Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Kajian Jenis – Jenis Penilaian dalam Pembelajaran


Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Penilaian Proses Pembelajaran yang
di ampuh oleh :
Drs. I Ketut Widiada,M.Pd

Oleh : Kelompok 3
Carissa Viryaal Qonitaa (E1E020034)
Deni Saputra (E1E020036)
Eva Rosdiana Dewi (E1E020050)
Fitria Cahyani (E1E020060)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDDIKAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, salawat dan salam kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kemampuan sehingga
kami dapat mengerjakan makalah ini dengan baik.
Penyusunan makalah ini kami sajikan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Penilaian
Proses Pembelajaran dengan materi “Kajian Jenis – Jenis Penilaian dalam Pembelajaran“.
Semoga dengan makalah ini dapat meningkatkan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan, kami yakin didalam makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun untuk kami.

Sumbawa, 28 September 2021

Penyusun

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
3. Tujuan ................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN


1. Pengertian Penilaian Autentik ..........................................................................3
2. Hakikat Dan Karakteristik Penilaian Autentik .................................................6
3. Jenis – Jenis Penilaian Autentik ......................................................................8

BAB III: PENUTUP


1. Kesimpulan .....................................................................................................17
2. Saran ................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................18

ii | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa karena dengan pendidikan
segala aspek juga ikut berpengaruh. Salah satu cita – cita dari bangsa Indonesia yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa masih banyak yang perlu dibenah dimulai dari
komponen sekolah yang melibatkan guru, siswa, dan staf lainnya. Guru memiliki peranan
yang penting dalam dunia pendidikan dan selain itu guru juga dituntut untuk dapat
bersikap secara professional dimana ia harus menguasai brbagai kompetensi. Adapun
salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yaitu mengevaluasi pembelajaran.
Dimana, kompetensi ini merupakan tanggungjawab guru dalam proses pembelajaran.
Evaluasi yang dimaksud adalah penilaian proses dan hasil belajar yang telah dilakukan
oleh siswa. Kurikulum yang saat ini digunakan yaitu kurikulum 2013 yang menghendaki
evaluasi belajar siswa menggunakan penilaian autentik. Penilaian otentik sebagaimana
yang tercantum dalam Permendiknas 81A tahun 2013 adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
peserta didik melalui berbagai teknik yang dilakukan yang mampu mengungkapkan,
membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan
kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Dalam tulisan ini
penulis membahas mengenai pengertian penilaian autentik, hakikat dan karakteristik
penilaian autentik, dan apa saja bentuk/jenis dari penilaian autentik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penilaian autentik ?
2. Apa hakikat dan karakteristik dari penilaian autentik ?
3. Bagaimana jenis – jenis penilaian autentik ?

1|Page
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari penilaian autentik.
2. Untuk mengetahui apa hakikat dan karakteristik dari penilaian autentik.
3. Untuk mengetahui bagaimana jenis – jenis penilaian autentik.

2|Page
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Autentik

Istilah penilaian autentik tersusun dari dua kata yaitu penilaian dan autentik. Penilaian
(assessment) adalah suatu kegiatan untuk melakukan prosedur pengukuran (kuantitatif)
melalui pengujian, pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian informasi secara
langsung atau tidak langsung tentang peserta didik atau program. Penilaian merupakan
suatu proses yang sistematik dalam pengumpulan data untuk perumusan keputusan
terhadap efektifitas dan keberhasilan suatu program. Asesmen/penilaian adalah proses
pengumpulan informasi tentang peserta didik, berkenaan dengan apa yang mereka
ketahui dan apa yang mereka dapat lakukan (Hart, 1994). Dalam hal ini banyak cara yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tersebut, misalnya dengan mengamati
peserta didik belajar, menguji apa yang mereka hasilkan, menguji pengetahuan dan
keterampilan mereka. Mengacu pada Permendikbud Nomor 23 tahun 2013, standar
penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik.

