Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR ILMU EKONOMI KEBIJAKAN FISKAL

DAN MONETER
DI
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : Hajar Tamimah
Annisa Zahara
Semester / Unit :1/1
Fakultas / Jurusan : Syariah / Ekonomi Syariah

Dosen Pembimbing : Nur Azizah S.H.I. ME


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, sahabat,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami telah menyelesaikan makalah Kami yang berjudul “Pengantar
Ilmu Ekonomi Kebijakan Fiskal dan Moneter“
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak / Ibu dosen yang telah
memberikan masukan tentang cara pembuatan makalah yang baik dan benar.
Adalah menjadi tujuan Kami untuk menjadikan makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca nantinya.
Tentu saja, sebagai manusia Kami tidak terlepas dari kesalahan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, masukan dan kritikan dari para pembaca sangat Kami
harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga seluruh amal kita
diterima dan diberikan ganjaran yang setimpal oleh Allah Swt. Amin.

Langsa, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BABA : I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Pengertian Kebijakan Moneter .................................................. 2
B. Teori Moneter Klasik ................................................................... 2
C. Pengertian Kebijakan Fiskal ....................................................... 4
D. Pengertian Kebijakan Fiskal ....................................................... 4
E. Peranan, Efektifitas Kebijakan Fiskal ....................................... 6
F. Keseimbangan dalam kebijakan moneter dan fiscal ................ 6
BAB III : KESIMPULAN ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Kebijakan moneter adalah istilah yang barangkali sudah tak asing dalam
pemberitaan ekonomi. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan
bank sentral untuk stabilisasi ekonomi seperti mengatur jumlah uang yang
beredar. Tujuan kebijakan moneter adalah untuk pengendalian ekonomi secara
makro agar tercipta kestabilan ekonomi dengan mengatur jumlah yang yang
beredar.

Tokoh utama Teori Moneter Klasik antara lain John Babtis Say, Irving
Fisher dan A. Marshall. Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa
penawaran akan selalu menciptakan permintaan (supply creates its own demand).
Artinya, suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau
underconsumption (Malthus).

Salah satu yang sering terdengar namun kurang awam di telinga


masyarakat adalah pemerintah didorong untuk melonggarkan kebijakan fiskal.
Lalu apa sih sebenarnya kebijakan fiskal itu? kenapa semakin banyak ahli dan
media yang menyoroti hal tersebut.
Kebijakan fiskal di Indonesia merupakan salah satu kebijakan dari
pemerintah yang ditujukan untuk mengarahkan ekonomi dari suatu negara.
Apabila dilihat dan tidak dipahami lebih dalam, Grameds mungkin akan
kebingungan karena kebijakan fiskal dapat terlihat mirip dengan kebijakan
moneter. Namun keduanya berbeda lho. Mari simak penjelasan lebih lanjut
mengenai kebijakan fiskal..

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah istilah yang barangkali sudah tak asing dalam
pemberitaan ekonomi. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan
bank sentral untuk stabilisasi ekonomi seperti mengatur jumlah uang yang
beredar. Tujuan kebijakan moneter adalah untuk pengendalian ekonomi secara
makro agar tercipta kestabilan ekonomi dengan mengatur jumlah yang yang
beredar. Dengan terkendalinya peredaran uang, inflasi bisa dikendalikan. Selain
pengaturan jumlah uang yang beredar, instrumen kebijakan moneter lainnya yakni
penetapan suku bunga acuan dari bank sentral. Apabila kestabilan dalam kondisi
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter bisa digunakan untuk
memulihkan atau stabilisasi. Pengaruh kebijakan moneter pertama kali bakal
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian berlanjut pada sektor riil.1

B. Teori Moneter Klasik

Tokoh utama Teori Moneter Klasik antara lain John Babtis Say, Irving
Fisher dan A. Marshall. Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa
penawaran akan selalu menciptakan permintaan (supply creates its own demand).
Artinya, suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau
underconsumption (Malthus). Pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat
mencukupi untuk menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full
employment).
Potensi output yang dapat dihasilkan tergantung pda tingkat teknologi dan
banyaknya faktor produksi tenaga kerja. Makin tinggi tingkat teknologi dan makin
tinggi jumlah serta kualitas tenaga kerja tingkat output potensial yang dapat
dihasilkan juga makin besar. Artinya, tingkat full employment output dapat
menjadi lebih besar. Keadan yang selalu full employment ini dapat tercapai

1
Bernanke, Ben (2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal Reserve:
Sebuah Perspektif Sejarah” . Federal . Hal. 20

3
melalui bekerjanya mekanisme pasar, yang oleh Adam Smith disebut dengan
invisible hand.
Bila seseorang ingin bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan, dia tentu
akan menurunkan upah yang dikehendakinya samapai ada pengusaha yang mau
mempekerjakannya. Demikian pula apabila terdapat pengusaha yang tidak dapat
menjual semua hasil produksinya, maka dia akan menurunkan harganya sampai
terjual habis.
Upah dan harga yang bebas berubah akan menjamin selalu terdapatnya
keseimbanagn dalam pasar tenaga kerja dan pasar barang sebagai hasilsaling
mempengaruhinya antara permintaan dan penawaran melalui prinsip laissez faire
(bebas, tanpa ada campur tangan pemerintah)
Tetapi Malthus menyangah argumentasi di atas dengan mengatakan bahwa
meskipun produksi barang dan jasa tersebut menimbulkan pendapatan dalam
jumlah yang sama dengan nilai total barang dan jasa, namun tidak dapat
dipastikan bahwa pengeluaran untuk pembelian mesti sama dengan nilai barang
dan jasa tersebut.
Penawaran memang akan menciptakan tenaga beli, nmun belum menciptakan
pengeluaran dengan jumlah yang sama.Misalnya jika masyarakat menabung
terlalu banyak dari pendapatannya (lebih banyak dibandingkan dengan keinginan
perusahaan untuk melakukan investasi), maka ada sebagian produksi yang tidak
terjual.
Akibatnya pengusaha akan memperkecil volume produksi, sehngga akan
terjadi pengangguran. Pengusaha akan terus mengurangi produksinya sampai sisa
yang tidak terjual itu habis semua, sehingga pendapatan akan menjadi lebih
rendah daripada semula.
Sedang menurut ekonomi klasik, adanya tabungan masyarakat tersebut tidak
berarti dana hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai oleh pegusaha
untuk membiayai investasinya. Penabung mendapatkan bunga atas tabungannya,
sedang pengusaha bersedia membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan
yang diperoleh dari investasi lebih besar dari bunga tersebut.

4
Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi (tabungan meningkat =
investasi meningkat), adalah sebagai akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga.
Tingkat bunga akan berfluktusi sehingga keinginan investasi perusahaan
samadengan keinginan menabung masyarakat.2

C. Efektifitas Kebijakan Moneter

Efektifitas Kebijakan Moneter yaitu sejauh mana kebijakan


moneter yang ditempuh bank sentral (apapun bentuknya) memberi dampak
positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti: dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.

D. Pengertian Kebijakan Fiskal

Pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan sejumlah manuver


kebijakan untuk menahan laju pelemahan ekonomi setahun terakhir. Banyak
istilah-istilah yang mungkin belum Grameds ketahui terkait langkah-langkah yang
dilakukan pemerintah tersebut.
Salah satu yang sering terdengar namun kurang awam di telinga
masyarakat adalah pemerintah didorong untuk melonggarkan kebijakan fiskal.
Lalu apa sih sebenarnya kebijakan fiskal itu? kenapa semakin banyak ahli dan
media yang menyoroti hal tersebut?
Kebijakan fiskal di Indonesia merupakan salah satu kebijakan dari
pemerintah yang ditujukan untuk mengarahkan ekonomi dari suatu negara.
Apabila dilihat dan tidak dipahami lebih dalam, Grameds mungkin akan
kebingungan karena kebijakan fiskal dapat terlihat mirip dengan kebijakan
moneter. Namun keduanya berbeda lho. Mari simak penjelasan lebih lanjut
mengenai kebijakan fiskal.
Secara bahasa kata kebijakan dalam KBBI memiliki arti kepandaian,
kemahiran, kebijaksanaan. Kebijakan juga berarti serangkaian konsep yang
menjadi landasan atau dasar dari rencana pelaksanaan suatu pekerjaan,

2
BM Friedman ,(2001) “Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi Internasional &
Perilaku Ilmu Sosial. hal 35

5
kepemimpinan, cara bertindak yang umumnya dilakukan oleh pemerintahan atau
organisasi.
Kebijakan juga bisa diartikan cita-cita, sebuah tujuan, prinsip atau juga
maksud yang menjadi panduan dalam sebuah manajemen. Karena itu kebijakan
umumnya diterapkan pada suatu hal yang memerlukan manajemen kompleks,
kebijakan dipakai sebagai panduan untuk melakukan manajemen itu sendiri.
Secara istilah, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan atau panduan
atau landasan yang biasanya dilakukan oleh pemerintah atau pimpinan sebuah
negara/kerajaan untuk mengatur kondisi keuangan dan pendapatan negara.
Selain itu kebijakan fiskal juga berguna untuk mengarahkan ekonomi suatu negara
menjadi lebih dengan cara mengubah maupun memperbarui pengeluaran serta
pemasukan pemerintah. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat melakukan
kontrol terhadap pengendalian pengeluaran serta penerimaan pemerintah dan
negara.3
Dana yang terkumpul tersebut dianggap oleh pemerintah sebagai
pendapatan dan kemudian digunakan sebagai pengeluaran melalui program yang
dibuat pemerintah. Program yang dibuat pemerintah tersebut bertujuan untuk
dapat menghasilkan capaian atas pendapatan nasional, produksi serta
perekonomian dan digunakan pula sebagai perangkat keseimbangan di
perekonomian negara atau kerajaan tersebut.
Menurut beberapa ahli seperti Zain, kebijakan fiskal adalah pengeluaran
pemerintah serta penerimaan yang berupa pajak. Pajak tersebut merupakan
pungutan yang diberlakukan oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Pungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah telah diatur jelas dalam
undang-undang sebagai pembiayaan umum pemerintah, tujuannya adalah untuk
menjalankan fungsi pemerintah serta tidak mengandung unsur imbalan secara
individu oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak tersebut.

3
Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara: Medan. Hal, 38

6
Sedangkan menurut Alam, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang menyesuaikan
pengeluaran serta penerimaan pemerintah yang memiliki tujuan untuk dapat
memperbaiki kondisi ekonomi tersebut.
E. Peranan, Efektifitas Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil oleh Pemerintah


dalam bidang perpajakan dan anggaran belanja negara dengan tujuan untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat ekonomi. Kebijakan fiskal dapat berupa
kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal
ekspansif adalah kebijakan fiskal yang bertujuan
meningkatkan output perekonomian. Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraktif
bertujuan mengurangi output perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan fiskal
juga merupakan instrumen stabilisasi pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi atau peningkatan output perekenomian menurut
Solow dipengaruhi oleh tabungan, pertumbuhan populasi, dan kemajuan
teknologi. Tabungan merupakan instrumen yang dipengaruhi oleh kebijakan fiskal
(penerimaan pajak dan belanja negara mempengaruhi tabungan nasional). Secara
tidak langusung kebijakan fiskal ikut mengambil peran dalam pertumbuhan
ekonomi. Keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan fiskal yang
ditempuh suatu negara dapat mengubah ouput dalam perekonomian, baik
bertambah maupun berkurang.
Penurunan pajak T maupun peningkatan belanja G memiliki multiplier effect (efek
penggandaan) terhadap pendapatan (ouput perekonomian) suatu negara.
Alasannya ialah pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan konsumsi yang lebih
tinggi. Kenaikan belanja pemerintah menyebabkan meningkatnya pendapatan,
kemudian meningkatkan konsumsi, yang selanjutnya meningkatkan pendapatan,
kemudian meningkatkan konsumsi dan seterusnya.

F. Keseimbangan dalam kebijakan moneter dan fiskal

Asal Teori Pemikiran pemikiran tentang fiskal pertama kali dikemukakan


oleh ahli ekonomi asal Inggris, John Maynard Keynes pada akhir tahun 1800-an.

7
Beliau meyakini bahwa pemerintah berperan terhadap perkembangan ekonomi
suatu negara terutama dalam hal ekspansi dan kontraksi pada siklus bisnis.
Keynes juga meyakini bahwa pemerintah mampu memanipulasi pengeluaran
konsumen dan investor agar tidak terjadi kontraksi yang berlebih sehingga
aktivitas ekonomi dapat berjalan stabil.
Dampak pemikiran ekonomi Keynes juga terbukti saat terjadi depresi
besar di dunia pada awal tahun 1900-an. Dimana sebelumnya banyak negara yang
memegang prinsip ekonomi Laissez-Faire.
Prinsip tersebut meyakini bahwa pemerintah tidak boleh mengintervensi
kapitalisme dalam ekonomi pasar bebas.
Dengan ideologi ekonomi Keynes, pada saat itu presiden Amerika ke 32 saat itu,
Franklin D. Roosevelt berhasil menumbuhkan ekonomi sebesar 10,8% pada tahun
1934.
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter Kebijakan fiskal dan moneter sering
dianggap sama. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda meski keduanya sama-
sama memiliki tujuan yang sama; memberikan stabilitas ekonomi.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatur
pengeluaran dan pendapatan negara.
Sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan yang dibuat oleh Bank
Sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga.
Instrumen Kebijakan Fiskal Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi
karena sifatnya sangat relatif. Namun secara umum ada empat instrumen
kebijakan fiskal yaitu.
1. Perpajakan
Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat keberadaannya
di tangan otoritas publik.
Hal tersebut karena pajak mampu memengaruhi ekonomi suatu negara
secara makro. Misalnya saja perubahan perilaku konsumsi masyarakat, daya beli,
hingga investasi.
Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan utama dari
sebuah negara

8
Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika pendapatan
pemerintah sedikit, maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif pajak.
Di sisi lain, ketika pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu,
kemungkinan permintaan barang dan jasa atau kemampuan daya beli masyarakat
akan berkurang.
2. Pengeluaran
Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan
negara. Mulai dari pembangunan infrastruktur atau pembangunan SDM.
Pengeluaran negara ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi. Misalnya saja pembangunan lalu lintas transportasi darat,
fasilitas kesehatan, atau pendidikan.
3. Utang Publik
Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik
dengan cara mengeluarkan surat utang dan obligasi.
Hal itu muncul dari anggapan bahwa pemasukan pemerintah tidak cukup untuk
memenuhi pengeluaran.
4. Anggaran
Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan program
pertumbuhan ekonomi terutama program-program jangka panjang.4

4
Rogoff, Kenneth , 1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”,
Quarterly Journal of Economics 100. Hal. 43

9
BAB III

KESIMPULAN

Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas


tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat
kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah
satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bernanke, Ben (2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal


Reserve: Sebuah Perspektif Sejarah” . Federal .

BM Friedman ,(2001) “Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi


Internasional & Perilaku Ilmu Sosial. hal 9976-9984.

Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara: Medan.

1961-2006″ :. Federal Reserve Bank of St Louis Review (89 171

Rogoff, Kenneth , 1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”,


Quarterly Journal of Economics 100.

11

Anda mungkin juga menyukai