PENDAHULUAN
Ternak unggas adalah ternak yang memiliki garis keturunan dari bangsa spesies
burung (aves). Jenis unggas yang umum dipelihara adalah ayam, itik, puyuh, dan
terdiri dari campuran bahan – bahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak
dikeluarkan untuk pakan tetapi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tersebut.
meliputi kandungan gizi serta adanya zat anti nutrisi atau zat berbahaya yang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat
saluran yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan papillae.
1. Sepasang Testes
3. Kloaka
A. Testis
temperatur tsb.
terjadinya spermatogenesis
2
2. Jaringan intertitial yang terdiri dari sel glandular (sel Leydig) tempat
B. Saluran Deferens
saluran deferans)
C. Alat kopulasi
Mekanisme Spermatogenesis
3. Proses spermatogenesis:
3
1. Awal spermatogenesis dengan pembelahan meiosis dari spermatosit I
Karakteristik
3. Terdiri dari:
1. Ovarium
2. Oviduct :
1. Infundibulum
2. Magnum
3. Isthmus
4. Uterus
5. Vagina
6. Cloaca
4
Ovarium
3. Terdapat banyak folikel kecil, dan beberapa folikel yang besar dan segera
perkembangan yolk.
9. Jika tidak pecah pada bagian lain, bukan pada stigma, maka pembuluh
Oviduct
5
4. Pada unggas non petelur, oviduct pendek dan kecil, tetapi pada saat aktif
Penjelasan
1. Infundibulum (funnel)
ovarium.
2. Magnum
3. Isthmus
6
2. Mensekresikan sedikit albumen
4. Uterus
1. Panjang sekitar 10 cm
5. Vagina
1. Panjang sekitar 10 cm
6. Kloaka
dulu.
dulu.
7
2.3 Proses Pembentukan Telur
2. Dimulai saat ayam masih dara dan berakhir beberapa saat sebelum
ovulasi
3. Sekitar 2/3 komposisi yolk terdiri dari lipoprotein yang kaya akan
trigliserida.
dewasa kelamin
1. Pada saat menetas, sudah terbentuk oocyt (sel telur) sebagai calon ovum
8
Fase menengah dan perkembangan cepat
selama 10 hari.
8. Kuning telur dibungkus oleh membrana vitelina yang kaya akan lemak
terutama lipovitelin.
9
Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut
getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim
Unggas tidak mengeluarkan urin cair. Urin pada unggas mengalir kedalam
dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat. Saluran pencernaan
yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang
10
Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran
secara terkurung.
dihasilkan :
11
empedu, hati, pars ascendens, pars descendens, pankreas, usus
1. Mulut
Mulut ayam tidak memiliki bibir dan gigi. Peranan bibir dan gigi pada
2. Oesophagus
3. Crop(Tembolok)
12
Crop adalah pelebaran dari oesophagus yang berbentuk seperti
Pakan yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam crop selama
4. Proventrikulus
6. Gizzard (Empedal)
Empedal terdiri atas serabut otot yang padat dan kuat. Bentuknya oval
berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian yang lain dengan usus
13
lebih empat kali setiap menit. Di dalam empedal ini dapat dihasilkan
dibantu oleh adanya kerikil yang biasa di ambil dan ditelan melalui
secara rutin diberi pakan yang sudah siap tergiling maka empedal akan
menjadi lingsut
7. Saluran Empedu
8. Hati
terdiri dari dua lobus yaitu lobus dexter dan lobus sinester. Hati
9. Pars Ascendes
14
intestinum bagian depan. Pencernan dan penyerapan pakan utamanya
10 Pars Decendes
intestinum bagian depan.
11. Pankreas
12. Deudenum
13. Jejenum
sari makanan.
15
15. Mesentrium
16. Illeum
ileum, ceca, dan rectum.
yang memiliki susunan serat kasar yang tinggi melalui aksi jasad renik
atau mikroorganisme.
air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur
20. Kloaka
16
muara saluran reproduksi (Urodeum) serta lubang keluar yang
21 Vent (anus)
Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan
arah kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah.
ada bagian dari lidah yang bercabang pada bagian belakang yang
Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan
arah kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah.
ada bagian dari lidah yang bercabang pada bagian belakang yang
17
membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk
g.
tersusun oleh otot yang kuat berisi pasir atau bebatuan yang akan
menghancurkan makanan.
18
dengan tubuh pada unggas lebih pendek daripada mamalia, tetapi
(eating habits). Usus halus akan lebih panjang pada unggas pemakan
hal ini dilihat dari perbandingan panjangnya usus halus pada unggas.
memiliki dua sekum yang besar, sedangkan pada jenis unggas lainnya
19
BAB III
METODE PRAKTIKUM
sistem reproduksi pada unggas jantan dan betina di laksanakan pada hri sabtu 08
Desember 2018 pukul 08.00 WIB sampai selesai yang bertempat di Dekanat,
Alat:
1.Cutter
2.Plastik
Bahan:
1.Ayam
20
BAB IV
21
1. Ayam
Berdasarkan unggas yang digunakan saat praktikum dapat disimpulkan
bahwa ayam tersebut termasuk dalam filum Chordata, subfilum Vertebrata,
kelas Aves, subkelasNeornithes, ordo Galliformes, genus Gallus, spesies Gallus
domesticus. Taksonomi ayam terdiri dari filum Chordata, subfilum Vertebrata,
kelas Aves, subkelas Neornithes, ordoGalliformes, genus Gallus dan spesies
umunya adalah spesie Gallus domesticus. Ayam pada gambar diatas adalah ayam
broiler yang termasuk dalam ayam Ras. Ayam ras adalah ayam yang sudah
didomestikasi atau ayam komersial dan yang termasuk ayamras yaitu ayam
petelur dan ayam broiler.
Ayam memiliki ciri - ciri umum yaitu jengger, pial, cuping dan jalu atau
taji pada kakinya. Ciri umum pada ayam meliputi jengger, pial, cuping, dan taji
pada kakinya. Perbedaan dari ayam jantan dan betina yaitu meliputi badan,
jengger, mata, kaki dan bulu. Ayam jantan memiliki badan dan tinggi yang lebih
besar disbanding dengan ukuran pada ayam betina, mata ayam lebih besar dan
bercahaya, jengger lebih besar dan nampak bergerigi, kaki besar dan kuat, bulu
ekor tumbuh panjang dengan lebih cepat. Perbedaan ayam jantan dan betina yaitu
pada ayam jantan memiliki badan besar, jengger besar dan nampak bergerigi,
mata besar dan bercahaya, kaki besar, bulu ekor cepat panjang, sedangkan pada
ayam betina badan kecil, mata kecil dan lemah, jengger tumbuh pendek dan tipis,
kaki pendek dan kecil, bulu badan tumbuh merata.
2. Itik
Berdasarkan data hasil praktikum dapat diketahui bahwa menurut
klasifikasi unggas, itik termasuk dalam filum Chordata,
subfilum Vertebrata, kelas Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae,
genus Anas, species Anas platyhyncos. Itik memiliki taksonomi meliputi
filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Aves, ordo Anseriformes,
famili Anatidae, genus Anas, spesiesAnas platyhyncos. Itik dilihat dari
22
kegunaannya terdapat berbagai macam jenis antara lain itik pedaging, itik petelur
dan itik dwiguna. Itik termasuk dalam jenis unggas air. Bulu itik umumnya
berwarna coklat (merah tua), atau bervariasi bertotol - totol coklat, putih bersih,
putih kekuningan, abu - abu hitam, atau campuran lainnya.
Unggas air memiliki karakteristik yang berbeda dengan unggas darat.
Bentuk paruh pada unggas air cenderung lebih panjang dan tumpul. Bangsa itik
merupakan unggas yang memiliki sifat akuatik yaitu menyukai air. Sifat itik
lainya adalah omnivora, yaitu hewan pemakan segala biji - bijian, rumput -
rumputan, umbi - umbian, hewan -hewan kecil seperti keong dan ikan. Bulu itik
umumnya berwarna merah tua (coklat) atau bervariasi bertotol - totol coklat
(rebuin/ blorok), putih bersih, putih kekuning - kuningan, abu - abu hitam atau
campuran dan lainnya, tubuhnya langsing, leher pendek dan tidak terlalu tegak.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan
hasil bahwa organ eksterior pada itik yaitu paruh, mata, lubang hidung, leher,
dada, punggung, ekor dan kaki. Bagian eksterior terdiri dari kepala, mata sebagai
indera penglihat, leher yang panjang berfungsi untuk melumuri badan dengan
minyak dengan paruh dari kelenjar minyak, paruh yang berbentuk tumpul
memanjang yang berguna untuk mengambil makanan yang bertekstur lembek,
karena pengaruh pakan yang lembek maka tembolok tidak berkembang, badan
berbentuk oval membulat, ekornya pendek, kaki yang relatif pendek untuk
memudahkan saat berjalan di air, kaki berselaput memiliki fungsi sebagai alat
bantu renang. Bulu yang berminyak berfungsi agar tubuhnya tidak basah ketika
sedang berada di air. Ciri - ciri unggas air yaitu kaki relatif pendek dibanding
dengan tubuhnya, jari - jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang,
paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutup oleh
bulu. Menurut Brahmantiyo (2003) perbedaan itik jantan dan betina yang jelas
yaitu pada warna bulu dan paruh dimana itik jantan lebih memiliki warna yang
cenderung gelap dibanding itik betina.
23
3. Puyuh
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
puyuh termasuk dalam kelas aves Puyuh termasuk dalam kingdom animalia,
phylum Chordata, kelas Aves, ordo Galiformes, famili Phasianidae,
genus Coturnix dan spesies Coturnix coturnix japanica. klasifikasi unggas
berdasarkan habitat atau tempat hidupnya burung puyuh, burung perkutut,
merpati, ayam dan itik termasuk dalam unggas darat.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa puyuh betina
memiliki bulu leher dan dada bagian atas warnanya lebih terang serta terdapat
totol - totol cokelat tua dari bagian leher sampai dada, sedangkan puyuh jantan
warnanya polos berwarna cokelat muda. Perbedaan burung puyuh terlihat jelas
pada bulu yang terdapat pada leher. Puyuh tergolong unggas darat yang mana
tidak memiliki kelenjar keringat.
4. Merpati
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil bahwa merpati merupakan
unggas darat. Taksonomi merpati yaitu filum chordata, subfillum vertebrata,
kelas aves, ordocolumbidae, genus columba dan spesies Columba Livia, C.
domestica. Karakteristik merpati yaitu memiliki jambul dan bentuk paruh yang
khas. Merpati merupakan unggas darat yang termasuk dalam filum chordata,
subfillum vertebrata, kelas aves, ordo columbidae, genus columbadan
spesies Columba Livia, C. domestica. Merpati merupakan unggas darat yang
memiliki karakteristik jambul di kepala, mempunyai bentuk paruh yang khas,
memiliki kaki berbulu dan ada yang tidak berbulu.
Bagian eksterior merpati meliputi kepala, leher, tubuh dan anggota tubuh.
Merpati jantan memiliki tingkah laku yang lincah, tubuh, kepala dan lehernya
besar. Merpati betina memiliki tingkah laku yang lebih lamban, tubuh, kepala dan
lehernya relatif kecil. Bagian luar tubuh merpati dibedakan menjadi kepala, leher,
tubuh dan anggota tubuh yang terdiri dari sayap, bulu, kaki, kuku dan paruh yang
24
terdapat tonjolan disebut sora. Bagian tubuh yang sangat penting pada merpati
adalah paruh, mata, lubang hidung dan lubang telinga. Merpati jantan lebih besar
dibandingkan merpati betina. Merpati jantan memiliki karakteristik atau tingkah
laku yang lincah dan kasar, bagian tubuh, kepala dan lehernya besar, bulu
lehernya mengkilap, mampu mengeluarkan suara besar dan jika bercumbu
membuat gerakan melingkar, memekarkan bulu ekor serta merebahkan bulu
sayapnya. Merpati betina memiliki karakteristik atau tingkah laku yang lebih
lamban dan tidak terlalu ribut sewaktu kawin.
25
memiliki tekstur yang lembut. Ayam memiliki bentuk paruh lancip yang
menyebabkan pakan yang dikonsumsi berupa biji - bijian sedangkan bebek
memiliki bentuk paruh yang pipih sehingga mudah memakan makanan yang
berair atau berbentuk bubur.
Unggas darat dan unggas air juga memiliki perbedaan pada warna bulu,
unggas darat memiliki warna bulu yang bervariasi. Bulu ayam pelung memiliki
pola warna yang khas, umumnya kuning campur merah, hitam dan jalak (hitam
bintik - bintik). Kaki pada unggas darat dan unggas air memiliki perbedaan,
unggas air kakinya diselimuti oleh selaput yang berguna untuk berenang di air.
Unggas air memiliki selaput disekitar kakinya yang berguna untuk berenang.
Ukuran badan unggas darat dan unggas air juga berbeda, unggas air memiliki
badan yang relative lebih ramping dibandingkan unggas darat. Itik merupakan
salah satu unggas air yang memiliki badan ramping dan lincah serta bebek adalah
salah satu unggas air yang memiliki badan besar dan gerak yang lamban.
26
untuk menjaga atau mengatur dari reaksi kekebalan, sedangkan bursa of
fabricius berperan untuk memproduksi sel limfosit B yang bertanggung jawab
untuk memproduksi antibodi pada ayam muda.
Thymus pada unggas terletak pada bagian trakea unggas, bentuknya tidak
teratur dan memiliki jumlah 3 - 8 lobi pada masing-masing leher. Tymus pada
unggas biasanya terletak pada bagian kanan dan kiri trakea, warna tymus yaitu
kuning kemerah-merahan, memiliki bentuk tidak teratur dan berjumlah 3 - 8 lobi
pada masing - masing leher. Bursa fabricius pada unggas terletak berdekatan di
atas bagian kloaka dan memiliki bentuk seperti kantong.
bursa fabricius merupakan organ yang memiliki bentuk seperti kantong dan
terletak pada bagian dorsal kloaka.
4. Formulasi Ransum
Berdasarkan praktikum diketahui bahwa formulasi ransum dimulai dengan
pemilihan bahan pakan, pencampuran ransum dan penyajian ransum. Ada
beberapa tahapan dalam penyusunan ransum yaitu memilih bahan pakan yang
tersedia beserta data komposisi nutrisi dan harga bahan baku, menentukan standar
kebutuhan nutrient untuk spesifik ternak tertentu (umur, jenis kelamin, bobot
badan dan jenis produksi), memperhatikan keterbatasan penggunaan bahan pakan
terkait dengan adanya senyawa anti nutrisi. Bahan pakan yang digunakan harus
bersifat tidak toksik, mudah didapatkan, ekonomis dan tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia. Syarat - syarat yang digunakan dalam pemilihan bahan pakan
antara lain mudah didapat, harganya murah, palatabilitas tinggi, bermutu baik,
mempunyai zat makan yang cukup dan dapat saling menutupi kekurangan setiap
bahan pakan.
27
Tabel 2. Formulasi ransum ayam broiler fase finisher
N Bahan Komposis Protei Energi Harga
o Pakan i n Metabolism (Rp/kg)
Kasar e ( kkal/kg)
(%)
1 Jagung 56 5,37 1584,24 268,00
2 Bekatul 16 2,22 520,48 464,00
3 Bungki 13 6,68 417,69 975,00
l
Kedelai
4 Crude 4 0,00 324,00 560,00
Palm
Oil
5 Tepung 6 2,71 176,05 468,00
Ikan
6 MBM 4 2,09 110,76 352,00
7 Premix 1 0,00 0,00 90,00
Total 19,07 3133,22 5597,0
0
Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Ternak Unggas, 2017.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan cara pencampuran ransum
seharusnya memerhatikan beberapa komponen agar menghasilkan ransum yang
sesuai kebutuhan ternak dan efisien. Pemilhan bahan pakan sebaiknya memiliki
kandungan gizi yang disesuaikan sesuai dengan kebutuhan ternak, harga bahan
pakan, ketersediaan bahan pakan dan kualitas bahan pakan. pemilhan bahan pakan
ternak harus memperhatikan beberapa faktor yaitu, ketersediaan bahan pakan,
harga bahan pakan, dan kualitas bahan pakan. Pemilihan bahan pakan harus tidak
mengandung racun dan mudah dicerna oleh ternak agar ternak tidak terserang
penyakit bahkan kematian. Bahan pakan ternak harus tidak mengandung racun
yang dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian bagi ternak.
Berdasarkan praktikum yang telah dilkakukan metode penyusunan ransum
mengunakan metode trial and error (coba - coba). Metode trial and error adalah
metode yang digunakan untuk menghasilkan pakan komplit yang menggunakan
campuran berbagai macam bahan pakan dengan beberapa nutrien sebagai
pembatas. Cara yang digunakan dalam metode trial and error adalah dengan
menentukan kebutuhan nutrisi bagi ayam broiler, kemudian menentukan bahan
28
yang akan digunakan disertai dengan kandungan nutrisinya, kemudian kemudian
melakukan percobaan perhitungan dengan jumlah keseluruhan 100% sesuai
dengan kebutuhan yang ada. Kelebihan dari metode trial and error yaitu mudah
karena hanya melibatkan operasional matematis, sedangkan kelemahannya
yaituharus teliti dalam perhitungan menyusun ransum. metode trial and
error adalah metode penyusunan ransum yang mudah karena hanya melibatkan
operasional matematis dasar dan bagi para pemula pekerjaan ini bisa menjadi sulit
sekali.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil standar
kebutuhan pakan ternak ayam broiler fase finisher PK 19, 07 % dan EM 3133, 22
kkl/kg. energi metabolisme ayam broiler fase finisher 2800 – 3300 kkl/kg dan
protein kasar 18 – 22 %. Pernyataan ini diperkuat oleh NRC (1984) yang
menyatakan bahwa total kebutuhanayam broiler finisher PK sebesar 20 %, LK
sebesar 3 – 4 %, SK sebesar 3 – 5 %, Ca 0,9 %, Phospor 0,4 %, EM 3200
KKal/kg, Lisin 1 % dan Metionin 0, 38 %.
29
pakan yang diberikan secara terus menerus disebut ad libitum. Pemberian pakan
ayam secara paksa ke disebut sebagai force feeding. Hal ini sesuai dengan
pemberian pakan force feeding adalah pemberian pakan dengan mempuasakan
ayam terlebih dahulu dan kemudian ayam dipaksa untuk memakan pakan.
7. Sistem Kandang
Sistem kandang merupakan sistem yang digunakan untuk merancang
perkandangan yang nyaman untuk keberlangsungan hidup ternak yang dapat
mendukung hasil dari produksi ternak. menyatakan bahwa kondisi kandang yang
baik merupakan kandang yang berada jauh dari pusat keramaian. Menurut
Muslim (2006) yang menyatakan bahwa persyaratan lokasi kandang yang baik
letak yang jauh dari pusat keramaian daerah dan tidak berada pada tanah yang
sering terkena bencana alam.
8. Layout kandang
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan seperti gambar di
atas merupakan perkandangan nampak depan, samping dan belakang yang dapat
diketahui kandang ayam layer menghadap ke timur dengan tata letak di daerah
dataran rendah. Pentingnya memeperhatikan arah dan tata letak kandang
berpengaruh pada perkembangbiakkan ternak serta produksi yang akan
dihasilkan. Arah kandang menghadap ke barat dan timur memudahkan cahaya
masuk ke dalam kendang. Arah kandang yang baik adalah yang sejalan dengan
arah peredaran sinar matahari yaitu membujur dari arah barat ke timur. Jarak
antar kandang tidak terlalu rapat, dengan jarak minimal antar kandang selebar satu
kandang, saluran - saluran air atau pembuangan di sekitar kandang harus lancer,
lantai kandang harus miring ke satu atau dua arah untuk mempercepat proses
pembersihan dan mencegah menggenangnya air di dalam kandang dan arah
kandang harus pada lokasi yang mendapatkan sinar matahari secara cukup dengan
menghadap ke timur dimana matahari terbit untuk menunjang hasil produksi.
30
9. Konstruksi
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa atap kandang memiliki
tipe “A”, terbuat dari seng. Tipe atap kandang sangat berpengaruh dalam
pengaturan temperatur dan kelembaban udara. Tipe kendang sangat berpengaruh
dalam mengatur masuknya udara dan cahaya dalam kandang. Dinding kandang
memakai sistem kandang terbuka dan dinding dibatasi dengan jaring kawat yang
memudahkan udara untuk masuk ke dalam kandang. Lantai kandang
berupa litter yang terbuat dari semen dan dilapisi dengan tanah. Alas
lantailitter atau membuat lantai berlubang dapat menjaga lantai kandang tetap
kering dan bersih.
31
hal - hal yang mempengaruhi daya dukung kendang antara lain faktor lokasi,
konstruksi, aspek lingkungan serta struktur dan kondisi tanah.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 SARAN
baik. Penerangan di dalam ruangan harus lebih di maksimalkan lagi, agar supaya
33
DAFTAR PUSTAKA
34