Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR, FUNGSI, TUJUAN DAN ASAS PENDIDIKAN


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Suwadi, S.Ag., M.Ag., M.Pd.

DI SUSUN OLEH
Ahmad Bayu Permana
21104010036

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJGA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran bagi saya
untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad S.A.W yang telah berjasa dan bepengaruh besar dalam Pendidikan islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan, dengan
materi “dasar, fungsi, dan tujuan asas pendidikan”.
Saya Ahmad Bayu Permana selaku penulis, mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. H. Suwadi, S.Ag., M.Ag., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Pendidikan Islam.
Saya menyadari masih ada kesalahan dan kekurangan, maka makalah ini jauh dari
kata sempura. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun di harapkan demi
kesempurnaan makalah ini

Yogyakarta, 27 September 2021


Ahmad Bayu Permana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


2.1 Dasar Pendidikan .................................................................................. 2
2.2 Fungsi Pendidikan ................................................................................. 5
2.2 Tujuan Pendidikan ................................................................................ 5
2.3 Asas-asas Pendidikan ............................................................................ 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11


3. Kesimpulan .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, sebagai tenaga pendidik, maka harus mengetahui dasar dan asas-asas dalam
mendidik seseorang.
Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan berlangsung secara
terus menerus. Pendidikan memiliki tujuan sebagai titik tolak dalam perjalanannya.
Sebuah pendidikan akan selalu diarahkan pada sebuah tujuan yang dapat membawa
sebuah fungsi kebermanfaatan. Kaitannya dengan hal ini, sebagai pendidik kita harus
mengetahui fungsi, tujuan, dan aspek pendidikan di negara ini agar pelaksanaan
pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai landasan-landasan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu Dasar pendidikan?
Apa saja asas-asas Pendidikan?
Apa saja fungsi asas Pendidikan?
Apa saja Tujuan adanya asas Pendidikan?

1.3 Tujuan pembahasan


Dapat menjelaskan Dasar pendidikan
Mengetahui macam asas-asas Pendidikan
Mengetahui fungsi asas Pendidikan
Mampu menganalisis tujuan diadakannya asas Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan adalah hukum atau aturan yang berlaku untuk system
pendidikan disuatu daerah atau negara, dan dasar pendidikan Indonesia di atur dalam
beberapa hal yaitu :
a. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang pendidikan no.4 tahun 1950 tentang dasar-dasar
pendidikan dan pengajaran sekolah pada bab lll pasal 4 tercantum bahwa landasan
ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
Menurut direktorat jenderal pendidikan pendidikan tinggi dalam buku
program akta mengajar, komponnen bidang studi pendidikan moral pancasila
tahun 1984 dikemukakan seperti berikut:
“sistem pendidikan nasional pancasila ialah sistem pendidikan nasional
Indonesia satu-satunya yang menjamin teramalkan dan terlestarikan Pancasila.
Predikat Pancasila perlu ditonjolkan sebagai identitas sistem karena pada
hakikatnya secara instrinsik Pancasila adalah kepribadian (identitas sistem
kenegaraan RI dengan segala jenis implikasinya terhadap subsisten dalam negara).
Pendidikan nasional adalah sistem kelembagaan yang bertanggung jawab atas
pengembangan dan pelestarian sistem kenegaraan pancasila dan kebudayaan
nasional.”

b. Landasan konstitusional
Landasan konstitusional berupa UUD 1945 pada bab XIII pasal 31 dan 32.
Undang-undang dasar 1945 adalah hukum tertinggi di indonesia dan merupakan
landasan/dasar dari pndidikan di indonesia.
Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran”. Ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya” ayat ini berkaitan erat
dengan wajib belajar 9 tahun dan dan berkaitan erat dengan pasal 4 yang

2
mengharuskan negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
20% dari APBN dan APBD.
Pasal 4 ayat 3 berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
suatu sistem pendidikan nasional”. Dan yang kedua yaitu pasal 32 UUD 1945 ayat
1 bermaksud memajukan budaya nasional serta memberi kebebasan kepada
masyarakat untuk menyelenggarakan dan mengembangkan nilai –nilai budayanya.
Ayat 2 menyatakan bahwa negara menghormti dan memelihara bahasa daerah
sebagai bagian dari budaya nasional,pasal ini berhubungan dengan pendidikan
karena sebab pendidikan adalah bagian dari kebudayaan.
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah :
1. Memajukan kesejahteraan umum
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Undang- Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara
mendapat pendidikan dan pengajaran. Ini berarti adanya kewajiban belajar yng
memberi kesempatan dan mengharuskan belajar kepada setiap anak hingga usia
tertentu ( sekurang-kurangnya usia 13 tahun). UUD 1945 menginginkan adanya
suatu sistem pengajaran nasional yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
tuntutn nasional. Usaha tersebut sudah banyak dilakukan dengan melakukan
pembahruan pendidikan di Indonesia.
c. Landasan Operasional
Landasan bagi pembangunan negara , termasuk pendidikan ialah ketetapan
MPR tentang GBHN. Berikut ini dikemukakan ketetapan MPR tentang GBHN
sejak tahun 1966 – 1988 sebagai landasam operasional pendidikan nasional dan
tujuan pendidikan nasional yaitu:
1. TAP MPRS No. XXVII/1966 BAB II Pasal 3
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pacasila, tujuan pendidikan
adalah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan dan isi UUD 1945.
2. TAP MPR No. IV/MPR/1973
Tujuan pendidikan membentuk manusia-manusia pembangunan yang
Pancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani
dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat

3
mengembangkan aktivitas dan tanggung jawab , dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai
bangsanya dan menintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang
terrdapat dalam UUD 1945.
3. TAP MPR No. IV/MPR/1978
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan ,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
4. TAP MPR No. II/MPR/1983
Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap
Tuhn Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
5. TAP MPR No. II / MPR /1988
Pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian , bekerja keras, bertanggung
jawab , mandiri , cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan ruhani.
6. Bab II Pasal IV UU RI No.2 tahun 1989
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya , yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

4
2.2 Fungsi Pendidikan
Setiap hal besar yang kita impikan pasti memiliki fungsi, begitu pula
pendidikan, fungsi pendidikan di Indonesia telah diatur oleh undang-undang No.20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional fungsi pendidikan yaitu Pasal 3 yang
menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat
dari kebodohan dan ketertinggalan, serta fungsi pendidikan Indonesia adalah bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Dari fungsi yang diuraikan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan nasional
Indonesia lebih mengedepankan akan pembangunan sikap, karakter, dan transformasi
nilai-nilai filosofis negara Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa
nasionalisme serta mampu bersaing di kancah internasional.
Menurut Havelock & Huberman (1997: 25), sistem pendidikan suatu negara
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran sejarah
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang mungkin
tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya.
3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik.
4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan
memungkinkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan.

2.3 Tujuan Pendidikan


Pendidikan yang mempunyai tujuan, menjadikan pendidikan lebih terarah
dan mengetahui hasil akhir yang memicu semangat dalam berpendidikan. Tujuan
pendidikan itu tiada lain adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan

5
bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan,
berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara
wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan
berbudaya. Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan
(mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi
keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan
keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan
berfungsi untuk memanusiakan manusia.
Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No.
XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan
bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati
berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989
ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2.4 Asas-asas Dasar Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus
untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari
kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran
dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, Sebagai asas
pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem dari perguruan itu. Asas
maupun semboyan tutwuri handayani yang dikumandangkan oleh kihajar dewanatara
itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli
bahasa), yakni ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas,
yakni:
1. Ing Ngrasa Sung Tulada (jika didepan, menjadi contoh)

6
Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh) adalah hal yang baik
mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian depan,
seorang guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam sistem
ilmu pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran / gagasan /
pendapat para muridnya dalam cakrawala yang baru, yang lebih luas. Dalam
posisi ini ia membimbing dan memberi teladan. Akhirnya, dengan filosofi
semacam ini, siswa (dengan bantuan guru dan teman-temannya)
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri di antara pengetahuan yang telah
dikonstruksi oleh banyak orang termasuk oleh para ahli.
2. Ig Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak,
hasrat adalah motivasi)
Ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan kehendak)
diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu
untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk
memperkuat motivasi. Dan, guru maju ke tengah- tengah (pemikiran) para
muridnya. Dalam posisi ini ia menciptakan situasi yang memungkinkan para
muridnya mengembangkan, memperbaiki, mempertajam, atau bahkan
mungkin mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu sehingga
diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih
banyak manfaatnya.
3. Tut Wuri Handayani (jika dibelakang, memberi dorongan)’
Asas ini memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha
sendiri, dan ada kemungkinan melakukan kesalahan, tanpa ada tindakan
(hukuman) pendidik.1 Hal itu tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki
Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan anak didik akan membawa
pidananya sendiri, karena tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang
mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan
yang dialami peserta didik bersifat mendidik. Maksud tut wuri handayani
adalah sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkan dan mengarahkan
perilaku dan segala tindakan sisiwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah dirancang.

1
Ibid, h.32.

7
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Pendidikan seumur
hidup merupakan konsep. Istilah pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan
belajar sepanjang hayat. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan, tetapi
dapat dibedakan. Penekanan istilah “belajar” adalah perubahan perilaku
(kognitif/afektif/psikomotor) yang relatif tetap karena pengaruh pengalaman, sedang
istilah “pendidikan” menekankan pada usaha sadar dan sistematis untuk penciptaan
suatu lingkungan yang memungkinkan berpengaruh pada pengalaman peserta didik.
Oleh karena itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatu
devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus meliputi:
1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap yang
dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.2
3. Asas Semesta
Asas Semesta, menyeluruh & Terpadu artinya pendidikan di Indonesia terbuka
bagi seluruh rakyat, berlaku di seluruh wilayah negara, serta mencakup semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan serta saling berkaitan antara usaha pendidikan dengan
pembangunan, asas semesta juga bermaksud bahwa peserta didik bebas memilih dan
menempuh pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.
4. Asas Tanggung Jawab Bersama.
Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya. Tanggung
jawab sangat berkaitan dengan kewajiban seseorang terhadap tugas atau perbuatan
yang dilakukan. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa adanya
tanggung jawab akan terjadi secara tidak terarah dan cenderung asal-asalan saja dan
bahkan dapat menimbulkan masalah yang lain lagi.
Kegiatan dalam proses pendidikan haruslah selalu didasarkan pada asas
tanggung jawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu
diarahkan untuk mencapai tujuan yakni membimbing dan mendidik para siswa agar

2
Mubin, F. (t.thn.). ASAS-ASAS PENDIDIKAN ISLAM.

8
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi
yang dimiliki.
Aktualisasi dari pengembangan dan penerapan asas tanggung jawab dalam
proses pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan
penetapan materi, metode, strategi, pelaksanaan, hubungan antara guru dengan siswa,
sampai pada evaluasi, harus berfokus pada pencapaian tujuan pendidikan dan
pembelajaran itu.
5. Asas Manfaat, Adil, dan Merata.
Yang memandang manusia Indonesia seutuhnya tanpa ada diskriminasi antara
rakyat kota, desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan lain-
lain. Hendaknya hasil pendidikan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan
pribadi setiap manusia indonesia.
6. Asas Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung
lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan
dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan
peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut, yang akhirnya peserta
didik dapat belajar dengan kondusif, mandiri, dan terarah.
7. Asas demokratis
Berarti bahwa pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana dan hubungan
yang proposional antara pendidik dan peserta didik, ada keseimbangan antara hak
dan kewajiban pada masing-masing pihak.
8. Asas perikehidupan dalam keseimbangan
Mempertimbangkan segala segi kehidupan manusia, misalnya jasmani rokhani,
dunia akherat, individual dan sosial, intelektual, kesehatan, keindahan dan lain
sebangainya.
9. Asas kesadaran hukum
Pendidikan harus sadar dan taat pada peraturan yang berlaku serta menegakkan
dan menjamin kepastian hukum.
10. Asas kepercayaan pada diri sendiri

9
Pendidik dan peserta didik harus memiliki kepercayaan diri sehingga tidak ragu
dan setengah-setengah dalam melaksanakan pendidikan.
11. Asas efisiensi dan efektifitas
Pendidikan harus ditumbuhkan keaktifan, kreativitas, inisiatif, ketrampilan,
kelincahan, dan sebagainya. Dengan efisiensi dan efektifitas pendidik bisa
memanfaat kan waktu dan tenaganya lebih terarah dan teratur,.
12. Asas fleksibelitas
Pendidikan harus diciptakan keluwesan (fleksibel) baik dalam materi maupun
caranya, sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat (Anonim, 1980: 18-19). Dengan
asas ini pendidik lebih dituntut untuk menjadi dinamis, bisa menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman yang ada pada saat itu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai perspektif tentang fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat
bahwa pendidikan di Indonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap,
beriman, bertakwa kepada Tuhan serta memiliki pengetahuan yang baik dan wawasan
kebangsaan yang luas seperti yang tertuang dalam sila pertama. Pendidikan di Indonesia
sangat berperan penting dalam membangun masyarakat.
Melalui pendidikan, masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan
tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian
perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan kelima
fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyarakat tentunya masyarakat akan sangat
diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan ketenagakerjaannya.
Dengan adanya dasar pendidikan membuat peraturan yang mengikat terhadap
pendidikan yang menyebabkan pendidikan lebih terarah, juga didukung dengan asas-asas
pendidikan yang mempunyai nilai-nilai moralitas yang dapat mengarahkan pendidikan
menjadi lebih teratur, tertata, dan terstruktur.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, rulam .2014. Pengantar Pendidikan. Asas & Filsafat Pendidikan.


Yogyakarta:Ar-ruz.
Azyumardi Azra. 2000. Pendidikan Islam. Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru: Logos Wacana Ilmu.
Fuad Ikhsan. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta :PT. Rineka Cipta.
Ahmad, M. B. (2012). Dasar, Fungsi, Tujuan dan Asas Pendidikan. YOGYAKARTA. Dipetik
9 27, 2021, dari https://mirzabsahmad.wordpress.com/2012/06/09/dasar-fungsi-tujuan-
dan-asas-pendidikan/
Junaid, H. (2012). SUMBER, AZAS DAN LANDASAN PENDIDIKAN. Makassar: DPK UIN
Alauddin.
Mubin, F. (t.thn.). ASAS-ASAS PENDIDIKAN ISLAM.
Sujana, I. W. (2019). FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA. Bugbug: ADI
WIDYA.

Anda mungkin juga menyukai