Anda di halaman 1dari 4

 Komplikasi Konstipasi

o Fecal impaction = menumpuknya tinja yang keras dan kering akibat


konstipasi yang berlarut-larut
o Bowel obstruction = penyumbatan yang terjadi di dalam usus akibat
akumulasi ataupun penumpukan isi usus
o Stercoral ulceration/perforation = feses yang mengalami impaksi
atau penumpukan bisa menekan dinding usus dan menyebabkan luka
iskemik serta perforasi
o Fisura ani = Mengejan terlalu lama dan tinja yang keras atau besar
dapat mengakibatkan fisura atau robeknya kulit pada dinding anus
dan buang air besar berdarah.
o Rectal prolapse = pada kondisi ini, rektum pindah dari posisinya di
dalam tubuh dan menonjol keluar dari anus akibat terlalu lama
mengejan.
o Hemoroid atau wasir = pembengkakan dinding anus akibat pelebaran
pembuluh darah yang biasanya disebabkan oleh proses mengejan
yang terlalu lama.

 Edukasi Konstipasi
o Edukasi pasien dengan konstipasi adalah perubahan gaya hidup,
pasien diminta untuk meningkatkan konsumsi makanan berserat
hingga 20-35 gram serat/hari dan minum air yang cukup (sekitar 1,5-
2,0 L/hari). Serat bisa didapatkan dari sayur-sayuran dan buah-
buahan.
o Aktivitas fisik yang regular, tiga kali seminggu, selama 60 menit,
dengan target 40-60%  dari target heart rate (THR) ditemukan dapat
mengurangi gejala konstipasi.
o Pasien diedukasi agar memiliki bowel habit  yang lebih baik dengan
tidak menahan buang air besar, menghindari mengejan,
membiasakan buang air besar setelah makan (melatih reflex post-
prandial bowel movement) atau saat waktu yang dianggap sesuai,
dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
 Komplikasi Kanker Kolon

o Komplikasi awal yang dapat terjadi adalah sumbatan (obstruksi)


saluran cerna. Sumbatan tersebut bisa diakibatkan tumor yang
memenuhi saluran usus. Adanya sumbatan tersebut menyebabkan
penderitanya mengalami konstipasi dan nyeri perut.

o Selain obstruksi, tumor atau suatu massa pada usus juga dapat
menyebabkan usus mengalami kebocoran (perforasi). Perforasi usus
dapat menimbulkan gejala yang berat seperti nyeri perut hebat,
perut terlihat membesar dan tegang, muntah, serta infeksi berat.

o Tak berhenti di situ, kanker usus juga dapat menimbulkan


perdarahan. Hal tersebut dapat terjadi bila tumor berada di sekitar
rektum, salah satu bagian terakhir usus besar. Perdarahan tumor
dapat menyebabkan penderitanya kehilangan darah yang cukup
banyak, sehingga menimbulkan anemia (kekurangan sel darah
merah).

o Komplikasi lain dari kanker usus adalah penyebaran sel tumor ke


organ yang lain. Proses yang disebut metastasis ini lazim terjadi pada
berbagai jenis kanker, terutama yang sifatnya ganas. Organ tubuh
yang paling sering menjadi sasaran metastasis sel kanker usus adalah
kelenjar getah bening, paru, dan selaput rongga perut. Metastasis
dapat menimbulkan gejala sesuai organ yang terkena, misalnya
benjolan di sekitar leher, sesak napas, dan nyeri perut serta perut
yang semakin membesar.

o Gejala yang timbul dari luka operasi yang terinfeksi tersebut adalah
demam, nyeri di sekitar luka, muncul nanah yang berbau, dan luka
yang lambat kering. Sementara gangguan gerakan usus biasanya
menyebabkan pasien merasa kembung, susah buang angin, dan
muntah.

o Selain itu, komplikasi kanker usus juga dapat diakibatkan radiasi.


Enteritis radiasi adalah salah satu yang tersering. Kondisi ini terjadi
ketika usus mengalami peradangan akibat proses radiasi terhadap
sel tumor yang dilakukan berulang kali. Gejalanya antara lain adalah
diare, kram perut, berat badan tidak membaik setelah pengobatan
akibat gangguan penyerapan zat gizi, dehirasi (kekurangan cairan),
dan sebagainya.

 Prognosis Kanker Kolon


Dalam banyak kasus, kanker usus besar dapat diobati jika diketahui lebih
awal. Seberapa baik baik prognosisnya tergantung pada beberapa hal,
terutama stadium kankernya. Harapan hidup (survival rate) dalam 5 tahun
ditentukan oleh stadium kanker kolorektal saat pasien terdiagnosis. Jika
terdiagnosis pada stadium I maka survival rate dalam 5 tahun dapat
mencapai 92%, stadium IIA 87%, stadium IIB 63%, stadium IIIA 89%,
stadium IIIB 69%, stadium IIIC 53%, dan stadium IV 11%. Terapi modern
memberikan prognosis yang baik, akan tetapi pasien mungkin memerlukan
beberapa jenis terapi untuk mendapatkan hasil terbaik serta untuk
menghindari kekambuhan kanker.

 Edukasi Kanker Kolon

Pada pasien yang baru terdiagnosis, jelaskan penyakit yang dialami dan
modalitas terapi yang disarankan, serta risiko dan manfaat masing-masing
terapi. Pada pasien yang telah selesai pembedahan, sarankan untuk tetap
melakukan kunjungan berkala untuk pemeriksaan fisik,
pemeriksaan carcinoembryonic antigen (CEA), imaging, atau kolonoskopi.
Follow-up bertujuan untuk memantau rekurensi, paling tidak selama 5
tahun pertama pascabedah. Pedoman durasi dan frekuensi follow-
up  berbeda-beda antar organisasi dan sebaiknya disesuaikan dengan
kondisi pasien.[1,20]
Perubahan gaya hidup juga perlu dilakukan, terutama dalam aspek diet.
Penelitian menunjukkan bahwa angka mortalitas kanker kolon lebih rendah
pada pasien yang aktif mengonsumsi makanan berserat, terutama sereal.
Angka survival dilaporkan lebih tinggi pada pasien yang meningkatkan
konsumsi makanan berserat setelah diagnosis, terutama pasien yang
mengonsumsi whole grains.

 Pencegahan Kanker Kolon


o Tingkatkan aktivitas fisik seperti olahraga untuk mngurangi resiko.
o Jaga berat badan ideal karena obesitas juga dapat meningkatkan
resiko.
o Hindari produk tembakau seperti rokok.
o Batasi konsumsi daging merah dan daging olahan.
o Ketahui riwayat keluarga dengan kanker kolon --- meningkatkan
resiko sehingga diperlukan skrining berkala guna deteksi dini kanker
kolon.
o Kenali gejalanya.
o Jika sudah memasuki usia 35 tahun, boleh segera melakukan skrining
untuk deteksi dini.
o Apabila ada riwayat penyakit inflammatory bowel disease ---
meningkatkan resiko --- perluki skrining lebih dini.
o Di usia akhir 45, seharusnya anda sudah diskrining.

Anda mungkin juga menyukai