Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PIDATO SEBAGAI SALAH SATU KETERAMPILAN BERBAHASA

Disusun oleh:
Rahmad Junaidi
(1019040024)

Dosen Pengampu:
Denny Oktavina R., S.Pd., M.Pd.

PROGAM STUDI D4 TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Berbicara Menurut Para Ahli............................................3
2.2 Jenis-jenis Berbicara.......................................................................5
2.3 Prinsip Umum yang Mendasari Kegiatan Berbicara......................6
2.4 Pengertian Pidato Menurut Para Ahli.............................................6
2.5 Syarat yang baik dalam berpidato...................................................7
2.6 Memilih topik pidato.......................................................................8
2.7 Persiapa sebelum berpidato............................................................10
2.8 Petunjuk untuk memulai pidato......................................................11
2.9 Teknik penyampaian pidato............................................................12
2.10 Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Membaca Teks Pidato.14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................15
3.2 Saran.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa adalah sebuah alat komunikasi. Komunikasi adalah rangkaian
perbuatan komunikasi atau speech acts yang dipergunakan secara sistematis untuk
menyelesaikan atau mencapai maksudmaksud tertentu. Artinya, komunikasi
merupakan elemen penting bagi manusia sebagai makhluk sosial yang mendirikan
hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Hal ini menjadi
penting, karena tak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan ini sebagai manusia
normal kita tidak mungkin lari dari kenyataan bahwa dalam berinteraksi dengan
sesama manusia harus menggunakan suatu bentuk atau cara yang disebut komunikasi,
khususnya bahasa verbal atau lisan.
Salah satu dari sekian banyak jenis keterampilan bahasa yang penting untuk
dimiliki oleh setiap orang untuk berkomunikasi adalah keterampilan berbicara.
Keterampilan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang di dalam
kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah maupun timbal
balik. Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara yang baik, akan memiliki
kemudahan di dalam pergaulan, baik di rumah, di kantor, maupun di tempat lain.
Dengan keterampilan berbicara segala pesan yang disampaikan akan mudah dipahami
sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja.
Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan adalah pidato. Peranan
pidato, ceramah, penyajian lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal
yang penting. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat mengusai massa,
dan berhasil memaparkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain.
Pembicara yang baik memiliki keberanian, ketenangan sikap di depan massa, sanggup
mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, serta mampu menampilkan gagasan-
gagasannya secara lancar dan teratur, serta memperlihatkan sikap dan gerak-gerik
yang tidak canggung. Hal ini bermakna bahwa pembicara harus memahami betul
bagaimana cara berbicara yang efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat
menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif pula.
Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa
yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Bahkan keberhasilan
seseorang dalam meniti karier, dapat juga ditentukan oleh terampil tidaknya ia
berbicara. Untuk itulah, sudah seharusnya di sekolah, terutama Sekolah Dasar,

1
membekali peserta didiknya dengan memperbanyak latihan keterampilan berbicara.
Semua aktivitas manusia yang terencana didasarkan pada bahasa. Bahasa mempunyai
bentuk dasar berupa ucapan atau lisan jadi jelas bahwa belajar bahasa pada
hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, dan komunikasi itu adalah berbicara.
Berpidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan
dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa
diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk atau
mempengaruhi. Berpidato berhubungan erat dengan retorika (rhetorica), yaitu seni
menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang
sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti:
pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, terknik dan etika dalam
berpidato.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengertian mengenai berbicara?
2. Bagaimana pengertian dari pidato?
3. Bagaimana teknik penyampaian dalam berpidato?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian berbicara
2. Mahasiswa mengetahui pengertian dari pidato
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teknik penyampaian pidatro dengan baik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Berbicara Menurut Para Ahli


