Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Azhar Febriansyah

NIM : 2018 – 11 – 286


Mata Kuliah : Smart Grid (B)
Tugas Wrap Up Summary Weekly 7
(Demand Respond)
➢ Pendahuluan
Jadi pada dasarnya yang Namanya listrik itu suplai demand nya harus sama.
Perbedaan antara listrik dengan yang lain itu, listrik tidak dapat disimpan. Berbeda
dengan misalnya air, air itu dapat disimpan. Untuk menyeimbangkan antara supply
dengan demand atau anatara beban dengan pasokan ada yang namanya
utility/perusahaan listrik.
➢ Manajemen Beban
Dalam memanajemen beban, sebuah utility atau perusahaan listrik harus
menyeimbangkan antara kebutuhan beban dengan pasokannya. Namun pada
kenyataannya untuk sebuah utility atau perusahaan listrik terkadang akan mengalami
kebutuhan beban yang lebih besar terhadap pasokannya. Contohnya seperti ini :

Ini merupakan contoh dari CASIO (California Independent Service Operator),


disini dapat dilihat jika beban dan pasokan itu belum tentu sama. Dimana garis biru
mennjukkan bebannya, garis hijau kapasitas anginnya dan garis merah pasokan dari
solar nya. Jika dilihat terdapat beberapa titik dimana adanya gap antara ketersediaan
pasokan dengan kebutuhan beban. Disini juga terdapat tiga hal, yang pertama beban itu
tiba-tiba naik cepat (Ramp Up) dari jam 4 sampai jam 11. Kemudian terjadi penurunan
(Rump Down) dari jam 21 sampai 24. Ramp Up dan Ramp Down ini mengakibatkan
dinamika dalam variasi antara pasokan dengan demand nya. Kemudian selanjutkan ada
kasus-kasus seperti demand itu naik cepat banget atau sesaat seperti ada spark pada
grafiknya, ini dinamakan Ancillary Services. Itulah makanya perlu dilakukan demand
respon, demand respon adalah salah satu bentuk manajemen beban, dimana yang
berperan itu bukan utility tetapi customer nya atau pelanggan nya seperti rumah tangga,
industri, bisinis dan lain-lain.
➢ Cost Efficiency

Tujuan adanya demand respon adalah untuk menghindari siklus-siklus yang


terjadinya hanya dalam hitungan beberapa jam (Event Period). Tujuan kenapa kita
mencari siklus-siklus tersebut karena pada saat siklus tersebut terjadi itu harganya
mahal. Logikanya kan terjadi operasinya itu hanya 4 jam, kita haru menyediakan
listirk/pembangkit yang hanya beroperasi selama 4 jam. Jadi kWh nya relatif kecil,
karena kWh relatif kecil maka biaya produksinya menjadi besar. Berbedanya dengan
base load seperti PLTA, pada PLTA beroperasi selama 24 jam, sehingga produksi
energinya besar. Karena produksi energinya besar maka rupiah/kWh nya relatif murah.

Anda mungkin juga menyukai