelak, bendungan utama, bendungan sisi, bendungan di tempat rendah,
tanggul, bendungan limbah industri dan bendungan pertambangan.

1. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike) adalah


bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang
memungkinkan pembangunan secara teknis.

2. Bendungan pengelak (cofferdam) adalah bendungan yang dibangun


sesuadah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi
rencana bendunga utama menjadi kering yang memungkinkan
pembangunannya secara teknis

3. Bendungan utama (main dam) adalah bendungan yang dibangun untuk


memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

4. Bendungan sisi (high level dam) adalah bendungan yang terletak di


sebelah sisi kiri atau sisi kanan bendungan utama yang tinggi puncaknya

Hal 5-5
juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya
dengan menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang
sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi
kanan. Biaya yang dipakai untuk menaikkan tinggi air masih ekonomis
dibandingkan dengan hasil besar yang akan diperoleh.

5. Bendungan di tempat rendah (saddle dam) adalah bendungan yang


terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk
mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke
daerah sekitarnya.

6. Tanggul (dyke, levee) adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri
dan atau kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan
utama yang tinggi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya
maksimal 5 kali tingginya.

Apabila tanggul ini digunakan untuk mencegah banjir di sepanjang sungai


maka disebut tanggul banjir ( flood bank), bila dibuat dari pasangan bata,
pasangan batu atau beton maka disebut dinding penahan banjir (flood
wall).

7. Bendungan limbah industri (industrial waste dam) adalah bendungan


yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang
berasal dari industri.

8. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing waste dam) adalah


bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil
galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian
pertambangan juga.

5.7. Pembangian Tipe Bendungan menurut ICOLD (The International


Commission on Large Dams)

ICOLD membuat pembagian tipe menjadi enam (6), yaitu :

1. bendungan urugan tanah,


2. bendungan urugan batu,
3. bendungan beton berdasar berat sendiri,

Hal 5-6
4. bendungan beton dengan penyangga,
5. bendungan beton berbentuk lengkung, dan
6. bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung.

5.8. Faktor-faktor yang Menentukan di dalam Pemilihan Tipe Bendungan


Ada beberapa faktor dan masing-masing ada kalanya saling bertentangan satu
dengan yang lainnya. Apabila terjadi demikian harus dipilih lebih dari tiga (3)
alternatif kemudian dibandingkan dan dipilih yang paling menguntungkan. Faktor-
faktor yang penting adalah :

1. Tujuan pembangunan,
2. Keadaan klimatologi setempat,
3. Keadaan hidrologi setempat,
4. Tersedianya bahan bangunan setempat,
5. Keadaan topografi setempat,
6. Keadaan di daerah genagan,
7. Keadaan geologi setempat,
8. Keadaan lingkungan setempat,
9. Keperluan untuk pengoperasian waduk,
10. Hubungan dengan bangunan pembantu (pelimpah, pengambilan,
pengeluaran)
12. Biaya proyek.

Hal 5-7

Anda mungkin juga menyukai