Mata Kuliah : Smart Grid (B) Tugas Wrap Up Summary Weekly 7 (Demand Respond) ➢ Pendahuluan Jadi pada dasarnya yang Namanya listrik itu suplai demand nya harus sama. Perbedaan antara listrik dengan yang lain itu, listrik tidak dapat disimpan. Berbeda dengan misalnya air, air itu dapat disimpan. Untuk menyeimbangkan antara supply dengan demand atau anatara beban dengan pasokan ada yang namanya utility/perusahaan listrik. ➢ Manajemen Beban Dalam memanajemen beban, sebuah utility atau perusahaan listrik harus menyeimbangkan antara kebutuhan beban dengan pasokannya. Namun pada kenyataannya untuk sebuah utility atau perusahaan listrik terkadang akan mengalami kebutuhan beban yang lebih besar terhadap pasokannya. Contohnya seperti ini :
Ini merupakan contoh dari CASIO (California Independent Service Operator),
disini dapat dilihat jika beban dan pasokan itu belum tentu sama. Dimana garis biru mennjukkan bebannya, garis hijau kapasitas anginnya dan garis merah pasokan dari solar nya. Jika dilihat terdapat beberapa titik dimana adanya gap antara ketersediaan pasokan dengan kebutuhan beban. Disini juga terdapat tiga hal, yang pertama beban itu tiba-tiba naik cepat (Ramp Up) dari jam 4 sampai jam 11. Kemudian terjadi penurunan (Rump Down) dari jam 21 sampai 24. Ramp Up dan Ramp Down ini mengakibatkan dinamika dalam variasi antara pasokan dengan demand nya. Kemudian selanjutkan ada kasus-kasus seperti demand itu naik cepat banget atau sesaat seperti ada spark pada grafiknya, ini dinamakan Ancillary Services. Itulah makanya perlu dilakukan demand respon, demand respon adalah salah satu bentuk manajemen beban, dimana yang berperan itu bukan utility tetapi customer nya atau pelanggan nya seperti rumah tangga, industri, bisinis dan lain-lain. ➢ Cost Efficiency
Tujuan adanya demand respon adalah untuk menghindari siklus-siklus yang
terjadinya hanya dalam hitungan beberapa jam (Event Period). Tujuan kenapa kita mencari siklus-siklus tersebut karena pada saat siklus tersebut terjadi itu harganya mahal. Logikanya kan terjadi operasinya itu hanya 4 jam, kita haru menyediakan listirk/pembangkit yang hanya beroperasi selama 4 jam. Jadi kWh nya relatif kecil, karena kWh relatif kecil maka biaya produksinya menjadi besar. Berbedanya dengan base load seperti PLTA, pada PLTA beroperasi selama 24 jam, sehingga produksi energinya besar. Karena produksi energinya besar maka rupiah/kWh nya relatif murah.