Berbicara adalah salah satu keterampilan dalam belajar bahasa. Artinya,
semua pelajar bahasa Inggris diharapkan bisa berbahasa Inggris dan
menyampaikan pendapatnya, baik lisan maupun tulisan, dalam Bahasa Inggris.
Berbicara dan menulis dianggap sebagai keterampilan produktif, dalam hal lain
mendengarkan dan membaca dianggap keterampilan. Berbagai definisi berbicara
dinyatakan oleh beberapa ahli.
Menurut Harmer (dalam Kurniati dan Ervina,2019), berbicara adalah
keterampilan yang melibatkan beberapa jenis organ bicara dari pengguna bahasa.
Selain itu, Long dan Jack (dalam Kurniati dan Ervina,2019), menyatakan bahwa
berbicara adalah serangkaian kemampuan yang kompleks yang melibatkan
banyak komponen; termasuk pengucapan, pendengaran, dan keterampilan tata
bahasa. Dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah kemampuan menghasilkan
bahasa secara lisan yang terdiri atas komponen lain untuk menghasilkan bahasa
lisan yang baik. Keterampilan berbicara adalah kemampuan yang berfungsi untuk
mengekspresikan gagasan, perasaan, pikiran, dan kebutuhan secara lisan Hornby
(dalam Kurniati dan Ervina,2019). Tujuan utama pengajaran keterampilan
berbicara adalah kefasihan mulut ; kemampuan untuk mengekspresikan diri secara
jelas; wajar, akurat, dan tanpa keraguan yang tidak semestinya. Singkatnya,
kemampuan berbicara adalah kemampuan yang kompleks untuk menggunakan
bahasa dalam mengekspresikan diri dengan suara biasa.
Menurut Anwar(2011) Ada banyak ketrampilan dalam berbahasa, salah
satunya adalah berbicara. Berbicara merupakan suatu komunikasi langsung
dengan menyampaikan ide, gagasan, pendapat, maupun pesan yang lainnya.
Keterampilan berbahasa bagi manusia sangat diperlukan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam keterampilan berbahasa terdapat 4 (empat) aspek yaitu
berbicara, menulis, membaca dan menyimak. Jika seseorang mempunyai
keterampilan bahasa tersebut, maka akan lebih mudah mendapatkan informasi dan
berkomunikasi dengan orang baik secara lisan maupun tulisan. Bagi sebagian
3
orang mungkin berpendapat bahwa berbicara itu mudah dan tidak memerlukan
proses. Namun, berbeda pada posisi resmi dengan berbicara di depan banyak
orang seperti pidato, memberikan sambutan, bercerita, dan sebagainya. Berbicara
di depan banyak orang dengan kondisi yang resmi diperlukan proses belajar agar
memiliki keterampilan berbicara yang baik. “To enunciate well, perform
professionally, and satisfy an audience, one should become familiar with the
elements of communication and use them in one's presentations”. Maksudnya
bahwa untuk mengucapkan dengan baik, tampil secara profesional, dan
memuaskan audiens, orang harus terbiasa dengan unsur-unsur komunikasi dan
menggunakannya dalam presentasi seseorang. Keterampilan berbicara merupakan
salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Keempat aspek keterampilan
berbahasa (language skills) yaitu antara lain: keterampilan menyimak (listening
skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca reading
skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Oleh karena itu, dengan
mempelajari salah satu keterampilan berbahasa akan melibatkan keterampilan
berbahasa yang lainnya.
Haryadi dan Zamzani (dalam Riadi, 2013) mengemukakan bahwa secara
umum berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran,
isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga
maksud tersebut dapat dipahami orang lain. Sedangkan menurut Tarigan (dalam
Riadi, 2013), berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, yang dibuktikan. Maksudnya
adalah berbicara merupakan tindakan atau proses manusia yang unik untuk
berbagi dan bertukar informasi, ide, dan emosi menggunakan bahasa lisan.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud bisa
berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang lain. Keterampilan hanya
dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan, Tarigan
(dalam Riadi, 2013). Kemampuan berbicara ini dilatih dengan tujuan untuk
mempermudah memahami maksud yang disampaikan oleh orang lain dalam
berkomunikasi. Kemampuan berbicara tidak diperoleh dengan sendirinya.
Kemampuan ini dikembangkan lewat jalur sekolah, melalui program yang
direncakan secara khusus dan latihan-latihan, Keterampilan berbicara merupakan
4
keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan
kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
Sebagai perluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible ) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh
manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling
pengertian , komunikasi, timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya. Berbicara merupakan salah satu keterampilan bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, dalam berbicara,bahasa juga diperhatikan
dalam penggunannya.Bahasa hadir dalam kehidupan manusia karena manusia
membutuhkanya untuk berkomunikasi . Di era mea bahasa menjadi faktor penting
dalam berkomunikasi.
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa berbicara lebih daripada sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata
saja, melainkan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang
disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau
penyimak. Sintesis : Berbicara adalah salah satu cara yang digunakan manusia
untuk menyampaikan sesuatu berupa pikiran,perasaan maupun gagasan secara
langsung kepada orang lain agar orang lain dapat mengerti apa yang
dimaksudkan.

2.2 Jenis-jenis Berbicara


Penjabaran tentang tujuan berbicara tersebut diharapkan mampu
memperlurus apa yang akan kita sampaikan kepada orang lain dan mengemasnya
dengan sesuatu yang unik dan menarik agar mudah dipahami. Sejalan dengan itu
untuk menyampaikan infromasi kepada orang lain tentunya kita juga harus
mengetahui jenis-jenis berbicara itu sendiri. Dalam penyampainnya setiap jenis
memiliki keunggulannya dan caranya tersendiri. Jadi, kita tidak memahami apa
saja jenis yang ada dalam berbicara kemungkinan besar kita akan salah
menyampaikan informasi kepada pendengar.

5
Jenis-jenis berbicara terbagi atas tiga macam, yaitu :
a) Persuasif, Persuasif berarti membujuk secara halus agar orang lain merasa
yakin terhadap apa yang kita maksudkan. Untuk lebih meyakinkan pendengar
sebaiknya teks pidato yang disusun harus berdasarkan argumentasi yang logis,
masuk akal serta dapat dipertanggungjawabkan. Biasanya pidato jenis ini berisi
tentang himbauan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
bermasyarakat, kesehatan, dan lain-lain;
b) Instruktif, Instruktif berarti memberitahukan atau mengabarkan suatu informasi
kepada pendengar. Pada jenis ini juga menghendaki reaksi pendengar berupa
suatu pengertian yang tepat;
c) Rekreatif, Rekreatif berarti menyenangkan untuk menghibur pendengar
sehingga muncul suatu kegembiraan saat mendengarkan dan tentunya tergugah
untuk mengikuti apa yang diucapkan oleh pembicara. Pada jenis ini pembicara
mengendaki rekasi pendengar berupa minat dan kegembiraan.

2.3 Prinsip Umum yang Mendasari Kegiatan Berbicara


a. Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat dilakukan
oleh satu orang dan hal ini sering terjadi misalnya oleh orang yang sedang
mempelajari banyak bunyi-bunyi bahasa serta maknanya atau oleh seseorang
yangmeninjaukembali.
b. Menggunakan sandi linguistik yang dipahami bersama, bahkan andai kata pun
dipergunakan dua bahasa namun setting pengertian, pemahaman bersama itu
tidak kurang pentingnya.
c. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan, kedua pihak partisipan yang
memberi dan menerima dalam pembicaraan sating bertukar sebagai
pembicara dan penyimak.
d. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan lingkungan dengan
segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi
yang nyata atau yang diharapkan, dan sang penyimak sebaliknya. Jadi
hubungan itu bersifat timbal balik antara dua arah.
e. hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara
atau bunyi bahasa dan pendengaran vocal and auditory apparatus.
2.4 Pengertian Pidato Menurut Para Ahli
6
Pidato merupakan salah satu ketrampilan berbicara. Pidato adalah
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang
banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Menurut
Saksomo (dalam Kusuma,2019) , berpidato merupakan penampilan diri seseorang
di hadapan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan
rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan
tergerak pikirannya. Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau sekumpulan
orang untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati
hari-hari besar dan lain sebagainya .
Pidato dalam bentuk khotbah juga merupakan salah satu keterampilan
berbicara yang sering digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Menurut Anton M.
Moelionodalam (dalam Kusuma,2019), khotbah berarti pidato (terutama yang
menguraikan tentang agama). Kata khotbah berasal dari bahasa Arab khutbah arti
nya adddres, speech, harangue, orati on ‘amanat, pi dato’ menurut Baal -Baki
(dalam Kusuma,2019).
Menurut Arsjad (dalam Kusuma,2019) berpidato adalah menyampaikan
dan menanamkan pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak
ramai dan bermaksud meyakinkan pendengarnya. Emha Abdurrahman (dalam
Kusuma,2019), pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum untuk
menyampaikan uraian atau pendapat yang dilakukan oleh seseorang secara lisan
mengenai sesuatu hal atau masalah dengan menggunakan kalimat yang jelas di
hadapan orang banyak pada waktu tertentu.Pidato merupakan wacana yang
disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Pidato umumnya ditujukan kepada
orang atau sekumpulan orang untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan
tamu, memperingati hari-hari besar tertentu dan lain sebagainya. Pidato adalah
suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak
dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya, Wirajaya (dalam
Kusuma,2019)

2.5 Syarat yang baik dalam berpidato


Pidato yang baik tidak lepas dari berbagai syarat yang harus dicapai oleh
setiap orang yang melakukan pidato. Berpidato memiliki tujuan untuk mengajak
7
orang lain sesuai dengan gagasan yang kita miliki. Tetapi, tidak semua orang
mampu menyampaikannya dengan runtut dan baik. Syarat pidato yang baik berisi
tentang adanya pokok masalah atau isi yang akan diuraikan. Sudah seharusnya
kita menguasai dan cakap dalam menyampaikan permasalahan yang diangkat.
Sulistyowati (dalam Kusuma,2019) menyatakan bahwa “To communicate
effectively, we should organize the messages that we want to convey through
conversation clearly”. Selain itu dalam berpidato sudah seharusnya apa yang kita
sampaikan mengandung pengetahuan dan dapat dipertanggungjawabkan. Ada
tujuan yang ingin dicapai bersama dan hubungan antara pembicara, topik, dan
pendengar terjalin hubungan yang harmonis. Jika hal tersebut dipenuhi maka
berpidato akan terasa sangat mudah dan dapat memukau orang lain. Seperti yang
diuangkapkan Romadlon (dalam Kusuma,2019) “It means that strategies in
communicating puts an important role to reach the goal of the interaction or the
communication”.
Melengkapi dari pendapat diatas Menurut Aristoteles, Komposisi pidato
yang baik berisi tiga hal yakni; Kesatuan (Unity), Pertautan (cohe rence ), Titik
berat (emphasis). Kesatuan berarti satunya isi. Tidak keluar dari jalur yang telah
ditentukan atau tema yang telah ditetapkan, tujuan dan sifat, kemudian pertautan
antara isi dan gagasan. Gagasan yang kita kemukakan harus sejalan dengan isi
pidato yang kita sampaikan. Ajakan yang membangun juga harus berkaitan
dengan tema, isi, dan gagasan. Setelah itu beberapa gagasan harus ditonjolkan,
beberapa lagi dikebelakangkan, sebagian lagi ditekankan, sebagian lagi diuraikan.
Menurut Aristoteles, pesan harus dibagi dalam beberapa bagian yang berkaitan
secara logis yang diatur menurut susunan berpikir manusia .

2.6 Memilih topik pidato


Pidato yang berkualitas dapat dilihat dari topik yang diangkat oleh
pembicara dalam menyampaikan gagasannya. Semakin unik dan menarik topik
yang dipilih, antusias pendengar pun akan semakin baik. Sehingga topik
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam lancar tidaknya pidato.
Sebaiknya topik sudah dikenal atau diketahui untuk dapat memperoleh keterangan
tentang topik tersebut. Sehingga pendengar akan mudah memahami apa yang akan
disampaikan oleh pembicara. Agar jauh lebih menarik alangkah lebih baiknya
8
topik yang diambil bersifat kontemporer. Topik yang disampaikan hendaknya
menarik perhatian pembicara. Selain menarik perhatian pendengar, topik juga
sangat berpengaruh terhadap kualitas. Topik yang dibicaraka tidak boleh
melampaui daya tangkap pendengar, atau sebaliknya. Reaksi dari pendegar
merupakan hal yang menggambarkan kualitas kita pada saat berpidato, sehingga
komunikasi antara pendengar dan pembicara harus baik serta sejalan agar dapat
saling berhubungan satu dengan yang lain. Oleh karena itu pemilihan bahasa
sangat penting dalam hal ini, agar keduanya memiliki kecocokan satu dengan
yang lain. Sejalan dengan hal ini bahwa bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar manusia.
Tanpa komunikasi manusia tidak dapat bersosialisasi. Tips yang terakhir adalah
topik yang dibahas harus dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Pidato yang dikatakan berhasil pasti akan mengerti apa yang akan ia sampaikan
dan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Menurut Rakhmat (dalam Rumapea,2012), untuk menentukan topik
yang baik, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1 Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan retor. Topik yang
paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan retor lebih tahu
daripada khalayak, retor lebih ahli dibandingkan kebanyakan pendengar.
2 Topik harus menarik minat retor. Topik yang menarik dibicarakan tentu
saja topik yang paling disenangi dan menyentuh emosi retor. Contohnya
retor akan dapat berbicara lancar tentang perlunya tindakan tegas bagi
pencopet, karena sudah tiga kali dompet retor dicopet orang.
3 Topik harus menarik minat pendengar. Kita bicara untuk orang lain, dan
jika tidak ingin ditinggalkan pendengar, retor harus berbicara tentang
sesuatu yang mereka minati. Walaupun hal yang menarik perhatian
khalayak sangat bergantung pada situasi dan latar belakang khalayak,
namun hal-hal berikut ini dapat menarik perhatian secara umum: hal-hal
yang baru dan eksotik, human interest, petualangan, suspense, konflik,
ketidakpastian, ada hubungan dengan keluarga, mempunyai nada dramatis,
persoalan yang dianggap penting, rahasia, humor, atau hal-hal yang
menunjukkan faedah yang nyata bagi khalayak.

9
4 Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar. Betapa pun baiknya
topik, bila tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik tersebut bukan saja
tidak menarik tetapi bahkan menyusahkan khalayak.
5 Topik harus terang ruang-lingkup dan pembatasannya. Topik tidak boleh
terlalu luas, sehingga menyebabkan setiap bagian hanya memperoleh
ulasan sekilas.
6 Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi. Topik dalam orasi ilmiah
sudah pasti berbeda dengan topik jamuan makan. Upacara , peringatan atau
situasi tertentu menentukan topik apa yang harus diulas. Selain itu, topik
harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Waktu berpidato akan
mempengaruhi luas sempitnya pembicaraan.
7 Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain.

2.7 Persiapan sebelum berpidato


Dalam berpidato, ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan.
Persiapan tersebut mulai dari persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan
materi. Persiapan fisik bisa dilakukan dengan olahraga secara teratur dan rutin,
menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu atau merusak
tenggorokan (suara), istirahat yang cukup sesuai dengan wakktu yang sudah
ditentukan dan usahakan untuk menghindari berbagai masalah yang tidak ada
kaitannya dengan topik pembicaraan. Yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah
persiapan mental antara lain dengan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan
yang Maha ,meningkatkan akhlak / moral, melakukan dialog dengan diri sendiri.
Terakhir adalah persiapan materi, antara lain menentukan topik terlebih dahulu,
tetapkan judul pembicaraan, periksa pengetahuan yang ada dalam pikiran kita
sendiri,cari berbagai buku atau sumber yang mendukung materi tersebut dan
membuat kerangka pidato.
Persiapan sebelum melakukan berbagai kegiatan adalah alngkah awal
dalam menentukan sukses tidaknya seseorang pada langkah selanjutnya. Begitu
juga pada pidato, terdapat persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk
menghasilkan suatu pidato yang memukau. Persiapan awal yang kita lakukan
adalah menentukan tema dan menyempitkan tema pembicaraan. Tema yang
terlalu luas akan memersulit kita dalam menyampaikan gagasan yang ada.
10
Penyempitan tema sangat berpengaruh dalam pidato, karena dengan melakukan
hal ini kita akan semakin paham dengan tema yang diangkat serta akan
mengungkapkan data-data yang tentunya lebih akurat.
Tahap selanjutnya adalah dengan menentukan tujuan pidato, mantapkan
niat kita dalam penyampaian pidato. Tujuannya hanya sebagai hiburan,
penyampaian hal-hal terbaru atau menyampaikan gagasan yang kita miliki yang
didukung dengan berbagai fakta yang terjadi. Dengan begitu pidato yang akan kita
tampilkan jauh lebih berkualitas dan tepat. Tidak lupa kita harus juga
memperhatikan suasana pendengar. Siapa yang akan kita hadapi saat berpidato,
bagaimana kemungkinan terburuk yang akan terjadi dan hal-hal apa yang akan
kita lakukan untuk mencairkan suasana pada saat ini. Mempersiapkan dan
mengumpulkan bahan serta menyusun kerangka. Bahan yang akan kita sampaikan
merupakan inti dari persiapan sebelum berpidato.
Pidato yang direncanakan tentunya akan memiliki kualitas yang jauh lebih baik
daripada pidato yang bersifat seketika. Maka, kita wajib mempersiapkan materi
dan hal-hal apa yang akan kita sampaikan kepada pendengar. Bahwa dalam
menulis teks pidato, yang pertama dilakukan adalah menjelaskan bagian-bagian
naskah pidato kemudian menentukan tema untuk dibuat kerangka pidato yang
selanjutnya dikembangkan menjadi naskah pidato utuh. Setelah itu kita juga wajib
untuk mengembangkan bahan-bahan yang telah didapatkan dan terakhir latihan
dengan suara yang nyaring agar mampu menempatkan posisi-posisi suara dengan
tepat.

2.8 Petunjuk untuk memulai pidato


Pidato dimulai tidak asal-asalan, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai petunjuk dalam memulai pidato. Tips memulai pidato agar
dapat terlihat lancar dan menarik yang pertama yaitu memulai dengan setenang
mungkin dan berpikir sesuatu yang positif. Ketika pikiran kita dapat tenang dan
positif maka tidak akan terasa grogi bahkan keringat dingin. Penyampaian
gagasanpun akan terlihat sangat indah dan tepat. selain itu kita juga menjadi
fokus dengan materi yang akan disampaikan. Seperti pendapat yang

11
dikemukakan oleh Harsono,dkk. (2012). bila memiliki minat membaca yang
tinggi diharapkan akan mencapai kemampuan pemahaman yang tinggi. Untuk
dapat lancar dalam penyampaian gagasan, seseorang juga wajib memiliki minat
baca yang tinggi. Hal ini tentunya akan berkaitan dengan penjabaran materi yang
akan disampaikan. Selanjutnya , jangan memulai pidato dengan membaca dan
terikat pada teks, tetapi berbicaralah dengan bebas.
Ada beberapa prinsip membuka pidato yang harus dihindari dan yang
harus dilakukan oleh juru pidato atau orang yang akan berpidato. Prinsip-prisip
tersebut antara lain jangan membuka pidato dengan bahasa yang bertel-tele atau
berputar-putar yang dapat membuat pendengar bosan. Butalah kata-kata pemula
yang singkat tapi menarik hati dan mengenai sasaran, yaitu ada hubungannya
dengan pokok masalah yang dibicarakan. Sebaiknya jangan membuat kat-kata
pembuka yang lucu, karena pendengar telah siap mendengarkan ceramah atau
pidato dan bukan badut. Jangan membuka pidato dengan kata-kata ‘bahwa
sebenarnya anda belum siap berpidato”.
Pada awal permulaan pidato, berilah tatapan hangat kepada pendengar
untuk terbiasa dengan gaya yang akan kamu tampilkan. Dengan ini, penonton
akan dengan mudah mengikuti alur yang kamu berikan. Jangan memulai dengan
meminta maaf, pidato yang baik tidak diawali dengan meminta maaf teetapi
dengan bersyukur atas segala karunia Tuhan dan salam hormat kepada
pendengar. Sebelum memulai berbicara alangkah lebih baiknya kita bernafas
dengan sedalam-dalamnya untuk merilekskan tubuh kita akan selalu tetap tenang
dan santay. Hal yang terakhir adalah mulailah berbicara jika seluruh ruangan
sudah tenang, jangan sampai kamu berbicara saat ruangan masih berisik dan
gaduh. Jika hal itu kamu lakukan hanya akan memecahkan konsentrasi kalian
terhadap apa yang akan disampaikan.

2.9 Teknik penyampaian pidato


Penyampaian pidato tidak dapat dilakuakan dengan sembarangan.
Terdapat teknik-teknik dalam penyampaian pidato yang perlu diperhatikan oleh
pembicara. Teknik tersebut antara lain pidato disampaikan dengan bahasa yang
baik dan tidak terlalu sukar serta komunikatif. Penggunaan ragam bahasa yang
tepat adalah ragam bahasa baku yaitu bahasa Indonesia agar dipahami oleh
12
semua. Untuk memermudah pemahaman pendengar, bahasa yang kita gunakan
juga harus yang populer dan banyak diketahui oleh orang lain agar tidak terjadi
salah pemahaman antara pembicara dan pendengar. Pada saat berpidato sudah
seharusnya kita memberikan kesempatan kepada pendengar untuk merespon apa
yang kita katakan, agar menghasilkan suasana yang tertata. Teknik kedua adalah
Suara harus jelas. Pembicara harus memliki suara yang jelas, agar pendengar
juga mampu menerima informasi yang disampaikan tanpa susah payah
mendekatkan telinga mereka.
Teknik yang ketiga adalah Nada suara teratur dan baik (tidak monoton).
Vokal dan intonasi pada hal ini sangat berpengaruh, agar pembicara tidak bosan
mendengar gagasan yang kita sampaikan. Sudah seharusnya kita dapat mengolah
vokal dengan baik, agar pidato yang disampaikan memiliki daya tarik tersendiri.
Teknik selanjutnya adalah Selingi humor yang tepat suasana. Humor yang
terkontrol akan memebrikan suasana hidup pada tempat kita berpidato. Humor
menjadi hal yang wajib dalam penyampaian pidato. Kode berdasarkan variasi
dalam satu bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa baku dan nonbaku. Ketika
kita menyelipi humor tidak harus menggunakan bahasa baku, tetapi dapat juga
dengan bahasa gaul atau sesuai dengan pendengar pada saat itu.
Teknik yang terakhir adalah Kewajaran dan kelancaran atau kecepatan
saat berbicara. Saat menyampaikan gagasan, jangan sekali-kali dengan kecepatan
yang tidak terkontrol. Setiap pendengar memiliki kemampuannya tersendiri
dalam menangkap apa yang mereka dengarkan. Sudah sebaiknya sebagai
pembicara yang baik, kita benar-benar harus menguasai kemampuan vokal
dengan sangat baik. Selain itu vokal yang baik juga akan memberikan kesan
tenang tetapi meyakinkan.

2.10 Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Membaca Teks Pidato


Pidato merupakan suatu hal yang sangat penting baik waktu sekarang
maupun pada waktu yang akan datang, karena pidato merupakan penyampaian
dan penanaman pikiran, informasi, atau dari gagasan pembicara kepada
khalayak ramai. Seorang yang berpidato baik akan mampu menyakinkan
pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan, atau
pesan yang disampaikan. Agar dapat berpidato dengan baik, ada beberapa
13
faktor penunjang dalam keberhasilan membaca teks pidato. Sesuai dengan
pendapat dari Arsyad dan Mukti (dalam Sardiyah,2019) memaparkan ada
beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan berpidato. Faktor
kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, tekanan, nada, diksi, dan ketepatan
sasaran pembicaraan. Faktor-faktor lain meliputi sikap yang wajar, tenang, dan
tidak kaku; pandangan harus diarahkan kepada pendengar; gesture dan mimik
yang tepat; kenyaringan suara; kelancaran dalam membaca.
Tampil di hadapan publik adalah sesuatu yang sulit apabila belum
terbiasa. Sukses tidaknya seseorang membacakan pidato erat hubungannya
dengan tingkat kepercayaan diri. Kepercayaan diri tersebut timbul karena
seseorang memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian memegang peranan
penting dalam mencapai kesuksesan saat membacakan pidato. Kepribadian
pembicara jauh lebih penting dari bahan yang diketegahkannya
Krichner(dalam Sardiyah,2019). Perlu diketahui bahwa kecepatan membaca
lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Namun berbeda dengan membaca
teknik karena selain membaca juga harus menyampaikan materi yang telah
dibaca kepada pendengar. Suku-suku kata dalam bacaan harus ditangkap dan
disampaikan, apabila suku-suku kata ini diproyeksikan dengan lemah maka
akan ada yang hilang selama proses penyampaian.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a) Berbicara adalah suatu penyampaian wujud pikiran(maksud) yang berupa


ide,gagasan, dan isi hati menjadi wujud ujaran atau bahasa lisan sehingga
maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
b) Pidato merupakan salah satu ketrampilan berbicara. Pidato adalah
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada
orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak.
c) Teknik dalam penyampaian pidato:
1 Pidato disampaikan dengan bahasa yang baik dan tidak terlalu
sukar serta komunikatif : Penggunaan ragam bahasa yang tepat
adalah ragam bahasa baku yaitu bahasa Indonesia agar dipahami
oleh semua.
2 Teknik kedua adalah Suara harus jelas. Pembicara harus memliki
suara yang jelas, agar pendengar juga mampu menerima informasi
yang disampaikan tanpa susah payah mendekatkan telinga mereka.
3 Teknik yang ketiga adalah Nada suara teratur dan baik (tidak
monoton). Vokal dan intonasi pada hal ini sangat berpengaruh,
agar pembicara tidak bosan mendengar gagasan yang kita
sampaikan.
4 Teknik yang terakhir adalah Kewajaran dan kelancaran atau
kecepatan saat berbicara.

3.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, demi penyempurnaan makalah, penulis membuka kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca agar penulisan selanjutnya menjadi lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khoirul .(2011). Pidato Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Internet:
http://ngopibarengkangkhoirul.blogspot.com/2011/08/pidato-sebagai-salah-
satuketerampilan.html. Diakses pada 16 April 2021.

Harsono,dkk. (2012). Pengaruh Strategi Know Want To Learn (Kwl) Dan Minat
Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa Smp Negeri Di
Temanggung. jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya.1(1):55.

Kurniati dan Ervina. (2019). Pengaruh Penerapan Guessing Game Terhadap


Kemampuan Berbicara Mahasioswa STAIN Bengkalis. Jurnal Pendidikan .
Vol 11, No. 1, 115

Kusuma, Anggita Rahmawati. (2019). Penerapan Keterampilan Berbicara Dalam


Pidato. (https://osf.io/preprints/inarxiv/cdufz/. Diakses pada 16 April 2021).

Riadi, Muchlisin. (2013). Pengertian, Tujuan dan Tes Kemampuan Berbicara.


(https://www.kajianpustaka.com/2013/06/pengertian-tujuan-dan-tes-
kemampuan.html. Diakses 16 April 2021).

Rumapea, Dormatio. (2012). Kriteria Topik Pidato Yang Baik.


(http://bilongtuyu.blogspot.com/2014/01/kriteria-topik-pidato-yang-baik.html.
Diakses pada 16 April 2021).

Sardiyah, Nurul. (2019). Kemampuan Membaca Teks Pidato Sebagai Salah Satu
Bentuk Membaca Teknik.( https://osf.io/preprints/inarxiv/5hbvq/.
Diakses pada 16 April 2021).

16

Anda mungkin juga menyukai