Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Nama: Fatmawatun
NIM: 11140331000055
Skripsi
″
げF‐ Oleh:
Fatmawatun
NINI:11140331000055
ah Bimbingan
rcazy H
akarta.Skripsi ini telah diterima sebagai slah sttu Syarat untuk mcmperoleh gelar Sttana
Sidang Munaqasyah
I(etua Sekretaris
F一
眈
1968031994032002 NIP:196806181999032001
Penguji
enguji I,
1993031002
Pembimbing,
LEMBAR PERNYATAAN
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (Sl) di Universitas lslam
Negeri (U$D Syarif Hidayatullah Jakarra.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
31000055
ABSTRAK
Dalam skripsi ini penulis membahas tentang Kritik Terhadap Teologi Wahabiyyah
Di Indonesia Dalam Pemikiran Said Aqil Siradj. Kajian terhadap skripsi ini cukup
penting dilakukan, karena eksistensi Wahabi saat ini menyebar dan
pemahamannya mulai mempengaruhi kultur damai dan saling menghormati
perbedaan, yaitu munculnya pernyataan bid’ah dan takfiri dari kaum Wahabi
terhadap ritual-ritual ibadah yang biasa berjalan dan menjadi kebiasaan terutama
pada masyarakat NU. Karena NU sendiri dalam paham ritual ibadahnya sangat
kental dengan tradisi lokal keindonesiaan atau nusantara, sehingga menjadi ciri
khas yang tidak bisa dipisahkan, karena Islam di Indonesia sendiri penyebarannya
lewat jalur kultural dengan cara mendekati budaya yang ada di Indonesia,
sehingga Islam cepat diterima dan Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini.
Kajian ini merupakan studi terhadap kritik Said Aqil Siradj yang notabene dari
NU, bagaimana Said Aqil memberikan pemahaman bahwa berdirinya NU
memang untuk mengkonter paham Wahabi yang mulai meresahkan masyarakat
dengan cara dakwahnya yang mudah membid’ahkan dan mengkafirkan
saudaranya se-muslim yang tidak sejalan dengan paham ritual keagamaannya.
Dalam hal ini Said Aqil menolak keras paham Wahabi yang dianggapnya sebagai
embrio atau benih penyebaran radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa kritik Said Aqil terhadap
teologi Wahabi sangat berdasar, karena banyak didapatkan kelompok yang
terindikasi penyebar kebencian, membid’ahkan dan mengkafirkan di tengah
masyarakat muslim Indonesia yang awal dengan cara sembunyi-sembunyi, tapi
sekarang dengan terang-terangan kelompok Wahabi mengembangkan dan
melebarkan dakwahnya dengan mengajarkan pada sekelompok masyarakat,
bahwa banyak ajaran ritual keagamaan di Indonesia yang keluar dari ajaran
Sunnah atau yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga, kritik
Said Aqil terhadap teologi Wahabi menjadi penting diangkat dan dikaji secara
mendalam untuk menghidari munculnya kelompok yang mudah membid’ahkan
dan mengkafirkan sesama muslim.
i
KATA PENGANTAR.
Segala Puji serta rasa syukur yang sangat mendalam penulis panjatkan
kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Menguasai segala sesuatu, di bumi
atas kuasa-Nya lah penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muḥ ammad
SAW. yang telah memberikan tauladan bagi umat manusia dengan perilaku
memperoleh gelar sarjana pada program studi Aqidah dan Filsafat Islam fakultas
Penulisan skripsi ini tentu melibatkan berbagai pihak yang turut membantu
dari awal proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu,
ii
Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA. selaku Rektor
Lebih khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Dra. Tien
Rohmatin, MA. selaku Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam dan Dra.Banun
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas
skripsi ini.
Seluruh Dosen dan Guru Besar Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan dan
sampai akhir penulisan skripsi ini. Teruntuk Ibunda tercinta,Hj.Siti Salama, yang
selalu memberikan doa terbaiknya di setiap langkah penulis. Semoga Allah SWT.
iii
,Mulhatul Hasanah dan Siti Ruqayyah. Terima kasih untuk doa, semangat, dan
aya. Terimakasih karena telah menjadi yang selalu ada bagi penulis selama kurang
lebih empat tahun ini. Teman-teman lainnya yang selalu membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini yaitu Ulfiyatul khairoh, Eva dan Laila .Dan kepada
seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang banyak
langkah kita menuju jalan yang benar dan diridhai-Nya. Āmīn yā Rabb al-
‘ālamīn.
Fatmawatun
NIM. 11140331000063
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah...................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 7
E. Metode Penelitian........................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ................................................................... 11
v
2. Timur Tengah ................................................................................ 40
C. Kiprah kang said dan kontribusi PBNU ............................................... 43
D. Karya Said Aqil Siradj ......................................................................... 47
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Vokal Pendek
Arab Latin
أ a
إ i
ا u
vii
Vokal Panjang
Arab Indonesia
آ ā
ْإِى ī
ْاو Ū
Diftong
Arab Indonesia
أو Au
أي Ai
Arab Indonesia
ال al-
وال wa al-
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Muhammad SAW, sebagai penutup para nabi. Agama semitik yang lain dan
muncul sebelum Islam adalah agama Yahudi yang dibawa Nabi Musa dan agama
Nashrani yang dipelopori oleh Nabi Isa. Tiga agama semitik ini sama-sama
mengimani keesaan Tuhan (al-tawḥ îd). Namun, ketiganya memiliki syariat dan
Islam, sebagai agama semitik terakhir, dikenal luas bukan hanya di tanah
paksaan tindak terlepas dari visi yang diembanya. Islam membawa misi raḥ mah
li al-ālamīn (rahmat bagi semesta alam). Di samping itu, Islam datang untuk
menegakkan keadilan dan membela kaum yang tertindas sehingga hak-hak yang
antara Alî bin Abi Ṭ âlib dan „Abû Sufyân, pengikut Alî terpecah menjadi tiga:
1
2
Khawârij, kelompok yang memisahkan diri dari Alî. Adapun yang ketiga, Sunni,
dikenal sebagai kelompok ekstrem mengkafirkan pengikut Alî bin Abi Ṭ âlib ,
Wahabi2 yang dicetuskan oleh Muḥ ammad bin „Abd al-Wahhâb, yang lahir pada
Pertama, doktrin tasyrīk atau menilai sebuah amaliyah tertentu sebagai bagian
dari syirik atau menyekutukan Allah. Doktrin tasyrīk ini misalkan memuat
larangan agar umat tidak meminta pertolongan atau tawassul kepada para wali
1
Syaikh Idahram, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2011), h. 12-13.
2
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan antara Salafī dan Wahābī. Keduanya merupakan dua
istilah yang digunakan untuk bentuk yang sama. Bahkan, mereka memiliki keyakinan yang sama.
Di dalam Jazirah Arab mereka dikenal dengan istilah Kaum Wahābī Ḥanbalī, sedangkan di luar
mereka disebut dengan istilah Salafī. Kenapa sebutan Ḥanbalī disematkan kepada Wahabi? Kaum
Wahabi menganut mazhab Hanbali, yakni pengikut Imam Ahmad bin Hanbal yang berpaham
tajsīm dan nawāshib, sekalipun ada sebagian di antara mereka yang berbeda dalam sejumlah
hukum Islam. Selengkapnya, baca Sayyid Hasan al-Saqqaf, Mini Eksiklopedi Wahabi, terj. Ahmad
Anis, (t.t.p.: Kasyafa, 2013), h. 4-5.
3
Ahmad Shidqi, Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wabisme dan Implikasinya bagi
Deradikalisasi Pendidikan Islam, Jurnal, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II, No. 1, Juni 2013, h.
112-113
3
dan orang saleh. Apabila seorang muslim melakukan hal tersebut, maka ia
termasuk sebagai musyrik atau kafir sehingga darahnya halal dan wajib diperangi.
keagamaan yang tidak didasarkan atau tidak ada dasarnya dalam Al-Qur‟an dan
sunnah serta otoritas sahabat Nabi SAW. Kaum Wahabi tidak mengakui adanya
bid‟ah yang baik (bid’ah ḥ asanah), melainkan seluruh bid‟ah itu adalah negatif.
salah satu dari empat madzhab fikih, yaitu Syafi‟ie, Malik, Imam Hanafi, dan
Hanbali) dipandang sebagai bid‟ah, sebab hasil ijtihad dari empat madzhab ini
banyak yang tidak tercakup secara tekstualis dalam dua rujukan Islam, yaitu Al-
hari kelahiran Nabi Muḥ ammad SAW. atau yang biasa dikenal dengan Maulid
Nabi. Demikian pula, memperingati kematian seseorang seperti haul atau tahlilan
menganut doktrin Sunni yang terbentang kuat di tubuh Nahdhatul Ulama (NU),
teguh pada ajaran Islam „Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ‟ah, sehingga tidak tergiur
ajaran Sunnī, seperti menganut fikih empat madzhab, mengikuti tasawuf al-
Allah dalam QS. at-Taubah [9]: 60.5 Kata fî sabîl-Allah, menurut Jamāl al-Dīn al-
Dimasyqī, tidak dapat dipahami sebagai pejuang yang maju ke medan perang.
Pandangan Jamāl al-Dīn ini secara tidak langsung mengeklaim para ulama salaf
yang berpendapat bahwa kata fî sabîl-Allah hanya boleh ditafsirkan dengan makna
pejuang perang adalah pendapat yang rapuh tidak ditopang dengan dalil nash Al-
Qur‟an dan hadis. Sehingga dengan demikian pula, Jamāl al-Dīn menganggap
bahwa para ulama Khalaf (mereka yang hidup setelah periode ulama salaf)
mengikuti jejak para ulama salaf hanya berlandaskan pada sikap fanatisme buta
tanpa disertai dalil-dalil. Asumsi Jamāl al-Dīn kurang tepat dan tidak sesuai
4
Amin Farih, “Nahdlatul Ulama (NU) dan Kontribusinya dalam Memperjuangkan
Kemerdekaan dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, Jurnal,
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 24, No. 2, November 2016, h. 258-259
5
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mukallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang
yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Baca, QS.
at-Taubah [9]: 60.
5
sampai kepada Allah swt. Dengan pemahaman seperti ini, kata fî sabîl-Allah
Seruan Hāsyim „Asy‟ārī ini bukan hanya ajakan untuk bersatu, melainkan
masing, serta menghindari efek negatif seperti kalimat metafor yang digunakan
tindakan Wahabi yang membabi buta secara tidak langsung dianggap merobohkan
Bineka Tunggal Ika, yaitu berbeda-beda tetapi tetapi satu. Di samping itu,
tindakan ekstrem tersebut berseberangan dengan misi Islam yang menebar rahmat
bagi semesta alam, tidak ada paksaan di dalamnya, bahkan menolak kemafsadatan
di muka bumi.
6
Muhammad Fiqih Maskumambang, Menolak Wahabi: Membongkar Penyimpangan Sekte
Wahabi dari Ibnu Taimiyah hingga Abdul Qadir at-Tilmisani, terj. Abdul Aziz Masyhuri, (Depok:
Sahifa, 2015), h. 25-26
7
Mohammad Guntur Romli, Islam Kita, Islam Nusantara: Lima Nilai Dasar Islam
Nusantara, (Ciputat: Ciputat School, 2016), h. 56
6
mana prinsip moderat yang diajarkan Hāsyim „Asy‟ārī tetapi dipegang kuat
sampai sekarang, tepatnya periode Said Aqil Siradj. Menurut Said Aqil, Wahabi
samping itu, Wahabi secara historis bukanlah Khawârij yang muncul pada tahun
ke-37 Hijriyah di awal perkembangan Islam, sementara Wahabi baru hadir pada
abad ke-18 Masehi. Kendati pun demikian, kedua sekte ini memiliki banyak
muncul adalah: “Bagaimana pandangan Said Aqil Siradj tentang teologi Wahabi
di Indonesia dalam karyanya, Islam Kalap, Islam Karib?”, yang terbagi ke dalam
Indonesia?
8
Untuk lebih lengkapnya, simak channel YouTobe Shofiyah Channel tentang Islam
Nusantara Wahabi dan Syiah yang disampaikan oleh Said Aqil Siradj, dipublikasikan pada tanggal
12 Januari 2018.
9
Said Aqil Siradj dalam buku Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya
Ulama Klasik, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011), h. 15
7
Berdasarkan rumusah masalah di atas, peneliti menulis skripsi ini dengan tujuan
sebagai berikut:
Indonesia
berkembang di Indonesia.
berikutnya.
D. Tinjauan Pustaka
(pencangkokan karya).
Ada beberapa penilitan yang penulis baca. Pertama, jurnal bertema “Respon
tindakan kelompok Islam yang lain. NU sebaga salah satu kelompok umat Islam
yang setia mengamalkan beberapa ritus keagamaan seperti tahlil, ziarah kubur,
maulid, kerap dijadikan sasaran dakwah kaum Wahabi ini. Maka, NU, baik dari
Wahabisme.10 Pada tulisan ini Shidqi jelas meneliti doktrin Wahābi yang
moderasi Islam. Akan tetapi, penelitian ini tidak menspesikkan kepada pemikiran
tokoh, khususnya pemikiran Said Aqil Siradj sebagai ketua umum PBNU
dunia ini antara lain berupa pemberian beasiswa kepada mahasiswa di negara
10
Ahmad Shidqi, Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wahabisme dan Implikasinya
bagi Deradikalisasi Pendidikan Islam, h. 109.
9
Arab Saudi dengan dana petrodollar yang mereka miliki, lalu alumninya didaulat
untuk menjadi agen penyebaran ideologi mereka di negara asal para mahasiswa
mengandung ideologi ajaran Salafī juga digalakkan. Bahkan, saat ini gerakan
Salafī mulai merambah pada ranah ekonomi, seperti penjualan madu dan habbah
termasuk di Indonesia.11 Tulisan ini mengkaji gerakan Salafī (sebutan lain dari
tulisan ini bersifat global, tidak fokus di negara Indonesia. Bahkan, objek yang
dikaji bukan tokoh yang mengkritik gerakan ekstrem ini. Objek kajian global
Aula Edisi Februari 2016” yang ditulis oleh Arina Rahmatika. Penelitian ini
mengacak kitab, Wahabi Indonesia yang salah paham dalam melihat Wahabi di
Saudi, Wahabi sebagai penyebar virus radikal dan Wahabi yang salah menunjuk
ulama panutan.12 Pada tulisan ketiga ini, penelitian yang dihidangkan mulai fokus
11
Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Jurnal, Thaqafiyyat, Vol.
13, No. 1, Juni 2012, h. 35.
12
Arina Rahmatika, “Analisa Wacana Citra Wahabi dalam Majalah Aula Edisi Februari
2016”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017, h. 214
10
menyesatkan. Namun, belum dikaji pemikiran Said Aqil Siradj sebagai tokoh
penelitian yang fokus mengkaji pemikiran tokoh moderat Said Aqil Siradj dalam
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
research (studi kepustakaan), karena obyek penelitian ini adalah literatur, yaitu
mengusahakan sintesis atas buku Islam Kalap, Islam Karib karya Said Aqil
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian: data primer
dan data sekunder. Sumber data primernya berupa pemikiran Said Aqil Siradj,
baik yang dibukukan maupun tidak, seperti buku Islam Kalap, Islam Karib.
berkenaan dengan penelitian ini, baik itu secara langsung atau tidak, terutama
yang menyangkut tentang kritik Said Aqil Siradj terhadap teologi Wahabi.
berikut:
11
a. Pengolahan data dengan cara editing, yaitu data-data yang telah dihimpun
kejelasan makna, dan pengertian, kesesuaian satu sama lain, relevansi, dan
keseragaman data.
pokok persoalan mengenai kritik Said Aqil Siradj terhadap teologi Wahabi
dalam bentuk laporan atas hasil yang telah diperoleh dari penelitian tersebut.
secara jelas tentang hasil dari penelitian terhadap buku Islam Kalap, Islam Karib
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar memuat tiga bagian utama, yaitu memuat pendahuluan,
isi, dan penutup. Berdasarkan uraian dan tujuan penelitian ini, maka sistematika
mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Pada bagian pendahuluan ini
juga diuraikan beberapa alasan mengapa penulis memilih tema kritik Said Aqil
12
Siradj terhadap teologi Wahabi di Indonesia, apa yang menari dan unik dari tema
akademik yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini sehingga jelaslah masalah
kegelisahan penulis.
Bab III membahas tentang biografi Said Aqil Siradj sebagai objek penelitian
dalam skripsi ini. Beberapa bagian yang penting untuk dibahas adalah silsilah,
reformasi keagamaan dalam Islam. Aliran ini dirintis oleh seorang teolog muslim
abad ke-18 yang bernama Muhammad bin ‘Abd al-Wahhâb yang berasal dari
Najd, Arab Saudi. Aliran ini digambarkan sebagai sebuah aliran Islam yang
berdasarkan kepada al-Qur’an dan hadis, bersih dari segala ketidakmurnian seperti
ajaran ini menyebut Wahabi sebagai gerakan sektarian yang menyimpang, sekte
Saat ini Wahabisme merupakan aliran Islam yang dominan di Arab Saudi
dan Qatar. Ia dapat berkembang di dunia Islam melalui pendanaan masjid, sekolah
dan program sosial.3 Dakwah utama Wahabisme adalah Tauhid yaitu Keesaan dan
1
Zaenal Abidin, Wahabisme, Transnasionalisme dan Gerakan-Gerakan Radikal Islam di
Indonesia, Jurnal Tasâmuh, Vol. 12 No. 2, Juni 2015, h. 130
2
Ahmad Shidqi, Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wahabisme dan Implikasinya
bagi Deradikalisasi Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II No. 1, Juni 2013, h. 112-
113
3
Abu Muhammad waskito,Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara (Jakarta: pustaka
alkautsar2012), h. 133
13
14
berhala, pengkultusan orang-orang suci, pemujaan kuburan orang yang saleh, dan
Mohammad Sindi, di dalam sebuah artikelnya yang berjudul Britain and the Rise
of Wahhabism and the House of Saud menyajikan tinjauan ulang tentang sejarah
dengan peran keluarga kerajaan Saudi. Wahabi merupakan salah satu sekte Islam
yang paling kaku dan paling reaksioner saat ini. Dan kita tahu bahwa Wahabi
Wahabisme dan keluarga Kerajaan Saudi telah menjadi satu kesatuan yang
Saudi, dan sebaliknya keluarga Saudi membalas jasa itu dengan menyebarkan
4
Sayyid Hasan Al-Saqqaf , Mini Ensiklopedi Wahabi,Penerjemah Ahmad Anis (Beirut:
Dar Al Imam Ar Rawwas, 2013), h. 6
5
Asep Saifuddin Chalim, Aswaja; Pedoman untuk Pelajar, Guru, dan Warga NU,
(Jakarta: Emir 2017), h. 100
6
Edwar Mortimer, Islam dan Kekuasaan, terj. Enna Hadi dan Rahmani Astuti, (Bandung:
Mizan 1984), h. 52
15
membatasi hak-hak mereka seperti: menyetir mobil, bahkan pada dekade lalu
hanya atas rakyat jelata, dan membebaskan hukum atas kaum bangsawan, kecuali
Mereka juga menyebarkan mata-mata atau agen rahasia yang selama 24 jam
sangat tidak toleran terhadap paham Islam lainnya, seperti terhadap Syi’ah dan
mereka yang paling benar dari semua ajaran-ajaran Islam yang ada dan siapapun
Dir’iyyah sebuah dusun terpencil di Jazirah Arab, Najd. Kata Wahabi sendiri
7
Zainal Abidin Syihab, Wahabi dan Reformasi Islam Internasional, (Jakarta: Pustaka Dian,
1986), h. 25
8
Khaled Abu El Fadl, Sejarah Wahabi dan Salafi, terj. Helmi Mustofa, (Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta), cet I, h.7
16
lahir di Najd, Uyayna. Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb adalah seorang mubaligh
yang fanatik dan telah menikahi lebih dari 20 wanita (tidak lebih dari 4 pada
Islam dari dalam dan meruntuhkan Daulah Utsmaniyyah yang berpusat di Turki.
Seluk-beluk dan rincian tentang konspirasi Inggris dengan Muhammad Ibn ‘Abd
British Spy.10 Selagi di Basra, Iraq, Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb muda jatuh
dalam pengaruh dan kendali seorang mata-mata Inggris yang dipanggil dengan
yang dikirim London untuk negeri-negeri Muslim (di Timur Tengah) dengan
memakai nama Muhammad, dan dengan cara yang licik, ia melakukan pendekatan
9
Muhammad bin Sa’ad Asyy-suwa’ir, Wahabi dan Imprealisme, penerjemah Abu
muawiyah Hammad (Jakarta:Gria ilmu, 2010), cet.I, h.89
10
Nur Kholik Ridwan, Doktrin Wahabi dan Benih-benih Citra Islam, (Yogyakarta: Tanah
Air 2009), h. 3
17
dan persahabatan dengan Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb dalam waktu yang
relatif lama.11
telah melakukan penyimpangan berbahaya kaum Muslim yang telah keluar dari
perbuatan bid’ah dan syirik.12 Hempher juga merekayasa sebuah mimpi liar (wild
dream) dan mengatakan bahwa dia bertemu Nabi Muhammad Saw mencium
kening (di antara kedua mata) Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb. Ia mengatakan
kepada Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb bahwa dia akan jadi orang besar serta
meminta kepadanya untuk menjadi orang yang dapat menyelamatkan Islam dari
Ibn ‘Abd al-Wahhâb menjadi lebih percaya diri dan terobsesi untuk melahirkan
suatu aliran baru di dalam Islam yang bertujuan memurnikan dan mereformasi
Islam.13
11
Ahmad Syafi’i Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia,
(Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI 2011), h. 6
12
Khaled Abu El Fadl, Sejarah wahabi dan Salafi, terj. Helmi Mustofa, (Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta), cet I, h. 31
13
Edwar Mortimer, Islam dan Kekuasaan, h. 52
18
pun, dakwahnya yang keras dan kaku membuatnya diusir dari tempat
bergabung dengannya.14
setempat di hadapan orang banyak dengan cara kasar seperti menghajar kepala
pezina dengan batu besar. Padahal, hukum Islam tidak mengajarkan hal seperti itu
(ayat al-Qur’an). Para ulama Islam (Ahlus Sunnah) tidak membenarkan tindakan
Walaupun banyak orang yang menentang ajaran Muhammad Ibn ‘Abd al-
Wahhâb yang keras, kaku termasuk ayah dan saudaranya Sulaiman Muhammad
perkawinan. Dengan aliansi ini, antara keluarga Saud dan Muhammad Ibn ‘Abd
al-Wahhâb lahirlah wahhabisme sebagai agama dan gerakan politik telah lahir.
Atas penggabungan ini setiap kepala keluarga al-Saud beranggapan bahwa mereka
menduduki posisi Imam Wahhabi (pemimpin agama), sementara itu setiap kepala
14
Kekerasan Wahabi salah satunya diwujudkan dalam persoalan jihad. Ahmad Syafi’i
Ma’arif, Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, (Jakarta: The
Wahid Institute, 2009), h. 67
15
Ahmad bin Zaini Dahlan, Mutiara Bercahaya dalam Menolak paham Wahabi,
penerjemah Aan najib Mustofa (Pasuruan: Garoeda Buana indah pasuruan, 1995), cet III, h.106
19
yang terdiri dari orang-orang Arab Badui yang terbentuk dari bantuan para mata-
mata Inggris.17 Sampai pada waktunya, angkatan perang ini pun berkembang
menjadi sebuah ancaman besar yang pada akhirnya melakukan teror di seluruh
fitnah terburuk dalam Sejarah Islam (pembantaian atas orang-orang sipil dalam
jumlah yang besar). Dengan cara ini, angkatan perang mampu menaklukkan
pertama.18
syirik dan bid’ah yang dilakukan oleh kaum Muslim, Saudi-Wahhabi telah
dan menodai kesucian makam Imam Husein bin Ali (cucu Nabi Muhammad Saw)
di Karbala, Irak. Mereka juga tanpa ampun membantai lebih dari 4.000 orang di
Karbala dan merampok lebih dari 4.000 unta yang mereka bawa sebagai harta
16
Muhammad bin Sa’ad Asyy-suwa’ir, Wahabi dan Imprealisme, h. 97
17
Faizah, Pergulatan Teologi Salafi dalam Mainstream Keberagamaan Masyarakat
Sasak, Jurnal, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, Volume 16 Nomor 2 (Desember) 2012, h. 377
18
Sayyid Hasan Al-Saqqaf , Mini Ensiklopedi Wahabi,Penerjemah Ahmad Anis (Beirut:
Dar Al Imam Ar Rawwas, 2013), h. 9
20
peziarah dan sebagian besar di kota Hijaz, termasuk 2 kota suci Makkah dan
Madinah.19
keamanan Jazirah Arab dan penjaga masjid-masjid suci Islam, Khalifah Mahmud
Pada 1818, angkatan perang Mesir yang dipimpin Ibrahim Pasha (putra
Imam kaum Wahhabi saat itu, Abdullah al-Saud dan dua pengikutnya dikirim ke
Istanbul untuk dihukum pancung dan dirantai dihadapan orang banyak. Sisa klan
19
Faizah, Pergulatan Teologi Salafi dalam Mainstream Keberagamaan Masyarakat
Sasak, h. 382
20
Khaled Abou El-Fadhl, Selamatkan Islam dari Muslim Puritan, terj. Helmi Mustafa,
(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 2006), h. 61
21
sahabat sejati mereka. Maka ketika Inggris menjajah Bahrain pada 1820 dan mulai
Inggris.21
Pada 1843, Imam Wahhabi yaitu Faisal Ibn Turki al-Saud berhasil
melarikan diri dari penjara di Cairo dan kembali ke Najd. Imam Faisal kemudian
mulai melakukan kontak dengan Pemerintah Inggris. Pada 1848, dia memohon
Trucial Oman. Pada 1851, Faisal kembali memohon bantuan dan dukungan
antara perang politik dengan perang agama adalah tidak akan ada kompromi
sebuah perjanjian dengan pemerintah Kolonial Inggris kekuatan yang dibenci oleh
21
Mahmud Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi
Dan Wahabi, Jurnal Islamic World and Politics, Vol.2. No.1 January-Juni, h. 228-229
22
ini serupa dengan banyak perjanjian tidak adil yang selalu dikenakan kolonial
uang dan senjata pihak Dinasti Saudi-Wahhabi menyetujui untuk bekerja sama
atau wewenang kepada pemerintah kolonial Inggris atas area yang dimilikinya.
bangsa Arab dan Islam yaitu Inggris, pihak Dinasti Saudi-Wahhabi telah
membangkitkan kemarahan yang hebat dari bangsa Arab dan Muslim lainnya baik
negara-negara yang berada di dalam maupun yang diluar wilayah Jazirah Arab. 23
Rasyid dari klan al-Hail di Arabia tengah. Dengan dukungan orang-orang Turki,
yang masih remaja, Abd al-Aziz. Dengan cepat keduanya melarikan diri ke
22
Mahmud Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi Kontestasi Kerajaan Saudi
Dan Wahabi, h. 230
23
Mahmud Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi, h. 232
23
kembali Riyadh. Namun pada akhir penghujung 1800-an, usia dan penyakit nya
Pada abad 20 melalui strategi licin kolonial Inggris di Jazirah Arab dengan
Imam baru Wahhabi Abd al-Aziz. Dibentengi dengan dukungan kolonial Inggris,
uang dan senjata. Imam Wahhabi yang baru, akhirnya dapat merebut Riyadh dan
kota. Abdul-Aziz dan para pengikut fanatik Wahhabinya juga membakar hidup-
Abd al-Aziz yang dikenal di Barat sebagai Ibn Saud, ia sangat dicintai oleh
wilayah Teluk Arab yang menemui atau menghubunginya, dan dengan murah-hati
mereka mendukungnya dengan uang, senjata dan para penasihat. Sir Percy Cox,
Captain Prideaux, Captain Shakespeare, Gertrude Bell, dan Harry Saint John
Philby (yang dipanggil Abdullah) adalah di antara banyak pejabat dan penasihat
24
Idahram, Sejarah Berdarah Sehte Salafi Wahabi, h. 120
25
Mahmud Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi : Kontestasi Kerajaan Saudi
Dan Wahabi, h. 234
24
kolonial Inggris yang secara rutin mengelilingi Abdul Aziz demi membantunya
Dengan senjata, uang dan para penasihat dari Inggris berangsur-angsur Abd
disebut Kerajaan Saudi Arabia. Ketika mendirikan Kerajaan Saudi Abd al-Aziz
Pada May 1919 di Turbah, pada tengah malam mereka menyerang angkatan
perang Hijaz, membantai lebih 6.000 orang. Pada tahun1924 tepatnya bulan
kecil dan orang-orang yang sudah tua. Banyak wanita Taif yang segara meloncat
Tentara primitif Saudi-Wahhabi ini juga membunuhi para ulama dan orang-
Taif diratakan dengan tanah tanpa pandang bulu. Mereka membantai beberapa
laki-laki yang ditemui di jalan-jalan juga. Lebih dari 400 orang tak berdosa ikut
26
Mahmud Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi : Kontestasi Kerajaan Saudi
Dan Wahabi, h. 235
25
Muhammad bin Abd Wahhâb lahir pada tahun 1111H. Dan wafat pada
tahun 1217. Jadi usia hidupnya sekitar 92 tahun. Jabatan penting di Kerajaan
Arab Saudi: Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi dan Mufti Kerajaan Arab
al-Masyy ‘ila al-Salâh, ‘Ahkâm Tamannī al-Maut, dan beberapa kitab yang lain.28
Abd al-‘Azīz bin Abdullâh bin Baz (1330 H-1420 H / 1910 M-1999 M).
Madinah tahun 1414 H Mufti Umum Kerajaan. Kitab atau buku karya tulis bin
27
Muhammad Faqih bin Abdul Djabbar maskumambang, menolak wahabi, (Depok:
Sahifa, 2015), h. 4
28
Mukhamad Syamsul Huda, Pengaruh Pemikiran Teologi Muammad bin Abd al-
Wahhab terhadap Pemerintahan Dinasti Saudi Arabia Ketiga, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2014,
h. 27-28
29
‘Abd al-Azīz bin ‘Abdullâh bin Baz, Fatwa-Fatwa Terkini, terj. Musthafa Aini,
(Jakarta: Darul Haq 2003), h. 14.
26
pakar fiqih-nya kalangan Wahabi Salafi. Banyak persoalan hukum baru yang
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi: Imam masjid jami’ al Kabir Unaizaih,
Universitas Islam Madinah. Kitab atau buku karya tulis Al-Albani, antara lain,
Shâlih bin Fauzân bin Abdullâh Al-Fauzân (1345 H). Jabatan penting di
Kerajaan Arab Saudi: Dosen Institut Pendidikan Riyad, Dosen Fakultas Syari’ah,
Fakultas Ushulud Dien, Mahkamah Syariah, Anggota Lajnah Daimah lil Buhuts
30
Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin, Fatâwâ Nūr alâ al-Darb, h. 1
31
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan, Genealogi dan Ajaran Salafi, (Ciputat:
Yayasan Waqaf Darsun, 2107), h. 181
27
wal Ifta’ (Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa), Anggota Haiah Kibaril Ulama’
dan Komite Fiqh Rabithah Alam Islamiy di Mekkah, Anggota Komite Pengawas
Du’at Haji, Ketua Lajnah Daimah lil buhuts wal ifta’, Imam, Khatib dan Pengajar
Kitab atau buku karya tulis Al-Fauzân: Muntaqâ min Fatâwâ al-Fauzân,
Syarh Lum’ah al-I’tiqâd al-Hadī ilâ Sabīl al-Rasyâd, Al-Mulkhish fī Syarh Kitâb
tetapi tidak bershasil sehingga kedua tokoh tersebut membentuk aliansi yang
menguntungkan kedua belah pihak. Aliansi ini mendorong Ibn Saud untuk
reformasi besar dalam sejarah muslim modern. Kedua tokoh ini berhasil merebut
kota Makkah dan Madinah pada tahun 1925 yang tidak lepas dari dukungan
Inggris. Gerakan ini menyapu bersih Arabia tengah dengan merebut Mekkah dan
32
Muhammad Thâhir al-Qadr, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri, (Jakarta:
Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam LPPI 2014), h. 376
28
para pengikutnya sebagai pembentukan kembali masa-masa Islam pada abad ke-7
Ibn Sa’ud memandang gerakan wahabi adalah senjata politik potensial yang
ampuh dan strategis. Karena bagi siapapun yang tidak terbiasa memperlakukan
teks-teks ajaran agama secara rasional, dewasa dan penuh perasaan klaim dan
tuduhan teologis inilah yang menjajikan kekuasaan politik. Hal ini terlihat dari
perjanjian kedua tokoh tersebut. Bahwa Abd al-Wahab dan keturunan laki-lakinya
menikahi keturunan wanita yang lain agar aliansi ini bisa terus dilestarikan.
perubahan tidak hanya dengan perkataan saja akan tetapi harus dibarengi dengan
menghancurkan makam Zaid Ibn al-Khaththâb, sahabat Nabi dan saudara Umar
Ibn Khaththab. Didukung oleh Utsmân Ibn Mu’ammar dan menyiapkan 600 orang
pasukan serta pengikut wahabi pada waktu itu demi melancarkan rencana tersebut.
Aksi kekerasan wahabi ini tidak lepas dari ideologi yang ingin menciptarakan
33
Faizah, Pergulatan Teologi Salafi dalam Mainstream Keberagamaan Masyarakat
Sasak, h. 375
34
Abu Muhammad waskito, Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara”Mencari Titik
kesepakatan Antara as’ariyah dan Wahhabiyah, (Jakarta: Pstaka Alkautsar 2012), h. 83
29
Dalam penaklukan Jazirah Arab 1920 lebih dari 400 ribu umat Islam
dibunuh diekskusi secara publik atau di amputasi, perlakuan ini tidak lepas dari
tindak kekerasan baik dari doktrinal, kultural, maupun sosial. Dengan tindakan
tokoh wahabi mereka diajak berdialog untuk mencari kebenaran tetapi ajakan ini
penolakan terhadap kerajaan Saudi karena kebiasaan buruk keluarga istana Sa’ud
yang tidak sesuai dengan norma ajaran Islam. Ketika itu Ayatullâh melontarkan
gagasan penting yakni pembebasan Mekah dan Madinah dari cengkraman wahabi
gagasannya sangat penting dan berharga. Pendudukan bersenjata atas masjid al-
Haram oleh Juhayman al-Utaybi dan para pengikutnya pada 1 Muharram 1400
tepatnya 20 november 1979 serta kritik keras dan gagasan Ayatullah Khomeini
membelanjakan uang yang mungkin lebih dari USD 90 milyar yang disalurkan
35
Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Jurnal ThaqafiyyaT, Vol.
13, No. 1, Juni 2012, h. 39
30
(IIRO) dan yayasan lain keseluruh dunia untuk membela diri dan memperbaiki
wahabi yang dimulai oleh Ibn Taymîyah dan di sokong oleh Ibn Qayyim al-
muridnya Rasyid Ridha (1856-1935), yang menitik beratkan pada reform ajaran
dikenal dengan Kaum Padri walaupun akhirnya gerakan ini kandas dan
ditumpaskan oleh penjajah meski sudah di hanguskan oleh penjajah namun ide
36
Kishwar Rizvi, Regiliour Icon and National Symbol: The Tomb of Ayatollah Khoimeini
in Iran, (Leden: Brill, 2003), h. 209
37
Sayyid Hasan Al-Saqqaf , Mini Ensiklopedi Wahabi,Penerjemah Ahmad Anis (Beirut:
Dar Al Imam Ar Rawwas, 2013), h. 11
38
Hanan Qisthina Sindi, Analisis Perilaku Kejahatan Terorisme Osama Bin Laden,
Jurnal Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2016, h. 94.
31
Indonesia mulai terlihat pada abad 18.39 Ide dakwah Ibn Abdul Wahhab dianggap
menginspirasi ulama asal sumatera Barat yang dikenal dengan kaum Paderi yang
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Namun, fakta sejarah ini menurut Martin
Van Bruinessen kurang kuat dalam mendukung argumen pengaruh Wahabi dalam
gerakan Paderi. Bahkan banyak fakta lain yang justru tidak menunjukkan
Muhammad Natsir. Melalui dukungan dana dari Arab Saudi, lembaga ini banyak
dari Arab Saudi pula, DDII mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan
39
Abdurrahman Wahid, edt.Ilusi Negara Islam: EkspansiGerakan Islam Transnasional di
Indonesia.(Jakarta: The Wahid Institute, 2009), h. 78
40
”Perkembangan Dakwah Salafiyah Di Indonesia”, Abdurrahman bin Abdul Karim At-
Tamimi, 21 February 2015, dilihat 12 juli 2019, https://almanhaj.or.id/1128-perkembangan-
dakwah-salafiyah-di-indonesia.html. Lihat pula Ahmad Syafi’iMufid, edt.Perkembangan Paham
Keagamaan Transnasional di Indonesia.(Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan
Keagamaan Kementerian Agama RI, 2011), h. 227-230.
41
Abu Muhammad Waskito, Wajah Salafi Ekstrim di Dunia Interne, (Bandung: AD
DIFA press, 2009), h. 59
32
serta dibagikan gratis oleh lembaga ini.42 Melalui LIPIA pula banyak mahasiswa
yang setiap tahun dikirim ke Arab Saudi untuk belajar Islam. Beberapa alumni
LIPIA yang saat ini telah menjadi tokoh penting di kalangan wahabi di Indonesia,
seperti: Yazid Jawwas di Minhaj as-Sunnah Bogor; Farid Okbah, direktur al-
Yayasan al-Sofwah, Jakarta; Ja'far PLN Arab Saudi dan Wahabi di Indonesia.
Umar Thalib, pendiri Forum Ahlussunnah Wal Jamaah; dan Yusuf Utsman Ba’isa
didanai oleh Arab Saudi merupakan salah satu kesuksesan diplomasi Wahabi-
44
Islam Saudi melalui jalur pendidikan di Indonesia. Para Alumni LIPIA ini,
pejabat. 45
Saudi untuk membendung eskpansi pemikiran Syiah pasca revolusi Iran 1979.
42
Idahram, Sejarah Berdarah Sehte Salafi Wahabi, (Yogyakarta: Pustaka Pesanten 2011),
h. 43
43
Abdurrahman Wahid, edt.Ilusi Negara Islam: EkspansiGerakan Islam Transnasional di
Indonesia, 78.
44
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan , hal .171
45
Hanan Qisthina Sindi, Analisis Perilaku Kejahatan Terorisme Osama Bin Laden,
Jurnal Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2016, h. 96
33
Islam yang menjadi patron Islam seluruh dunia. Apalagi Iran sering menyerang
hubungan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat yang dianggap sebagai
pengkhianat terhadap agama Islam sendiri. Institusi LIPIA dibentuk dan didanai
efek domino revolusi Iran di Asia Tenggara. Kebijakan pendirian LIPIA ini
menurut Kovac sama persis dengan usaha Arab Saudi mendirikan universitas
Islam Madinah tahun 1961 sebagai usaha untuk membendung kebijakan Jamal
Islam ke seluruh dunia serta sebagai pusat penyebaran visi sosialisme Arab ala
dakwah Wahabi, Saudi juga rutin memberikan beasiswa setiap tahun kepada
salah satu saluran televisi yang terkenal dan memiliki jangkauan seluruh
Indonesia. Konten-konten dari ceramah para Ustad wahabi ini berisi ajakan untuk
praktek-praktek bidah yang sesat seperti perayaan Maulid Nabi, Perayaan Isra`
46
Asep Saifuddin Chalim, Aswaja; Pedoman untuk Pelajar, h. 100
34
Semua praktek di atas dipandang sesat karena tidak pernah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW.47
Makassar Sulawesi Selatan sebagai sebuah ormas resmi di Indonesia. Salah satu
Wahdah Islamiah hingga saat ini sangat aktif dalam mendakwahkan Islam Wahabi
khususnya di wilayah Indonesia bagian timur dan juga telah memiliki cabang di
dakwah wahabiyyah adalah STIBA, Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab
yang diasuh oleh para alumni Universitas Islam Madinah. Zaitun Rasmin sebagai
ketua umum DPP Wahdah Islamiyah saat ini telah menjadi salah satu tokoh Islam
dan sebagai wakil ketua MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda
Indonesia).48
Demikianlah pengaruh besar dari politik luar negeri Arab Saudi di bidang
yang telah diberikan beasiswa oleh pemerintah Arab Saudi untuk belajar di
47
Idahram, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, h. 45
48
Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, h. 42-43
35
lembaga dakwah dan pendidikan untuk mereproduksi kader bagi dakwah Wahabi
di Indonesia. Bisa dibilang, Indonesia merupakan salah satu tempat tumbuh subur
swasta.49
49
Said Aqil Siradj, Islam Kalap dan Islam Karib, (Jakarta: Daulat Press 2014), h. 86
BAB III
Pada bab ini peneliti akan memaparkan bagaimana kehidupan Said Aqil
Siradj di masa kecil sampai saat ini. Peneliti juga akan memaparkan karya-karya
beserta silsilah Said Aqil Siradj sehingga kita akan dapat mengenalnya lebih jauh
lagi. Selain itu, peneliti juga akan memaparkan bagaimana kehidupan dari Kang
Said.
KH. Said Aqil Siroj dilahirkan pada tanggal 3 juli 1953 didesa kempek
kecamatan palimanan, 18 km arah barat kota cirebaon jawa baerat.1 Lulus S1 dari
Universitas King Abd al-Aziz arab Saudi, Fakultas Syariah, tahun 1982. Lulus S2
dari Universitas Ummul al-Qura Makkah, Fakultas Ushuluddin, tahun 1987, dan
tahun 1994 dengan predikat Cumlaude. Panggilan akrabnya ialah Kang Said,
ayahnya bernama KH. Aqil Siradj sedangkan ibunya bernama Nyai H. Afifah
binti Kyai Harun. Ia adalah putra kedua dari lima bersaudara yaitu Abuya KH.
Ja’far Shadiq Aqil Siradj (Alm), KH. Said Aqil Siradj, KH. Muh. Musthofa Aqil
Siradj, KH. Ahsin Syifa Aqil Siradj (Alm) dan KH. Ni’amillah Aqil Sirad2.
1
Said Aqil Siradj, Ahlussunnah Wallamaah Sebuah Kritik Historis,(Jakarta: Pustaka
Cendekiamuda, 2008), h. 101
2
Ahmad Mustofa Haroen, Meneneguhkan Islam Nusantra, (Jakartta: Khalista 2015). h.
33
35
36
profesi dan karir mengharuskan pindah ke daerah Jalan Sadar Raya No. 3-A Rt 08
(Sunan Gunung jati) berasal dari jalur ayahandanya (Kyai Aqiel) yang merujuk
pada pesantren Gedongan,dari jalur ibunya dari Pesantren Kempek. Akan tetapi,
pendapat yang kuat dan dapat diverifikasi secara jelas berasal dari jalur
ayahandanya, yakni Kyai Aqil bin Kyai Siradj bin Kyai Said. Selain itu, Said Aqil
Siradj juga tersambung dengan jalur silsilah keluarga Syekh Ahmad Mutamakkin
Kajen. Hal ini, pernah terdengar ketika bersilaturahmi dengan kyai Sahal
Mahfudh. Kang Said masih memiliki hubungan famili yang akrab dengan Kyai
Sahal Mahfudh.3
Keluarga Said Aqil Juga memeiliki hubungan silsilah dengan Syekh Syarif
penghormatan diri, atau pencitraan semata. Akan tetapi untuk menjaga silaturahmi
antar keluaraga, pesantren dan menjaga amanah perjuangan Islam yang sudah
Runtutan silsilah ini, bermula dari kang said bin Ny. Afifah binti Kyai
Harun bin Ny. Madrawi binti Pangeran Hasanudin bin Sultan Anom Moh.
Kaharuddin I bin Sultan Anom Abu Sholeh Imamuddin bin Sultan Anom
Khaeruddin bin Sultan Anom Alimuddin bin Sultan Anom Raja Mandura Raja
3
Ahmad Mustofa Haroen : Meneneguhkan Islam Nusantra, h. 37
37
bin Pangeran Dipati Anom Cirebon bin Panembahan Ratu bin Pangeran Dipati
Carbon bin Pangeran Pasarean bin Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung
Jati).
keilmuan Kang Said dapat ditelusuri secara jelas ini menjadi ciri khas pesantren
Kempek, Paliman, Cirebon. Pada dasarnya sejarah Pesantren Kempek tidak bisa
dilepaskan dari pejuangan kakeknya yaitu KH. Harun. KH. Harun ialah seorang
ulama yang terkemuka dan mewarisi tradisi intelektual dari Kiyai-Kiyai Cirebon.
Pada tahun 1935, beliau wafat dan perjuangannya untuk mengurus pesantren itu
dilanjutkan oleh bapaknya yaitu KH. Aqil Siradj. Karna kecerdasannya pula ia
Tarbiyatul Mubtadien tahun 1960-an, sampai saat ini pondok pesantren tersebut
masih eksis di Cirebon dan semua putra KH.5 Aqil Siradj menjadi pengasuh
4
Ahmad Mustofa Haroen : Meneneguhkan Islam Nusantra, (Jakartta: Khalista 2015). h.
36
5
Said Aqil Siroj, Islam Sebagai Sumber Inspirasi Budaya Nusantara,(Jakarta: LTN NU
2014) h. 273
38
Kang Said menikah dengan Hj. Nurhayati Abdul Qadir dan dikaruniai
empat orang anak yaitu : Muhammad Said Aqil, Aqil Said Aqil, Nisrin Said Aqil
dan Rihab Said Aqil. Dalam kehidupannya, kang Said selalu mandiri walaupun
terlahir dari keluarga yang mapan dan serba berkecukupan. Baginya, pendidikan
ialah penting dan harus diperioritaskan. Hidup dalam keluarga yang bersahaja dan
disaat terhenti sejenak dari aktifitasnya yang super sibuk dan sangat padat karena
jabatan beliau sekarang sebagai ketua PBNU yang setiap hari mengharuskan Kang
Said beraktivitas di kantor PBNU Jalan kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat 10430.
Pengalaman organisasi kang Said berawal sebagai aktivis IPNU anak cabang
Nahdlatul Ulama) Makkah, tahun 1983-1987). Wakil katib ‘Am PBNU tahun
1994-1998, Katib ‘Am PBNU tahun 1998-1999, dan Rois Syuriah PBNU tahun
1999-2004. Ketua PBNU periode 2004-2010. Ketua Umum PBNU 2010 hingga
sekarang.8
Kang Said juga nampak dipercaya sebagai wakil ketua Tim Gabungan
Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan medio Mei 1998 sekaligus ketua Tim
6
Mohammad Dawam Sukardi, NU sejak Lahir (Dari Pesantren Untuk Bangsa; Kado
Buat Kyai Said), (Jakarta: SAS Center, 2010). h. 25
7
Mohammad Dawam Sukardi, NU sejak Lahir, h. 67
8
Said Aqil Siroj, Islam Sebagai Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, h. 274
39
diangkat sebagai salah seorang anggota Komnas HAM. Pada tahun yang sama
beliau juga diangkat juga menjadi Wakil Ketua Konseptor Tim Lima Perumus
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART) PKB dan menjadi
anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan dari NU. Karir ayah empat anak ini
benar-benar dan terhitung super sukses jika dilihat dari masa domisili di tanah air
a) Nusantara
pengetahuan dalam Islam yang luas10. Selain itu, ia juga tetap belajar formal di
Sekolah Rakyat sampai tahun 1965 dan melanjutkan studi ke pondok pesantren
dibawah asuhan KH. Mahrus Ali pada tahun 1965-1970. Di tanah Lirboyo Kang
Said merasakan mondok sebenarnya, ia belajar banyak kitab dari nahwu, sharaf,
balaghah hingga fiqh. Kang Said juga mengaji kepada kiyai Muzzajad yang
menjadi ustadz di Pesantren Lirboyo. Ia sangat dikenal sebagai santri yang tekun
9
KH. Said Aqil Siradj, Islam Kebangsaan Fiqh Demokratik Kaum Santri, (Jakarta:
Pustaka Ciganjur 1999). h. 90
10
Ahmad Mustofa Haroen : Meneneguhkan Islam Nusantra, (Jakartta: Khalista 2015). h.
34
40
Indonesia11.
kang Said mendapatkan gemblengan KH. Ali Ma’sum, kiyai ialah sosok ulama
tegas nan beribawa. Beliaupun pernah menjadi Rais’Am PBNU pada tahun 1980-
an. Kang Said merasa mendapatkan didikan yang berharga dibawah naungan
yang baik menjadikan Kang Said cepat dikenal sebagai vokalis shalawat12
keduanya kepelaminan pada tanggal 13 Juli 1977. Setelah mnikah, kang Said
b) Timur Tengah
keilmuan Islam dan setara dengan Universitas al-Azhar, Mesir. Pada tahun 1980,
kang Said berhasil lulus strata 1 jurusan Ushuluddin dan kemudian melanjutkan
11
Ahmad Mustofa Haroen : Meneneguhkan Islam Nusantra. h. 49
12
Said Aqil Siroj, Islam Sebagai Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, (Jakarta: LTN NU
2014), h.. 272
13
Ahmad Mustofa Haroen: Meneguhkan Islam Nusantra, h. 50-54
41
doktoral dengan hasil yang meal dengan hasil yang memuaskan (camlaude). Dan
pada saat ini menjadi professor juga direktur pasca sarjana Unisma Malang14.
Selama di Makkah, kang Said didampingi oleh istrinya dan semenjak disana
membiayai kebutuhan kang Said dengan istrinya dan oleh karna itu ia bekerja
menyelesaikan tesisnya dengan mengupas isi kitab perjanjian Lama dan surat-
surat Sri Paus Paulus. Pada tahun 1994 kang Said juga berhasil menyelesaikan
studi S-3 yang disertasinya dengan judul “Shillatullahi bil-kalam fit- tashawwuf
al-falsafi” (Relasi Allah dan Alam Perspektif Tasawuf dan Filosofis). Kang Said
Almarhum Nurcholis Madjid mengisahkan bahwa Said Aqil ialah putra kiai
yang cerdas. Dia pernah membuat disertasi mengkritik Imam Ghazali yang
sebenarnya bertentangan dengan hatinya tetapi karena kondisi Saudi Arabia yang
Mekkah, kang Said juga bersahabat dengan Gus Dur. Gus Dur lebih suka tinggal
dikediaman rumahnya. Kang Said juga sering diajak Gus Dur untuk berkunjung
ke kediaman ulama terkemuka salah satunya ialah Sayyid Muhammad Alawi al-
Maliki.
Ketika kang Said masih belajar di kampus Ummul Qura, ia sangat tekun
sekaligus untuk menguatkan dasar keilmuan dan tirats yang telah dikuatkan
14
Said Aqil Siradj, Islam Kebangsaan Fiqh Demokratik Kaum Santri, (Jakarta : Pustaka
Ciganjur 1999). h. iv
15
Ahmad Mustofa Haroen: Meneneguhkan Islam Nusantra, h. 55
42
pondasinya ketika belajar di Pesantren Lirboyo dan Krapyak. Kang Said juga
dipercaya sebagai wakil Katib ‘Am PBNU dari keputusan Muktamar Cipasung.
Semasa awal sebagai pengurus PBNU, kang Said membuat gebrakan dengan
PBNU sejak 2010, ia telah masuk dalam jajaran tokoh elit muslim dunia. Tahun
2010, menduduki peringkat ke19, 2011, peringkat ke-17 dan tahun 2012
peringkat ke-19. Pengaruhnya ini dinilai tak lepas dari besarnya Nahdlatul Ulama
dengan pengikut lebih dari 70 juta dan terus melakukan perluasan jaringan. NU
memiliki jaringan dari pusat sampai ke tingkat ranting atau desa serta melakukan
perluasan cabang di luar negeri dimana banyak anak NU yang belajar di berbagai
gerakan anti korupsi, reformasi sosial yang berakar pada nilai-nilai Islam dan
memiliki perhatian besar dalam menjaga harmoni sosial. Kiai Said juga
mendirikan Said Aqil Center (SAS), sebuah pusat studi di Mesir yang berfokus
16
Ahmad Mustofa Haroen: Meneneguhkan Islam Nusantra, (Jakartta: Khalista 2015). h.
56-59
17
Ahmad Mustofa Haroen: Meneneguhkan Islam Nusantra, h. 62
43
keilmuan kang Said. Begitupun ketika Kang Said dibimbing oleh Kiai Mahrus
terlepas dari peran ayah dan guru-gurunya. Kang Said sebagai santri yang telah
Terlepas dari prosesnya yang panjang, kang Said juga mendapat sentuhan
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bakal intelektual kang Said rupanya telah
diendus Gus Dur yang sering mempromosikan kang Said pada awal kiprah
sebagai aktifis di negeri ini. Pada awal berada di Indonesia, ketika sudah
Pada masa awal khidmatnya sebagai pengurus PBNU, kang Said membuat
pemahaman Ahlussunnah Wal Jama’ah. Bagi Kang Said, gagasan ini sangat
penting karena umat Islam seolah terkotak-kotak dalam sekat pemahaman yang
warga nahdliyyin19. Lebih unik lagi, kritik Ahlussunnah yang dilakukan Said
kalangan santri. Pada tahun 1990-an kang Said juga berhasil memaksa komunitas
reaksi keras dari komunitas kiyai pesantren dan akhirnya ia pernah diadili puluhan
kiyai dalam forum halaqah (Lokakarya). Pada suatu ketika kang Said juga pernah
menerima undangan dari A. Kurdo Irianto Pr. (Romo Paroki Algon) dan pertama
tersebut. Seperti pada kasus sebelumnya, tidak sedikit para kyai yang memberi
stempel kafir padanya. Polemik itu pun akhirnya justru semakin meyakinkan
kedalaman dan keluasan ilmu Kang Said. Tidak hanya warga NU atau umat Islam
saja yang merasa perlu mengaji padanya, tapi orang-orang non muslim pun sangat
benar21.
Kang Said dikenal sebagai tokoh Islam moderat. Sikap dan pandangannya
yang moderat, toleran dan akomodatif membuat Said Aqil dikenal oleh hampir
semua kalangan dan kelompok. Aktifitasnya pun semakin padat seiring dengan
Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB), Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa
dirinya sebagai rujukan dalam perkembangan isu kegaamaan di negri ini. Ia sering
seminar. Semangat turun ke kota-kota negeri ini didasari oleh obsesi kuatnya
Ilmiah kang Said sering menjadi bahan inspirasi bagi anak muda NU dalam
22
Ahmad Mustofa Haroen, Meneneguhkan Islam Nusantra, (Jakartta: Khalista 2015). h.
67
23
Said Aqil Siradj, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju Masyarakat
Mutamaddin, (Jakarta : LTNU 2014), cet. 1. h. 22
46
yang utuh. Bagaimanapun juga, buku adalah sarana ekspresi yang sangat efektif
Kiprah Kang Said tidak hanya bergerak dalam bentuk ormas dalam
organ strategis yang mengemban amanah publik dalam memandu atau mendorong
kinerja pimpinan UI. Secara skruktural MWA terdiri dari dosen, tenaga
kedepannya. Dalam hal ini kang Said akan memeberikan pikiran-pikirannya yang
perubahan sosial belom bisa dituntaskan oleh perguruan tinggi yang ada. Kang
Said juga berharap MWA mampu mendorong lahirnya kaum profesional yang
D. Karya-Karya
24
Ahmad Mustofa Haroen, Meneneguhkan Islam Nusantra, h. 90
25
Ahmad Mustofa Haroen, Meneneguhkan Islam Nusantra, h. 69
47
Semua karya Ilmiah yang dibukukan oleh kang Said merefleksikan pola
tasamuh (toleran) dalam Islam. Islam selama ini dilekatkan dengan segenap aksi
kekerasan dan anarkisme. Sesuatu yang memperihatinkan bagi kita apabila ada
aksi kekerasan dan pengerusakan terahadap sarana publik dan tempat ibadah.
Rasulullah Saw sendiri ketika melepas tentara islam yang akan berangkat untuk
26
Said Aqil Siroj, Islam Sebagai Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, h. 273
27
Said Aqil Siraj, Tasawuf sebagai Kritik Sosial, (Jakarta : Mizan 2006) h. 16
BAB IV
DI INDONESIA
silsilah Said Aqil Siradj, mulai dari pendidikannya hingga karya-karyanya. Bagian
ini kemudian menganalisi kritik Said Aqil Siradj terhadap teologi Wahabiyyah di
Ada tiga dasar tauhid Wahabiyyah yang akan dianalisis dari kritik Said Aqil
dalam karyanya, Islam Kalap, Islam Karib. Pada dasarnya tiga pilar tawhîd ini
tidak pernah diterangkan oleh Rasulullah atau para sahabat Nabi. Tidak ada secara
rinci yang menjelaskan baik teks al-Qur‟an maupun hadist Nabi yang membahas
dan membagi tawhîd menjadi tiga yaitu Ulûhîyyah, Rubûbîyah dan Asmâ‟ wa al-
A. Ushûl al-Tsalȃtsah
ulûhiyyah dan rubûbiyah belum ditemukan dalam karya-karya „Abd Allâh Ibn
Ahmad Hambal, Ibn Khuzaimah, „Uthmân Ibn Saîd Al-Dârimî, Ibn Abû Ya‟la Ibn
al-Sâghûnî, Ibn al-Jauzî, dan lainnya. Namun konsep trilogi ini telah diterima oleh
1
Ahmad Mousalli, Wahabism, Sallafism and Islam, Who is The Enemy?, (Beirut: Conflict
Forum 2009), h. 6
49
50
Trilogi tawhîd telah menjadi pebeda abadi antara wahabi dan aliran sunni
lainnya. Oleh karena memahami doktrin ini adalah aspek terpenting untuk
terhadap Allah SWT dalam bentuk ibadah. Dengan seorang hamba tidak akan
Nya. Dialah Dzat yang berhak untuk disembah, diagungkan dan dibesarkan nama-
Nya4.setelah itu ada ajaran tentang peran allah sebagai penggerak dan pengatur
qâda’ dan qadar ibn taimyah menyebut ajaran ini dengan istilah tawhîd
rubûbiyah.5
Dalam dua tawhîd yang pertama ini, Ibn Taimiyyah membedakan antara
kalimat al-Rabb dan al-Ilâh yang sebenarnya mempunyai kesamaan arti, yaitu
Tuhan. Kedua kalimat yang bersinonim ini mempunyai arti yang sangat beda al-
yang berhak untuk dituhankan dan disembah dengan rasa cinta, pasrah,
2
Arrazy Hasyim, Teologi Islam Puritan Genealogi dan Ajaran Salafi, ( Ciputat: Yayasan
Wakaf Darus-Sunnah, 2017), h. 214
3
Arrazy Hasyim, Teologi Islam Puritan, h. 215
4
Shalih bin Fauzan, Kitab Tawhîd, (Jakarta: Daruul Haq 2006), h. 14
5
Arrazy Hasyim, Teologi Islam , h. 216
6
Risyanto, “Pemikiran Tawhîd Ibnu Taimiyah Perspektif Hermeneutika Filosofis” Skripsi
S2 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016) h. 80
51
Wahabi percaya kepada Allah sebagai satu-satunya yang patut disembah saja itu
tidak cukup.7
Allah SWT. dalam tiga hal yang meliputi penciptaan (al-Khalq), kepemilikan (al-
Mulk), dan pengaturan (al-Tadbîr).8 Dalam hal ini hanya Allah yang menciptakan
alam semesta dan semua perlengkapannya serta hanya Dia lah yang memiliki
semua isi alam ini. Tidak ada ciptaan sekecil apapun kecuali Dialah yang
memilikinya. Lebih dari itu, Allah juga yang mengatur semua keharmonisan,
Pandangan Ibnu Taimiyyah ini lalu diikuti oleh Muhammad bin Abdul
membatasi makna Rabb atau Rububiyyah terhadap sifat Tuhan sebagai pencipta,
pemilik dan pengatur langit, bumi dan seisinya. Sedangkan makna Illah atau
ulûhiyyah dibatasi pada sifat Tuhan sebagai yang berhak disembah. Tentu saja, ini
tertinggi dalam aqidah Islam. Ini disebabkan tawhîd ini merupakan inti dari semua
risalah kenabian. Semua teori dan keyakinan terhadap Allah tidak bermanfaat
7
Yunun Yusuf, Alam Pikir islam pemikiran kalam: dari Khawarij ke Buya Hamka Hingga
Hassan hanafi, (Jakarta: Kharisma putra Utama 2014), h. 24
8
Risyanto, “Pemikiran Tawhîd Ibnu Taimiyah, h. 126
9
Ibn Taimiyah, Kemurnian Aqidah, terj. Halimuddin (Jakarta: Bumi Aksara 1996), h. 23
10
Syaikh Abdurrahman bin Hammad al-Umr, Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab, (Bekasi: PT Daruul Falah 2010), h. 29
11
Syehk Idahram, Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi, (Yogyakarta: Pustaka
Pesantren 2011), h. 323
52
tanpa meyakini tawhîd uluhiyah. Oleh karena itu, ibn taymiyah menilai ajaran
tawhîd dari kebanyakan filosof, teolog dan sufi seperti al- Suhrawardi al-Maqtul,
al-Ghazali, Fakh al-Din al-Razi, dan al-Amidi belum termasuk kepada tawhîd
Terutama ahli kalam, Ibn taymiyah menilai bahwa mereka mempunyai masalah
keraguan. Terkadang mengikuti hawa nafsu di sisi lain. Semua itu disebabkan
Allah, karena konsep ini belum mampu melepaskan seseorang dari pada
penyimpangan tawhîd, yaitu syirik. Namun ia mengakui bahwa ini adalah tawhîd
2. Al-Asmâ’ wa al-Sifât
Para ulama sepakat, baik salaf maupun khalaf tentang dua tawhîd yang
pertama, walaupun mereka berbeda pada istilah yang dipakainya. Berbeda sekali
dengan jenis tawhîd yang ketiga, yang telah dirumuskan oleh Ibnu Taimiyah
nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT.14 Nama-nama dan sifat-sifat Allah telah
tanpa harus dihitung dengan bilangan yang sangat terbatas, delapan, sepuluh,
dua puluh, atau bahkan menafikannya. Hal tersebut sangat bertentangan dengan
12
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan ,h. 216
13
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan ,h. 223
14
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan h . 220
53
apa yang telah ditetapkan Allah SWT, dengan menafikan atau membatasi nama
Allah mempunyai sifat yang sangat mulia, semua makhluk Allah di dunia tidak
sifat Allah, dalam prespektif Ibn Taimiyyah dia harus menjauhi diri dalam
bentuk tahrîf (perubahan), ta’tîl (penegasian sifat) dan takyîf (cara dan keadaan)
Dalam banyak pertemuan bahkan dalam kajian keislaman, Said Aqil selalu
Ahlussunnah wal Jama‟ah (Aswaja) yang bersumber pada ajaran dan teladan Nabi
Muhammad SAW. Bagi NU, Wahabi itu hanya sampai pada peringkat
ahlussunnah (pengikut sunnah) saja, tetapi tidak wal jamaah (pengikut sahabat
Tentu, Kiai Said Aqil Siradj menilai tidak wal Jamaah karena Wahabi dan
sepaham, termasuk para ulama besar, seperti Imam al-Ghazali, Abu Hasan Al-
Asy‟ari, Abdul Qadir al-Jailani, hingga beberapa ulama Al-Azhar.18 Tidak hanya
memfvonis kafir, bid‟ah dan syirik tetepi kalangan wahabi juga menanamkan
benih kekerasan bisa berangkat dari basis pesantren, bahkan ketua PBNU ini
15
Abdurrahman bin Hassan, Ringkasan Minhajus Sunnah Ibn Taimiyyah, terj. Fuad, (Solo:
Pustaka Aryyan 2002), h. 67
16
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan h . 221
17
Ahmad Musthofa Haroen, Meneguhkan Islam Nusantara, h. 128
18
Said Aqil Siradj, “NU Didirikan untuk Menyikapi Ajaran Wahabi” dinukil dari
https://youtube.com, diakses tanggal 12 Agustus 2019.
54
agama yang menyebutkan bahwa tawhîd dibagi menjadi tiga, yakni: Tawhîd
istilah ini tergolong asing di telinga kaum muslimin, meskipun konsep tawhîd
sudah mereka pahami dengan sangat baik dalam ajaran Ahlussunnah wal Jama‟ah
(Asy‟ariyah-Maturidiyah).
dilihat dari dua aspek berbeda, yakni aspek penciptaan dan aspek peribadahan.
menjelaskan bahwa Sang Pencipta alam semesta ini hanyalah satu saja, yakni
klasifikasi ini biasa saja dan tak ada yang baru sehingga para ulama sebelum Ibn
tafsirnya berkata:
كبوت العشة تقش بىحذاوية اهلل غيش أوهب كبوت تششك به في عببدته
19
Sutrisno, konstruksi kelompok-kelompok Radilak; studi pada wilayah hukum jawa
tengah, jurnal perguruan tinggi ilmu kepolisisan,Volum 12 nomor 3 (Desember) 2018, h. 19
20
Abdul Wahab Ahmad, “Tawhîd Rubûbiyah dan Uluhiyah adalah Satu Kesatuan” dinukil
dari https://islam.nu.or.id, diakses pada tanggal 19 Agusutus 2019.
55
Nya dalam hal ibadah.” (Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsîr at-Thabari, I: 128)
Klasifikasi istilah “rubûbiyah” dan “uluhiyah” itu didasarkan pada perbedaan arti
kata “rabb” dan “ilah” yang menjadi kata dasar dari keduanya. Sebagaimana
abad kesembilan Hijriah, kata “rabb” berasal dari kata rabba-yarubbu yang
berarti yang mencipta, merawat, dan yang bertanggung jawab atas penciptaan,
Meskipun secara bahasa diketahui bahwa makna leksikal antara “rabb” dan “ilah”
Keduanya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan sebab dalam logika paling
sederhana dapat diketahui bahwa sosok yang mencipta dan merawat alam semesta
(aspek rubûbiyah) dan demikian pula mustahil seorang manusia berakal akan
melakukan penyembahan (aspek uluhiyah) pada sosok yang sama sekali tak
terlibat dalam penciptaan dan perawatan alam semesta (aspek rubûbiyah). Itulah
sebabnya para penyembah berhala tidak menyembah segala objek yang mereka
lihat atau mereka buat, namun hanya objek tertentu saja yang mereka yakini
banyak dari pohon kurma, satu-satunya pohon yang dapat hidup subur
menghasilkan makanan pokok di padang pasir, tetapi tak ada satu pun yang
menyembahnya sebab mereka tak meyakini pohon kurma punya sisi ketuhanan.
bergerak dan tak bisa melakukan apa pun secara fisik tetapi mereka meyakininya
mereka yakini tak punya kuasa rubûbiyah sama sekali, maka pasti mereka akan
lebih menuhankan pohon kurma atau unta daripada berhala buatan tangan mereka
Karena makna “rabb” dan “ilah” ini tak terpisahkan dalam praktiknya,
maka kedua kata ini biasa diterjemah sama sebagai “Tuhan” dalam bahasa apa
pun dan tak dibedakan lagi penggunaanya secara umum. Bahkan dalam Al-Qur‟an
َسِلمُىن
ْ َولَب يَ ْأ ُمشَكُمْ أَن تَّتَخِزُوا۟ ٱ ْل َملَٰٓئِكَ َة وَٱلىَبِيِهَ َأسْبَببًب ۗ أَيَ ْأ ُمشُكُم بِٲلْكُ ْف ِش َبعْذَ إِرْ أَوّتُم ُم
“Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi
kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?” (QS. Ali Imran: 70)
musyrik menjadikan para malaikat dan pada nabi sebagai “rabb” di samping
57
Allah. Ini bukti bahwa kata “rabb” juga bermakna sesembahan seperti kata “ilah”.
Penggunaan bentuk plural dari kata “rabb” menjadi “arbâb” dalam ayat itu
menjadi bukti lain bahwa asumsi sebagian orang bahwa kaum musyrik bertawhîd
dalam level rubûbiyah adalah isapan jempol belaka sebab nyata-nyata mereka
Meskipun memang “rabb” dalam keyakinan kaum musyrik bertingkat; ada yang
َة ٱ ْل َٰعَلمِيه
ِ َل مُبِيهٍ إِ ْر ُوسَىِيكُم ِبش
ٍۢ ضَٰل
َ تَٲللَهِ إِن كُىَب لَفِى
"Demi Allah, sungguh kami dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena
kami mempersamakan kalian (para berhala) dengan Tuhan (Rabb) semesta alam".
Ayat itu menjadi bukti tak terbantahkan bahwa para berhala yang
disembah itu oleh para kaum musyrik jahiliyah disejajarkan dengan “Rabb al-
‘âlamîn” atau Tuhan semesta alam, yang tak lain adalah Allah. Dengan demikian
uluhiyah” hanyalah benar dalam tinjauan kebahasaan saja atau sebagai klasifikasi
21
Idrus Ramli, Mazhab As’ari Benarkah Ahlussunnah Wal Jamaah? Jawaban Terhadap
Aliran Salafi,(Surabaya: Khalista 2009), h. 65
58
yang murni teoritis. Sedangkan dalam praktiknya keduanya sama sekali tak bisa
dibedakan.
bertawhîd di level rubûbiyah tetapi musyrik hanya di level uluhiyah adalah klaim
yang tidak tepat. Bahkan pembagian seperti ini menjadi sama sekali tak relevan
ketika kita sadar bahwa yang dilawan oleh para Nabi bukan hanya kaum musyrik
tetapi juga kaum ateis yang sama sekali tak percaya keberadaan Allah.
B. Tawassul
Tawassul berasal dari fi‟il madhi. Wassala, menurut arti etimologi (bahasa-
diri kepadanya dengan sesuatu. Menurut Mahmud Yunus tassala mempunyai arti
merupakan kewajiban setiap orang. Tak ada jalan untuk sampai kepada rahmat
dan mengikuti ajarannya.beliau itu pemilik tempat terpuji yang diimpikan semua
orang. Beliau pemberi syafaat terbesar dan tertinggi kedudukannya di sisi Allah
SWT.23 Firmannya:
Allah.” (QS.33;69) 7
22
Mahmud Yunus, Kamus Yunus (Jakarta: PT Hidakarya Agung 1990), h. 499
23
Ibn Taymiyah, Tawassul dan wasilah dalam masyarakat muslim Indonesia,(Bandung:
Remaja rosdakarya 2006), h. 2
59
Tawassul ialah salah satu jalan dari berbagai jalan tadzorru‟ kepada Allah.
Sedang wasilah ialah setiap sesuatu yang dijadikan Allah sebagai sebab untuk
Allah SWT. Namun, tawassul ini sering ditolak oleh kelompok Wahabi, karena—
seperti yang disebutkan Said Aqil Siradj—mereka melihat bahwa tawassul dengan
Klaim Syirik yang dituduhkan oleh kelompok Wahabi termasuk salah satu
dari cerminan Islam garis keras. Karena, Islam yang sesungguhnya adalah
menuduh orang lain, sekalipun mereka sesat, dengan tuduhan kasar atau
dan kesejukan, sehingga ajaran-ajaran Islam selalu berkesan di hati umat beliau.
24
Said Aqil Siradj, Islam Kalap, Islam Karib, (Jakarta: Daulat Press, 2014), h. 18
60
Islam yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya tentu tidak seperti islam
yang dipahami kelompok garis keras, termasuk kelompok Wahabi. Islam ala Nabi
Muhammad SAW dapat dilihat dari Islam yang diajarkan oleh Wali Songo di
Indonesia. Said Aqil Siradj menyebutkan dalam bukunya Islam Kalap Islam
Karib, bahwa Wali Songo merupakan bagian dari para wali yang menyebarkan
Islam di Indonesia dengan wajah yang meneduhkan dan sikap yang santun. Para
wali ini mengajarkan Islam dengan menggunakan nilai-nilai budi pekerti atau
akhlak yang berbasis pada nilai-nilai tasawuf. Sehingga dengannya, ajaran Islam
Islam yang dengan pendekatan nilai-nilai tasawuf ini merupakan Islam yang
diserap dari pendekatan batiniah. Tentunya, Islam semacam ini berbeda dengan
Islam yang dipahami oleh Wahabi yang melihat Islam terbatas pada lahiriyah
pada kelompok teroris yang melihat Islam terbatas pada terks secara lahir, tidak
melihat maksud di balik teks tersebut. Islam secara lahiriyah cenderung tidak
lebih sering diabaikan. Cara pandang seperti ini tidak cocok dipraktekkan di
Islam yang “kontekstual” dan menghargai tradisi. Salah satu tradisi yang
membumi di negara ini adalah praktek tawassul yang biasanya dilakukan oleh
25
Siradj, Islam Kalap, Islam…, h. 149
61
Kritik yang di sampaikan Said Aqil tersebut merupakan salah satu cara
menjaga persatuan masyarakat Indoensia tanpa saling menyudut satu sama lain.
Ahmad Mustafa Haroen menegaskan, bahwa Said Aqil berusaha menjaga tradisi
berjuang sekuat tenaga untuk meng-counter pendapat mereka. Jangan minder dan
merasa kalah. Kalau hanya dihujat Maulid Nabi tidak ada dalilnya atau ziarah
kubur tidak ada dalilnya, sudah banyak buku yang ditulis untuk membantahnya.26
pernyataan sebagai kritik terhadap kelompok Wahabi, bahwa maulid Nabi itu
setinggi langit bahkan Nabi Muhammad diam saja tidak melarang tawassul,
rahmatilah kami. Labit bin Rabiah mengatakan, kami datang kepadamu wahai
manusia yang paling mulia di atas bumi, agar engkau merahmati kami. Coba,
minta rahmat kepada Rasulullah, kalau itu dilarang, kalau itu salah, Rasulullah
pasti dilarang. 27
26
Ahmad Musthofa Haroen, Meneguhkan Islam Nusantara, ( Jakarta: Khaira Jalisin
Kitabun, 2015), h. 130
27
Ahmad Musthofa Haroen, Meneguhkan Islam Nusantara, h. 131. Baca Pula, Siradj, Islam
Kalap, Islam…, h. 18-19
62
Doktrin takfir ada dalam semua agama dan aliran aliran keadamaan, tanpa
terkecuali Islam. Meskipun berkaitan, takfir dalam konteks ini sangat berbeda
Istilah takfir seakar dengan kata kufr. Kata takfir secara etimologis berarti
Sedangkan, tafsir secara terminologis adalah menolak kebenaran dari Allah yang
biasa yang ada dalam semua agama, aliran, mazhab dan pemikir. Kedua, takfir
terhadap takfir hanya terjadi jika term ini dipahami terlalu luas, berlebihan
takfir telah baku di semua aliran teologi Wahabi dalam pandangan A‟id Ibn Said
al-Dawasari adalah yang paling moderat dan teliti. Keempat, sikap tidak
dengan dengan prinsip keimanan. kelima, sikap suatu golongan terhadap yang
28
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan h . 262
29
Asep Saifuddin Chalim, Aswaja Pedoman untuk pelajar,Guru, dan Warga NU, (Jakarta:
Erlangga 2017), hal 73
63
berbeda dengannya juga berlainan, maka Wahabi adalah aliran yang paling tepat
yang membabi buta dan tidak menggunakan akal sehat adalah perbuatan yang
bertindak ekstrem selalu berhadapan dengan literalisme kaku yang bertumpu pada
symbol semata, tidak melihat substasi yang ada di dalamnya. Padahal, symbol itu
didasarkan atau tidak ada dasarnya dalam al-Qur‟an dan Sunnah serta otoritas
sahabat Nabi. Sehingga konsep bi‟dah versi Wahabi ini biasanya dipasangkan
30
Arrazy Hasyim, Teologi Muslim Puritan h . 263
31
Siradj, Islam Kalap, Islam…, h. 17/20
64
bid‟ah yang baik (bid‟ah hasanah), melainkan seluruh bid‟ah itu adalah negatif
dan didefinisikan secara kronologis: bid‟ah adalah seluruh praktik atau konsep
keagamaan yang baru ada setelah abad ketiga Hijriyah.32 Dengan demikian,
periode perkembangan konsep atau praktik keagamaan baru yang bisa diterima
tidak hanya meliputi dua generasi pertama kaum Muslim, yakni generasi sahabat
dan tâbi„în, tetapi juga periode para imam empat mazhab fikih Sunni. Namun,
melakukan tindakan taqlîd (mengikuti secara konsisten salah satu dari empat
mazhab fikih tersebut) dipandang sebagai bid‟ah selama hal itu melibatkan
Selain itu, bid‟ah juga dipandang telah mencengkram kaum Muslim dalam
hari kelahiran Nabi Muhammad Saw atau yang biasa dikenal dengan‚ Maulid
Nabi. Selain itu, praktik-praktik memperingati kematian sesorang seperti haul atau
tahlilan dalam rangka kematian seseorang itu juga termasuk bid‟ah menurut
perspektif Wahabi. Konsepsi bid‟ah yang dijadikan sebagai retorika dalam setiap
dakwah Wahabi seperti disebutkan di atas itu merupakan konsep yang dihasilkan
32
Muhammad Said Ramadan Al- Buthi, salafi sebuah Fase Sejarah Bukan
Mazhab,penerjemah Futuhal Arifin(Jakarta: Gemma Insani,2005 ) Cet, I, h. 179
33
Hamid Algar, Wahabisme: Sebuah Tinjauan Kritis, (Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi
2011), h. 50
65
melakukan praktek keagamaan yang belum pernah dilakukan oleh Nabi, bahwa
pembid‟ahan ini berlawanan dengan Islam yang dipahami oleh Ahlussunnah wal
Jama‟ah atau yang disebut dengan Aswaja. Islam Aswaja selalu mengacu kepada
pluralitas budaya dan martabat manusia sebagai makhluk budaya.34 Berbeda hal,
Dalam kitabnya, Fadlul Islam Ibn Abd Wal-ahab menulis sebuah sub bab
dengan judul‚ Ma ja’a anna al-bid’atu asyaddu min al-kabair (apa saja yang
termasuk dalam bid‟ah itu adalah dosa besar).35 Jadi orang yang melakukan tahlil,
merayakan maulid, ziarah kubur, serta bertawassul pada para wali itu telah
diangap telah melakukan dosa besar. Bahkan salah satu tokoh Wahabi
kontemporer, Abdul Aziz bin Baz, menulis dalam kitabnya Syarhu atstsalastatil
ushul bahwa barang siapa yang bertaqarrub kepada selain Allah, baik kepada wali,
dalam bukunya Imam al-Asy‟ariy, mengatakan bahwa Islam jauh lebih luas
daripada Iman. Tetapi, tidaklah dapat dikatakan bahwa setiap muslim itu mukmin.
Selain itu, Iman meliputi juga perkataan dan perbuatan yang bertambah dan
34
Siradj, Islam Kalap, Islam…, h. 124
35
Nur Kholik Ridwan, Doktrin Wahabi Jilid , (Yogyakarta: Penerbit Tanah Air 2009), h.
69
36
Nur Kholik Ridwan, h. 70
66
antara dua jari (kekuasaan) Allah, sebagaimana bolak-baliknya langit dan bumi
secara jelas di dalam buku karyanya. Namun jika ditelaah lebih jauh dapat
dipahami bahwa seorang Muslim yang berbuat dosa besar dikatakan alFasiq yang
dalam istilah Ibn Taimiyah Mu’min Naqish al-Iman. Jika demikian adanya berarti
seseorang dapat dikafirkan jika seseorang melakukan sesuatu yang haram dengan
mengingkari apa yang dibawa oleh Rasul Saw. mengucapkannya dengan lidah
untuk menjadi mukmin, cukup dengan pengakuan dalam hati dua kalimah
Jika takfir dilakukan kepada orang yang terpenuhi syarat dan tidak ada
Imam al-Asy‟ariy orang yang benar-benar telah dianggap kafir maka tidak
dishalatkan jenazahnya, berbeda dengan yang meninggal dari Ahl al-Qiblah tetap
37
Azhar, Analisis Komparatif Konsep Takfir Antara Salaf Dan khalaf , dalam Jurnal
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Al-Lubb, Vol. 2, No. 1, 2017, h.
129
38
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai aspeknya, (Jakarta: UI-Press, 1978), h. 28
67
disalatkan baik yang patuh maupun yang melanggar. Karena ini merupakan
Maqalat al-Islamiyyin.39
Menurut NU Islam Nusantara sebagai perwujudan Islam yang telah ada dan
tetap ada sampai hari ini digambarkan sebagai Islam Ahlu al-sunnah wa al-
jama‟ah yang memiliki sifat moderat, toleran, dan akomodatif terhadap budaya.
40
Ideologi Ahlu al-sunnah wa al-jama‟ah atau yang biasa disebut dengan Aswaja
memunculkan corak beragama yang lebih fleksibel dan inklusif, sehingga dapat
berbaur dengan berbagai perbedaan corak beragama baik dalam Islam maupun
dikategorikan sebagai manhaj berpikir daripada sebagai mazhab. Hal ini karena
baik mazhab kalam, fqih, ataupun tasawuf. Sehingga tidak cocok dikatakan
sebagai mazhab Terkait dengan Aswaja ini, Said Aqil Siroj mengartikan istilah
39
Abu Hasan al-Asyariy, Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin , Cet. 1 (As-
Sa‟adah: Mesir, 1945), vol. II, hlm. 148
40
Fathoni Ahmad, Sekali Lagi tentang KH Said Aqil Siroj, https://www.nu.or.id, diakses
pada tanggal 22 Agusutus 2019.
68
keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan yang berlandaskan atas dasar-
politik yang melingkupi awal mula kemunculannya. Menurut Said Aqil Siroj
secara historis munculnya paham Aswaja lebih dipengaruhi faktor politis daripada
perpecahan umat Islam yang tengah berkecamuk pada masa pemerintahan Daulah
peristiwa terbunuhnya khalifah ke-3 yakni Usman bin „Affan yang kemudian
al-kubra.
Adanya penegakan corak Islam yang khas Indonesia bukanlah hal netral
begitu saja, tindakan dalam pewacanaan tersebut secara lebih jauh merupakan
Hal ini secara lebih konkrit salah satunya di sebabkan karena adanya corak
berislam di Indonesia yang kurang ramah, dan toleran terhadap Islam yang
Diantara kedua ormas tersebut, tentunya ormas NU yang lebih terdesak dengan
adanya berbagai gerakan tersebut, mengingat fakta bahwa dalam tradisi beragama
yang dijalankan ormas NU sendiri yang lebih kentara dalam relasinya dengan
41
Said Aqil Siradj, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, (Jakarta: LTN NU, 2014),
h. 212
69
Kecenderungan yang bersifat legal formal tersebut menjadikan gerakan ini lebih
tradisi dan budaya. Gerakan ini marak terutama pasca bergulirnya era reformasi di
Indonesia pada tahun 1998. Ada berbagai jenis dari gerakan Islam ini, namun
diantara gerakan tersebut yang cukup dominan ialah gerakan Salafi Wahabi,
paling kuat terutama dalam hal pendanaannya. Meski begitu dari ketiganya
negara dan aplikasi syari‟ah sebagai hukum positif atau sekaligus mendirikan
sistem pemerintahan Khilafah seperti halnya yang dicita-citakan oleh HTI. Dari
penganut Islam Tradisional dan tarekat sebagai ahlul bid‟ah dan sering pula di cap
42
Memahami Salafi, Wahabi, dan HTI, dinukil dari https://pinterpolitik.com, diakses
pada tanggaL 22 agustus 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tentang pandangan Said Aqil tentang teologi Wahabi di Indonesia adalah sebagai
berikut:
Pertama, Said Aqil Siradj mengkritik bahwa Wahabi memang kerap kali
yang dipandangnya syirik dan bid’ah, seperti tahlil, shalawatan, maulid nabi, dsb.
Hal ini menjadi ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
kini terjadi tidak bisa terlepas dari pengaruh dan kontribusi ajaran dan doktrin
Wahabi.
Kedua, kritik Said Aqil Siradj terhadap teologi Wahabi di Indonesia dapat
Wahabi yang kerapkali masuk dan berkembang di Indonesia. Maka dari itu,
NKRI yang seharusnya tetap dijaga dan diperjuangkan mulai dari dahulu hingga
73
74
B. Saran
Indonesia. Penulis juga menyadari bahwa dalam memahami pemikiran Said Aqil
Siradj mengenai tanggapannya tentang Wahabi di Indonesia masih jauh dari kata
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
karena itu, masih banyak ruang kosong untuk diteliti bagi peneliti berikutnya.
Salah satu ruang kosong yang masih tersedia adalah kritik Said Aqil Siradj
terhadap pemikiran radikalisme secara umum, seperti terorisme dan Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullâh bin Baz, „Abd al-Aziz bin. Fatwa-Fatwa Terkini, terj. Musthafa Aini.
Jakarta: Darul Haq 2003
Abdurrahman bin Hammad al-Umr, Syaikh. Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab. Bekasi: PT Daruul Falah 2010
Abidin Syihab, Zainal. Wahabi dan Reformasi Islam Internasional. Jakarta: Pustaka
Dian, 1986
Abou El-Fadhl, Khaled. Selamatkan Islam dari Muslim Puritan, terj. Helmi Mustafa,.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 2006
Aqil Siradj, Said. “NU Didirikan untuk Menyikapi Ajaran Wahabi” dinukil dari
https://youtube.com, diakses tanggal 12 Agustus 2019
Aqil Siradj, Said. Ahlussunnah Wallamaah Sebuah Kritik Historis. Jakarta: Pustaka
Cendekiamuda, 2008
Aqil Siradj, Said. Dalam buku Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab
Karya Ulama Klasik. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011
Aqil Siradj, Said. Islam Kalap dan Islam Karib. Jakarta: Daulat Press 2014
Aqil Siradj, Said. Islam Kebangsaan Fiqh Demokratik Kaum Santri. Jakarta: Pustaka
Ciganjur 1999
Aqil Siradj, Said. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara. Jakarta: LTN NU, 2014
Dawam Sukardi, Mohammad. NU sejak Lahir (Dari Pesantren Untuk Bangsa; Kado
Buat Kyai Said). Jakarta: SAS Center, 2010
Guntur Romli, Mohammad. Islam Kita, Islam Nusantara: Lima Nilai Dasar Islam
Nusantara. Ciputat: Ciputat School, 2016
Hassan, Abdurrahman bin. Ringkasan Minhajus Sunnah Ibn Taimiyyah, terj. Fuad.
Solo: Pustaka Arayyan 2002
Hasyim, Arrazy. Teologi Muslim Puritan, Genealogi dan Ajaran Salafi. Ciputat:
Yayasan Waqaf Darsun, 2107
Hibatul Wafi, Mahmud. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi
Dan Wahabi, Jurnal Islamic World and Politics, Vol.2. No.1 January-Juni
Kholik Ridwan, Nur. Doktrin Wahabi dan Benih-benih Citra Islam. Yogyakarta:
Tanah Air 2009
Mortimer, Edwar. Islam dan Kekuasaan, terj. Enna Hadi dan Rahmani Astuti.
Bandung: Mizan 1984
Mousalli, Ahmad. Wahabism, Sallafism and Islam, Who is The Enemy?. Beirut:
Conflict Forum 2009
Muhammad Waskito, Abu. Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara”Mencari Titik
kesepakatan Antara as’ariyah dan Wahhabiyah. Jakarta: Pstaka Alkautsar
2012
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI-Press, 1978
Qisthina Sindi, Hanan. Analisis Perilaku Kejahatan Terorisme Osama Bin Laden,
Jurnal Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2016
Rahmatika, Arina. “Analisa Wacana Citra Wahabi dalam Majalah Aula Edisi
Februari 2016”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017
Said Ramadan Al- Buthi, Muhammad. Salafi sebuah Fase Sejarah Bukan Mazhab,
penerjemah Futuhal Arifin. Jakarta: Gemma Insani,2005
Saifuddin Chalim, Asep. Aswaja Pedoman untuk pelajar,Guru, dan Warga NU.
Jakarta: Erlangga 2017
Shidqi, Ahmad. Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wabisme dan Implikasinya
bagi Deradikalisasi Pendidikan Islam, Jurnal, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
II, No. 1, Juni 2013
Syafi‟i Ma‟arif, Ahmad. Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional
di Indonesia. Jakarta: The Wahid Institute, 2009
Syafi‟i Mufid, Ahmad. Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di
Indonesia,. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI 2011
Syamsul Huda, Mukhamad. Pengaruh Pemikiran Teologi Muammad bin Abd al-
Wahhab terhadap Pemerintahan Dinasti Saudi Arabia Ketiga, Tesis, UIN
Sunan Kalijaga, 2014
Thâhir al-Qadr, Muhammad. Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri. Jakarta:
Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam LPPI 2014
Wahab Ahmad, Abdul. “Tawhîd Rubûbiyah dan Uluhiyah adalah Satu Kesatuan”
dinukil dari https://islam.nu.or.id, diakses pada tanggal 19 Agusutus 2019
Yusuf, Yunun. Alam Pikir islam pemikiran kalam: dari Khawarij ke Buya Hamka
Hingga Hassan hanafi. Jakarta: Kharisma putra Utama 2014
Zaini Dahlan, Ahmad bin. Mutiara Bercahaya dalam Menolak paham Wahabi,
penerjemah Aan najib Mustofa. Pasuruan: Garoeda Buana indah pasuruan,
1995