Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Sumsum Tulang Belakang dan Sistem Syaraf Otonom terhadap Perilaku

A. Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis

Ialah penghubung antara otak dengan semua bagian tubuh manusia. Disini juga
disalurkan impuls-impuls maupun dari otak lewat jalur sensoris dan motoris. Selain itu, sumsum
tulang belakang mengkoordinasi reflek, yaitu suatu perilaku yang mempertahankan diri yang
terjadi jauh lebih cepat dari pada gerak sadar.

Untuk tugas ini, ia dibekali dengan organ organ sensorik, yaitu indera, dan serabut syaraf
sensorik yang menghantar impuls-impuls inderawi tersebut ke bagian yang menerima di medulla
spinalis. Bagian inilah yang berperan dalam perilaku reflek manusia, misalnya ketika menemui
bahaya tentu manusia akan secara otomatis melakukan perilaku untuk melindungi diri dari
bahaya tersebut.

Pada bagian ini, sebenarnya sudah terbentuk sejak manusia berada dalam kandungan,
sebab itu ibu hamil disarankan untuk makan makanan yang bergizi sehingga seluruh jaringan di
tubuhnya dan di tubuh janin yang di kandungnya berada dalam kondisi terbaik dan siap untuk
memberi respon atau perilaku yang tepat untuk menghadapi segala hal di sekitarnya.1

B. Sistem syaraf

1. Sel saraf atau neuron

Blok bangunan dasar otak dan sistem saraf adalah sel saraf (neuron). Melalui neuron
inilah informasi dapat berjalan dari organ indra ke otak dan dari otak ke otot. Pada dasarnya ada
tiga tipe neuron yakni neuron sensor, neuron motor dan neuron konektor. Neuron sensor
membawa informasi dari organ indra ke otak,neuron motor membawa informasi dari otak ke
otot, dan neuron konektor yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang,
menghubungkan neuron sensor dan neuron motor. Ketiga tipe neuron ini terdiri dari badan sel
dengan beberapa cabang yang disebut dendrit. Dan sering kali satu diantaranya sangat panjang
dan disebut akson. Di sepanjang akson inilah impuls saraf berjalan dari badan sel menuju ke
neuron berikutnya pada suatu rantai neuron atau menuju ke otot.

1
Arby Suharyanto, 3 Dasar Biologis Perilaku, diakses dari https://dosenpsikologi.com/dasar-biologis-perilaku, pada
tanggal 30 November 2021, Pukul 21.09 WIB.
Sebuah impuls dapat dapat dihasilkan dari perangsangan organ indra atau dari
penerimaan impuls yang berasal dari neuron lain. Pada saat impuls berjalan di sepanjang akson
dengan arah yang selalu tetap neuron dikatakan meletup. Selubung dikelilingi akson yaitu upih
myelin, merupakan pelindung yang mengakibatkan kecepatan konduksi impuls saraf lebih besar
dari pada kecepatan konduksi pada neuron yang tidak bermyelin. Perangsangan pada neuron
harus cukup kuat untuk dapat menghasilkan sebuah impuls, artinya harus diatas nilai ambang
respons. Jika rangsangannya lemah tidak bisa menghasilkan impuls yang kuat namun dapat
merangsang neuron yang lain.

2. Sistem saraf

Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan


reaksi terhadap berbagai rangsangan, dan mengatur kerja berbagai sel. Manusia memiliki sistem
saraf yang mengandung miliaran sel, para ilmuwan membagi jaringan kerja yang rumit ini ke
dalam dua bagian utama yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.

a. Sistem saraf pusat

Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan otak dengan bagian lain dari tubuh yang terletak
dibawah leher. Respon impuls yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang bersifat reflek. Dan
terkadang gerak reflek ini dapat dipengaruhi oleh pikiran dan emosi. Sistem saraf berfungsi
untuk menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi sensoris yang
datang, seperti informasi tentang rasa, suara, bau, warna, tekanan pada kulit, dan lain sebagainya.
Sistem saraf pusat juga mengirimkan pesan untuk otot, kelenjar, dan organ internal.

b. Sistem saraf perifer

Ada dua seksi pada sistem saraf autonomik yaitu bagian simpatik dan para simpatik.
Keduanya berhubungan dengan hampir semua kelenjar dan organ tubuh serta biasanya hasil
kerjanya berlawanan untuk membantu tubuh mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan. Kerja sistem saraf simpatik dianalogikan dengan sebuah pedal gas mobil. Sistem
saraf simpatik mengerahkan usaha untuk bertindak dan mengeluarkan energi sementara cara
kerja sistem saraf para simpatik lebih menyerupai rem.sistem saraf parasimpatik tidak
menghentikan proses di dalam tubuh namun cenderung memperlambat atau menjaga agar
semuanya berlangsung secara halus.serta membuat tubuh dapat menghemat dan menyimpan
energi.

Pengaruh Sistem Otak terhadap Perilaku

Otak yang dimiliki manusia salah satu sebab timbulnya dasar-dasar biologis perilaku
dimana setiap orang tentu melakukan segala hal dengan dikontrol oleh otak. Otak manusia
sendiri memiliki ±10 milyar sel syaraf atau ±90 % dari seluruh sel syaraf yang ada pada tubuh
manusia. Jika tempurung kepala dibuka akan terlihat sebuah benda setengah padat, seperti jamur
keriput, dan berwarna abu-abu kemerahan. Lapisan teratas yang tebalnya ±1/2 inci, ialah
kumpulan berjuta juta syaraf yang disebut Cortex. Inilah pusat pengelolaan semua bagian
manusia pikirkan, rasakan, dan lakukan dari hal tersebut timbulah perilaku manusia yang
beragam sehingga manusia yang melakukan perilaku dengan sadar akan mengingat dan
menyadarinya.

Otak berhubungan dengan sensor psikologi manusia, yakni ketika manusia merasakan
hal-hal yang berhubungan atau menyentuh sisi psikologisnya, otak manusia akan secara reflek
berfikir mengenai hal tersebut dan menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan dalam
menentukan langkahnya sehingga timbulah beragam perilaku baik itu perilaku yang spontan atau
perilaku yang telah direncanakan, semuanya diketahui dan diproses dari otak manusia.

1. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir analisa, logika, bahasa,


kesadaran, pencernaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ juga
ditentukan oleh kualitas bagian ini. Cerebrum terbagi menjadi 4 yaitu2

 Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari otak besar. Lobus
ini berhubungan dengan kemampuan gerak, kognisi, pencernaan, penyelesaian masalah,
memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, dan kontrol perilaku seksual.
 Lobus Parietal berada di tengah, perilaku tentang mengendalikan sensasi seperti tekanan
nyeri, sentuhan dan suhu.
 Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran,
pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
2
Karmila dkk, “Otak Dan Perilaku Manusia,” 2015. hlm 16-17.
 Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual
yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang
ditangkap oleh retina mata.

2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak kecil hubunganya dengan dasar biologis perilaku bertanggung jawab terhadap
pengaturan gerakan, keseimbangan, mengatur sikap atau posisi/postur tubuh, hingga koordinasi
otot. Otak kecil juga penting dalam kemampuan seseorang untuk melakukan perilaku cepat dan
berulang seperti bermain video game. Dan penting untuk mengendalikan gerakan halus seperti
ketika dokter melakukan prosedur bedah atau orang yang sedang melukis.

3. Batang Otak (Brainstem)

Berada di dalam tulang tengkorak atau rongga di bagian dasar dan memanjang ke tulang
punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur bagian dasar manusia
termasuk pernafasam, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, dan mengatur proses pencernaan. 3
Serta mengirim dan menerima pesan antara berbagai bagian tubuh dan otak yakni pusat gerak
psikologis penting, terlibat dalam koordinasi gerakan mata dan wajah, menangkap sensasi di
wajah, pendengaran dan keseimbangan. Bagian otak ini merupakan sumber insting dasar
manusia jika terjadi bahaya.

4. Talamus

Terletak di bagian dalam otak pada diencephalon. Bagian ini bertanggung jawab dalam
proses pemikiran yakni evaluasi mengenai tindakan yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan
mengambil pelajaran darinya, misalnya seseorang yang baru saja melakukan hal tidak terpuji
karena emosi maka setelah peristiwa selesai bagian otak ini akan mengingatkan kembali pada
peristiwa tersebut dan secara psikologis akan membuat pelaku berfikir mengenai tindakan yang
dilakukan lebih banyak keburukannya ataukah lebih banyak kebaikannya pada dirinya sendiri
dan orang lain.4

5. Hipothalamus
3
Siti Khusnul Khotimah dan Annisa Khairun Nisa, “Otak_dan_perilaku_manusia,” 2015. hlm. 14
4
Sonia Maratul Hasanah, “Psikologi Lintas Budaya” (n.d.).
Terletak di bawah thalamus. Bagian ini mengatur pengeluaran hormon yang berfungsi
tubuh seperti metabolisme, reproduksi, tekanan darah, emosi, nafsu makan, dan pola tidur.
Sehingga bagian ini berhubungan dengan perilaku istirahat dan ketenangan seseorang, serta
perilaku untuk menyadari aktifitas sehari harinya seperti makan, minum, bekerja, di jam jam
tertentu yang sesuai dengan ritme hidupnya sehari hari.5

DAFTAR PUSTAKA

Annisa khairun nisa, Siti khusnul khotimah. 2015, Otak_dan_perilaku_manusia.

Dkk, Karmila. 2015. Otak Dan Perilaku Manusia.

Sonia Maratul Hasanah. Psikologi Lintas Budaya.

Suharyanto, Arby. 2018. 3 Dasar Biologis Perilaku. Diakses dari


https://dosenpsikologi.com/dasar-biologis-perilaku, pada tanggal Selasa, 30 November 2021
pukul 21.09 WIB

5
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai