Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE TIM KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

RESI PURNAMA SARI (1826010040)


ENDANG SRI MULYANI (1826010043)
RIZKI DIAN LOKITASARI (1726010042)
CHELLY MASITA (1826010057)
LINGWE ERLANGGA (1826010058)
MUHAMAD YOGA FATHANAH (1826010065)

Dosen Pengampu : Ns. Dian Dwiana,. S.Kep. M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan Makalah yang merupakan
tugas pada mata kuliah Manajemen Keperawatan yang berjudul “Metode Tim
Keperawatan”.
Penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Ibu Ns. Dian Dwiana,. S.Kep.
M.Kep selaku Dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan dan
bimbingan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan Semua
anggota kelompok 2.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan dan penyusunan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
perbaikan proposal ini.
Akhirnya atas semua bantuan yang diberikan semoga Allah SWT
membalas semua budi baik kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Bengkulu, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTRA ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II KONSEP TEORI


A. Definisi Metode Tim....................................................................................3
B. Tujuan Metode Tim......................................................................................3
C. Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan................................................................5
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim.....................................................5
E. Tanggung Jawab dalam Metode Tim...........................................................7
F. Langkah-Langkah Pelaksanaan....................................................................9

BAB III SKENARIO


A. Skenario Role Play Metode Tim................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 14
B. Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

iii
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi
dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan
mutu asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok
ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta
memiliki pengetahuan dibidangnya (registered nurse). Pembagian tugas
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group dan
ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group atau tim.
Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim
melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan terhadap klien
Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk
mengurangi masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan
pasien. Banyak orang yang yakin bahwa, meskipun kekurangan staf
keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien harus
dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang
menyertai keperawatan fungsional.
Pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan
tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak
memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima
bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang
etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan

iv
dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari
perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. Ketua tim
(perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim
juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim
dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil
dan asuhan keperawatan.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana metode tim
dan skenarionya dalam keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini untuk mengetahui metode tim dan
skenarionya dalam keperawatan.

D. Manfaat
Manfaat dalam penulisan ini agar mahasiswa dapat memahami tentang
metode tim dan skenarionya dalam keperawatan.

v
BAB II
KONSEP TEORI

A. Definisi Metode Tim


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 2014). Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan
mutu asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok
ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta
memiliki pengetahuan dibidangnya (registered nurse). Pembagian tugas
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group dan
ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group atau tim.
Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim
melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan terhadap klien

B. Tujuan Metode Tim


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan
transfer of experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan

vi
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Menurut Kron & Gray (2018) pelaksanaan model tim harus berdasarkan
konsep berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga
professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab
keperawatan harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang
untuk keberhasilan asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu
tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama
dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager).
selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh
perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung
jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas
dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan
penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah

vii
tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan
mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan
pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang
perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.

C. Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan


1. Suatu  model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu    team terhadap  satu
atau sekelompok klien/pasien
2. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten,
mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi,
dan  memimpin
3. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua   aktifitas team harus terkoordinasi
secara baik
4. Semua anggota team  harus paham terhadap permasalahan klien –
intervensi dan dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara
periodik dan berkesinambungan
5. Dalamproses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap 
shift dinas (P- S – M)    Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis
pasien

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim


Menurut Tappen (2015), ada beberapa elemen penting yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat
penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya
2. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim

viii
3. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien
4. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses.
Komunikasi meliputi:
a. Penulisan perawatan klien
b. Rencana perawatan klien
c. Laporan untuk dan dari pempinan tim
d. Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien
e. Umpan balik informal diantara anggota tim
Kelebihan
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3. konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar
4. Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5. Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-
beda secara afektif
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yanvg diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggunga jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas
Kelemahan
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai
perawat pemimpin maupun perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya
tidak diimplementasikan dengan total

ix
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

E. Tanggung Jawab dalam Metode Tim


Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan keperawatab
meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Tanggung Jawab Kepala Ruangan
a. Menetapkan standar kerja yang diharapkan sesuai denganstandar
asuhan keperawatan
b. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
c. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan
kepemimpinan
d. Menjadi narasumber bagi ketua tim
e. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode atau
model tim dalam pemberian asuhan keperawatan
f. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangannya
g. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada
diruangannya
h. Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya
i. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,
kemudian menindak lanjutinya

x
j. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemempuan melalui riset
keperawatan
k. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
2. Tanggung Jawab Ketua Tim
a. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan denagn kepala
ruangan
b. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruanga
c. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota tim
d. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medic
e. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui konferens
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya
g. Menyelenggarakan konferensi
h. Melakukan kolaborasi denagn tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
i. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab
timnya
j. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
3. Tanggung Jawab Anggota Tim
a. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan
b. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah
diberikan berdasarkan respon klien
c. Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan
d. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim
e. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
f. Memberikan laporan

xi
Kepala Ruangan

Kepala Tim Kepala Tim

Perawat Pelaksanaan Perawat Pelaksana

Pasien Pasien

F. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan
tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni
apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim
adalah:
a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
b. Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan
medis
c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok
dan memberikan bimbingan melalui konferensi
d. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai
serta mendokumentasikannya.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana asuhan
keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui
berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang
merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.

xii
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim
membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai
dengan kemampuan mereka.
4. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil
baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan
diharapkan telah:
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan
kepemimpinan
d. Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim
keperaawatan
e. Menjadi narasumber bagi ketua tim
f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan
g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

xiii
BAB III
SKENARIO

A. Skenario Role Play Metode Tim


1. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Role Play metode tim
Hari/tanggal : November 2021
Tempat : Ruang Melati Bedah
Pelaksana : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana.
2. Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan
Timbang Terima 1. Setengah jam sebelum kegiatan timbang terima
(Operan) (operan) dilaksanakan ketua tim melaporkan hal-
hal yang perlu disampaikan kepada kepala ruangan.
2. Setelah semua personil yang akan melanjutkan
dinas berikutnya telah hadir, kepala ruangan, ketua
tim, perawat pelaksana yang sedang dinas maupun
yang akan berdinas berkumpul untuk melaporkan
keadaan pasien meliputi jumlah pasien, identitas
pasien beserta diagnosa, klarifikasi keluhan pasien,
intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan,
persiapan tindakan selanjutnya, diikuti dengan
membaca doa
3. Kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana
yang bertanggung jawab mengunjungi pasien
membahas tentang setiap pasien tidak lebih dari 5
menit.
4. Setelah operan pasien umunya diikuti dengan
operan barang/alat dan obat-obatan.
Pre Conference 1. Semua perawat berkumpul kembali untuk
membahas hal- hal yang perlu di klarifikasi
kembali atau yang bersifat rahasia atau yang kurang

xiv
etis bila disampaikan saat timbang terima, seluruh
peserta dapat bebas menyampaikan pendapat
2. Kepala ruangan atau Ketua Tim melakukan
pembahasan menganai rencana tindakan kegiatan
yang dilaporkan, diikuti dengan membaca doa
dipimpim oleh kepala ruangan.
Pelaksanaan 1. Perawat melakukan kegiatan asuhan mulai dari
Kegiatan Asuhan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan dokumentasi.
2. Kepala ruangan atau Ketua Tim melakukan tugas
manajerialnya dengan melakukan supervisi dan
ronde keperawatan
Role Play Supervisi
a. Ketua tim melaporkan kepada kepala ruangan
bahwa akan dilakukan supervisi, tujuan dan
sasarannya.
b. Ketua tim memanggil perawat pelaksana yang
akan disupervisi untuk menemuinya diruang
khusus.
c. Ketua tim menjelaskan maksud tujuan
dilakukannya supervisi kepada perawat
pelaksana dan melakukan kontrak.
d. Perawat pelaksana menemui ketua tim sesuai
kontrak waktu yang telah disepakati bersama.
e. Ketua tim dan perawat pelaksana menemui
pasien yang akan diberikan tindakan
keperawatan dengan melihat terlebih dahulu
persiapan yang telah dilakukan perawat
pelaksana.
f. Setelah selesai katim mempersilahkan perawat
pelaksana untuk membereskan alat-alat terlebih
dahulu dan menyuruh menemuinya diruangan
khusus.
g. Selanjutnya dilakukan tindakan evaluasi,
mengeksplorasi perasaan, mengeksplorasi
pengetahuan, feedback (klarifikasi), Advire
(menilai), Follow up (perbaikan).

Role Play Ronde

xv
a. Ketua tim menyiapkan proposal , status pasien,
dan informed consent pada pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan dan lapor kepada
kepala ruangan.
b. Kepala ruangan memfasilitasi pelaksanaan
ronde keperawatan dengan menghubungi
orang-orang terkait dalam pelaksanaan ronde
keperawatan, misalnya dokter, ahli gizi,
fisioterapi, dll.
c. Setelah semua berkumpul ketua tim
menjelaskan masalahnya dan tujuan
dilakukannya ronde keperawatan.
d. Seluruh personil yang terkait menemui pasien
untuk menjustifikasi penjelasan ketua tim.
e. Seluruh personil berkumpul kembali diruangan
untuk membicarakan langkah selanjutnya.
Middle Conference Ketua tim dan perawat pelaksana membahas tentang
kegiatan yang sudah dilakukan di tengah waktu dinas
agar didapatkan evaluasi lebih awal dari asuhan
keperawatan yang telah dilakukan dan memperbaiki
perencanaan bila diperlukan
Post Conference Kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana
membahas tindakan yang telah dilaksanakan serta
program selanjutnya sebelum timbang terima/operan
pada shift berikutnya

xvi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan
tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
metode ini juga didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak
memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf berhak menerima
bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang
terbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan
dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari
perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. Ketua tim
(perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim
juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim
dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil
dan asuhan keperawatan.

B. Saran
Berusaha dan selalu bekerja sama akan membawa kita menuju
keberhasilan dalam menyelesaikan masalah dan mengerjakan tugas. Serta
melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab akan membuat kita semakin
menjadi dewasa dan mandiri.
Makalah ini masih belum cukup sempurna dan masih ada banyak
kesalahan sehingga kami mohon kritik dan saran yang membangun guna
untuk menyempurnakan makalah kami yang selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2017. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesionaled.2. Jakarta: Salemba Medika

Rusdi, I. 2018. Model Pemberian Asuhan Keperawatan (nursing care delivery


models), diakses 4 Juni 2016

Somantri, I. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional, FIK-UNPAD,


diakses pada 4 Juni 2016

Maequis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan :teori &


aplikasi.Ed.4.Jakarta.EGC

Kuntoro, agus. 2010. Buku Ajar Menejemen Keperawatan. Yogyakarta : nuha


medika

15

Anda mungkin juga menyukai