1. Indikator Organisitas
Kategori daftar respon dibawah ini telah dilaporkan dalam literatur sebagai
indikator penting kerusakan otak baik untuk anak maupun orang dewasa. Walaupun
menunjukkan adanya kerusakan, harus diingat bahwa sekalipun tidak satupun faktor
muncul, orang tetap saja menderita suatu kerusakan mengenai sistem syarafnya. Dan
sebaliknya, lemahnya pencapaian Bender mencerminkan berbagai faktor, salah satunya
adalah lemahnya sistem syaraf. Bagaimanapun, berikut jenis respon Bender yang telah
terpilih karena mereka lebih memungkinkan untuk menyarankan Organisme dari pada
respon yang lain.
1. Perputaran dari semua bagian atau semua desain (Billinslea, 1963 ; Diller, Ben-
Yishay, Gertsman Goodkin, Gordon, Weinberg, 1976 ; Smith dan Martin, 1976).
2. Persevaration dalam satu desain atau dari desain yang satu ke desain yang lain
(Hain, 1964 ; Lerner, 1972 ; Marley, 1982).
3. Penyimpangan figur (Beck, 1959 ; Lerner, 1972).
4. Pemecahan menjadi kepingan atau Misi atau bagian-bagian dari suatu disain
(Gilbert, 1969 ; Hutt, 1977).
5. Penggantian garis untuk memberi titik (Lerner, 1972 ; Small, 1973).
6. Ketertutupan, terutama pada figur A dan 4 (Pope dan Scott, 1967).
Jika klinisi memutuskan untuk menggunakan indikator sistem syaraf seperti yang
digambarkan pada tabel 3-1, basis pendekatan yang berdasarkan untuk
mempertimbangkan keseluruhan jumlah indikator yang muncul. Suatu penilaian cepat
dapat dibuat untuk anak usia 8 tahun keatas dengan melihat delapan karakteristik
sebagai berikut, yang merupakan suatu gabungan dari indikator koppitz's. Jika muncul
empat atau lebih karakteristik, kemungkinan kuat mengalami kerusakan sistem syaraf
pusat.
1. Penyederhanaan dua atau lebih figur menjadi suatu tingkatan untuk tiga ahun
atau lebih di bawah kapasitas otak sesuai usia anak tersebut.
2. Penumpukan suatu figur dengan figur lain di mana suatu figur keluar dari tepi
kertas tersebut.
3. Pemecahan figur menjadi satu kepingan atau satu atau lebih.
4. Satu Figur di putar 90 derajat atau lebih
5. Kesalahan dalam figur 3 atau lebih
6. Perseveration dari figur untuk menggambarkan satu jenis unit
7. Kualitas garis
8. Tanda koma dan atau mengarang;menulis cepat dua atau lebih figure
PEDOMAN PENILAIAN PSIKOLOGI
Tabel 3-1. Indikaor Kerusakan Otak Bender untuk anak Usia 5 – 10 tahun
Figur 6 - Umum dalam BI dan BI tapi signifikan dalam BI mengukur semua umur,
semua BI menarik
sudut pada umur ke 7 tahun.
Figur A - Umum dalam BI dan NBI samapai Umur 6 tahun, sesudah itu Signifikan
untuk BI.
Figur 7 - Umum dalam BI dan NBI samapi umur 7 tahun, sesudah itu Signifikan
untuk BI.
Figur 1 - Muncul dalam BI dan NBI tetapi lebih sering Signifikan dalam BI semua
umur.
Figur 3 - Muncul dalam BI dan NBI sampai umur 6 tahun, sesudah itu Signifikan
untuk BI.
Figur 5 - Muncul dalam BI dan NBI samapai umur 8 tahunm, sesudah itu
Signifikan untuk BI
Figur 2 - Umum dalam BI dan NBI samapai umur 6 tahun, sesudah itu sangat Signifikan
untuk BI.
Penghilangan Bentuk
Figur 3 - Muncul dalam BI dan NBI samapi umur 5 tahun, sesudah itu Signifikan untuk
BI.
Figur 5 - Jarang dan tidak membedakan antara BI dan NBI pada umur manapun.
Figur 3 dan 5 - Jarang tapi sangat Signifikan untuk BI semua tingkatan umur.
Persevaration
Figure 1, 2, dan 6 - Umum dalam BI dan NBI sampai umur 7 tahun, sesudah itu sangat
Signifikan untuk BI
Catatan: Dicetak kembali, dengan ijin dari E.M Koppitz, Tes Bender Gestalt untuk anak,
New York : Grune & Stratton, Inc., 1963.
Salah satu cara termudah untuk menentukan apakah fungsi reseptif anak cukup
adalah bertanya pada dia apakah gambarnya nampak seperti gambar stimulus.
Seringkali anak yang tertimpa masalah reseptif tidak mempersepsikan perbedaan
antara dua gambar itu, walaupun perbedaan bisa sangat jelas. Jika gangguan dalam
mode ekspresif, anak dapat sering mendeskripsikan bagaimana gambar nampak tetapi
tidak mampu mereproduksinya dengan benar pada kertas. Anak ini memerlukan banyak
waktu untuk menyelesaikan rancangannya tetapi biasanya menunjukkan distorsi kecil
pada gambar itu. Bagi anak-anak ini, koordinasi fisik adalah jelas, tetapi kemampuan
memposisikan rancangan dengan akurat adalah lemah.
3. Maturasi Perkembangan
Umur dua tahun: menulis sembarang, membuat titik-titik dan garis putus-putus,
menempelkan pensil pada kertas terus, belum mengembangkan keterampilan yang
diperlukan untuk mereproduksi rancangan (desain) dengan akurat.
Umur 6 tahun: persepsi visual relah berkembang dan terpadu dengan persepsi
kineestetiktaktual untuk membuat reproduksi akurat rancangan Bender khususnya
gambar A, 1, 4, dan 5.
Umur 7 tahun: membuat garis miring dengan cukup baik, menyusun gambar
berurutan, dan menggabungkan bagian-bagiannya pada gambar A dan 8 dengan lebih
akurat daripada usia 6 tahun.
Usia lebih dari 7 tahun, tidak ada penambahan utama pada kemampuan
menggambar dari anak itu, tetapi perbaikan teknik terus terjadi dengan meningkatnya
jumlah reproduksi dan kombinasi bentuk-bentuk dasar yang sangat berhasil.
Usia 10 tahun: menggambar kolom miring pada gambar 2 dan heksagon yang
berhasil pada gambar 7 dengan penggabungan bagian-bagian yang akurat.
4. Indikator Emosional
Daftar berikut berisi 10 indikator asli (1-10; Koppitz, 1963) ditambah dua
indikator tambahan (11 dan 12; Koppitz, 1975B); seiring dengan hipotesis intepretif
yang berkaitan dengannya.
1. Indikator Organisitas
Nilai 4 :
Ketahanan
Bersifat konkret
Nilai 3 :
Penambahan sudut
Pemisahan garis
Bertumpuk
Penyimpangan
Nilai 2 :
Pembubuhan
Rotasi sebagian
Nilai 1 :
Penghilangan
Pemisahan
Ketiadaan penghapusan
Penutupan
Karena ketiga indikator pertama memiliki karakteristik yang tinggi terhadap reaksi
dari orang yang memiliki kelemahan organik, mereka memerlukan elaborasi yang
lebih lanjut. Meskipun telah ditetapkan (lihat tinjauan dalam Tolor dan Brannigan,
1980) bahwa ketahanan muncul baik pada kelompok skizofrenia dan organik,
mereka lebih kuat dihubungkan dengan sifat organik (Hain, 1964; Lerner, 1972;
Pope dan Scott, 1967). Dapat diartikan sebagai kelanjutan dari reaksi diluar
angka yang diperlukan yaitu angka dasar yang diharapkan pada stimulus yang
dihadapkan pada orang tersebut. Sebagai contoh, seorang memiliki sifat
ketahanan jika ia menghasilkan 14 titik atau lebih pada design 1, dimana ia hanya
perlu menghasilkan 12 titik. Sifat ketahanan umum timbul pada design 1, 2 dan 3,
tetapi mereka juga dapat timbul pada tiap design jika orang tersebut
menggambar design yang sama satu atau beberapa kali, jangan tanya apakah ia
dapat mengulangi designnya, dan gagal untuk menghapus usaha-usaha yang
sebelumnya. Marley (1982) membagi ketahanan dalam tiga tipe berbeda. Karena
masing-masing tipe dianggap sebagai indikator gangguan organik, ia juga
menghubungkan daerah berbeda dari fungsi mental dengan masing-masing tipe.
Tipe A muncul ketika angka, huruf, dan bentuk lain diganti dengan elemen-
elemen yang ditemukan dalam design asli Bender. Hal ini menyimpulkan
hubungan yang mengendur, gangguan perencanaan, kurangnya perhatian,
konsentrasi yang lemah, dan kesulitan dengan ingatan yang cepat dan tertunda.
Hal tersebut merupakan karakteristik dari dimensi organik dan berhubungan
dengan keterlibatan langsung, temporal depan atau bilateral. Tipe B dari
ketahanan muncul ketika elemen-elemen tambahan digambar ke dalam design 1,
2, 3 dan 5 atau ketika garis-garis lekuk tambahan dimasukkan ke dalam design 6.
Wilayah-wilayah kemungkinan kemampuan mental adalah ketidakmampuan untuk
menggeser rangkaian, disosiasi dari tugas, kurang perhatian, konsentrasi lemah,
pemikiran konkrit, dan perilaku ketahanan diluar situasi pengujian. Ini merupakan
karakteristik dari keterlibatan temporal bagian otak dominan. Bentuk akhir dari
penilaian ketahanan (tipe C) muncul ketika orang yang diuji menarik kembali
design-designnya tanpa ada usaha untuk menghapus atau mencoret design yang
sebelumnya. Hal ini mungkin merupakan hasil dari gangguan konsentrasi, selang-
seling ide yang membingungkan, kesulitan perencanaan, gangguan fungsi motor-
visual. Tipe ketahanan C merupakan karakteristik gangguan kortikal pada wilayah
parieto-oksipital dari bagian otak yang dominan. Penemuan-penemuan ini
mewakili kemungkinan adanya gangguan kognitif dan lokasi luka yang mungkin
mendukung data atau menunjukkan arah lain untuk eksplorasi lebih lanjut.
Walaupun hal konkret belum menjadi subyek sejumlah penelitian ketahanan dan
rotasi, Hain (1964) menemukan hal tersebut muncul hampir secara eksklusif pada
pasien organik. Hal konkret dinilai ketika pasien memasuki design Bender
sehingga hal tersebut menyerupai obyek lain. Kriteria yang lebih spesifik
disediakan dalam Lampiran C, tetapi kedua contoh mungkin menggambar design
3 menyerupai sebuah pohon atau design 6 menyerupai seekor ular. Pasien yang
membuat wujud konkret tampak memerlukan obyek stimulus yang spesifik untuk
membuat design abstrak menjadi berarti. Reaksi-reaksi demikian dapat juga
menyimpulkan regresi yang serius, konsisten dengan pasien skizofrenia (Kahn dan
Giffen, 1960), sementara Hain (1964) menekankan, hal konkret biasanya
dihubungkan dengan tindakan organik.
2. Indikator Emosi
Indicator yang lebih serius menurut Hain (1964) (preservasi, rotasi, konkritisme)
merupakan karakteristik dari populasi kerusakan otak, tetapi indikator dengan tingkatan
yang lebih rendah (point 1, 2, dan 3) dapat juga terjadi dalam protocol gangguan
emosional seseorang. Tetapi, membedakan antara dua kategori gangguan yang
didasarkan pada respon Bender dapat menjadi lebih sulit. Komplikasi de depan ini
secara nyata bahwa seseorang secara organik lemah akan selalu memiliki reaksi
emosional terhadap kekurangan mereka. Hal ini kadang kala sulit, andaikata mungkin,
untuk membedakan secara akurat adalah dengan merubah masalah mereka dari
organik ke fungsional. Berdasarkan kenyatan, orang dengan gangguan skizoprenia
dapat memiliki jumlah yang lebih banyak dari tanda neurologis abnormal dibanding
yang dipercaya sebelumnya (Reitan, 1980) sehingga dapat mengalami kesulitan dala
membedakan secara tepat organik melawan monorganik jika tidak selalu sesuai dengan
yang ada. Pertimbangan dari kartu Bender sendiri menunjukkan bahwa kartu yang
sama dapat memiliki arti yang berbeda-beda untuk orang yang berlainan. Jadi, dua
orang dapat menghasilkan respon yang sama, akan tetapi dengan alas an yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, rptasi dapat dihasilkan dari proses deficit neurologis
pada seseorang, akan tetapi pada orang yang lainnya dapat berupa pemberontakan,
kecenderungan melawan. Berdasarkan pengamatan ini, diskusi berikut akan coba
memahami Respon Bender dari dua sudut pandang. Yang pertama adalah rangkuman
kemungkinan interpretasi dihubungkan dengan Respon Bender spesifik, dan yang kedua
adalah diskusi tentang tipe-tipe respon yang lazim dihubungkan dengan kecemasan dan
depresi, perilaku eksplosif, dan skizoprenia.
1. Ketabahan : kaku, golongan kognitif ( Hunt, 1969 ; Marley, 1982 ) seperti yang
dapat kita temukan dalam kepribadian yang kompulsif ( Hunt dam Briskin, 1960 );
kontrol ego yang lemah dan kemampuan mengukur realitas yang rendah ( Hunt,
1977); kesulitan dalam perencanan dan konsentrasi yang lemah (Marley, 1982).
2. Rotasi (perputaran) : sebuah disfungsi derajat berat, kemungkinan psikosis (Hunt
da Gibby, 1970), tendensi perlawanan (Huny, 1968) perhatian yang rendah
disertai dengan kemampuan yang terbatas untuk pemahaman yang baru (Marley,
1982).
5. Overlap : rasa tidak aman dan penyangkalan diri kompulsif ( Hunt, 1977; Hutt dan
Gibby, 1970); potensi untuk perilaku agresif (Brown, 1965; Hutt dan Gibby, 1970).
10. Tidak mempunyai akhir : kecemasan, kebimbangan dan penyangkalan diri, disertai
kesulitan menyelesaikan tugas (Hutt, 1977); kesulitan menjalin hubungan dan
pemicu kecemasan (Hutt dan Gibby, 1970); menampilkan perilaku agresif (Brown,
1965).
12. Ekspansi : kurangnya pengendalian emosi, impulsive (Mundy, 1972; Brown, 1965);
perilaku agresif yang mungkin menetap disertai dengan gangguan kepribadian
antisosial (Halpern, 1951); ekspansi berlebih untuk kompensasi perasaan
mendasar dari penyangkalan diri dan ketidakmampuan (Hutt dan Briskin, 1960).
Ekspansi lanjutan dan kemajuan dalam ukuran gambaran menunjukkan toleransi
yang rendah terhadap frustasi, tindakan explosif yang disebabkan oleh lemahnya
kontrol emosi, dan/atau introversion social (Hutt dan Briskin, 1960).
13. Reduksi dalan ukuran : perasaan tidak mampu, rasa tidak aman, cenderung
menarik diri dan emosi yang terbatas (Hutt dan Briskin, 1960; Mundy, 1972).
Peningkatan dan akibat dari reduksi dalam ukuran perilaku yang disarankan,
toleransi yang rendahterhadap frustasi, and/atau orang yang tertutup dan depresi
(Hutt dan Briskin, 1960).
14. Rigid (kaku), sesuai dengan aturan : kekakuan dan terlalu tertib (Hutt, 1968)
kemungkinan mencoba menciptakan kesadaran terhadap rasa aman yang salah
untuk perasaan yang paling mendasar rasa mudah tersinggung dan
ketidakmatangan (Halpern, 1951)
16. Pembatasan, pengaturan tekanan : depresi (White & McGraw, 1975), disertai rasa
tidak aman dan perasaan rendah diri (Johnson, 1973; Murray& Robert, 1956).
Meskipun pengetahuanyang didasarkan pada kemungkinan penilaian dari respon
Bender yang spesifik dapat membantu, pendekatan lebih lanjut adalah untukmemahami
kategori dari respon-respon yang duhubungkan dengan tingkatan emosional yang
berbeda. Tiga tingkatan emosional berikut tidak bermaksud mencakup keseluruhan,
tetapi mereka pada umumnya sering ditemui di praktek klinis dan juga telah dipelajari
dengan baik dalam hubungannya dengan respon Bender.
Kegelisahan dan tekanan (baca: depresi) dapat digolongkan sebagai penarikan dan
pembatasan diri seseoang dari relasinya dengan dunia/ lingkungan sekitar dengan
sebuah usaha menciptakan keamanan. ( Bender menanggapi dari orang yang
mengalami kegelisahan atau tekanan juga dengan cara yang sama mencerminkan
penyempitan desain-desain). Tegangan syaraf merupakan reaksi lain dari orang-orang
yang mengalami kegelisahan dan tekanan dan mencerminkan suatu bentuk
penyempitan (Gavales and Millon, 1960; Johnson, 1973; White and McGraw, 1975).
Penyempitan syaraf secara teknis dapat didefinisikan sebagai penempatan seluruh
desain syaraf di dalam kurang dari satu atau separuh lembar kertas. Dengan
bertambahnya penyempitan syaraf, orang-orang yang mengalami tekanan dan
kegelisahan juga mengurangi keseluruhan ukuran reproduksinya (Gavales and Millon,
1960) dan menempatkan dirinya dalam sebuah garis secara ragu-ragu (Clawson, 1962;
Hutt and Briskin, 1960). Kemungkinan untuk melakukan tindakan bunuh diri meningkat
jika, dengan bertambahnya penyempitan syaraf, desain-desain digambar secara ragu-
ragu, penguji juga mengalami kesulitan dalam memelihara desain 2 dalam posisi
horizontal (Leonard, 1973) dan menggambar desain 6 masuk ke dalam are setengah
lingkaran dari desain 5 (Sternberg and Levine, 1965).
4. Acting-out
Orang yang sering memerankan perilaku tertentu memiliki sikap toleransi rendah
terhadap larangan atau pengekangan, menemukan kesulitan dalam menyelesaikan
suatu tugas yang sulit, dan mungkin memenuhi permintaan tertentu dengan cara
dangkal. Jika tugas Bender dikonseptualisasi sebagai sebuah tugas sulit yang menuntut
tingkatan disiplin diri, dan orang yang sering melakukan sebuah tindakan tertentu juga
diharapkan menyatakan suara hatinya dalam konteks ini. Brown (1965) menemukan
bahwa tanggapan-tanggapan Bender di bawah ini telah dihubungkan dengan potensi
acting out yaitu:
Tekanan berat
Pergantian lingkaran untuk titik
Benturan
Pemberhentian dan pembelokan
Beri titik penyimpangan
Penghancuran
Penyempitan-Perluasan dalam penempatan
Melampaui kesulitan
Pengintegrasian kesulitan
Pemisahan dan penggandaan
Batas Pelanggaran
5. Schizophrenia
Antara acting out dan kegelisahan atau depresi biasanya tidak begitu berat dari sebuah
penyakit jiwa seperti schisofrenia. Hal ini tercermin dalam realitas bahwa tanggapan
syaraf terhadapt kegelisahan dan depresi tidak begitu tinggi dan berat dalam system
Hain (1964) atau mungkin tidak termasuk dalam kriteria penghitungannya (misalnya
membuat sketsa). Sebagai bagian dari peningkatan gangguan fungsi, rangsangan
syaraf akan menjadi lebih sama dengan kemiripan rangsangan dari orang yang lemah
secara organis. Sebagai contoh, halusinasi pada orang yang mengalami schisofrenia
juga menyebabkan gangguan yang lebih besar pada titik perhatian diperlukan untuk
menambah gambar model Bender. Juga, pelaporan halusinasi schisofrenia akan
memiliki kekurangan yang signifikan lebih besar pada tanggapan bendernya daripada
schisofrenia tanpa halusinasi (Rockland and Pollin, 1965). Indikator-indikator khusus di
bawah ini telah ditemukan dan dihubungkan dengan schisofrenia yaitu :
Agar dapat membedakan perusakan organis dari orang yang mengalamii gangguan
jiwa, pendekatan yang paling tepat adalah menggunakan informasi baik dari
perkembangang pasien dan skornya. Terdapat beberapa tanda pembeda yang
berhubungan dengan Bender. Pertama, orang yang mengalami schisofrenia lebih mahir
daripada yang lain dalam membuat halusinasi dengan sengaja. Kedua, orang yang
mengalami schisofrenia lebih sedikit memiliki indicator serius dari yang lain (4 poin
dalam system Hain) dan akan lebih mungkin memiliki sedikit dari mereka. Akhirnya para
dokter dapat menggunakan Prosedur Interfensi Latar Belakang Canter (1966) yang
bermaksud mengurangi penampilan dari yang lain tetapi bukan dari orang yang
mengalami sakit jiwa (Canter, 1976).