1. Menurut Trianto beliau menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa.
2. Kunandar mendefinisikan bahwa penilaian sebagai suatu proses dalam
mengumpulkan berbagai data maupun informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang perkembangan belajar siswa.
3. M. Hosnan menyatakan bahwa penilaian merupakan kegiatan guru yang dimaksudkan
untuk mengukur kompetensi atau kemampuan tertentu terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

3|Page
Dari pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulksn bahwa penilaian
adalah proses pengumpulan berbagai macam data untuk mengetahui perkembangan
tahap demi tahap pada proses belajar siswa. Gambaran perkembangan peserta didik
sangat perlu diketahui oleh guru agar bisa mengetahui sejauh apa perkembangan
peserta didiknya.
Adapun, pengertian autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan
atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Istilah autentik dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti dapat dipercaya (asli), dan merupakan
sinonim dari nyata, valid, atau reliabel. Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013
adalah penilaian autentik, dimana guru dalam melakukan penilaian benar-benar
memperhatikan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan peserta didik. Penilaian autentik atau authentic assessment merupakan
suatu bentuk penilaia yang mengukur kinerja nyata siswa . Kinerja yang dimaksud
adalah aktivitas dan hasil aktivitas yang diperoleh siswa selama pembelajaran
berlangsung. Penilian autentik berkaitan dengan upaya pencapaian kompetensi.
Kompetensi merupakan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diunjuk kerjaka dalam kegiata berfikir dan bertindak dalam suatu persoalan yang di
hadapi.

1. Kunandar mengungkapkan bahwa penilaian autentik merupakan kegiatan menilai


siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai secara nyata, baik
proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan
dengan tuntutan kompetensi yang ada.
2. Sementara itu, Udin Syaefudin Sa’ud mendefInisikan: penilaian autentik sebagai
proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian autentik dijelaskan sebagai
kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya
dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang
disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi (SK)
atau kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).

4|Page
3. Asessment Autentik menantang peserta didik untuk menerapkan informasi
maupun keterampilan akademik baru pada suatu situasi riil untuk suatu maksud
yang jelas. AA memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengeluarkan seluruh kemampuannya sembari memperlihatkan apa yang telah
dipelajarinya (Johnson, 2002). Lebih lanjut dinyatakan bahwa AA mendorong
peserta didik untuk menggunakan pengetahuan ilmiah pada suatu konteks riil
untuk suatu maksud yang jelas.
4. Suatu asesmen dinyatakan autentik bilamana asesmen itu melibatkan peserta didik
pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart, 1994).
Asesmen semacam itu terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan
keterampilan berpikir tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang


menekankan pada proses dan hasil belajar yang menggambarkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama maupun setelah proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dalam hubungan ini Assesment Autentik mengarah kepada tiap tujuan seperti di
bawah ini :

a. Menuntut peserta didik mengembangkan respon dan bukan sekedar memiliki


opsion yang telah ditetapkan.
b. Menggugah pemikiran tingkat tinggi disamping keterampilan dasar.
c. Secara langsung mengevaluasi proyek (tugas) yang holistik
d. Menyatu dengan pengajaran.
e. Menggunakan contoh-contoh kerja peserta didik (portofolio) yang
dikumpulkan dalam periode yang lama.
f. Berasal dari kriteria yang jelas untuk peserta didik.
g. Memungkinkan munculnya banyak pendapat.
h. Berhubungan lebih dekat dengan pembelajaran di kelas.
i. Mengajarkan peserta didik untuk mengevaluasi kerjanya sendiri.

5|Page
B. Hakikat Dan Karakteristik Penilaian Autentik

Pada model penilaian autentik (authentic assessment) ini, dalam dunia


pendidikan banyak dibicarakan karena model ini direkomendasikan, atau bahkan harus
ditekankan penggunaannya dalam kegiatan menilai hasil belajar pebelajar. Tetapi salah
satu permasalahan yang muncul adalah belum tentu semua guru dapat memahami konsep
dan pelaksanaan penilaian autentik. Jika sebuah konsep belum terpahami, bagaimana
mungkin kita mau mempergunakannya untuk keperluan praktis pada kegiatan
pembelajaran? Mungkin saja orang menyangka atau mengatakan telah mempergunakan
penilaian autentik untuk menilai hasil belajar siswa, tetapi pada kenyataannya tidak
demikian. Seperti yang kita ketahui dan dijelaskan diatas bahwa, penilaian autentik
adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi, 2004: 172).
Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar
siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data
yang dikumpulkan oleh guru mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam
belajar, maka guru dapat dengan segera mengambil tindakan yang tepat. Karena
gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran,
asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode (semester) pembelajaran seperti pada
kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti Ujian Nasional), tetapi juga dilakukan bersama
dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment) bukanlah untuk
mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan
pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan
ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode
pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168).
Penilaian autentik mementingkan penilaian proses dan hasil sekaligus. Dengan
demikian, seluruh tampilan siswa dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai

6|Page
secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan pada hasil akhir
(produk). Lagi pula sangat banyak kinerja siswa yang ditampilkan selama
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar sehingga penilaiannya haruslah dilakukan
selama dan sejalan dengan berlangsungnya kegiatan belajar megajar. Jika dilihat dari
sudut pandang teori Bloom, sebuah model yang dijadikan acuan pengembangan penilaian
dalam beberapa kurikulum di Indonesia sebelum ini, penilaian haruslah mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik akan memberikan informasi
yang bermanfaat bagi perbaikan kualitas dari proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun karakteristik penilaian autentik/otentik adalah sebagai berikut:

Nurhadi mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment adalah sebagai berikut:

1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)

2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung

3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi yang diukur


keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta

4. Berkesinambungan

5. Terintegrasi

6. Dapat digunakan sebagai umpan balik

7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas

Beberapa karakteristik penilaian autentik menurut Santoso, 2004 di antaranya adalah


sebagai berikut.
1) Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2) Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
3) Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

7|Page
4) Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran

Sedangkan menurut Kunandar (2013: 38-39) ciri-ciri penilaian otentik yaitu:


1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan hasilatau
produk.

2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

3. Menggunakan berbagai cara dan sumber.

4. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.

5. Tugas-tugas yangdiberikan kepada peserta didik mencerminkan bagian-bagian


kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat
menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.

6. Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik,


bukan keluasannya (kuantitas)

C. Jenis – Jenis Penilaian Autentik

Dalam pelaksanaan penilaian autentik seorang guru perlu mengetahui,


memahami, dan menetapkan secara jelas apa saja tujuan ataupun keinginan yang ingin
dicapai. Untuk mengetahui apakah tujuan yang ingin dicapai oleh guru berhasil atau
tidak, guru membutuhkan proses penilaian agar megetahui sampai mana batas
kemampuan dari siswanya tersebut, penilaian yang dapat digunakan oleh guru yaitu
salah satunya penilaian autentik. Penilaian autentik dapat dikembangkan untuk
kegiatan seperti penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian
diri, penilaian antar teman, jurnal, penilaian tertulis, eksperimen atau demonstrasi,
pertanyaan terbuka, pengamatan, menceriakan kernbali teks, dan menulis sampel teks.

a. Penilaian Kinerja

8|Page
Jenis pertama dalam penilaian autentik adalah penilaian kinerja.
Dimana penilaian kinerja ini termasuk dalam penilaian keterampilan.
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Penilaian kinerja merupakan suatu penilaian yang meminta
siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang pada kondisi yang sebenarnya
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan belajar
dari siswa berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Adapun kegiatan atau
tugas yang dapat diberikan oleh siswa yaitu memainkan alat music,
menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, dan menari . Instrumen
yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada penilaian kinerja ini
antara lain:
a. Daftar cek (check list)
Daftar cek tersebut digunakan oleh guru untuk mengetahui muncul atau
tidaknya unsur - unsur tertentu dari suatu indikator atau subindikator
yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.

b. Catatan anekdot/narasi
Kemudian untuk merekam hasil belajar pada penilaian kinerja ini yaitu
catatan anekdot, dimana guru menggunakan cara ini dengan menulis
laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing - masing siswa
selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat
menentukan seberapa baik siswa memenuhi standar yang ditetapkan.

c. Skala penilaian (rating scale).


Untuk skala penilaian dapat digunakan oleh guru dengan menggunakan
skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik,
3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.

d. Memori atau ingatan (memory approach).

9|Page
Lalu untuk merekam hasil belajar pada penilaian kinerja selanjutnya
yaitu memori atau ingatan, dimana guru melakukan penilaian dengan
cara mengamati siswa - siswinya ketika melakukan sesuatu, dengan
tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya
untuk menentukan apakah siswanya sudah berhasil atau belum. Cara
seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.

Dalam penilaian kinerja membutuhkan banyak pertimbangan khusus,


seperti :

(1) Pertama, langkah – langkah kinerja yang harus dilakukan oleh


siswa dapat menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu ataupun
beberapa jenis kompetensi tertentu.
(2) Lalu yang kedua yaitu ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja
yang dinilai.
(3) Kemudian yang ketiga, kemampuan – kemampuan khusus yang
diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan segala macam tugas –
tugas pembelajaran.
(4) Keempat yaitu focus utama dari kinerja yang akan dinilai,
khususnya yang dinilai mengenai indicator isensial yang akan
diamati.
(5) Dan yang kelima, urutan dari kemampuan ataupun keterampilan
siswa yang akan diamati.

Pengamatan dalam kinerja siswa perlu dilakukan oleh guru dalam


berbagai konteks agar guru dapat menetapkan dari tingkat pencapaian
kemampuan dari siswa siswinya.

b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang
diwujudkan dalam bentuk pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok

10 | P a g e
dalam periode waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan oleh guru yang
berbentuk penugasan yang memiliki tujuan untuk mengukur sampai mana
kemampuan siswa siswinya dalam menghasilkan ataupun menciptakan suatu
karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan menggunakan
penilaian proyek guru dapat memperoleh infornasi yang berkaitan dengan
kemampuan siswanya dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis
informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan. Penilaian
ini dianjurkan untuk dilaksanakan karena dapat membantu mengembangkan
mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan
masalah, berpikir kreatif) dari siswa. Selama mengerjakan tugas proyek,
siswa dapat memperoleh kesempatan agar dapat mengaplikasikan sikap,
keterampilan dan pengetahuannya. Dengan begitu, pada setiap penilaian
proyek terdapat 3 hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru, antara
lain;
(1) Keterampilan siswa dalam memilih topic, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, memberi
makna atas informasi yang diperoleh, serta menulis laporan.
(2) Kesesuaian ataupun relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh siswa.
(3) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh kelompok siswa.

Penilaian proyek ini berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan


produk proyek. Penilaian produk ini memiliki maksud untuk menilai
terhadap kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu karya. Guru dapat
menilai produk secara analitik, yang berarti merujuk kepada seluruh kriteria
yang harus dipenuhi untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan juga
dapat melakukan penilaian secara holistic yang berarti merujuk pada
pemberian apresiasi terhadap produk yang dihasilkan oleh siswanya.

11 | P a g e
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang
dikenakan pada sekurnpulan karya siswa yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata
pelajaran dan disusun secara sistematis dan teroganisir yang dilakukan
selama kurun waktu tertentu. Proses penilaian portofolio dilakukan secara
bersama antara siswa dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan
fakta-fakta peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh
sebagai salah satu bukti bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai
proses serta pencapaian hasil belajar siswa. Melalui portofolio ini dapat
membantu guru untuk mengetahui secepat mungkin mengenai kekuatan dan
kelemahan siswanya dalam menguasai kompetensi dari suatu tema,
dikarenakan portofolio ini merupakan bagian terpadu dari pembelajaran.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-
hal seperti berikut ini, yaitu: kesesuaian, saling percaya antara pendidik dan
peserta didik, kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik,
kepuasan, milik bersama antara pendidik guru dan peserta didik, penilaian
proses dan hasil. Adapun hal – hal yang perlu dilakukan dalam menggunakan
portofolio, yakni ;
(1) Setiap siswa memiliki portofolio pribadi yang didalamnya
berisikan mengenai hasil belajar siswa dari setiap muatan
pelajaran atau setiap kompetensi.
(2) Menentukan hasil kerja apa saja yang perlu disimpan ataupun
dikumpulkan.
(3) Dibeberapa kesempatan waktu siswa diharuskan untuk membaca
catatan guru yang berisikan komentar dari guru, masukan dan
tindakan lebih lanjut harus dilakukan kepada siswa dalam rangka
siswa yang berkaitan dapat memperbaiki hasil kerja dan sikap.

12 | P a g e
(4) Siswa mempunyai kesadaran diri untuk menidaklanjuti komentar
guru.
(5) Catatan guru ataupun perbaikan dari hasil kerja siswa harus
diberikan tanggal, agar dapat memudahkan guru untuk melihat
perkembangan kemajuan belajar dari siswa siswinya.
Penilaian portofolio bias didapatkan dari hasil kerja individu ataupun
kelompok. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan
ataupun kemajuan belajar siswa. Misalnya, hasil karya mereka saat
menyusun puisi, surat, komposisi music, gambar, foto, resensi buku, laporan
penelitian, dan synopsis. Dari penilaian tersebut guru ataupun siswa dapat
melakukan perbaikan yang sesuai dan tepat dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
(1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
(2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis
portofolio yang akan dibuat.
(3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
(4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
(5) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
(6) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
(7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.

d. Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan
peserta didik berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar
ini dapat digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang
berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipelajari. Misalnya, perasaan

13 | P a g e
siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan yang dialami, atau keberhasilan di
dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai macam catatan
dan komentar yang dibuat siswa. Jurnal merupakan tulisan yang dibuat oleh
siswa untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh
dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan
pribadi siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun
kondisi proses pembelajaran di kelas.

e. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis dilakukan dengan memberikan jawaban isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang
termasuk dalam model penilaian otentik adalah penilaian yang berbentuk
uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi
dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Dalam menyusun
instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal seperti kesesuaian
soal dengan indikator pada kurikulum, konstruksi soal atau pertanyaan harus
jelas dan tegas, dan bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran
ganda.

f. Penilaian Diri
Penilaian diri (self-assessment) adalah suatu teknik penilaian di mana
siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu.
Dalam proses penilaian diri, bukan berarti tugas pendidik untuk menilai
dilimpahkan kepada siswanya saja dan terbebas dari kegiatan melakukan
penilaian. Dengan penilaian diri, diharapkan dapat melengkapi dan
menambah penilaian yang telah dilakukan pendidik. Untuk melaksanakan
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu memperhatikan hal-hal seperti:

14 | P a g e
menentukan tcrlcbih dahulu kompetensi atau aspek apa yang akan dinilai;
langkah berikutnya menentukan criteria penilaian yang akan digunakan;
merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman
penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk
melakukan penilaian diri; pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara
acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian
diri secara cermat dan objektif; dan pendidik menyampaikan umpan balik
kepada peserta didik yang didasarkan pada hasil kajian terhadap sampel hasil
penilaian yang diambil secara acak.

g. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman ini merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta siswa untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain
kompetensi, sikap, dan perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat
dilakukan secara berkelompok untuk mendapatkan informasi sekitar
kompetensi siswa dalam kelompok. Informasi ini dapat dijadikan sebagai
bahan menentukan pencapaian hasil belajar dari siswa.

h. Pertanyaan Terbuka
Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta siswa untuk
membaca materi pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka.
Penilaian ini lebih difokuskan terhadap bagaimana siswa mengaplikasikan
informasi daripada seberapa banyak siswa memanggil dan mengingat
kembali apa yang telah diajarkan. Pertanyaan terbuka tesebut harus dibatasi
supaya jawabannya tidak terlalu luas dan bermakna sesuai dengan tujuannya.

i. Menceritakan Kembali Teks atau Cerita


Menceritakan kernbali teks atau cerita merupakan model penilaian
otentik yang meminta siswa membaca atau mendengarkan suatu teks
kemudian menceritakan kembali ide pokok atau bagian yang dipilihnya.
Penilaian model ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

15 | P a g e
mengungkapkan kembali apa yang sudah dibaca tidak sebatas pada apa yang
didengar.

j. Menulis Sampel Teks


Menulis sampel teks adalah bentuk penilaian yang meminta siswa
siswinya untuk menulis teks narasi, ekspositori, persuasi, atau kombinasi
berbeda dari teks-teks tersebut. Penggunaan model penilaian ini disarankan
menggunakan rubrik yang dapat menilai secara analitis dan menyeluruh
dalam ranah penulisan, seperti kosakata, komposisi, gaya bahasa, konstruksi
kalimat, dan proses penulisan.

k. Eksperimen atau Demonstrasi


Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi para siswa diminta
untuk melakukan eksperimen dengan bahan sebenarnya atau
mengilustrasikan bagaimana sesuatu bekerja. Untuk penialaian siswa dapat
dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan semua aspek yang dilakukan
sesuai dengan karakteristik materi yang dieksprimenkan.

l. Pengamatan
Pada penilaian dengan pengamatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengamati perhatian dari siswa siswinya dalam mengerjakan tugas,
responnya terhadap berbagai jenis tugas, atau interaksi antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain ketika sedang bekerja kelompok. Pengamatan dapat
dilakukan dalam pembelajaran secara spontan maupun dengan perencanaan
sebelumnya.

16 | P a g e
BAB 3
PENUTUP

1. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa penilaian
autentik adalah penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar yang
menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama
maupun setelah proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam makalah ini
juga memuat jenis – jenis penilaian autentik serta ciri – ciri ataupun karakteristik
dari penilaian autentik.

2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Dari materi
yang kelompok kami paparkan di atas, kami menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan kekeliruan atas materi tersebut untuk itu kami sebagai penulis
memohon maaf sebesar – besarnya. Untuk memperbaiki kualitas, maka kami selaku
penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah yang kami buat menjadi
lebih baik

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Jakarta:
Rajawali Pers

Trianingsih, R. (2014). Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Tematik


Terpadu Di Mi/Sd.

Udin Syaefudin Sa’ud. 2013. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

YUBALI ANI, M. (n.d.). PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013.


Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013, 745 - 746.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai