Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak unggas adalah ternak yang memiliki garis keturunan dari bangsa spesies

burung (aves). Jenis unggas yang umum dipelihara adalah ayam, itik, puyuh, dan

burungmerpati.  Unggas air memilki perbedaan yang spesifik dengan unggas darat

dari luarnya yang menunjukan perbedaan habitat, makanan, cara pertahanan diri

dan kebiasaannya. Ransum merupakan pakan yang siap diberikan kepada ternak

terdiri dari campuran bahan – bahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak

selama 24 jam. Formulasi ransum berguna untuk meminimalisir biaya yang

dikeluarkan untuk pakan tetapi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tersebut.

Ransum yang baik membutuhkan beberapa data seperti bahan  pakan yang

meliputi kandungan gizi serta adanya zat anti nutrisi atau zat berbahaya yang

terkandung di dalamnya. Sistem kandang merupakan pembentukan suatu kandang

sesuai dengan tujuannya hingga membuat ternak merasa nyaman untuk

menghasilkan produksi yang tinggi.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Produksi Ternak Unggas adalah mengenali jenis

unggas, perbedaannya, anatomi ternak unggas, jenis penyakit unggas

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Reproduksi Jantan

Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat

kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung

membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas

saluran  yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan papillae.

Terdapat 3 bagian utama:

1. Sepasang Testes

2. Sepasang Saluran Deferens

3. Kloaka

A. Testis

1. Terletak di rongga badan dekat tulang belakang

2. Temperatur testis antara 41-43 C karena spermatogenesis terjadi pada

temperatur tsb.

3. Pada 1 mm3 cairan (disebut semen) terdapat 3-5 juta spermatozoa.

4. Bentuk seperti biji buncis, warna putih-krem, Terbungkus oleh lapisan

albugin yang lunak

5. Bagian dalam testis terdiri dari :

1. Tubuli seminiferi (85-95% volume testis), yang merupakan tempat

terjadinya spermatogenesis

2
2. Jaringan intertitial yang terdiri dari sel glandular (sel Leydig) tempat

disekresikannya hormon steroid, androgen dan testosteron.

B. Saluran Deferens

1. Bagian atas merupakan muara sperma dari testis

2. Bagian bawah merupakan perpanjangan saluran epididymis

3. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan (pada 65% bagian distal

saluran deferans)

4. Bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang bersebelahan dengan

urodeum dan koprodeum.

C. Alat kopulasi

1. Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang rudimenter

2. Pada itik (unggas air) berbentuk spiral dengan panjang sekitar 15 cm

3. Pada papila diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma

pada saat terjadi kopulasi.

Mekanisme Spermatogenesis

1. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di

tubuli seminiferi, dikontrol oleh hormon gonadotropin dari hipofisis.

2. Tubuli seminiferi terdiri dari sel sertoli dan sel germinalis

3. Proses spermatogenesis:

3
1. Awal spermatogenesis dengan pembelahan meiosis dari spermatosit I

menjadi spermatosit II (6 hari)

2. Pembelahan meiosis II (0,5 hari)

3. Spermatid bulat (2,5 hari)

4. Spermatid bulat memanjang untuk menjalani pemasakan (8 hari)

2.2 Sistem Reproduksi Betina

Karakteristik

1. Organ reproduksi betina yang berkembang hanya sebelah kiri.

2. Organ sebelah kanan tidak berkembang (rudimenter) ketika embrio

3. Terdiri dari:

1. Ovarium

2. Oviduct :

1. Infundibulum

2. Magnum

3. Isthmus

4. Uterus

5. Vagina

6. Cloaca

4
Ovarium

1. Terdiri dari folikel yang berwarna kekuning-kuningan.

2. Tiap folikel mengandung ovum (yolk).

3. Terdapat banyak folikel kecil, dan beberapa folikel yang besar dan segera

matang untuk menjadi telur.

4. Ukuran folikel bervariasi, dengan diameter sangat kecil sampai 40 mm.

5. Perkembangan yolk di dalam folikel dari ukuran kecil sampai besar

memerlukan waktu 10 hari.

6. Folikel berfungsi sebagai kantung dan mensuplai nutrien selama

perkembangan yolk.

7. Terdapat area yang tidak memiliki pembuluh darah, disebut stigma.

8. Yolk akan dilepaskan dari folikel melalui stigma.

9. Jika tidak pecah pada bagian lain, bukan pada stigma, maka pembuluh

darah pada folikel akan rusak, mengeluarkan darah dan menghasilkan

bercak darah pada telur (blood spot).

Oviduct

1. Berfungsi menghasilkan albumen, membran kerabang (shell membranes)

dan kerabang telur (shell) sehingga menjadi telur lengkap.

2. Menyerupai tabung panjang, terdapat banyak pembuluh darah.

3. Terdapat banyak kelenjar pada dindingnya yang menghasilkan albumen,

membran kerabang dan kerabang telur.

5
4. Pada unggas non petelur, oviduct pendek dan kecil, tetapi pada saat aktif

dapat membesar dengan panjang 80 cm.

Penjelasan 

1. Infundibulum (funnel)

1. Terletak dekat ovarium dengan bagian panjang menyelubungi

ovarium.

2. Berfungsi menangkap yolk setelah dilepaskan dari folikel dan

meneruskannya ke bagian oviduct selanjutnya.

3. Mempunyai dinding sangat tipis dengan panjang 6-9 cm.

4. Perbatasan infundibulum dengan magnum disebut sarang

spermatozoa, merupakan terminal akhir lalu lintas spermatozoa.

5. Tempat terjadinya fertilisasi ovum oleh spermatozoa

6. Yolk berada di infundibulum selama 15-30 menit.

2. Magnum

1. Panjangnya dapat mencapai 40 cm

2. Mensekresikan sekitar 40% albumen dengan waktu sekitar 3 jam

3. Mukosa dari magnum terdiri dari sel gobelet yang mensekresikan

putih telur kental dan cair.

3. Isthmus

1. Panjang sekitar 10 cm, telur berada di isthmus selama 1 jam 15

menit sampai 1,5 jam

6
2. Mensekresikan sedikit albumen

3. Mensekresikan membran kerabang (selaput telur), terdiri dari 2 lapis:

membran kerabang dalam dan membran kerabang luar.

4. Uterus

1. Panjang sekitar 10 cm

2. Mensekresikat sekitar 40% albumen

3. Tempat pembentukan kerabang telur dengan waktu 20-21 jam

5. Vagina

1. Panjang sekitar 10 cm

2. Mensekresikan kutikula dan pigmen kerabang telur.

3. Telur melewati vagina sekitar 3 menit, kemudian menuju kloaka

6. Kloaka

1. Merupakan bagian tempat dikeluarkannya telur (oviposition).

2. Telur berada di kloaka sesaat sebelum dikeluarkan.

3. Telur biasanya masuk ke kloaka bagian lancipnya lebih dulu,

kemudian terjadi rotasi dan dikeluarkan pada bagian tumpul lebih

dulu.

4. Apabila ayam terkejut, telur dapat keluar bagian lancipnya lebih

dulu.

7
2.3 Proses Pembentukan Telur

Pembentukan Kuning Telur (Yolk)

1. Pembentukan yolk disebut juga vitelogeni, yaitu proses akumulasi kuning

telur dari sebuat folikel ovarium.

2. Dimulai saat ayam masih dara dan berakhir beberapa saat sebelum

ovulasi

3. Sekitar 2/3 komposisi yolk terdiri dari lipoprotein yang kaya akan

trigliserida.

4. Bahan penyusun kuning telur disintesis di hati.

5. Proses lipogenesis di hati meningkat s.d. 20 kali saat ayam mencapai

dewasa kelamin

Fase perkembangan lambat

1. Pada saat menetas, sudah terbentuk oocyt (sel telur) sebagai calon ovum

dengan diameter 0,5 mm.

2. Berkembang sesuai dengan pertumbuhan ayam hingga mencapai 1 mm

pada umurenam minggu.

3. Pada saat dewasa kelamin, sudah terbentu oocyt yang merupakan

akumulasi lipida dan protein, kemudian terbentuk kuning telur (terjadi 10

hari sebelum ovulasi)

8
Fase menengah dan perkembangan cepat

1. Pada fase menengah terjadi seleksi ovum yang baik.

2. Ukuran ovum 1-3 mm selama sekitar 50 hari, kemudian menjadi 35 mm

selama 10 hari.

3. Pada  fase   perkembangan   cepat  dideposisikan   lemak  dan protein.

4. Perpindahan beberapa oocyt I yang terbentuk pada kedua fase ini

menyebabkan terbentuknya Latebra.

5. Pada fase perkembangan lambat terjadi penambahan kuning telur dengan

warna putih (white yolk).

6. Pada perkembangan cepat dideposisikan kuning telur pekat (yellow yolk)

7. Penambahan tersebut terjadi berselang-seling sehingga kuning telur

berlapis-lapis secara konsentris.

8. Kuning telur dibungkus oleh membrana vitelina yang kaya akan lemak

terutama lipovitelin.

2.4 Saluran Pencernaan Pada Ayam

Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian ditelan.

Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan

dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling

dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh

empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil

ukuran partikel-partikel makanan.

9
Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut

duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut

mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti pada spesies-

spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah

banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik.

Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan

pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, memasuki pula duodenum.

Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan

getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim

yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan

menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah

disakarida ke dalam gula-gula sederhana (monosakarida) yang kemudian

dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.

Unggas tidak mengeluarkan urin cair. Urin pada unggas mengalir kedalam

kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat

dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat. Saluran pencernaan

yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang

cepat (kurang lebih empat jam).

Prinsip pencernaan pada ayam ada tiga macam

1. Pencernaan Secara Mekanik

Pencernaan ini dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama

terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit).

10
Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran

sehingga mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara

secara terkurung.

2. Pencernaan secara kimia dilakukan oleh enzim pencernaan yang

dihasilkan :

1. kelenjar saliva di mulut

2. enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus

3. enzim dari pancreas

4. enzim empedu dari hati

5. enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai

pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat

6. Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan

terjadi di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas

meliputi aspek : Digesti yang terjadi pada paruh, tembolok,

proventrikulus, ventrikulus (empedal/gizzard), usus halus, usus

besar, dan ceca. Absorpsi yang terjadi pada usus halus (small

intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus). Metabolisme yang

terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein,

glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur

atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan

menjaga/memelihara tubuh pada proses kehidupannya.

7. Organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, esofhagus, crop

(tembolok), proventrikulus, ventrikulus, gizzard (empedal), saluran

11
empedu, hati, pars ascendens, pars descendens, pankreas, usus

halus (deudenum, jeujenum, ileum), mackel divertikulum,

mesentrium, illeo cecal junction, ceca (usus buntu), rectum, kloaka,

vent (anus). Berikut penjelasannya :

1. Mulut

Mulut ayam tidak memiliki bibir dan gigi. Peranan bibir dan gigi pada

ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh.

