Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319976864

MENGENAL KERAGAMAN MIKROBA RUMEN PADA PERUT SAPI SECARA


MOLEKULER

Article · January 2017

CITATIONS READS

2 13,899

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Rumen Microbes View project

All content following this page was uploaded by Nurul Fitri Sari on 22 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BioTrends Vol.8 No.1 Tahun 2017

MENGENAL KERAGAMAN MIKROBA RUMEN PADA PERUT


SAPI SECARA MOLEKULER

NURUL FITRI SARI


Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Jl Raya Bogor Km 46 Cibinong 16911
Telp. 0218754587; Fax. 0218754588
E-mail korepondensi: nuru024@lipi.go.id

T ernak ruminansia adalah


kelompok ternak mamalia
yang bisa memamah
(memakan) dua kali sehingga
disebut juga sebagai hewan
karena mereka dapat
memanfaatkan nutrisi tanaman
secara efisien sebagai sumber
energy. Mikroba ini terlibat dalam
menginisiasi konversi polimer
karakterisasi komunitas mikroba
rumen. Padahal, dengan
mengetahui keberadaan mikroba
rumen dan bagaimana
interaksinya di dalam suatu
pemamah biak. Pada ternak pakan tumbuhan menjadi ekosistem rumen akan banyak
ruminansia seperti sapi memiliki monomer dan berujung pada membawa manfaat, salah satunya
empat kompartemen perut yang pembentukan VFA (Volatile fatty adalah strategi formulasi pakan
terdiri dari rumen, retikulum, acid) yang berfungsi untuk yang efisien sehingga dapat
omasum, dan abomasum (Gambar memenuhi kebutuhan karbon dan meningkatkan produktivitas
1). Masing-masing ruang pada menjadi sumber energi bagi ternak.
perut sapi memiliki fungsi yang ruminansia (Krause et al. 2003).
berbeda-beda. Rumen berfungsi Oleh karena itu, selama dua
sebagai sebagai tempat Sampai saat ini, pemahaman dekade terakhir paradigma
penyimpanan sementara bagi mengenai keragaman mikroba penguraian mikroba rumen mulai
makanan yang telah ditelan. rumen dan interaksinya masih berubah dari metode kultur
Retikulum berfungsi sebagai sangat terbatas. Hal ini konvensional mengarah kepada
tempat pengadukan dan disebabkan karena banyak faktor, pendekatan molekuler. Metode
pencampuran makanan salah satunya adalah sulitnya ini dianggap lebih unggul dalam
menggunakan enzim-enzim mengkultur mikroba rumen yang mengidentifikasi mikroba rumen
sehingga makan tersebut menjadi cenderung bersifat anaerobik. karena beberapa hal diantaranya :
gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Mikroba rumen yang sudah mikroba tidak perlu dikultur
Omasum berfungsi membantu teridentifikasi dan terkarakterisasi karena dapat diidentifikasi
penghalusan makanan secara melalui kultur dan dapat dilihat berdasarkan urutan spesifik basa
kimiawi. Abomasum berfungsi secara mikroskopis hanya sekitar DNA, hasil identifikasi lebih cepat
sebagai perut yang sebenarnya 15 – 20%. Pendekatan klasik dan jumlah sampel yang
karena di organ inilah sistem melalui penghitungan bakteri digunakan sangat sedikit. Melalui
pencernaan hewan ruminansia melalui kultur dan mikroskopis tulisan ini, akan dijelaskan lebih
secara kimiawi bekerja dengan sangat membutuhkan banyak lanjut mengenai beberapa
bantuan enzim-enzim waktu dan tingkat keahlian yang metode molekuler yang dapat
pencernaan. tinggi. Salah satu contohnya digunakan untuk mengeksplorasi
adalah untuk mengidentifikasi komunitas mikroba pada rumen.
Diantara keempat kompartemen satu jenis fungi membutuhkan Berikut ini adalah beberapa teknik
ini, rumen merupakan lebih dari satu media untuk fungi molekuler yang dapat
kompartemen terbesar dan karena ciri morfologinya sangat diaplikasikan untuk menjelajahi
memiliki komunitas mikroba yang bergantung pada komposisi dari mikroba pada ekosistem rumen:
beragam yang terdiri dari bakteri, media (Dagar et al. 2011). Selain
archaea, protozoa, dan jamur. itu, tidak semua mikroba dapat 1. 1. Sekuensing DNA berdasarkan
Mikroba rumen memiliki peran ditumbuhkan dengan media yang gen 16S/18SrRNA
yang sangat penting bagi ternak sama. Hal ini menghambat proses
5
BioTrends Vol.8 No.1 Tahun 2017

Keragaman mikroba rumen telah clone yang akan disekuen. komunitas yang kompleks,
banyak dipelajari menggunakan perbandingan dan interpretasi
amplifikasi PCR (polymerase chain 2. Amplified ribosomal DNA pola pita DNA menjadi sulit
reaction) gen 16S/18S rRNA dari restriction analysis (ARDRA) and (Chaudhary et al. 2012).
sampel DNA yang diisolasi dari PCR-RFLP
cairan rumen dan diikuti oleh 3. Terminal
Terminal-restriction fragment
konstruksi pustaka gen Amplified ribosomal DNA length polymorphism (T (T- RFLP)
berdasarkan sekuen clone terpilih, restriction analysis (ARDRA) and
dan menganalisis filogenetik PCR restriction fragment length Terminal-restriction
restriction fragment
menggunakan bioinformatika. polymorphism (PCR-RFLP) length
gth polymorphism (T- RFLP)
Berdasarkan sejumlah operational merupakan teknik fingerprinting fingerprinting adalah metode yang
taxonomic units (OTUs), kehadiran yang melibatkan handal, sensitif dan high
dan kelimpahan genus pengamplifikasian troughput untuk pemantauan
mikroba/spesies di dalam rumen komunitas/DNA murni yang diikuti keanekaragaman, struktur, dan
dinamika populasi mikroba
(Schutte et al 2008). Fernando et
al. (2010) menentukan perbedaan
komunitas bakteri anantara yang
hewan yang diberi makan hijauan
dan diadaptasikan dengan pakan
tinggi konsentrat. Analisis TT-RFLP
mampu mengidentifikasi lebih
dari 115 total genus bakteri yang
berbeda. Secara filogenetik,
diamati bahwa tidak ada
perubahan signifikan terjadi pad
pada
rasio pada filum Firmicutes/
Bacteroidetes antara ternak
Gambar 1. Saluran pencernaan pada sapi dengan pemberian pakan tinggi
(http://blog.ssis.edu.vn/105447/2014/03/21/what
http://blog.ssis.edu.vn/105447/2014/03/21/what- hijauan dan tinggi konsentrat.
digestive-system- pig-a-cow-or-a-human/) Beberapa peneliti telah
have-a-better-digestive
menggunakan Teknik ini untuk
berbagai tujuan, misalnya
telah ditemukan (Skillman et al. oleh elektroforesis gel. Hasil
Khafipour et al. (2009)
2006; McSweeney et al. 2007; pemotongan fragmen DNA hasil
mengaplikasikan teknik ini untuk
Janssen and Kirs 2008; Zhou et al. amplifikasi dengan enzim restriksi
menentukan asidosis subacute
2011; Chaudhary et al. 2012). Gen divisualisasi dengan bantuan gel
rumen pada sapi perah dan
mcrA berdasarkan analisis agarose. Pola pita-pita DNA yang
mengungkapkan penurunan
keragaman rumen metanogenesis unik digunakan sebagai penanda
Gram-negatif
negatif Bacteroidetes
telah dilakukan pada sapi untuk mengidentifikasi mikroba
selama asidosis subacute rumen,
(Tatsuoka et al. 2004; Denman et atau perbandingan komunitas
(Yanez-Ruiz
Ruiz et al 2010; Vasta et al
al. 2007). mikroba (McSweeney et al. 2007;
2010)menggunakan teknik ini
Zhou et al. 2011). Singh et al.
untuk mengevaluasi pembentukan
Bagaimanapun, untuk (2011) mempelajari keragaman
bakteri dan metanogen dalam
mengkonstruk clone libraries rumen protozoa di kerbau Surti
rumen domba.
dibutuhkan jumlah clone yang berdasarkan ARDRA dan
sangat banyak untuk dianalisis menemukan bahwa Dasytricha,
4. Denaturing gradient gel
sehingga pendekatan melalui Isotricha, Ostracodinium, dan
electrophoresis (DGGE)
teknik ini dianggap rumit. Oleh Polyplastron yang dominan.
karena itu, clone libraries biasanya Teknik ARDRA dianggap tepat jika
DGGE/ Denaturing Gradient Gel
dikonstruksi secara paralel dengan digunakan untuk melihat
Electrophoresis adalah metode
teknik DNA fingerprinting yang keragaman mikroba yang
yang paling baik digunakan saat
memungkinkan keputusan didominasi oleh beberapa anggota
ini untuk mempelajari struktur
informasi yang baik pada sejumlah saja. Namun, dalam kasus
6
BioTrends Vol.8 No.1 Tahun 2017

komunitas bakteri tanpa mencapai daerah yang untuk satu atau lebih urutan
membutuhkan proses kultivasi, mengandung denturan, rantai tertentu dalam sampel DNA.
berdasarkan keanekaragaman gen DNA mulai mengalami denaturasi,
pengkode untuk RNA ribosom, pada titik ini migrasi dari fragmen Pada analisis PCR konvensional
dimana pola denaturasi DNA pada DNA tersebut terhenti. Perbedaan deteksi keberadaan DNA
suhu tinggi menjadi dasar dari sekuen GC diantara fragmen yang dilakukan pada akhir reaksi dan
metode ini. Dengan menggunakan memiliki ukuran sama tersebut pengamatan keberadaan DNA
DGGE, fragmen DNA hasil menyebabkan perbedaan hasil amplifikasi dilakukan di gel
amplifikasi PCR dari campuran karakteristik dari masing masing agarose setelah dilakukan proses
mikroba dapat dipisahkan fragmen ketika terjadi denaturasi elektroforesis, sedangkan analisis
berdasarkan spesies/ jenis untuk sehingga menyebabkan fragmen menggunakan Real Time PCR
melihat diversitas/ DNA yang memiliki ukuran yang memungkinkan untuk dilakukan
keanekaragamannya. sama dapat terpisah (Muyzer, pengamatan pada saat reaksi
1999). Selanjutnya hasil berlangsung, keberadaan DNA
Pada umumnya DGGE digunakan elektroforesis ini akan dipotong hasil amplifikasi dapat diamati
untuk mengetahui variasi yang dan kemudian dilakukan pada grafik yang muncul sebagai
terjadi pada DNAsehingga teknik sekuensing terhadap tiap-tiap pita hasil akumulasi fluoresensi dari
ini dapat digunakan untuk yang ada pada gel elektroforesis. probe (penanda). Pada Real Time
mendeterminasi biodiversitas Kemudian akan dilakukan analisis PCR pengamatan hasil tidak lagi
sampel mikroba dari rumen. Suhu dengan menggunakan software membutuhkan tahap
denaturasi (melting point) Bioinformatika (BLASTn, Bioedit elektroforesis sehingga tidak lagi
fragmen DNA dipengaruhi oleh dan Mega 6) terhadap hasil dibutuhkan gel agarose dan
perbandingan komponen basa GC sekuensing tersebut. penggunaan Ethidium Bromide
dan AT. Semakin banyak jumlah (EtBr) yang merupakan senyawa
GC pada sekuen DNA, semakin 5. Quantitative real-time PCR karsinogenik.
tinggi suhu yang diperlukan untuk
mendenaturasinya. Amplifikasi Real Time PCR (qPCR) adalah qPCR sering digunakan untuk
pada PCR-DGGE menggunakan suatu metode analisis yang mengkuantifikasi mikroba didalam
primer yang mengandung GC- dikembangkan dari reaksi rumen untuk mengetahui
clamp (GC rich sequence) yang PCR. Dalam ilmu biologi perubahan ekosistem mikroba
berfungsi sebagai clamp saat molekular, Real Time PCR (juga selama pemberian pakan
elektroforesis (Muyzer et al. dikenal sebagai quantitative real tertentu. Tajima et al (2001)
1993). Gradien konsentrasi time polymerase chain berhasil mengkuantifikasi bakteri
denaturan sepanjang gel reaction (Q-PCR/qPCR) dalam rumen selama transisi
akrilamida berfungsi menaikkan atau kinetic polymerase chain pemberian pakan. Klieve et al
suhu denaturasi saat reaction), adalah suatu teknik (2003) dan Ouwerkerk et al (2002)
elektroforesis. Oleh karena itu, pengerjaan PCR di laboratorium menggunakan metode ini untuk
amplikon hasil PCR-DGGE yang untuk mengamplifikasi menentukan populasi
dielektroforesis pada gel (memperbanyak) sekaligus Megasphaera elsdeniiand
bergradien denaturan akan menghitung (kuantifikasi) jumlah Butyrivibrio fibrosolvens dalam
terpisah berdasarkan urutan target molekul DNA hasil rumen sapi. Beberapa
nukleotidanya. amplifikasi tersebut. Real Time keterbatasan dari teknik ini adalah
PCR (qPCR) atau dapat pula biaya yang tinggi dan
Prinsip kerja DGGE adalah untuk disebut kuantitatif PCR real time ketidakmampuan untuk
memisahkan suatu fragmen DNA (qPCR) atau PCR kinetik adalah mendeteksi dua atau lebih target
yang memiliki ukuran yang sama teknik laboratorium berdasarkan dalam sampel tunggal.
berdasarkan perbedaan konten PCR, yang digunakan untuk
GC ketika mengalami denaturasi. mengamplifikasi dan secara KESIMPULAN
DGGE membutuhkan suatu simultan mengukur molekul DNA
denaturan bahan kimia seperti target. Real Time-PCR Rumen merupakan kompartemen
urea dan formamide. Ketika suatu memungkinkan deteksi dan perut di sapi yang sangat penting
fragmen double stranded DNA kuantifikasi secara bersamaan karena di dalam rumen terdapat
bermigrasi di dalam gel dan mikroba yang dapat mendegradasi

7
BioTrends Vol.8 No.1 Tahun 2017

pakan menjadi sumber energi Fernando SC, Purvis HT 2nd, Najar Profiling of complex microbial
yang dapat dimanfaatkan oleh FZ, Sukharnikov LO, Krehbiel populations by denaturing
tubuh sapi. Namun, sejauh ini CR, Nagaraja TG, Roe BA, gradient gel electrophoresis
hanya kurang dari 20% mikroba Desilva U (2010) Rumen analysis of polymerase chain
yang dapat dikultur, hal ini microbial population reaction amplified genes
dikarenakan sulitnya dynamics during adaptation coding for 16S rRNA. Appl
menumbuhkan mikroba rumen to a high-grain diet. Appl Environ Microbiol 59:695–
yang cenderung bersifat Environ Microbiol 76:7482– 700
anaerobik. Oleh karena itu, 7490
beberapa teknik molekuler Muyzer, G. 1999. DGGE/TGGE a
digunakan untuk mengungkap Janssen PH, Kirs M (2008) method for identifying genes
ekosistem mikroba rumen, Structure of the archaeal from natural ecosystems.
diantaranya adalah sekuensing community of the rumen. Current Opinion in
DNA berdasarkan gen 16S/18S Appl Environ Microbiol Microbiology. 2(3): 317-322.
rRNA, ARDRA, PCR-RFLP, T- RFLP, 74:3619–3625
DGGE, dan qPCR. Namun Ouwerkerk D, Klieve AV, Forster
demikian, penggunaan teknik Khafipour E, Li S, Plaizier JC, RJ (2002) Enumeration of
molekuler bukan berarti tidak Krause DO (2009) Rumen Megasphaera elsdenii in
memerlukan teknik mikroba microbiome composition rumen contents by real-time
konvensional. Sebaliknya, ini determined using two Taq nuclease assay. J Appl
dapat digunakan secara kombinasi nutritional models of Microbiol 92:753–758
untuk memperoleh penilaian yang subacute ruminal acidosis.
luas dan akurat dari mikroba Appl Environ Microbiol Schutte UM, Abdo Z, Bent SJ, Shyu
rumen dan keragamannya. 75:7115–7124 C, Williams CJ, Pierson JD,
Forney LJ (2008) Advances in
Daftar Pustaka Klieve AV, Hennessy D, Ouwerkerk the use of terminal restriction
D, Forster RJ, Mackie RI, fragment length
Chaudhary PP, Sirohi SK, Saxena J Attwood GT (2003) polymorphism (T-RFLP)
(2012) Diversity analysis of Establishing populations of analysis of 16S rRNA genes to
methanogens in rumen of Megasphaera elsdenii YE 34 characterize microbial
Bubalus bubalis by 16S and Butyrivibrio fibrisolvens communities. Appl Microbiol
riboprinting and sequence YE 44 in the rumen of cattle Biotechnol 80:365–380
analysis. Gene 493:13–17 fed high grain diets. J Appl
Microbiol 95:621–630 Singh KM, Tripathi AK, Pandya PR,
Dagar SS, Kumar S, Mudgil P, Rank DN, Kothari RK, Joshi CG
Singh R, Puniya AK (2011) Krause D, Denman AE, Mackie RI, (2011) Dasytricha dominance
D1/D2 domain of large- Morrison M, Rae AL, Attwood in Surti buffalo rumen
subunit ribosomal DNA for GT, McSweeney CS (2003) revealed by 18S rRNA
differentiation of Opportunities to improve sequences and real-time PCR
Orpinomyces spp. Appl fiber degradation in the assay. Curr Microbiol 63:281–
Environ Microbiol 77:6722– rumen: Microbiology, 288
6725 ecology, and genomics. FEMS
Microbiology Rev 27:663–693 Skillman LC, Evans PN, Strompl C,
Denman SE, Tomkins NW, Joblin KN (2006) 16S rDNA
McSweeney CS (2007) McSweeney CS, Denman SE, directed PCR primers and
Quantitation and diversity Wright ADG, Yu Z (2007) detection of methanogens in
analysis of ruminal Application of recent the bovine rumen. Lett Appl
methanogenic populations in DNA/RNA-based techniques Microbiol 42:22–222
response to the in rumen ecology. Asian- Aust
antimethanogenic compound J Anim Sci 20:283–294 Tajima K, Nagamine T, Matsui H,
bromochloromethane. FEMS Nakamura M, Rustam I,
Microbiol Ecol 62:313–322 Muyzer G, de Waal EC, Aminov RI (2001)
Uitterlinden AG (1993) Phylogenetic analysis of

8
BioTrends Vol.8 No.1 Tahun 2017

archaeal 16S rRNA libraries Microbiol 39:257–260 persistence of bacterial and


from the rumen suggests the methanogenic archaeal
existence of a novel group of
Vasta V, Yanez-Ruiz DR, Mele M, communities residing in the
archaea not associated with
Serra A, Luciano G, Lanza M, rumen of young lambs. FEMS
known methanogens. FEMS Biondi L, Priolo A (2010) Microbiol Ecol 72:272–278
Microbiol Lett 200:67–72 Bacterial and protozoal
communities and fatty acid Zhou M, McAllister TA, Guan LL
Tatsuoka N, Mohammed N, profile in the rumen of sheep (2011) Molecular
Mitsumori M, Hara K, fed a diet containing added identification of rumen
Kurihara M, Itabashi H (2004) tannins. Appl Environ methanogenstechnologies,
Phylogenetic analysis of Microbiol 76:2549–2555 advances and prospects.
methyl coenzyme M Anim Feed Sci Technol 166–
reductase detected from the Yanez-Ruiz DR, Macias B, Pinloche 167:76–86
bovine rumen. Lett Appl E, Newbold CJ (2010) The

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai