0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Islam sebagai agama perdamaian, tantangan radikalisme, dan upaya pencegahannya. Islam mengajarkan persaudaraan universal dan tidak membedakan suku, agama, atau ras. Radikalisme bertentangan dengan ajaran Islam yang mendorong toleransi. Upaya pencegahan meliputi pendidikan agama yang benar, mengurangi kesenjangan sosial, dan mensosialisasikan bahaya radikalisme.
Dokumen tersebut membahas tentang Islam sebagai agama perdamaian, tantangan radikalisme, dan upaya pencegahannya. Islam mengajarkan persaudaraan universal dan tidak membedakan suku, agama, atau ras. Radikalisme bertentangan dengan ajaran Islam yang mendorong toleransi. Upaya pencegahan meliputi pendidikan agama yang benar, mengurangi kesenjangan sosial, dan mensosialisasikan bahaya radikalisme.
Dokumen tersebut membahas tentang Islam sebagai agama perdamaian, tantangan radikalisme, dan upaya pencegahannya. Islam mengajarkan persaudaraan universal dan tidak membedakan suku, agama, atau ras. Radikalisme bertentangan dengan ajaran Islam yang mendorong toleransi. Upaya pencegahan meliputi pendidikan agama yang benar, mengurangi kesenjangan sosial, dan mensosialisasikan bahaya radikalisme.
NIM : 215060507111055 Mata Kuliah : Agama Islam 1FU Dosen Pembimbing : M. Agus Budianto, S.Th.I., M.Ag.
Islam dan Tantangan Radikalisme
A. Islam Sebagai Risalah Perdamaian Universal
Islam secara etimologis bermakna keselematan, perdamaian, keamanan, perlindungan, dan konsiliasi. Islam juga bisa bermakna pembebasan, penyerahan diri, ketaatan kepada Allah swt dari setiap cobaan yang menimpa seluruh komponen kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, bahkan benda mati sekalipun. Dengan demikian, seorang muslim adalah orang yang dapat menjaga keselamatan orang lain dari lisan dan tanganya dan orang yang meninggalkan segala bentuk larangan Allah. Islam merupakan ajaran ideal yang berlaku secara universal. Al Quran sebagai sumber primer ajarannya secara eksplisit menyatakan visi universal tersebut, termasuk cita-cita perdamaian.
B. Kesatuan dan Persatuan Universal
Islam tidak pernah membatasi hubungan silaturrahmi harus dengan saudara seiman saja, tetapi juga silaturrahmi kepada saudara sesama manusia berbeda agama bahkan terhadap manusia yang tidak beragama, atheis, sekalipun. Demikian pula, atas nama al-ukhuwwah al-basyariah, persaudaraan universal, kebaikan dan kepedulian kemanusiaan Islam tidak hanya khusus untuk dan antara sesama muslimin, melainkan juga untuk seluruh manusia tanpa kriteria dan syarat agama. Keadilan dan kebaikan Islam adalah sama dan merata untuk semua manusia. Nabi bersabda: "Apabila kamu memasak gulai daging, maka perbanyaklah airnya dan kirim ke tetanggamu”. Persaudaraan tersebut mengajarkan suatu prinsip keyakinan bahwa tidak membedakan di antara bangsa, ras, keyakinan, dan sebagainya. Beliau mengajak kepada persaudaraan sosial dan kemanusiaan yang bersifat umum dan luas. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam Islam kita mengenal beberapa macam persaudaraan, yaitu: • Ukhuwwah fi al-'ubudiyyah atau persaudaraan semakhluk dan seketundukan kepada Allah (Q.S. al- Baqarah 12): 28]. • Ukhurwwah fi al-insaniyyab au albasyariyyab. Artinya, seluruh umat manusia adalah bersaudara karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu (Q.S. al-Hujurat [49] 12). • Ukhuwwah fi al-wataniyyah wa annasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. • Ukbuwwah fi ad-din al-Islam, persaudaraan anta rsesama muslim. Rasulullah SAW. bersabda: Kalian adalah sahabat- sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku."
C. Tantangan dan Bahaya Radikalisme
Radikalisme dalam artian bahasa berarti paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau pembaharuan social dan politikdengan cara kekerasan atau drastis. Sementara itu radikalisme menurut pengertian lain adalah inti dari perubahan itu cenderung menggunakan kekerasan. Yang dimaksud radikalisme itu adalah gerakan yang berpandangan kuno dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara Islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian. Munculnya isu- isu politis mengenai radikalisme Islam merupakan tantangan baru bagi umat Islam untuk menjawabnya. Perspektif Internasional Radikalisme Islam sebagai fenomena historis-sosiologis merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam wacana politik dan peradaban global akibat kekuatan media yang memiliki potensi besar dalam menciptakan persepsi masyarakat dunia. Banyak label label yang diberikan oleh kalangan Eropa Barat dan Amerika Serikat untuk menyebut gerakan Islam radikal, dari sebutan kelompok garis keras, ekstrimis, militan, Islam kanan, fundamentalisme sampai terrorisme. Bahkan di negara-negara Barat pasca hancurnya ideologi komunisme (pasca perang dingin) memandang Islam sebagai sebuah gerakan dari peradaban yang menakutkan.Tuduhan- tudujan dan propaganda Barat atas Islam sebagai agama yang menopang gerakan radikalisme telah menjadi retorika internasional. Label radikalisme bagi gerakan Islam yang menentang Barat dan sekutu-sekutunya dengan sengaja dijadikan komoditi politik. Tetapi memang tidak bisa dibantah bahwa dalam sejarahnya terdapat kelompok-kelompok Islam tertentu yang menggunakan jalan kekerasan untuk mencapai tujuan politis atau mempertahankan paham keagamaannya secara kaku yang dalam bahasa peradaban global sering disebut kaum radikalisme Islam. Perspektif Keagamaan Jika dilihat dari perspektif keagamaan, radikalisme agama dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga sering penganut dari paham atau aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda paham atau memaksa orang agar menganut kepercayaan yang ia percaya. Berdasarkan pengertian radikalisme tersebut, maka tak dapat dihindari adanya kesan negatif dari gerakan radikalisme, yaitu adanya unsur paksaan dan mungkin juga tindakan kekerasan dalam upaya mengaktualisasikannya. Pada dasarnya Al-Qur'an itu diturunkan sebagai pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Perdamaian itu masuk kedalam kategori kebaikan. Jadi sudah jelas Al-Qur'an akan mengajarkan kebaikan dan melarang perbuatan yang buruk.
D. Upaya Pencegahan Radikalisme
Radikalisme bisa dihilangkan dengan cara melakukan pembinaan atau bimbingan cara pandang atau cara fikir terhadap suatu fenomena. Nur Syam (2009) dalam buku Tantangan Multikulturalisme Indonesia untuk melahirkan cara pandang yang tepat perlu belajar dari ideologi ahlussunah wal jamaah yang dicirikan dengan: Tawasuth (moderat). Doktrin ini mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas tetapi sebebas apapun manusia harus ingat bahwa masih dibatasi oleh kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Tawazun (keseimbangan). Doktrin ini mengajarkan bahwa manusia harus memandang suatu realitas dengan seimbang. I’tidal (keadilan). Doktrin ini mengajarkan bahwa di antara sesama manusia harus saling memberikan kepercayaan dan kepercayaan yang dibangun harus memberikan pesan secara proporsional. Tatharruf (universalisme). Doktrin ini mengajarkan setiap manusia agar lebih mengedepankan pemahaman Islam yang bersifat universal (global). Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk membendung gerakan radikalisme dalam pendidikan adalah dengan cara memperkuat pola jaringan eksternal antara sekolah atau perguruan tinggi dengan masyarakat dan orang tua siswa. Pendidikan dipilih sebagai cara paling ampuh untuk menanggulangi radikalisme sejak dini karena sejak sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi para siswa dibekali pendidikan agama Islam sebagai upaya untuk membina dan mengasuh anak didik agar senantiasa dapat memahami hakikat agama secara menyeluruh dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Contoh upaya pencegahan radikalisme : o Memperkenalkan dan memahami ilmu pengetahuan dengan baik dan benar o Meminimalisir kesenjangan sosial o Menjaga persatuan dan kesatuan o Mendukung aksi perdamaian o Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme o Meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan o Menyaring informasi yang didapat o Ikut aktif mensosialisasikan bahaya radikalisme