Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IAD, ISD, IBD
Endang Fiqi M.
Intan Listianti
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
RANGKUMAN...................................................................................................................1
A. Manusia…………………………………………………………………………………...1
1. Pengertian Manusia……………………………………………………………….....1
2. Konsep Manusia……………………………………………………………………..1
3. Eksistensi dan Martabat Manusia……………………………………………………3
4. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah………………..5
B. Pandangan Hidup…………………………………………………………………………7
C. Tanggung Jawab………………………………………………………………………….8
D. Harapan Manusia……………………………………………………………………….10
REFERENSI…………………………………………………………………………...…11
RANGKUMAN
A. Manusia
1. Pengertian Manusia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Manusia adalah makhluk berakal
budi atau mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
yang memiliki 5 yakni proses pada masa bayi, anak, remaja, dewasa hingga lanjut
usia (lansia).
Dalam konsepsi islam, manusia merupakan satu hakikat yang memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi materi (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan sebagainya).
Tidak ada jasad yang akan hancur oleh kematian, sedangkan jiwa akan tetap bangkit
kembali pada hari akhir (Q.S Yasin, 36:78-79).
Manusia adalah makhluk yang mulia daripada malaikat (Q.S Al-Hijr 15:29)
Bahkan manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendapat perhatian besar dari Al-
Qur’an, terbukti dengan adanya banyak ayat Al-Qur’an yang membicarakan hal
ikhwal manusia dalam berbagai aspeknya, termasuk pula dengan nama-nama yang
diberikan Al-Qur’an untuk menyebut manusia, yaitu insan atau ins atau Al-nas atau
unas, dan kata basyar serta kata bani adam atau durriyat adam.
2. Konsep Manusia
Konsep manusia merupakan pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu
sampai zaman modern ini juga berakhir dan tidak akan berakhir. Ternyata orang dari
sebagai manusia dari berbagai sudut pandang, ada yang memandang manusia dari
sudut pandang budaya yang disebut Antropologi Budaya, ada yang mempertahankan
dari segi enam ada juga yang memperhatikan dari segi enam hakikatnya yang disebut
Antropologi Filsafat. Memikirkan dan membicarakan tentang hakikat manusia inilah
yang manyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia, yaitu tentang apa,
bagaimana, dan kemana manusia itu nantinya.
Berbicara apa itu manusia, ada beberapa aliran yang bertumpu, yaitu :
a) Aliran Serba Zat
Mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau bahan. Zat
atau bahan itu adalah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah bahan, dan
manusia adalah unsur dari alam maka dari itu hakekat manusia adalah zat atau
materi.
b) Aliran Serba Roh
Berpendapat bahwa segala hakkat sesuatu yang ada di dunia ini adalah roh.
Adapun zat ini adalah manifestasi lebih dari roh di dunia ini.
c) Aliran Dualisme
Aliran dualisme, mencoba untuk mencoba untuk mengharap dua aliran diatas.
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu hakekatnya terdisi dari dua
substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing
merupakan tidak yakin asalnya, tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan
tidak berasal dari roh, juga ini hanya dalam perwujudannya manusia itu ada
dua yaitu jasad dan roh. Yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut
manusia.
d) Aliran Eksistensialisme
Aliran ini yang memperhatikan manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
idak memandang manusia tidak dari sudut zat, serba roh atau dualisme. Tetapi
memandangnya dari segi enam eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara
beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.
Dari keempat aliran tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hakikat manusia yang
sebenarnya adalah hal yang melatar belakangi keberadaannya di dunia ini sebagai manusia
yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam islam sendiri, hakikat manusia itu
adalah sesuai yang diterangkan dan dicantumkan dalam AL-Qur’anbdan As-Sunnah, atau
melalui kejadian asal manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam islam merupakan suatu
keberadaan hari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengatur bumi
(Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman
Allah SWT dalam Q.S Ad-Dhariyat (51:56) yang artinya “Dan aku tidak nmenciptakan jin
dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku”.
3. Eksistesi dan Martabat Manusia
Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar mampu
mewujudkan eksistensi dirinya. Pemahaman dalam hidup akan mengantarkan
manusia pada kesediaan untuk mencari makna serta arti kehidupan agar hidup tidak
sia-sia. Eksistensi manusia di dunia merupakan kekuasaan Allah SWT terhadap
hamba-hamba-Nya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupak dan menjaga
kehidupan manusia. Dengan demikian tujuan diciptakannya manusia dalam konteks
hubungan manusia dengan Allah SWT adalah hubungan mengimani Allah SWT serta
tampilan ciptaan-Nya untuk menambah selamat dan ketakwaan untuk Allah SWT.
Sementara dalam konteks hubugan manusia dengan manusia, serta manusia dengan
alam adalah dengan melakukan amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan
kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan
hidup manusia dan manusia lain dapan diejlaskan dengan beberapa penjelasan berikut
:
1) Tujuan umum adanya manusia di dunia ada dalam Q.S Al-Anbiya (21:107)
yang artinya “Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat
semesta alam”. Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan manusia diciptakan ke
dunia ini adalah untuk menjadi Rahmat bagi alam semesta. Arti kata Rahmat
adalah karunia, kasih sayang dan belaskasih. Jadi manusia sebagai rahmat
merupakan manusia yang diciptakan oleh Allah SWT untuk memberikan kasih
pepatah kepad alam semesta.
2) Tujuan khusus adanya manusia di dunia ini adalah sukses dunia dan akhirat
dengan cara melaksanakan amal sholeh yang merupakan investasi pribadi
manusia sebgai individu. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nahl ayat
(16:97) yang artinya “Barang siapa mengerjakan Amal sholeh baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan percaya, maka Sesungguhnya Allah SWT
akan memberikan dia kehidupan yang baik dan akan diberi balasan untuk
mereka dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka
kerjakaan”.
3) Tujuan individu dalam keluarga, manusia di dunia tidak hidup sendiri.
Manusia merupakan makhluk sosial yang bersifat hidup dan saling
membutuhkan satu sama lain. Hampir semua manusia pada awalnhya
merupakan bagian dari anggota kelompok sosial dan termasuk dalam
kelompok besar atau kelompok kecil karena paling sedikit anggotanya. Tujuan
manusia berkeluarga dalam Q.S Ar-Rum (30:21) yang artinya “Dan di antara
tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang berpikir”. Oleh karena itu, dalam keluarga harus membangun
rasa kasih sayang satu sama lain.
4) Tujuan Individu dalam Masyaraka tsetelah hidup berkeluarga, manusia
memiliki kebutuhan untuk menjadi masyarakat. Tujuan hidup
bermasyarakat yaitu mencari berkah yang melimpah dalam hidup.
Kecukupan kebutuhan hidup ini tentang kebutuhan fisik seperti
perumahan, makan, pakaian,kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan
rasa seorang pria, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat mudah diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa
kapan masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan
memberikan siksa dan jauh dari berkah. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu
masyarakat ingin hidup damai dan serba bahan pelajaran, maka kita
harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman
dan takwa Allah berfirman dalam QS Al-A'raf [7:96] yang artinya
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan untuk mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan oleh
perbuatannya”. Pada dasarnya manusia memiliki dua keinginan atau keinginan
pokok, yaitu:
Ingin menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat.
Sesuaikan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
5) Tujuan individu dalam bernegara, sebagai makhluk hidup yang selalu ingin
berkembang untuk menemukan jati diri sebagaipribadi yang tidak utuh,
maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia
sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat
memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam kehidupan
bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi
warga negara yang baik di dalam lingkungan negara untuk
mewujudkan negara yang aman, nyaman serta makmur.
6) Tujuan Individu dalam Pergaulan Internasional setelah kehidupan bernegara,
tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional/dunia luar.dalam zaman
globalisasi, kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita
harus bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta
pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam pergaulan
internasional adalah menjadi individu yang saling membantudalam . dan
individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia
globalisasi agar tidak kalah dan terlena dengan indahnya dunia.
4. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah
B. Pandangan Hidup
1. Pengertian Pandangan Hidup
Menurut KBBI pandangan hidup merupakan konsep yang dimiliki seseorang atau
golongan didalam masyarakat yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala
masalah di dunia ini.
2. Pandangan Hidup Menurut Para Ahli
a) Menurut Rohiman bahwa pandangan hidup terkandung konsep dasar dan nilai-
nilai mengenai kehidupan yang di cita-citakan oleh suatu bangsa serta
terkandung pikiran-pikiran yang terdalam mengenai wujud suatu bangsa. Atau
merupakan bentuk kristalisasi dari nilai-nilai yang dimilikinya sendiri, yang
diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya.
b) Suyadi, M.P.,1985
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang
dipilih secara selektif oleh individu dan golongan didalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sifat hidup itu tidak bisa
dipisahkan dengan kehidupan.
c) Manuel Kasiepo, 1982
Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Pandangan hidup
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan
cita-cita dan aspirasinya. Apa yang dikatakan seseorang adalah pandangan
hidup karena dipengaruhi oleh pola pikir tertentu.
Sifat pandangan hidup itu elastis, bergantung pada situasi dan kondisi, tidak
selamanya bersifat particifal atau hakiki. Bahkan pandangan hidup dapat
terjadi tidak dengan tidak sadar “Kesadaran yang dinyatakan”, tetapi
“Kesadaran yang tak dinyatakan” sebagai akibat kepengapan kondisi.
Pandangan Kasiepo ini dapat terjadi pula untuk suatu ideologi yang dianut
oleh Abdurrahman Wahid (1985) disebut Rediologisasi dengan pola ideologi
alternatif. Yaitu rangkuman dari berbagai sumber dan reideologi kultural,
yaitu menyusun serangkaian nilai oleh masyarakat.
3. Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat diklasifikaskan berdasarkan asalnya. Yaitu terdiri dari 3
macam :
a) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlah
kebenarannya (Pandangan hidup seorang muslim) pandangan hidup ini
memiliki kebenaran mutlak. Sebagai contoh, pandangan hidup muslim
besumber dari Al-Qur’an dan Sunnah (Sikap, perkataan dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW). Jadi, pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan
muslim yang setia kepada islam tentang berbagai masalah asasi hidup
manusia, merupakan jawaban muslim yang oriented mengenai berbagai
persoalan pokok hidup manusia yang disimpulkannya dari Al-Qur’an surat
(67:2) dan sunah.
Pandangan hidup muslim terdiri atas :
1) Pedoman hidup ialah Al-Qur’an
2) Dasar hidupnya adalah islam
3) Tujuan hidupnya berdasarkan arahnya ialah :
Tujuan hidup vertikal mendapat keridhoan Allah SWT (Q.S :
2:207)
Tujuan hidup horizontal kebahagaian dunia dan akhirat (Q.S
2:2:201)
Ditinjau dari segi lingkungan (Q.S 34:15)
b) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan
dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
C. Tanggung Jawab
D. HARAPAN MANUSIA
1. Pengertian Harapan Manusia
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di
waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak
tampak,namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar
terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu.
Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi
nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Beberapa pendapatmenyatakan
bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah
satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau “berpikir pesimis”.
Ada tiga pernyataan harapan pada diri seseorang manusia yaitu:
a).Masa depan memberikan harapan
b).Masa sekarang memberikan pengertian
c).Masa lalu memberikan pengalaman
Manusia ingin memperoleh yang lebih baik dari pada yang telah dicapai
dimasa sekarang. keinginan manusia sebagai makhluk sosial uga terus
meningkatakan berpengaruh pada wujud kebudayaanyang pada umumnya juga
meningkat. Jadi manusia selalu menginginkan dapat memperoleh masa
depannya akan selalu bahagia.
2. Manusia dan Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang
terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan
lain di luar dirinya supaya sesuatu dapat terjadi atau terwujud. Menurut
macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan
tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan
terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-
tanda rasional tidak akan terjadi. Harapan itu ada karena manusia hidup.
Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia
memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya
pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka
harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu
diwujudkan hal-hal sebagai berikut :
1).Harapan apa yang baik
2).Bagaimana cara mencapai harapan itu
3).Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup dikedua
tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih
baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa
harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.
REFERENSI
https://www.academia.edu/41476965/Ibd_pandangan_hidup_tanggung_jawab_dan_harapan
_manusia
https://www.researchgate.net/deref/https%3A%2F%2Fdalamislam.com%2Finfo-islami
%2Fkonsep-manusia-dalam-islam