Lidahnya runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah ke

depan. Bentukan seperti kail pada bagian belakang lidah berfungsi

untuk mendorong pakan menuju oeshophagus sewaktu lidah

digerakkan dari depan ke belakang. Kelenjar saliva mengeluarkan

sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan agar masuk

kedalam oesophagus yang akan diteruskan ke tembolok. Air diambil

dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh dan

masuk kedalam oesophagus setelah kepala menengadah dan

memanfaatkan gaya grafitasi.

2. Oesophagus

Oesophagus merupakan saluran berbentuk seperti tabung yang licin

pada permukaan dalamnya sehingga mempermudah makananan saat

melewatinya menuju ke tembolok.

3. Crop(Tembolok)

12
Crop adalah pelebaran dari oesophagus yang berbentuk seperti

kantong. Proses pencernaan di crop sangat kecil terjadi kadang tidak

sama sekali. Bagian dindingnya mengandung banyak kelenjar mukosa

yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan

makanan. Fungsi utama crop adalah sebagai organ penyimpan pakan.

Pakan yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam crop  selama

beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman

4. Proventrikulus

Proventikulus atau perut kelenjar adalah penebalan dan pembesaran

terakhir dari oesophagus. Asam hidroklorit getah lambung dan enzim

pepsin yang di hasilkan oleh dinding proventikulus berfungsi untuk

membantu proses mencerna protein. Sewaku makanan melewatinya,

sel kelenjar secara mekanis akan berkerut dan menyebabkan kelurnya

cairan kelenjar perut. Pencernaan secara ezimtis pada proventikulus

sedikit terjadi karena makan berjalan cepat didalam proventikulus.

5. Ventrikulus partikel pakan akan digiling menjadi partikel kecil yang

mampu melalui saluran usus.

6. Gizzard (Empedal)

Empedal terdiri atas serabut otot yang padat dan kuat. Bentuknya oval

dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya. Di bagian depan

berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian yang lain dengan usus

halus. Fungsi utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan

yang keras. Perototan empedal melakukan gerakan meremas kurang

13
lebih empat kali setiap menit. Di dalam empedal ini dapat dihasilkan

asam hidroklorit. Proses mencerna makanan secara normal dapat

dibantu oleh adanya kerikil yang biasa di ambil dan ditelan melalui

mulut. Ukuran empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya. Apabila unggas

secara rutin diberi pakan yang sudah siap tergiling maka empedal akan

menjadi lingsut

7. Saluran Empedu

Ayam memiliki dua saluran empedu yang berfungsi menyalurkan

empedu dari hati ke intestinum. Saluran sebelah kanan membesar

membentuk kantung empedu dimana sebagian besar empedu

dilewatkan dan sementra disimpan. Saluran bagian kiri tidak

membesar dan lebih sedikit empedu yang melewatinya.

8. Hati

Hati terletak di antara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan

terdiri dari dua lobus yaitu lobus dexter dan lobus sinester. Hati

berfungsi menyaring darah dan menyimpan glikogen yang dibagikan

ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Salah satu peranan terpenting

hati dalam pencernaan adalah menghasilkan cairan empedu yang

berfungsi untuk mengemulsi lemak.

9. Pars Ascendes

Pars ascendens adalah bagian dari bentuk U duodenum yang bagian

naik. Duodenum sendiri merupakan bagian dari small

14
intestinum bagian depan. Pencernan dan penyerapan pakan utamanya

terjadi di small intestinum.

10 Pars Decendes

Pars ascendens adalah bagian dari bentuk U duodenum yang bagian

turun. Duodenum sendiri merupakan bagiab dari small

intestinum bagian depan.

11. Pankreas

Pankreas adalah organ yang terletak di tengah duodenum yang

berfungsi mensekresikan enzim pemecah polimer hati, lemak dan

protein yaitu amylase, lipase, dan tripsin.

12. Deudenum

Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar

pankreas melekat sejajar pada bagian ini

13. Jejenum

Jejunum merupakan bagian dari small intestinum yang paling

panjang.selaput lendir dari small intestinummemiliki jonjot yang

lembut dan menonjol seperti jari. Fungsinya selain sebagai penggerak

aliran pakan dalam usus juga untuk menaikkan permukaan penyerapan

sari makanan.

14. Meckel Divertikulum

Meckel Divertikulum adalah tonjolan kecil di usus yang merupakan

pembatas antara jejunum dan ileum. Meckel Divertikulum ini dulunya

adalah saluran pakan utama saat ayam dalam tahap embrio

15
15. Mesentrium

Mesentrium adalah otot lembut ditengah jejunum dan ileum yang

berfungsi sebagai otot penggantung.

16. Illeum

Ileum merupakan bagian terakhir dari small intestinum.

17. Illoe Cecal Junction

Ileo cecal junction adalah percabangan atau pertemuan antara

ileum, ceca, dan rectum.

18. Ceca (Usus Buntu)

Pada persambungan usus bagian bawah dan rectum terdapat dua

bentukan cabang usus yang buntu sehingga disebut usus buntu

atau ceca. Didalam ceca terdapat pencernaan karbohidrat,protein,

absorbsi airserta sintesis vitamin A. Ceca membantu mencerna pakan

yang memiliki susunan serat kasar yang tinggi melalui aksi jasad renik

atau mikroorganisme.

19. Rectum (last intestinum)

Usus besar merupakan Rectum, bagian dari large intestinum yang

paling belakang dan berakhir di kloaka. berfungsi sebagai reabsorbsi

air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur

keseimbangan air pada unggas.

20. Kloaka

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka

merupakan lubang pelepasan sisa digesti (coprodeum), urin, dan

16
muara saluran reproduksi (Urodeum) serta lubang keluar yang

berhubungan dengan udara luar (Vent).

21 Vent (anus)

Lubang bagian luar kloaka.

 Unggas tidak memiliki gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi

sehingga pada mulut (paruh) tidak terjadi pencernaan secara mekanik.

Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan

arah kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah.

Lidah pada unggas berfungsi membantu pada waktu makan karena

ada bagian dari lidah yang bercabang pada bagian belakang yang

mendorong makanan turun kedalam kerongkongan. Saliva atau

kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam mulut untuk

membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk

menuju esophagus dan diteruskan ketembolok.

 Unggas tidak memiliki gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi

sehingga pada mulut (paruh) tidak terjadi pencernaan secara mekanik .

Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan

arah kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah.

Lidah pada unggas berfungsi membantu pada waktu makan karena

ada bagian dari lidah yang bercabang pada bagian belakang yang

mendorong makanan turun kedalam kerongkongan. Saliva atau

kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam mulut untuk

17
membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk

menuju esophagus dan diteruskan ketembolok.

 Proses Pencernaan Makanan pada Ayam

Sistem pencernaan unggas berbeda dengan pencernaan hewan lainnya.

Unggas tidak memiliki gigi sehingga tidak terjadi pencernaan mekanik

di dalam beak. Makanan akan langsung melewati esophagus dan

selanjutnya menuju tembolok yang disertai dengan sekresi mukus oleh

tembolok yang berfungsi sebagai pelumas untuk menghaluskan

makanan. Tembolok merupakan organ penyimpanan makanan

sementara, kapasitas tembolok mampu menampung bolus hingga 250

g.

Organ ini banyak terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat

lapar-kenyang di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan di

dalam tembolok mempengaruhi tindakan makan atau menghentikan

makan. Setelah melewati pelumasan di dalam tembolok, selanjutnya

makanan akan menuju pada lambung kelenjar atauproventriculus serta

disekresikan enzim pepsin dan amilase oleh organ tersebut. Makanan

berlanjut pada tahap pencernaan di gizzard yaitu lambung yang

tersusun oleh otot yang kuat berisi pasir atau bebatuan yang akan

menghancurkan makanan.

Proses absorpsi terjadi di dalam usus halus yang terdiri dari

duodenum, jejenum, dan ileum, hubungan relatif antara usus halus

18
dengan tubuh pada unggas lebih pendek daripada mamalia, tetapi

terdapat variasi panjang, yang dipengaruhi oleh kebiasaan makan

(eating habits). Usus halus akan lebih panjang pada unggas pemakan

hijauan dan butiran sedangkan pada unggas pemakan daging lebih

pendek. Disimpulkan bahwa pencernaan untuk pakan hijauan atau

biji-bijian lebih lama dibandingkan dengan unggas pemakan daging

hal ini dilihat dari perbandingan panjangnya usus halus pada unggas.

Setelah melewati pencernaan di usus halus, makanan akan menuju ke

usus besar, dan kloaka. Unggas yang memakan biji-bijian dapat

memiliki dua sekum yang besar, sedangkan pada jenis unggas lainnya

hanya terdapat kantung sekum yang rudimter bahkan pada beberapa

unggas tidak memiliki sekum sama sekali. Saluran terakhir dari

pencernaan unggas adalah kloaka yang merupakan tempat

pembentukan feces. kloaka pada unggas betina adalah daerah

pertemuan antara saluran telur, urine, serta feces. Sedangkan pada

unggas jantan sebagai pengganti oviduct ialah vasa deferentiae.

19
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Produksi ternak unggas tentang sistem pencernaan dalam

sistem reproduksi pada unggas jantan dan betina di laksanakan pada hri sabtu 08

Desember 2018 pukul 08.00 WIB sampai selesai yang bertempat di Dekanat,

Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

Alat:

1.Cutter

2.Plastik

Bahan:

1.Ayam

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengenalan Jenis dan Klasifikasi Ternak Unggas


Klasifikasi Ternak Unggas dibedakan menjadi 4 yaitu berdasarkan 
taksonomi, The american standart of  perfection, tujuan pemeliharaan dan
habitat. klasifikasi unggas dapat dibedakan berdasarkan asal usulnya yang
dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan taksonomi dan The american standart
of perfection dan juga dibedakan berdasarkan dari tujuan pemeliharaan dan
habitat yang mempengaruhi bentuk tubuhnya. Jenis ternak unggas pada umumnya
terdiri dari ayam, itik, puyuh dan merpati. Ayam yang ada di Indonesia terdiri dari
ayam buras dan ayam ras. terdapat 2 macam ayam di Indonesia yakni ayam buras
dan ayam ras. Ayam lokal atau ayam buras telah diidentifikasi anatara lain ayam
pelung, ayam wareng, ayam sentul, ayam arab, ayam kedu dan ayam cemani.

21
1. Ayam
Berdasarkan unggas yang digunakan saat praktikum dapat disimpulkan
bahwa ayam tersebut termasuk dalam filum Chordata, subfilum Vertebrata,
kelas Aves, subkelasNeornithes, ordo Galliformes, genus Gallus, spesies Gallus
domesticus. Taksonomi ayam terdiri dari filum Chordata, subfilum Vertebrata,
kelas Aves, subkelas Neornithes, ordoGalliformes, genus Gallus dan spesies
umunya adalah spesie Gallus domesticus. Ayam pada gambar diatas adalah ayam
broiler yang termasuk dalam ayam Ras. Ayam ras adalah ayam yang sudah
didomestikasi atau ayam komersial dan yang termasuk ayamras yaitu ayam
petelur dan ayam broiler.
Ayam memiliki ciri - ciri umum yaitu jengger, pial, cuping dan jalu atau
taji pada kakinya. Ciri umum pada ayam meliputi jengger, pial, cuping, dan taji
pada kakinya. Perbedaan dari ayam jantan dan betina yaitu meliputi badan,
jengger, mata, kaki dan bulu. Ayam jantan memiliki badan dan tinggi  yang lebih
besar disbanding dengan ukuran pada ayam betina, mata ayam lebih besar dan
bercahaya, jengger lebih besar dan nampak bergerigi, kaki besar dan kuat, bulu
ekor tumbuh panjang  dengan lebih cepat. Perbedaan ayam jantan dan betina yaitu
pada ayam jantan memiliki badan besar, jengger besar dan nampak bergerigi,
mata besar dan bercahaya, kaki besar, bulu ekor cepat panjang, sedangkan pada
ayam betina badan kecil, mata kecil dan lemah, jengger tumbuh pendek dan tipis,
kaki pendek dan kecil, bulu badan tumbuh merata.

2. Itik
Berdasarkan data hasil praktikum dapat diketahui bahwa menurut
klasifikasi unggas, itik termasuk dalam filum Chordata,
subfilum Vertebrata, kelas Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae,
genus Anas, species Anas platyhyncos. Itik memiliki taksonomi meliputi
filum Chordata, subfilum Vertebrata,  kelas Aves, ordo Anseriformes,
famili Anatidae, genus Anas, spesiesAnas platyhyncos. Itik dilihat dari

22
kegunaannya terdapat berbagai macam jenis antara lain itik pedaging, itik petelur
dan itik dwiguna. Itik termasuk dalam jenis unggas air. Bulu itik umumnya
berwarna coklat (merah tua), atau bervariasi bertotol - totol coklat, putih bersih,
putih kekuningan, abu - abu hitam, atau campuran lainnya.
Unggas air memiliki karakteristik yang berbeda dengan unggas darat.
Bentuk paruh pada unggas air cenderung lebih panjang dan tumpul. Bangsa itik
merupakan unggas yang memiliki sifat akuatik yaitu menyukai air. Sifat itik
lainya adalah omnivora, yaitu hewan pemakan segala biji - bijian, rumput -
rumputan, umbi - umbian, hewan -hewan kecil seperti keong dan ikan. Bulu itik
umumnya berwarna merah tua (coklat) atau bervariasi bertotol - totol coklat
(rebuin/ blorok), putih bersih, putih kekuning - kuningan, abu - abu hitam atau
campuran dan lainnya, tubuhnya langsing, leher pendek dan tidak terlalu tegak. 
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan
hasil bahwa organ eksterior pada itik yaitu paruh, mata, lubang hidung, leher,
dada, punggung, ekor dan kaki. Bagian eksterior terdiri dari kepala, mata sebagai
indera penglihat, leher yang panjang berfungsi untuk melumuri badan dengan
minyak dengan paruh dari kelenjar minyak, paruh yang berbentuk tumpul
memanjang yang berguna untuk mengambil makanan yang bertekstur lembek,
karena pengaruh pakan yang lembek maka tembolok tidak berkembang, badan
berbentuk oval membulat, ekornya pendek, kaki yang relatif pendek untuk
memudahkan saat berjalan di air, kaki berselaput memiliki fungsi sebagai alat
bantu renang. Bulu yang berminyak berfungsi agar tubuhnya tidak basah ketika
sedang berada di air. Ciri - ciri unggas air yaitu kaki relatif pendek dibanding
dengan tubuhnya, jari - jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang,
paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutup oleh
bulu. Menurut Brahmantiyo (2003) perbedaan itik jantan dan betina yang jelas
yaitu pada warna bulu dan paruh dimana itik jantan lebih memiliki warna yang
cenderung gelap dibanding itik betina.

23
3. Puyuh
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
puyuh termasuk dalam kelas aves Puyuh termasuk dalam kingdom animalia,
phylum Chordata, kelas Aves, ordo Galiformes, famili Phasianidae,
genus Coturnix dan spesies Coturnix coturnix japanica. klasifikasi unggas
berdasarkan habitat atau tempat hidupnya burung puyuh, burung perkutut,
merpati, ayam dan itik termasuk dalam unggas darat.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa puyuh betina
memiliki bulu leher dan dada bagian atas warnanya lebih terang serta terdapat
totol - totol cokelat tua dari bagian leher sampai dada, sedangkan puyuh jantan
warnanya polos berwarna cokelat muda. Perbedaan burung puyuh terlihat jelas
pada bulu yang terdapat pada leher. Puyuh tergolong unggas darat yang mana
tidak memiliki kelenjar keringat.

4. Merpati
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil bahwa merpati merupakan
unggas darat. Taksonomi merpati yaitu filum chordata, subfillum vertebrata,
kelas aves, ordocolumbidae, genus columba dan spesies Columba Livia, C.
domestica. Karakteristik merpati yaitu memiliki jambul dan bentuk paruh yang
khas. Merpati merupakan unggas darat yang termasuk dalam filum chordata,
subfillum vertebrata, kelas aves, ordo columbidae, genus columbadan
spesies Columba Livia, C. domestica. Merpati merupakan unggas darat yang
memiliki karakteristik jambul di kepala, mempunyai bentuk paruh yang khas,
memiliki kaki berbulu dan ada yang tidak berbulu.
Bagian eksterior merpati meliputi kepala, leher, tubuh dan anggota tubuh.
Merpati jantan memiliki tingkah laku yang lincah, tubuh, kepala dan lehernya
besar. Merpati betina memiliki tingkah laku yang lebih lamban, tubuh, kepala dan
lehernya relatif kecil. Bagian luar tubuh merpati dibedakan menjadi kepala, leher,
tubuh dan anggota tubuh yang terdiri dari sayap, bulu, kaki, kuku dan paruh yang

24
terdapat tonjolan disebut sora. Bagian tubuh yang sangat penting pada merpati
adalah paruh, mata, lubang hidung dan lubang telinga. Merpati jantan lebih besar
dibandingkan merpati betina. Merpati jantan memiliki karakteristik atau tingkah
laku yang lincah dan kasar, bagian tubuh, kepala dan lehernya besar, bulu
lehernya mengkilap, mampu mengeluarkan suara besar dan jika bercumbu
membuat gerakan melingkar, memekarkan bulu ekor serta merebahkan bulu
sayapnya. Merpati betina memiliki karakteristik atau tingkah laku yang lebih
lamban dan tidak terlalu ribut sewaktu kawin.

1. Perbedaan Unggas Darat dan Unggas Air


Berdasarkan praktikum dengan materi pengenalan karakteristik unggas
darat dan unggas air diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Perbedaan unggas darat dan air


No Karakteristik Unggas darat Unggas air
1. Jengger Ada Tidak ada
2. Paruh Lancip Pipih
3. Leher Pendek Panjang
4. Punggung Melengkung Lurus
5. Warna bulu Lebih terang dan Lebih gelap dan
Bervariasi Monoton
6. Minyak pada bulu Sedikit Banyak
7. Pakan Biji/kering Basah/cair
8. Kaki Tidak berselaput Berselaput
9. Taji Ada Tidak ada
10. Ukuran Mengembang Lebih ramping
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa
unggas menurut habitatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu unggas darat dan
unggas air. Unggas darat memiliki ciri - ciri yaitu terdapat jengger dan punggung
yang melengkung. Ayam memiliki jengger yang tegak dan bentuk leher
melengkung yang terdapat bulu pendek. Bentuk paruh unggas darat dan air juga
berbeda, unggas darat memiliki paruh yang lancip karena pakannya berupa biji -
bijian, sedangkan paruh unggas laut berbentuk pipih karena pakannya biasa

25
memiliki tekstur yang lembut. Ayam memiliki bentuk paruh lancip yang
menyebabkan pakan yang dikonsumsi berupa biji - bijian sedangkan bebek
memiliki bentuk paruh yang pipih sehingga mudah memakan makanan yang
berair atau berbentuk bubur.
Unggas darat dan unggas air juga memiliki perbedaan pada warna bulu,
unggas darat memiliki warna bulu yang bervariasi. Bulu ayam pelung memiliki
pola warna yang khas, umumnya kuning campur merah, hitam dan jalak (hitam
bintik - bintik). Kaki pada unggas darat dan unggas air memiliki perbedaan,
unggas air kakinya diselimuti oleh selaput yang berguna untuk berenang di air.
Unggas air memiliki selaput disekitar kakinya yang berguna untuk berenang.
Ukuran badan unggas darat dan unggas air juga berbeda, unggas air memiliki
badan yang relative lebih ramping dibandingkan unggas darat. Itik merupakan
salah satu unggas air yang memiliki badan ramping dan lincah serta bebek adalah
salah satu unggas air yang memiliki badan besar dan gerak yang lamban.

2. Anatomi dan Identifikasi Penyakit Ternak Unggas


Fisiologi dan anatomi ternak unggas merupakan ilmu yang mempelajari
tentang struktur dan bentuk tubuh pada ternak.fisiologi ternak merupakan ilmu
yang mempelajari fungsi tubuh ternak lengkap. Identifikasi penyakit ternak
unggas dapat diketahui dari ciri - ciri fisiologis ternak sehingga dapat diketahui
secara langsung ternak yang sakit ataupun sehat.
3. Sistem kekebalan tubuh
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil bahwa. unggas memiliki
sistem kekebalan berupa limpa, bursa fabricius dan thymus yang bertanggung
jawab terhadap pertahanan tubuh unggas tersebut. Terdapat dua organ limpa
didalam tubuh ayam yaitu bursa fabricius danthymus yang memiliki tanggung
jawab terhadap dua sistem kekebalan yaitu T-system (Thymus system) dan B-
system (Bursal system). Fungsi dari thymus sistem yaitu memproduksi sel limfosit
T dan bursa fabricius berfungsi untuk memproduksi sel limfosit B.
Organthymus berperan untuk memproduksi sel limfosit T yang bertanggung jawab

26
untuk menjaga atau mengatur dari reaksi kekebalan, sedangkan bursa of
fabricius berperan untuk memproduksi sel limfosit B yang bertanggung jawab
untuk memproduksi antibodi pada ayam muda.
Thymus pada unggas terletak pada bagian trakea unggas, bentuknya tidak
teratur dan memiliki jumlah 3 - 8 lobi pada masing-masing leher. Tymus pada
unggas biasanya terletak pada bagian kanan dan kiri trakea, warna tymus yaitu
kuning kemerah-merahan, memiliki bentuk tidak teratur dan berjumlah 3 - 8 lobi
pada masing - masing leher. Bursa fabricius pada unggas terletak  berdekatan di
atas bagian kloaka dan memiliki bentuk seperti kantong.
bursa fabricius merupakan organ yang memiliki bentuk seperti kantong dan
terletak pada bagian dorsal kloaka.

4. Formulasi Ransum
            Berdasarkan praktikum diketahui bahwa formulasi ransum dimulai dengan
pemilihan bahan pakan, pencampuran ransum dan penyajian ransum. Ada
beberapa tahapan dalam penyusunan ransum yaitu memilih bahan pakan yang
tersedia beserta data komposisi nutrisi dan harga bahan baku, menentukan standar
kebutuhan nutrient untuk spesifik ternak tertentu (umur, jenis kelamin, bobot
badan dan jenis produksi), memperhatikan keterbatasan penggunaan bahan pakan
terkait dengan adanya senyawa anti nutrisi. Bahan pakan yang digunakan harus
bersifat tidak toksik, mudah didapatkan, ekonomis dan tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia. Syarat - syarat yang digunakan dalam pemilihan bahan pakan
antara lain mudah didapat, harganya murah, palatabilitas tinggi, bermutu baik,
mempunyai zat makan yang cukup dan dapat saling menutupi kekurangan setiap
bahan pakan.

5. Cara pencampuran ransum


            Berdasarkan formulasi ransum pada ternak unggas ayam broiler fase
finisher dapat diperoleh data sebagai berikut :

27
Tabel 2. Formulasi ransum ayam broiler fase finisher
N Bahan Komposis Protei Energi Harga
o Pakan i n Metabolism (Rp/kg)
Kasar e ( kkal/kg)
(%)
1 Jagung 56 5,37 1584,24 268,00
2 Bekatul 16 2,22 520,48 464,00
3 Bungki 13 6,68 417,69 975,00
l
Kedelai
4 Crude 4 0,00 324,00 560,00
Palm
Oil
5 Tepung 6 2,71 176,05 468,00
Ikan
6 MBM 4 2,09 110,76 352,00
7 Premix 1 0,00 0,00 90,00
Total 19,07 3133,22 5597,0
0
Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Ternak Unggas, 2017.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan cara pencampuran ransum
seharusnya memerhatikan beberapa komponen agar menghasilkan ransum yang
sesuai kebutuhan ternak dan efisien. Pemilhan bahan pakan sebaiknya memiliki
kandungan gizi yang disesuaikan sesuai dengan kebutuhan ternak, harga bahan
pakan, ketersediaan bahan pakan dan kualitas bahan pakan. pemilhan bahan pakan
ternak harus memperhatikan beberapa faktor yaitu, ketersediaan bahan pakan,
harga bahan pakan, dan kualitas bahan pakan. Pemilihan bahan pakan harus tidak
mengandung racun dan mudah dicerna oleh ternak agar ternak tidak terserang
penyakit bahkan kematian. Bahan pakan ternak harus tidak mengandung racun
yang dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian bagi ternak.
Berdasarkan praktikum yang telah dilkakukan metode penyusunan ransum
mengunakan metode trial and error (coba - coba). Metode trial and error adalah
metode yang digunakan untuk menghasilkan pakan komplit yang menggunakan
campuran berbagai macam bahan pakan dengan beberapa nutrien sebagai
pembatas. Cara yang digunakan dalam metode trial and error adalah dengan
menentukan kebutuhan nutrisi bagi ayam broiler, kemudian menentukan bahan

28
yang akan digunakan disertai dengan kandungan nutrisinya, kemudian  kemudian
melakukan percobaan perhitungan dengan jumlah keseluruhan 100% sesuai
dengan kebutuhan yang ada. Kelebihan dari metode trial and error yaitu mudah
karena hanya melibatkan operasional matematis, sedangkan kelemahannya
yaituharus teliti dalam perhitungan menyusun ransum. metode trial and
error adalah metode penyusunan ransum yang mudah karena hanya melibatkan
operasional matematis dasar dan bagi para pemula pekerjaan ini bisa menjadi sulit
sekali.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil standar
kebutuhan pakan ternak ayam broiler fase finisher PK 19, 07 % dan EM 3133, 22
kkl/kg. energi metabolisme ayam broiler fase finisher 2800 – 3300 kkl/kg dan
protein kasar 18 – 22 %. Pernyataan ini diperkuat oleh NRC (1984) yang
menyatakan bahwa total kebutuhanayam broiler finisher PK sebesar 20 %, LK
sebesar 3 – 4 %, SK sebesar 3 – 5 %, Ca 0,9 %, Phospor 0,4 %, EM 3200
KKal/kg, Lisin 1 % dan Metionin 0, 38 %.

6. Cara penyajian ransum


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa bentuk
ransum yang diberikan kepada ayam broiler fase finisher yang dibuat adalah all
mash. Ransum all mash adalah pemberian pakan yang berbentuk tepung.
Penyajian ransum berdasarkan bentuknya pakan ada yang dibentuk
menjadi pellet atau crumble, ada yang disajikan dalam bentuk kering dan ada yang
sengaja dibuat bubur kental, serta ransum dapat dibuat all mash, dimana all
mash adalah pemberian pakan dalam bentuk tepung yang langsung diberikan baik
untuk ayam fase starter maupun pada fase finisher. Pada fase finisher sebaiknya
berbentuk pellet atau tepung. Ransum yang berbentuk tepung konsumsinya
mencapai 4,5 – 5 kg/ekor sedangkan yang
berbentuk crumble atau pellet konsumsinya mencapai 2,5 – 3 kg/ekor. Metode
pemberian pakan terdiri dari ad libitum, frekuensi dan force feeding. Pemberian

29
pakan yang diberikan secara terus menerus disebut ad libitum. Pemberian pakan
ayam secara paksa ke disebut sebagai force feeding. Hal ini sesuai dengan
pemberian pakan force feeding adalah pemberian pakan dengan mempuasakan
ayam terlebih dahulu dan kemudian ayam dipaksa untuk memakan pakan.

7. Sistem Kandang
            Sistem kandang merupakan sistem yang digunakan untuk merancang
perkandangan yang nyaman untuk keberlangsungan hidup ternak yang dapat
mendukung hasil dari produksi ternak. menyatakan bahwa kondisi kandang yang 
baik merupakan  kandang yang berada jauh dari pusat keramaian. Menurut
Muslim (2006) yang menyatakan bahwa persyaratan lokasi kandang yang baik
letak yang jauh dari pusat keramaian daerah dan tidak berada pada tanah yang
sering terkena bencana alam.

8. Layout kandang
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan seperti gambar di
atas merupakan perkandangan nampak depan, samping dan belakang yang dapat
diketahui kandang ayam layer menghadap ke timur dengan tata letak di daerah
dataran rendah. Pentingnya memeperhatikan arah dan tata letak kandang
berpengaruh pada perkembangbiakkan ternak serta produksi yang akan
dihasilkan. Arah kandang menghadap ke barat dan timur memudahkan cahaya
masuk ke dalam kendang. Arah kandang yang baik adalah yang sejalan dengan
arah peredaran sinar matahari  yaitu membujur dari arah barat ke timur. Jarak
antar kandang tidak terlalu rapat, dengan jarak minimal antar kandang selebar satu
kandang, saluran - saluran air atau pembuangan di sekitar kandang harus lancer,
lantai kandang harus miring ke satu atau dua arah untuk mempercepat proses
pembersihan dan mencegah menggenangnya air di dalam kandang dan arah
kandang harus pada lokasi yang mendapatkan sinar matahari secara cukup dengan
menghadap ke timur dimana matahari terbit untuk menunjang hasil produksi.

30
9. Konstruksi
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa atap kandang memiliki
tipe “A”, terbuat dari seng. Tipe atap kandang sangat berpengaruh dalam
pengaturan temperatur dan kelembaban udara. Tipe kendang sangat berpengaruh
dalam mengatur masuknya udara dan cahaya dalam kandang. Dinding kandang
memakai sistem kandang terbuka dan dinding dibatasi dengan jaring kawat yang
memudahkan udara untuk masuk ke dalam kandang. Lantai kandang
berupa litter yang terbuat dari semen dan dilapisi dengan tanah. Alas
lantailitter atau membuat lantai berlubang dapat menjaga lantai kandang tetap
kering dan bersih.

10. Kapasitas dan daya dukung kandang

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dalam


penggunaan kandang sebaiknya disesuaikan dengan kapasitasnya. Kapasitas
kandang ayam petelur dapat menampung sebanyak 539 ekor ayam. Kapasitas
kandang ayam dapat diukur dengan memperkirakan ukuran kandang dan jenis
ayam. Dengan mengetahui ukuran kandang dan jenis ayam maka dapat diketahui
dan dihitung kapasitas kandangnya. Dengan memperkirakan kapasitas kandang
maka dapat dengan mudah untuk mengelola ayam lebih efisien. Apabila populasi
terlalu padat akan menyebabkan ternak menjadi stress sehingga produktivitasnya
terganggu. Daya dukung kandang dapat dilihat dari faktor kapasitas serta jumlah
peralatan yang sesuai. Kapasitas standar untuk ayam petelur per m2adalah 25 kg.
Ketersediaan peralatan dalam kandang juga sangat berpengaruh dalam daya
dukung kandang. Berdasarkan hasil pengamatan peralatan yang ada dalam
kandang meliputi tempat pakan, tempat minum dan lampu penerangan. Selain itu
lokasi kendang dan aspek lingkungan, struktur, dan kondisi tanah juga
berpengaruh dalam daya dukung kendang ayam petelur. Menyatakan bahwa

31
hal - hal yang mempengaruhi daya dukung kendang antara lain faktor lokasi,
konstruksi, aspek lingkungan serta struktur dan kondisi tanah.

32
BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah struktur tubuh ternak


unggas yaitu terdiri dari sistem organ, sistem kerangka dan penutup
tubuh.Fisiologi penyusun tubuh ternak unggas yaitu pada kerangka unggas
berfungsi sebagai penunjang tubuh, alat gerak pasif, melindungi organ vital,
memberi bentuk tubuh dan pembuatan unsur-unsur darah. Fungsi dari penutup
tubuh yaitu sebagai pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur,
identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur. Kulit berfungsi sebagai
penahan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan sebagai insulasi panas
tubuh. Adapun sistem organ pada ternak unggas yaitu, sistem pencernaan,
sistem respirasi dan sistem reproduksi.

5.2 SARAN

Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini, waktu yang telah di

tetapkan di gunakan sebaik-baiknya. Sehingga praktikum dapat berjalan dengan

baik. Penerangan di dalam ruangan harus lebih di maksimalkan lagi, agar supaya

kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aman, M. Y. 2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anang, A dan Suharyanto. 2007. Panen Ayam Kampung. Penebar


Swadaya,        Jakarta.

Andriyanto, R. Arif., M. Miftahurrohman., Y. S. Rahayu., E. Chandra., A.


Fitrianingrum., R. Anggraeni., D. N. Pristihadi., A. A. Mustika, dan W.
Manalu. 2014. Peningkatan produktivitas ayam petelur melalui pemberian
ekstrak etanol daun kemangi. J. Veteriner 15 (2) : 281 -287.

Ariyanti, T dan Supar. 2007. Pengendalian coryza infeksius pada ayam.


Wartazoa 17 (4): 185-191.

34

Anda mungkin juga menyukai