Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN MATERI

Manusia, Pandangan Hidup, Tanggung Jawab dan Harapan

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IAD, ISD, IBD

Dosen Pengampu : Dr.Elly Sukmanasa,M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 18 :

Endang Fiqi M.

Intan Listianti

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AZHARY CIANJUR

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

RANGKUMAN...................................................................................................................1

A. Manusia…………………………………………………………………………………...1

1. Pengertian Manusia……………………………………………………………….....1
2. Konsep Manusia……………………………………………………………………..1
3. Eksistensi dan Martabat Manusia……………………………………………………3
4. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah………………..5

B. Pandangan Hidup…………………………………………………………………………7

1. Pengertian Pandangn Hidup………………………………………………………....7


2. Pandangan Hidup Menurut Para Ahli…………………………………………….....7
3. Sumber Pandangan Hidup…………………………………………………………..7

C. Tanggung Jawab………………………………………………………………………….8

1. Pengertian Tanggung Jawab………………………………………………………...8


2. Macam-macam Tanggung Jawab…………………………………………………...9

D. Harapan Manusia……………………………………………………………………….10

1. Pengertian Harapan Manusia……………………………………………………...10


2. Manusia dan Harapan……………………………………………………………...10

REFERENSI…………………………………………………………………………...…11
RANGKUMAN

A. Manusia

1. Pengertian Manusia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Manusia adalah makhluk berakal
budi atau mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
yang memiliki 5 yakni proses pada masa bayi, anak, remaja, dewasa hingga lanjut
usia (lansia).
Dalam konsepsi islam, manusia merupakan satu hakikat yang memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi materi (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan sebagainya).
Tidak ada jasad yang akan hancur oleh kematian, sedangkan jiwa akan tetap bangkit
kembali pada hari akhir (Q.S Yasin, 36:78-79).
Manusia adalah makhluk yang mulia daripada malaikat (Q.S Al-Hijr 15:29)
Bahkan manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendapat perhatian besar dari Al-
Qur’an, terbukti dengan adanya banyak ayat Al-Qur’an yang membicarakan hal
ikhwal manusia dalam berbagai aspeknya, termasuk pula dengan nama-nama yang
diberikan Al-Qur’an untuk menyebut manusia, yaitu insan atau ins atau Al-nas atau
unas, dan kata basyar serta kata bani adam atau durriyat adam.
2. Konsep Manusia
Konsep manusia merupakan pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu
sampai zaman modern ini juga berakhir dan tidak akan berakhir. Ternyata orang dari
sebagai manusia dari berbagai sudut pandang, ada yang memandang manusia dari
sudut pandang budaya yang disebut Antropologi Budaya, ada yang mempertahankan
dari segi enam ada juga yang memperhatikan dari segi enam hakikatnya yang disebut
Antropologi Filsafat. Memikirkan dan membicarakan tentang hakikat manusia inilah
yang manyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia, yaitu tentang apa,
bagaimana, dan kemana manusia itu nantinya.
Berbicara apa itu manusia, ada beberapa aliran yang bertumpu, yaitu :
a) Aliran Serba Zat
Mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau bahan. Zat
atau bahan itu adalah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah bahan, dan
manusia adalah unsur dari alam maka dari itu hakekat manusia adalah zat atau
materi.
b) Aliran Serba Roh
Berpendapat bahwa segala hakkat sesuatu yang ada di dunia ini adalah roh.
Adapun zat ini adalah manifestasi lebih dari roh di dunia ini.
c) Aliran Dualisme
Aliran dualisme, mencoba untuk mencoba untuk mengharap dua aliran diatas.
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu hakekatnya terdisi dari dua
substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing
merupakan tidak yakin asalnya, tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan
tidak berasal dari roh, juga ini hanya dalam perwujudannya manusia itu ada
dua yaitu jasad dan roh. Yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut
manusia.
d) Aliran Eksistensialisme
Aliran ini yang memperhatikan manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
idak memandang manusia tidak dari sudut zat, serba roh atau dualisme. Tetapi
memandangnya dari segi enam eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara
beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.

Dari keempat aliran tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hakikat manusia yang
sebenarnya adalah hal yang melatar belakangi keberadaannya di dunia ini sebagai manusia
yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam islam sendiri, hakikat manusia itu
adalah sesuai yang diterangkan dan dicantumkan dalam AL-Qur’anbdan As-Sunnah, atau
melalui kejadian asal manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam islam merupakan suatu
keberadaan hari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengatur bumi
(Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman
Allah SWT dalam Q.S Ad-Dhariyat (51:56) yang artinya “Dan aku tidak nmenciptakan jin
dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku”.
3. Eksistesi dan Martabat Manusia

Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar mampu
mewujudkan eksistensi dirinya. Pemahaman dalam hidup akan mengantarkan
manusia pada kesediaan untuk mencari makna serta arti kehidupan agar hidup tidak
sia-sia. Eksistensi manusia di dunia merupakan kekuasaan Allah SWT terhadap
hamba-hamba-Nya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupak dan menjaga
kehidupan manusia. Dengan demikian tujuan diciptakannya manusia dalam konteks
hubungan manusia dengan Allah SWT adalah hubungan mengimani Allah SWT serta
tampilan ciptaan-Nya untuk menambah selamat dan ketakwaan untuk Allah SWT.

Sementara dalam konteks hubugan manusia dengan manusia, serta manusia dengan
alam adalah dengan melakukan amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan
kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan
hidup manusia dan manusia lain dapan diejlaskan dengan beberapa penjelasan berikut
:

1) Tujuan umum adanya manusia di dunia ada dalam Q.S Al-Anbiya (21:107)
yang artinya “Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat
semesta alam”. Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan manusia diciptakan ke
dunia ini adalah untuk menjadi Rahmat bagi alam semesta. Arti kata Rahmat
adalah karunia, kasih sayang dan belaskasih. Jadi manusia sebagai rahmat
merupakan manusia yang diciptakan oleh Allah SWT untuk memberikan kasih
pepatah kepad alam semesta.
2) Tujuan khusus adanya manusia di dunia ini adalah sukses dunia dan akhirat
dengan cara melaksanakan amal sholeh yang merupakan investasi pribadi
manusia sebgai individu. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nahl ayat
(16:97) yang artinya “Barang siapa mengerjakan Amal sholeh baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan percaya, maka Sesungguhnya Allah SWT
akan memberikan dia kehidupan yang baik dan akan diberi balasan untuk
mereka dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka
kerjakaan”.
3) Tujuan individu dalam keluarga, manusia di dunia tidak hidup sendiri.
Manusia merupakan makhluk sosial yang bersifat hidup dan saling
membutuhkan satu sama lain. Hampir semua manusia pada awalnhya
merupakan bagian dari anggota kelompok sosial dan termasuk dalam
kelompok besar atau kelompok kecil karena paling sedikit anggotanya. Tujuan
manusia berkeluarga dalam Q.S Ar-Rum (30:21) yang artinya “Dan di antara
tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang berpikir”. Oleh karena itu, dalam keluarga harus membangun
rasa kasih sayang satu sama lain.
4) Tujuan Individu dalam Masyaraka tsetelah hidup berkeluarga, manusia
memiliki kebutuhan untuk menjadi masyarakat. Tujuan hidup
bermasyarakat yaitu mencari berkah yang melimpah dalam hidup.
Kecukupan kebutuhan hidup ini tentang kebutuhan fisik seperti
perumahan, makan, pakaian,kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan
rasa seorang pria, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat mudah diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa
kapan masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan
memberikan siksa dan jauh dari berkah. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu
masyarakat ingin hidup damai dan serba bahan pelajaran, maka kita
harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman
dan takwa Allah berfirman dalam QS Al-A'raf [7:96] yang artinya
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan untuk mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan oleh
perbuatannya”. Pada dasarnya manusia memiliki dua keinginan atau keinginan
pokok, yaitu:
 Ingin menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat.
 Sesuaikan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
5) Tujuan individu dalam bernegara, sebagai makhluk hidup yang selalu ingin
berkembang untuk menemukan jati diri sebagaipribadi yang tidak utuh,
maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia
sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat
memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam kehidupan
bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi
warga negara yang baik di dalam lingkungan negara untuk
mewujudkan negara yang aman, nyaman serta makmur.
6) Tujuan Individu dalam Pergaulan Internasional setelah kehidupan bernegara,
tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional/dunia luar.dalam zaman
globalisasi, kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita
harus bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta
pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam pergaulan
internasional adalah menjadi individu yang saling membantudalam . dan
individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia
globalisasi agar tidak kalah dan terlena dengan indahnya dunia.
4. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah

a) Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah


Ayat Al-Qur'an menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang
diciptakan oleh Allah dari tanah, kemudian berkembang biak melalui
sperma dan telur dalam suatu pernikahan yang suci serta proses
produksi biologis manusia (QS Al-mukminun:12-16) dalam konteks ini,
Nabi Muhammad SAW doa, "Bahwasanya seseorang kamu dihimpunkan
kejadiannya di dalam perut ibu selamat 40 hari, kemudianberupa
segumpal darah seperti itu pula, kemudian berupa segumpal seperti itupula
aturan. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat, maka diperintahkan
untuk malaikat “Engkau tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, dan
celaka atau bahagianya Kemudian ditiupkanlah roh kepada makhluk tersebut”
(HR. Bukhari). Kesadaran bahwa manusia hidup di dunia sebagai Makhluk
ciptaan Allah dapat menumbuhkan sikap andap asor dan mawas diri bahwa
dirinya Tuhan. Oleh sebab itu, ia melihat sesama manusia sebagai sesama
makhluk, tidak ada perhambaan antar manusia. Jadi, seorang istri tidak
menghamba pada suami, seorang pegawai tidak menghamba padapengusaha,
dan seorang rakyat tidak menghamba pada pemerintah. Bagi manusia, yang
patutmenerima perhambaan dari manusia tidak lain adalahAllah. Allahtidak
menciptakan manusiaselain untuk menghamba atau beribadah kepada-Nya
(QS Adz-Dzariyat:56). Segala yang adadi langit dan bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa, sesungguhnya permainan kata-kata berserah
diriuntuk Allah (QS Ali Imran:83). Oleh karena itu, tidak berlaku konsep
manusia sebagai homo homoni lopus atau manusia sebagai pemangsa
bagi manusia yang lain. tidak adakeistimewaan antara satu manusia
dengan manusia lain kecuali taqwanya untuk Allah.Eksistensi manusia
bukan untuk menjadi yang terkuat (perjuangan untuk NS terkuat dan
NSfittest), melainkan untuk menjadi yang paling bijak (berjuang untuk yang
paling bijaksana) .Sebagai hamba Allah, manusia tanggung jawab pribadi,
orang yang ketidaksadarantidak akan dan dosa orang lain (QS Al-An'am:164)
dan pada hari hari nanti merekadatang untuk Allah dengan sendiri-sendiri
(QS Maryam:95). Ini membuktikan bahwa manusia sebagai hamba Allah
memiliki kebebasan individu atas dirinya sendiri namun tetaptanggung jawab
atas lingkungan sekitarnya.
b) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi
Khalifah berasal dari kata “khalafah” yang berarti mengganti.
Khalifah diartikan pengganti karena ia pengganti yang depannya.
dalam bahasa Arab, kalimat "Allahmenjadi khalifah bagimu” berarti
Allah menjadi pengganti bagimu dari orang tuamu yangmeninggal. Allah
menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi berarti Allah
menyerahkanpengolahan dan pemakmuran bumi bukan secara mutlak untuk
manusia. Di samping arti inikhalifah juga menunjukan arti pemimpin
negara atau kaum. Kata khalifah dengan artipemimpin terdapat
dalam QS Shad [38 :26] dimana Allah mengangkat Nabi Daud
Sebagai.sebagai khalifah di bumi untuk memimpin manusia dengan adil
dan tidak mengikuti hawanafsu.Allah SWT. memberikan anugerah-Nya
untuk bani Adam sebagai makhluk yangpagar mulia; mereka disebutkan
di kelas makhluk yang tertinggi yaitu para malaikat,sebelum mereka di
ciptakan. untuk itu, Allah swt berfirman dalam QS Al-Baqarah [2:30]yang
artinya "Sesungguhnya aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akanmembuat kerusakannya dan menumpahkan
darah”. Arti khalifah padaQS Shad [38:26]hari untuk dekat hukum Allah di
bumi dan menciptakan kemaslahatan manusiasedangkan arti khalifah pada
QS Al-Baqarah [2:30] hari untuk memakmurkan danmengelola
bumi.Setiap kebajikan yang dilakukan manusia atas kehendak dan pilihannya
itu merupakankeagungan, malaikat yang bertabiat tunduk tidak dapat
mencapaikeagungan itu. untuk itu adadua argumentasi manusia dijadikan
khalifah di muka bumi, yang dapat dikemukakan yaitu :A. Kemuliaan manusia
pertama (Nabi Adam Sebagai) yang dapaT digambarkan adanya
perintahAllah, jadi malaikat bersujud untuk Nabi Adam Sebagai. karena
kekhususan Nabi AdamSebagai. yang memiliki ilmu pengetahuan, yang
berbeda dengan ilmu pengetahuan malaikatyang tidak memungkinkan karena
dari usaha sendiri sesuai firman Allah dalam QS Al-Baqarah [2:32] yang
artinya “Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yangKami
tahu selain itu dari apa yang telah engkau mundur untuk kami;
sesungguhnyaengkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."B.
Kekhalifahan Nabi Adam As. di muka bumi ini adalah karena memiliki
kemungkinanuntuk dibebani amanat kemanusiaan, serta pertanggungjawaban
dari amal usahakan, sertarentetan-rentetan cobaan, berbeda dengan
malaikat yang baru dengan patuh danbebas dari godaan-godaan.Ayat-ayat
Al-Qur'an yang dijelaskan tentang khalifah selalu hal baik dengan tugas-
tugasdan tanggung jawab. Hal di dalamSaya memberikan suatu peringatan
serta pelajaran untuk manusiasebagai khalifah agar mereka melihat dan
melihat keadaan sebelum mereka sendiri sertaapa yang harus mereka
melakukan sebagai khalifah sebab semua perbuatan yang dilakukan akanada
pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

B. Pandangan Hidup
1. Pengertian Pandangan Hidup
Menurut KBBI pandangan hidup merupakan konsep yang dimiliki seseorang atau
golongan didalam masyarakat yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala
masalah di dunia ini.
2. Pandangan Hidup Menurut Para Ahli
a) Menurut Rohiman bahwa pandangan hidup terkandung konsep dasar dan nilai-
nilai mengenai kehidupan yang di cita-citakan oleh suatu bangsa serta
terkandung pikiran-pikiran yang terdalam mengenai wujud suatu bangsa. Atau
merupakan bentuk kristalisasi dari nilai-nilai yang dimilikinya sendiri, yang
diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya.
b) Suyadi, M.P.,1985
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang
dipilih secara selektif oleh individu dan golongan didalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sifat hidup itu tidak bisa
dipisahkan dengan kehidupan.
c) Manuel Kasiepo, 1982
Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Pandangan hidup
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan
cita-cita dan aspirasinya. Apa yang dikatakan seseorang adalah pandangan
hidup karena dipengaruhi oleh pola pikir tertentu.
Sifat pandangan hidup itu elastis, bergantung pada situasi dan kondisi, tidak
selamanya bersifat particifal atau hakiki. Bahkan pandangan hidup dapat
terjadi tidak dengan tidak sadar “Kesadaran yang dinyatakan”, tetapi
“Kesadaran yang tak dinyatakan” sebagai akibat kepengapan kondisi.
Pandangan Kasiepo ini dapat terjadi pula untuk suatu ideologi yang dianut
oleh Abdurrahman Wahid (1985) disebut Rediologisasi dengan pola ideologi
alternatif. Yaitu rangkuman dari berbagai sumber dan reideologi kultural,
yaitu menyusun serangkaian nilai oleh masyarakat.
3. Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat diklasifikaskan berdasarkan asalnya. Yaitu terdiri dari 3
macam :
a) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlah
kebenarannya (Pandangan hidup seorang muslim) pandangan hidup ini
memiliki kebenaran mutlak. Sebagai contoh, pandangan hidup muslim
besumber dari Al-Qur’an dan Sunnah (Sikap, perkataan dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW). Jadi, pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan
muslim yang setia kepada islam tentang berbagai masalah asasi hidup
manusia, merupakan jawaban muslim yang oriented mengenai berbagai
persoalan pokok hidup manusia yang disimpulkannya dari Al-Qur’an surat
(67:2) dan sunah.
Pandangan hidup muslim terdiri atas :
1) Pedoman hidup ialah Al-Qur’an
2) Dasar hidupnya adalah islam
3) Tujuan hidupnya berdasarkan arahnya ialah :
 Tujuan hidup vertikal mendapat keridhoan Allah SWT (Q.S :
2:207)
 Tujuan hidup horizontal kebahagaian dunia dan akhirat (Q.S
2:2:201)
 Ditinjau dari segi lingkungan (Q.S 34:15)
b) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan
dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.

C. Tanggung Jawab

1. Pengetian Tanggung Jawab


Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaanwajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurutkamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, memikul segala
sesuatunya dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah lakuatau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk
yang bertanggung jawab.Disebutdemikian karena manusia, selain merupakan
makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia
memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan
sejumlah peranandalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung jawab
terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) danharus bertanggung jawab
terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
akan lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesadaran yang mendalam.
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya
terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan
keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkandari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang beranimenanggung resiko atas segala yang
menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain,
tidak pengecut dan mandiri.Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melaluiseluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung
jawab adalahorang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.

2. Macam-Macam Tanggung Jawab


a. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Diri Sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga
seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah
barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapanorang banyak,
bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untukitulah agar
maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, makaatas diri
manusia perlu diberi tanggung jawab.
b. Tanggung Jawab kepada Keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan
anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
c. Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada
dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam
masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia
terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan
masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam
hidup kaitannya dengan masyarakat.
d. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagera
suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia
terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
e. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia
tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segalaakibatnya harus
dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya.
Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan
sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya,
kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas
daritanggung jawabnya kepada Tuhan.

D. HARAPAN MANUSIA
1. Pengertian Harapan Manusia
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di
waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak
tampak,namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar
terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu.
Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi
nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Beberapa pendapatmenyatakan
bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah
satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau “berpikir pesimis”.
Ada tiga pernyataan harapan pada diri seseorang manusia yaitu:
a).Masa depan memberikan harapan
b).Masa sekarang memberikan pengertian
c).Masa lalu memberikan pengalaman
Manusia ingin memperoleh yang lebih baik dari pada yang telah dicapai
dimasa sekarang. keinginan manusia sebagai makhluk sosial uga terus
meningkatakan berpengaruh pada wujud kebudayaanyang pada umumnya juga
meningkat. Jadi manusia selalu menginginkan dapat memperoleh masa
depannya akan selalu bahagia.
2. Manusia dan Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang
terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan
lain di luar dirinya supaya sesuatu dapat terjadi atau terwujud. Menurut
macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan
tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan
terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-
tanda rasional tidak akan terjadi. Harapan itu ada karena manusia hidup.
Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia
memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya
pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka
harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu
diwujudkan hal-hal sebagai berikut :
1).Harapan apa yang baik
2).Bagaimana cara mencapai harapan itu
3).Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup dikedua
tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih
baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa
harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.
REFERENSI

https://www.academia.edu/41476965/Ibd_pandangan_hidup_tanggung_jawab_dan_harapan
_manusia

https://www.researchgate.net/deref/https%3A%2F%2Fdalamislam.com%2Finfo-islami
%2Fkonsep-manusia-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai