MALARIA
1. Christine Simofyaref
5. Yusan Sasaka
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
i
Kata Pengantar
Makalah (Malaria) disusun guna memenuhi nilai tugas pada mata kuliah ilmu
konsep dasar keperawatan semester genap tahun akademik 2020/2021 di Program
Studi Ilmu Keperaawatan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih. Di
samping itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
1 Ibu Naomi F Jober., S.Kep., Ns., MPH selaku Dosen pengampuh mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan;
2 Teman-teman angkatan yang sudah bersama-sama melewati masa
perkuliahan.
06 Mei 2021
Penulis
ii
Daftar isi
iii
4.4 Evalusi ............................................................................................................ 26
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
kelambu berinsektisida (Long Lasting Insecticidal Net) gratis ke daerah
endemis malaria yang masih dibantu oleh Global Fund (GF).(5)S
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
1. Memberikan tambahan kepada mahasiswa perawat
2. Mahasiswa dapat mempelajari mencegah malaria
3. Memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat tentang
penyakit malaria.
2
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Definisi
Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh
nyamuk. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina. Spesies plasmodium pada manusia adalah Plasmodium
falciparum (P.falciparum), Plasmodim vivax (P.vivax), Plasmodium ovale
(P.ovale), dan Plasmodium malariae (P.malariae). Jenis Plasmodium yang
banyak ditemukan di Indonesia adalah P. falciparum dan P.vivax, sedangkan
P.malariae ditemukan di beberapa propinsi antara lain : Lampung, Nusa
Tenggara Timur, dan Papua. Sedangkan P. ovale pernah juga di temukan di
Nusa Tenggara Timur dan Papua. (Harijanto dan Nugroho, 2009).
peredaran darah manusia selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu sporozoit
akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian
berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati
sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada
3
Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan
Gambar 2.1
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Didalam sel darah merah,
yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus
4
Gambar 2.2
2.3 Etiologi/Penyebab
5
2.4 Tanda dan Gejala
24-48 jam, P.vivax demam tiap hari ke-3, P.malariae demam tiap hari ke-
4, dan P.ovale memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh
di hulu hati, atau muntah (semua gejala awal ini disebut gejala
6
2.5 Patofisiologi
Anemia pada malaria terjadi akibat proses hemolisis dan fagositosis eritrosit,
baik yang terinfeksi maupun normal oleh sistem retikuloendotelial pada limpa.
Peningkatan aktivitas limpa menyebabkan splenomegali. Anemia berat juga
dipengaruhi oleh gangguan respons imun monosit dan limfosit akibat
hemozoin (pigmen toksik hasil metabolisme Plasmodium), sehingga terjadi
gangguan eritropoiesis dan destruksi eritrosit normal.
Hemolisis dapat juga diinduksi oleh kuinin atau primaquine pada orang
dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) herediter. Pigmen
yang keluar ke dalam sirkulasi saat hemolisis dapat terakumulasi di sel
retikuloendotelial limpa, sehingga folikelnya menjadi hiperplastik dan kadang-
kadang nekrotik. Pigmen juga dapat mengendap dalam sel Kupffer hati,
sumsum tulang, otak, dan berbagai organ lain.
7
2.6 Patways
Malaria
Nyamuk
Anopheles
Perliaku Ibu:
Kejadian
Pengetahuan Malaria Pada
Balita
Sikap
Tindakan
Faktor Intrinsik:
8
2.7 Pemeriksaan Penunjang
2.8 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita malria, antara lain :
1. Animeaparah, komplikasi ini terjadi karena banyaknya sel darah merah
yang hancur atau rusak (hemolisis) akibat parasit malaria.
2. Malaria otak, komplikasi ini terjadi saat sel darah dipenuhi parasit,
sehingga menghambat pembuluh darah kecil pada kecil pada otak
3. Gagal fungsi otak organ tubuh, ada beberapa organ yang terganggu karena
parasit malaria, antar lain ginjal, hati, atau limpa.
2.9 Penetalaksanaan
1) Malaria tanpa komplikasi
Malaria tanpa komplikasi dapat diberikan obat anti malaria dengan rawat
Nugroho, 2009).
9
a. Untuk daerah yang sudah ada resistensi terhadap oabt malaria biasa
kali sehari selama 3 hari. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet
3 hari dan meflokuin basa 15-25 mg/kg BB dosis tunggal atau dibagi
dosis tunggal.
10
7). Artesunat + atovokuon-proguanil (Malaron) tablet film coated untuk
anak dosis dari artesunat 4 mg/kg BB/hari dan 62,5 mg atovokuon dan
25 mg proguanil.
sehari pada haripertama, selanjutnya 1 kali sehari pada hari kedua dan
b. Untuk daerah yang belum ada resistensi terhadap obat malaria yang biasa
1). Klorokuin dosis standar (25 mg basa/ kg BB) untuk 3 hari dan
11
4). Kombinasi klorokuin dosis standar dan primakuin dosis harian tunggal
6). Kina (10 mg garam/kg BB/dosis) 3 kali sehari selama 7 hari dan
7). Kina (10 mg garam/kg BB/dosis) 3 ali sehari selama 7 hari dan
2) Malaria Berat
Menurut Harijanto dan Nugroho (2009) Anak dengan malaria berat harus
dirawat inap dan diberikan pengobatan dengan artesunat intravena atau kina
HCl intravena per infus. Terapi suportif harus diberikan sesuai dengan gejala
komplikasi:
tetapi harus dilihat pula densitas parasitemia dan keadaan klinis. WHO
pecked red cells atau 20 ml/kg bb whole blood). (Harijanto dan Nugroho,
2009).
12
b. Malaria Serebral
dekstrosa 5% dan diberikan selama 2-4 jam, 3 kali sehari selama pasien
belum sadar kina dilanjutkan per-oral hingga total IV + oral selama 7 hari.
sangat cermat. Pasang kateter urin dengan teksnik steril, kecuali penderita
ditandai dengan peningkatan adar asam laktat datrah atau dalam cairan
telah tercapai rehidrasi, tetapi jumlah urin tetap <1ml/kg BB/jam dapat
bersihkan jalan napas, beri oksigen 2-4 liter/menit dan jika diperlukan
13
dapat diberikan ventilator mekanik sebagai penunjang. (Harijanto dan
Nugroho, 2009).
d. Hipoglikemia
e. Gagal Ginjal
2009).
14
segera hentikan pemberian cairan intravena dan berikan furosemid 1
mg/kg BB/kali dan ulangi jika perlu. (Harijanto dan Nugroho, 2009).
g. Perdarahan
Pasien dapat diberikan darah segar, fresh frozen plasma (berisi faktor
h. Hiperpireksia
i. Malaria Biliosa
kali lebih panjang dari malaria pada umumnya, hanya hati-hati dengan SP.
j. Hemoglobinuria Malaria
15
3.0 Pengkajian Fokus
verivikasi ,komunikasi dan data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari
2 tipe yaitu data subjectif dan persepsi tentang masalah kesehatan mereka
dan data objektif yaitu pengamatan atau pengukuran yang di buat oleh
1. Aktifitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Pencernaan
16
17
Hipertermia NOC NIC
18
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
Tingkatan intake cairan dan
nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan ke pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
Diskusi tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan efek
negatif dan
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penangan emergency
yang di perlukan
Berikan anti peretik
jika perlu vital sign
Monitoring
Monitor TD,nadi,suhu
dan RR
Catat adanya fluktasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk,atau berdiri
Auskultasu TD pada
Kedua lengan dan
bandingkan
Monitor
TD,nadi,RR,sebelum,selama
dan setelah
aktivitas
19
Ketidakseimabnga NOC NIC
n nutrisi kurang Nutrional Nutrion management
dari kebutuhan status : kaji adanya alergi
tubuh Nutrional makan
status : food and kolaborasi dengan ahli gizi
Definisi : Asupan Fluid untuk mentukan
nutrisi memenuhi Intake jumlah kalori dan
kebutuhan metabolik Nutrional nutrisi yang dibutuhkan pasien.
status : Ajurkan pasien untuk
Batasan nutrient intake meningkatkan intakke
karakteristik : Fe
Kram Kriteria hasil : Ajurkan pasien
abdomen Adanya meningkatkan protein
Nyeri peningkatan dan vitamin C
abdomen berat badan Berikan substansi gula
Menghindari sesuai denga Berikan infomasi
makanan tujuan tentang nutrisi
Berat badan Berat badan
Kaji kemampuan pasien untuk
20% atau ideal sesuai
mendapatkan
lebih dengan badan
nutrisi yang dibutuhkan
dibawah Mampu
berat mengidentifikas
Nutrition Monitoring
badan ideal i kebutuhan
BB pasien dalam batas normal
nutrisi
Tidak ada Monitor adanya penurunan
tanda-tanda berar badan
malnutrisi Monitor tipe dan jumlah
Menunjukan aktivitas yang biasa
peningkatan dilakukan
fungsi Monitor mual dan muntah
pengecapan Monior
penurunan dari pucat,kemerahan,kemrahan,da
menelan n kekringan jarigan
Tidak terjadi konjungtiva
penurunan berat
badan
yang berarti
20
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
4.1 Pengkajian
a) Biodata
1. Identitas klien
Naman : Ny.E
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : sentani
Suku/budya : ambon
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Diagnosa medis : Hipertermia
Tanggal masuk : 5-3-2021
Tanggal pengkajian : 20-3-2021
No Rumah : 363878
Asuransi : BPJS
Agama : Kristen
21
b) Riwayat kesehatan sekarang :
- Keluhan utama : keluarga mengatakan demam sejak 2 hari
22
3. Pola nutrisi,eliminasi dan personal hygiene
Pola/kebutuhan Sebelum sakit Sesudah sakit
1. Nutrisi
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jumlah (pagi,siang,malam) 1 porsi
Jenis 1 porsi Nasi,sayur,lauk
Nasi,sayur,lauk dan buaah-buahan
2. Eliminasi
BAB
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Konsistunsi Padat Padat
Warna Kuning Kuning
BAK
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Warna Kuning Fe tua/24 jam
4100 cc
3. Istirahat/tidur
Tidur siang Baik Baik 6-7 jam
Tidur malam Baik Baik 6-7 jam
4. Personal hygiene
Mandi 3x sehari 2x sehari
Gunting kuku 1 kali 1 kali
5. Eiminasi
Atas (kiri dan Baik Baik
kanan)
Bawah (kiri dan Baik Baik
kanan)
23
4. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum : Baik
2. Tnda-tanda vital :
TD : 130/90 mmhg
N : 94x/menit
RR : 22x/menit
SB : 38 c
Spo2 : 96%
Mata
Inspeksi : sistematis kana-kiri sklera ridak ikterik, konjungtiva
anemis
Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, adanya sekret, tidak ada
lesi/luka.
Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak ada sorumen, tidak ada
lesi/luka.
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, pucat, warna gigi putih, tidak ada
karang gigi
24
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorax dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada benjolan,tidak ada
lesi/luka
Abdomen
Inspeksi : warna kulit merata, tidak ada lesi/luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : -
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak ada lesi/luka,kekuatan otak 5/5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas bawah
Inspeksi : tidak ada lesi/luka, kekuatan otot5/5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kulit
Inspeksi : warna kulit kecoklatan, penyebaran warna kulit merata
Kuku
Inspeksi : kuku tampak kotor.
25
4.2 Analisa data
Data Etiologi Masalah
Do : Gangguan termogulasi
Wajah tampak pucat
Mukosa bibir kering
Akral dingin
Ttv :
Td : 130/90 mmhg
N : 92x/menit
RR : 24x/menit
S : 38 c
Spo2 : 96%
26
Intervensi
No hari/ Dx Intervensi Implementasi Evaluai
tanggal
BAB IV
27
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
pengkajian merupakan awal bagi perawat untuk melakukan asuhan
keperawatan, dimulai dari penngumpulan data, melakukan pengelompokkan
data subjektif dan objektif yang kemudia dikaitkan antara masalah satu dengan
masalah yang lain sehingga didapatkan masalah yang dihadapi klien.
Kelompok dalam melakukan pengkajian menggunakan format yang telah
ada pada format pengkajian asuhan keperawatan Martenitas. Selama
pengkajian kelompok menggunakan metode wawacara ke pasien, keluarga dan
juga pengkajian melalui Catatan Rekaman Medis Pasien. Proses pengkajian
pada klien Ny.E dilakukan pada tanggal 20 maret 2021 di ruangan IGD , klien
Ny.E berusia 36 tahun.
Hasil pengkajian ditemukan kelompok dalam melakukan pengkajian yang
dilakukan tanggal 20 maret 2021 sudah selesai dengan apa yang di teori,
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
A. Diangnosis keperawatan
pada saat pengkajian di dapatkan prioritas masalah keperawatan yaitu :
1. Hipertermia
4.2 Intervensi
Kelompok membuat rencana asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang di temukan, tentunya rencana tersebut disesuaikan dengan
teori berdasarkan masalah yang di temmukan.
1. Hipertermia
Mengkaji TTV
Menghilakan kelebihan pakaian dan selimut
Menganjurkan kepada klien untuk banyak minum
Memberi kompres hangat
Memberikan obat
4.3 Implementasi
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan tindakan keperawatan,akan dapat dilaksanakan dengan
baik, jika klien mempunyai keinginan berpartisipasi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan (Nursalam,2011). Implementasi merupakan bagian dari
tindakan yang telah direncanakan. Dalam asuhan keperawatan klien dengan
28
hipertermia yang telah di rencanakan, tidakan keperawatan yang dilakukan
sudah memenuhi hasil yang baik dalam Asuhan Keperawatan yang mandiri,
sehingga masalah keperawatan klien teratasi dan klien sudah boleh pulang.
BAB V
29
6.1 Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa
demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Terdapat beberapa parasit yang
dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu plasmodium falciparum, vivax,
malaria dan ovale. Parasit ini menggunakan nyamuk sebagai hospes
definitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Gejala klinis penyakit ini terdiri dari 3
tahap, yaitu periode dingin, periode panas dan periode berkeringat.
Penularan penyakit ini bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung
nyamuk anopheles dan secara tidak alami yaitu secara bawaan dan secra
mekanik. Diagnosanya dapat dilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya
demam, imunnoserologi yaitu ditemukannya antigen HRP-2, pLDH dan
aldolase dan lewat pemeriksaan mikroskopik yaitu melihat morfologi sel darah
merah yang terinfeksi dan melihat asam nukleat pada parasit. Malaria ini dapat
menyebabkan rasa sakit, gangguan otak hingga menyebabkan kematian.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama
menggunakan mikroskopik cahaya dengan melihat morfologi eritrosit yang
terinfeksi, yang kedua menggunakan mikroskop flouresensi dengan melihat
asam nukleat yang terdapat diparasit, yang ketiga dengan menggunakan
metode rapid test yaitu identifikasi antigen yang terdapat pada serum sampel,
yang keempat menggunakan dip-stick yaitu identifikasi antigen parasit malaria
yang terdapat dalam serum sampel, yang kelima dengan menggunakan PCR
yaitu dengan menggandakan sekuens DNA/RNA yang spesifik dengan
menggunakan primer oligonukleotida yang spesifik pula lalu dibaca
menggunakan elektroforesis.
30
6.2 SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat Melakukan penyuluhan secara
intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara
mencegah dan menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk
pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti
nyamuk waktu tidur. Melakukan kegiatan surveilens malaria secara
menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor
malaria.
31