PENDAHULUAN
bermasyarakat.
2
Ibid. Hlm. Xliv.
Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang
yang merdeka; ketiga; legalitas dalam arti hukum, yaitu bahwa baik
4
Al. Wisnubroto, 2010. Spirit Hukum Progresif Guna Pemenuhan HAM Bagi Masyarakat Penolak
Regulasi Formal. Dalam Buku Dekonstruksi dan Gerakan Pemikiran Hukum Progresif yang di tulis
oleh Moh. Mahfud MD, Sunaryati Hartono, Sidharta, Benard L. Tanya, Anton F. Susanto. Thafa
Media. Yogyakarta. Cetakan 1, November 2013. Hlm. 646.
pada Pasal 28D Ayat (1) yang berbunyi: “setiap orang berhak atas
dikendalikan.
internasional tersebut.6
nontradisional tersebut.7
Dan akhirnya mereka secara sadar atau tidak sadar terjebak pada
berlaku.
tidak memiliki merek, tentu tidak akan dikenal atau dibutuhkan oleh
pada hak atas merek yang diatur dalam Bab XI Bagian Pertama
dan komunikasi.11
yang sama.12
10
Ibid. Hlm. 164.
11
Op.Cit. hlm. 1.
12
Ibid. Hlm. 20-21.
Berdasarkan pasal tersebut, menandakan bahwa negara
belum dijalankan dengan baik dan adil bagi seluruh pelaku usaha
perhotelan.
sebagai berikut:
Geografis...?
dibidang perhotelan...?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Aspek Teoritis
peneliti selanjutnya.
2. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh para filsuf dari zaman Yunani Kuno. Plato, pada awalnya dalam
oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julias Stahl, Fitche, dan lain-lain.
oleh A.V. Dicey. Selain itu, konsep negara hukum juga terkait dengan
yaitu:14
2. Pembagian Kekuasaan
13
Jimly Asshiddiqie. 2009. Menuju Negara Hukum yang Demokratis. PT. Buana Ilmu Populer.
Jakarta. Hlm.395-396.
14
Ibid. Hlm.396
3. Pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
yaitu:15
1. Supremacy of Law
berikut:16
15
Ibid. 396
16
Ibid. 396
dengan pandangan ini, ia mengemukakan bahwa manusia dapat
merosot lagi apabila kekuasaan jatuh kepada tangan satu orang yang
kepentingan umum.18
membentuk komunitas ini. Oleh sebab itu, dari sudut padang hukum,
Wujud empirik dari hukum positif adalah tatanan hukum nasional yang
boleh pasif tetapi juga aktif turut serta dalam kegiatan masyarakat,
18
Ibid. Hlm. 43.
19
Hens Kelsen. 2011. Teori Umum Tentang Hukum dan Negara. Nusa Media. Bandung. Hlm. 261-
262.
sistem yang menguasai ketentuan-ketentuan ekonomi dan berusaha
2.2. Demokrasi
tiga wilayah atau domain, yaitu negara (state), pasar (market), dan
20
Jazim Hamidi, dkk. 2009. Green Mind Community, Teori dan Politik Hukum Tata Negara. Total
Media. Yokyakarta. Hlm. 306.
21
Ibid. Hlm. 306.
masyarakat (civil society). Ketiga domain kekuasaan tersebut
atau dicampuradukkan.22
sedangkan negara dan pasar lemah maka yang akan terjadi adalah
konstitusi.24
22
Jimly Asshiddiqie. 2012. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi. Sinar Grafika. Jakarta.
Hlm. 133.
23
Ibid. Hlm. 133-134.
24
Nuruddin Hady. 2016. Teori Konstitusi dan Negara Demokrasi.Setara Press.Malang. Hlm. Xiii.
Prinsip atau daya hidup pemerintahan demokrasi menurut
moral, melainkan kebaikan politik yaitu berupa contoh cinta tanah air,
diamani oleh banyak kalangan. Karena salah satu faktor penting dari
utama demokrasi.28
melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang
telah terpilih.29
29
Ibid. Hlm. 19.
30
Ni’matul Huda.2017. Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi. Kencana.
Jakarta. Hlm. 3.
orang (rakyat) adalah berhak sama untuk memerintah dan juga
diperintah.31
dapat terjadi, tetapi mungkin juga tidak, namun kalau memang kita
akan menghadapi yang akan terjadi itu, bukan hanya pada tataran
33
Hans Kelsen. Op.Cit. hlm. 39.
34
Ibid. Hlm. 53.
validitas dan efektivitas sama-sama merupakan atribut hukum,
35
Ibid. Hlm. 54.
36
Ibid. Hlm. 54.
37
Soerjono Soekanto.2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. RajaGrafindo
Persada. Jakarta. Hlm.8-9.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum
sebagai berikut:38
sebagainya;
terangkai (gerangschikgeheel).39
38
Hendra Karianga. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Keungan Daerah Perspektif
hukum dan demokrasi. PT. Alumni. Bandung. Hlm. 160.
39
Ibid. Hlm. 161.
Pandangan hukum sebagai sistem adalah pandangan yang
umum ini merupakan inti dari ide filosofis dan teoritis yang digunakan
dalam berbagai disiplin ilmu, seperti halnya sistem sungai pada ilmu
sebagainya.41
40
Otje Salman dan Anthon F. Susanto.2010. Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan dan
Membuka Kembali).Refika Aditama. Bandung. Hlm. 86.
41
Ibid. Hlm. 87.
Meski tidak dapat dikatakan sebuah teori positivistik yang
primery rules dan secondary rules. Bagi hart penyatuan tentang apa
pusat dari sistem hukum. Dan keduanya harus ada dalam sistem
apa yang disebut aturan sosial, suatu hal yang umum dan banyak
sosial dan reaksi yang kritis bagi perilaku yang tidak dapat
42
Ibid. Hlm. 90.
43
Ibid. Hlm. 91.
Apakah hukum sebagai sebuah sistem..? Allotts memulianya
44
Ibid. Hlm. 95.
45
Ibid. Hlm. 96.
masyarakat. Paul Scholten berpandangan bahwa sistem hukum
mendasar.46
hukum berupa:
proses verbal.
46
K.H. Abdul Hamid. Op.Cit. Hlm.112-113.
47
Ibid. 113
hukum di atas, maka yang diperlukan adalah suatu sistem hukum
semua unsur hukum yang antara satu dengan yang lain saling
48
Op. Cit. Hlm. 20-21.
49
SH. Sarundajang. 2003. Birokrasi Dalam Otonomi Daerah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Hlm.153-154.
hanya dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk
3. Asas keterbukaan;
5. Asas akuntabilitas
50
Ibid. Hlm. 155.
51
Ibid. Hlm. 157-161.
52
Siswanto Sunarno. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta.
Hlm. 33-34.
Pemerintah menyelenggarakan dekosentrasi dan asas tugas
pembantuan.53
53
Sarman dan Mohammad Taufik Makarao.2012. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia.
Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 81.
penugasan dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-
54
Ibid. Hlm. 81-82.
55
Nico Adrianto.2007. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-
Government. Bayumedia Publishing. Malang. Hlm. 24.
56
Ibid. 24-26.
Hukum dalam arti luas meliputi keseluruhan aturan normatif
hukum.58
57
Jimly Asshiddiqie. Op. Cit. Hlm. 1.
58
K.H. Abdul Hamid. Loc.Cit. 15.
Definisi hukum menurut Munir Fuady adalah ketentuan, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur tingak laku
hukum yang sah pula yang berisikan juga sanksi terhadap orang
lainnya.59
59
Sarifuddin Sudding. Op.cit. hlm 131.
memiliki arti mengayomi, mencegah, mempertahankan dan
membentengi.60
Karena itu, sikap hukum yang tepat juga harus dikaitkan dengan
berasama.61
60
Lihat Dedy N ugiono,2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat Bahasa. Yang dikutif
oleh Ika Ristia Andini Putri dalam Tesis yang Berjudul Perlindungan Hukum Merek Terkenal
Terkait Dengan Persaingan Usaha (Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Lampung, tahun 2018). Hlm. 46
61
Moh. Mahfud MD, dkk. Op.cit. 581.
62
Ibid. Hlm.46
63
Ibid. Hlm. 46
Magnis Suseno menggunakan istilah fungsi hukum yang
64
Shidarta. 2006. Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berpikir. Refika Aditama.
Bandung. Hlm. 79
65
Ika Ristia Andini Putri. Op.cit. Hlm. 47.
c. Hukum perdata yang berfungsi untuk memulihkan hak
jasa.
yaitu terdapat pada Pasal 1 Ayat (5) Hak atas Merek adalah hak
66
Enny Mirta. Perlindungan Hukum terhadap Merek Terdaftar. (Jurnal Hukum Samudra Keadilan.
Vol. II. Nomor 1 Januari-Juni 2016). Hlm. 71.
1. Sebagai tanda pengenal barang atau jasa, yang dapat
yaitu cara pemakaian dan hal lain yang berkenaan dengan teknologi.
untuk memilih barang atau jasa yang akan dibeli atau digunakan. 67
terkait dengan hak cipta. Pada Merek terdapat unsur ciptaan, contohnya
design logo atau huruf. Terdapat hak cipta dibidang seni, namun dalam
hak merek bukan hak cipta dalam bidang seni yang dilindungi tetapi
mereknya itu sendiri dan hak merek itu terbatas hanya pada penggunaan
67
Ibid. Hlm. 72.
68
Sulastri, Satino, Yuliana Yuli W.2018. Perlindungan Hukum Terhadap Merek (Tinjauan Terhadap
Merek Dagang Tupperware Versus Tulipware). Jurnal Yuridis Vol. 5 No 1 Juni 2018: 160-172. Hlm.
3.
2.8 Pendaftaran, Penghapusan, dan Pembatalan Merek Terdaftar
kesatu mengatur tentang Merek yang Tidak Dapat Didaftar dan Ditolak
yang sejenis;
sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak
berwenang.
tidak baik.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penolakan Permohonan Merek
ketentuan ini, maka hal ini menandakan bahwa segala hal yang
hukum oleh pemerintah bagi para pelaku usaha, bisnis dan investasi.
yang berhak atas merek tersebut dan sebagai pemakai pertama merek
menciptakan hak merek. Oleh karena itu, hak merek diberikan kepada
pihak yang untuk kali pertama memakai merek tersebut. Dalam stelsel
deklaratif, fungsi pendaftaran hanya memudahkan pembuktian bahwa
dokrinnya “prior in filing”, yang berhak atas suatu merek adalah pihak
71
Lihat Tesis Nisa Ayu Spica. 2011. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Jasa Terkenal: Studi
Kasus Wroeng Pdjok Melawan Warung Pojok. Universitas Indonesia. Fakultas Hukum, Program
Pascasarjana. Jakarta. Hlm. 59.
disetujui, Dirjen HKI akan memberitahukan secara tertulis kepada
dapat diajukan oleh pemilik Merek atau melalui Kuasanya, baik untuk
(3) Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih terkait
persetujuan tersebut.
72
Ibid. Hlm.59-60.
73
Lihat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016. Op.cit Pasal 72 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7),
(8) dan (9).
(6) Penghapusan Merek terdaftar dapat dilakukan atas prakarsa Menteri.
jika :
atau
(8) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7)
Banding Merek.
penghapusanya.
melalui kuasa.
74
Nisa Ayu Spica. Op.cit. hlm. 63
c) Surat pernyataan persetujuan tertulis dari penerima lisensi, apabila
perjanjian lisensi.
(1) Gugatan pembatalan Merek terdaftar dapat diajukan oleh pihak yang
75
Undang-Undang tentang Merek. Loc.Cit. Pasal 76 Ayat (1) dan (2)
Gugatan pembatalan diuraikan sebagai berikut : 76
Merek.
(2) Gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu jika terdapat
kasasi.
terdaftar.78
76
Ibid. Pasal 77 Ayat (1) dan (2).
77
Ibid. Pasal 78 Ayat (1) dan (2).
78
Ibid. Pasal 79.
dan indikator dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
yang akan diteliti agar dengan lebih mudah untuk menemukan jawaban
penelitian .
rangka untuk memberi kerangka filosofi dan empirik bagi peneliti bahwa
2. Apakah struktur hukum, dalam hal ini para penegak hukum telah
perhotelan.
penerapan hukum.
1. UUD 1945
2. UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek
3. PP No. 90 2019 / Komisi Banding
4. Peraturan MenKumHam RI No. 67
Tahun 2016/ Pendafatran Merek
Tidak
Efektif Kurang Efektif
Efektif
dapat disusun secara rasional dan untuk yang bersifat khusus dapat
dicarikan aturan umunnya sehingga sampai pada asasnya yang
mendasar.
masalah-masalah sosialnya.
10. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
11. Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
12. Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
13. Merek Jasa, adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
sejenisnya.
14. Merek Kolektif, adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau
sejenis lainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang yuridis empiris, yaitu juga dapat disebut sebagai jenis
adalah para pelaku usaha, bisnis, dan investasi barang dan jasa dalam
tentang bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem norma
79
Salim HS. Dan Erlies Septiana Nurbaini.2016. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi.RajaGrafindo Persada. Jakarta.
terhadap pelaku usaha, bisnis dan investasi lainnya atas legalitas
sangat membutuhkan data yang oroginal dan akurat, olehnya itu untuk
1. Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari
dan lain-lain.
80
Ibid. Hlm. 16.
3.4. Teknik Analisis Data
di bidang perhotelan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bandung
Hans Kelsen. 2011. Teori Umum Tentang Hukum dan Negara. Nusa
Media. Bandung.
81
Ibid. Hlm. 27.
Hendra Karianga. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan
Keuangan Negara. PT. Alumni. Bandung.
Ika Ristia Andini Putri. 2018. Perlndungan Hukum Merek Terkenal Terkait
Dengan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tesis Pasca
Sarjana Universitas Lampung.
Jazim Hamidi, dkk. Teori dan Politik Hukum Tata Negara. Total Media.
Yogyakarta.
Ni’matul Huda, dan Imam Nasef. 2017. Penataan Demokrasi dan Pemilu.
Kencana. Jakarta.
Philippe Nonet dan Philip Selznick. 2011. Hukum Responsif. Nusa Media.
Bandung.
Jurnal:
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Merek dan Indikasi Geografis
Internet:
http://repository.unpas.ac.id/11362/4/BAB%2011.pdf. jumat tanggal
20 maret 2020 13.26
http://media.neliti.com/media/publications/240363-perlindungan-
hukum-terhadap-merek-terdaf-3c929252.pdf.
Jumat tanggal 20 maret 2020 pukul 13.30
http://media.neliti.com/media/publications/285465-perlindungan-
hukum-terhadap-merek-perdag-0e435830.pdf
jumat tanggal 20 Maret 2020 pukul 13.40
http://digilib.unila.ac.id/31663/3/TESIS%20TANPA%BAB
%20PEMBAHASAN.pdf jumat tanggal 20 Maret
2020 pukul14.10
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20270656.pdf jumat
tanggal 20 Maret 2020 pukul 14.30