Anda di halaman 1dari 15

se jarah w

as a
g

jib
Tu Organisasi awal
pergerakan

FADHIAH ATIQAH (13)


Xl ips'3
Tonggak kebangkitan nasional melalui organisasi
pergerakan nasional.

a. Budi Utomo merupakan organisasi yang berdiri pada masa Pergerakan Nasional,
lebih tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Organisasi Budi Utomo kemudian
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional di Indonesia. Budi Utomo sebagai tonggak
Kebangkitan Nasional di Indonesia karena Budi Utomo merupakan organisasi modern
yang pertama kali berdiri di Indonesia dan sebagai pelopor berdirinya organisasi
lainnya. Walaupun begitu, banyak yang tidak mengetahui mengapa Budi Utomo dianggap
sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia, khususnya generasi muda pada
masa sekarang. Padahal, berdirinya Budi Utomo terkait dengan bangkitnya semangat
nasionalisme di Indonesia.
B . SAREKAT ISLAM
Sebelum namanya berubah menjadi Sarekat Islam, sebelumnya organisasi pergerakan nasional ini bernama Sarekat
Dagang Islam (SDI). Pendiri dari SDI adalah H. Samanhudi dan didirikan di Solo pada tahun 1911. Sejak SDI berpindah
ke Surabaya, dan kepemimpinan saat itu berpindah ke HOS Cokroaminoto, SDI berubah nama menjadi Sarekat
Islam. Alasannya yaitu untuk memperluas bidang kegiatan organisasi yang awalnya hanya bergerak pada bidang
perdagangan.
Sarekat Islam jelas memiliki tujuan. Beberapa bidang kegiatan yang dijalankan oleh SI antara lain:
Sosial-ekonomi, memberikan bantuan modal usaha bagi anggotanya dan memajukan perdagangan masyarakat
pribumi.
Agama, memajukan kehidupan dan mengembangkan ajaran agama Islam
Organisasi SI berkembang begitu pesat. Karena perkembangannya yang pesat, SI menjadi ancaman bagi pemerintah
kolonial Belanda. Selain itu, perkembangannya yang pesat ini membuat SI berubah menjadi partai politik, setelah
diakui sebagai organisasi resmi pada bulan Maret 1916 oleh pemerintah.
Setelah mengalami perkembangan yang pesat, SI kemudian mengalami kemunduran di tahun 1921. Kemunduran itu
terjadi akibat perpecahan di dalam Sarekat Islam sendiri. Sarekat Islam terpecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI
Merah. Hal tersebut terjadi akibat adanya agitasi golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam
tubuh SI. SI Putih akhirnya berkembang dan dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, sedangkan SI Merah dipimpin oleh
Semaun.
C. Indische Partij
adalah partai politik pertama di Indonesia. menunjukkan para pendiri Indische Partij yang
terkenal dengan sebutan tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Ki Hajar
Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat), dan dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij
dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912. Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni
mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka
bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Pada tahun 1913 terdapat persiapan pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda
dari kekuasaan Perancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati
hari tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang rencana tersebut. Suwardi
Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul Als Ik een
Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda). Suwardi mengecam Belanda, bagaimana
mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan penjajah.
D. PERHIMPUNAN INDONESIA

Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Pelopor
pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa
lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat,
Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische
Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung
jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo
dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Indische
Vereeninging pada tahun 1924 berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) Masuk konsep
“Hindia Bebas” dari Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.
Perasaan anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of
Self Determination).

Akibat sepak terjang PI dinggap berbahaya oleh Belanda. Belanda kemudian menangkap para pimpinan
PI antara lain Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo.
Keempat tokoh tersebut disidangkan di Den Haaf (1928), kemudian dibebaskan karena tidak terbukti.
E. ORGANISASI KEAGAMAAN
1. Muhammadiyah adalah organisasi pergerakan nasional yang berakar pada
keagamaan yang didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912 oleh K.H Ahmad
Dahlan. Tujuan dari organisasi ini adalah tanggapan atas saran Budi Utomo untuk
memberi pelajaran agama kepada anggotanya, sehingga membuat kelompok
Muhammadiyah menjadi organisasi agama yang modern. Organisasi ini mulai
bergerak dengan mendirikan sekolah agama yang modern, panti asuhan, panti jompo,
dan fakir miskin, sampai balai pengobatan dan rumah sakit.

Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mempersiapkan perlawanan terhadap


dominasi asing dan pengaruh Belanda. Organisasi ini juga efektif meningkatkan
pendidikan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Untuk detail sejarah organisasi
pergerakan nasional Muhammadiyah,
2. Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Para Ulama) adalah organisasi sosial keagamaan atau Jamiyyah Diniyah Islamiyah
yang didirikan oleh para ulama, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdullah Wahab Hasbullah, K.H. Bisri
Syamsuri, K.H. Mas Alwi, dan K.H. Ridwan. Mereka pemegang teguh pada salah satu dari empat
mahzab, berhaluan Ahlussunnah waljama’ah. Tujuannya tidak saja mengembangkan dan mengamalkan
ajaran Islam, tetapi juga memperhatikan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka
pengabdian kepada umat manusia.

Majelis ini disebut juga Majelis UI Islamil A’la Indonesia atau Majelis Islam Luhur. MIAI didirikan di
Surabaya pada September 1937 atas prakarsa tokoh-tokoh Muhammadiyah, PSII, PII, Al-Irsyad,
Persis, Persatuan Ulama Indonesia, Al-Washiliyah, Al-Islam, Warmusi (Wartawan Muslim
Indonesia). Adapun susunan pengurusnya sebagai berikut: Ketua: K.H.A. Wahid Hasyim (NU), Wakil
Ketua I: K.H. Mas Mansyur (Muhammadiyah), Wakil Ketua II: Wondoawiseno (PSII), Bendahara:
Sukirman, Sekretaris: Satrodiwiryo (Persis). Mulanya MIAI tidak berpolitik, tetapi kemudian
mengikuti kegiatan dalam aksi-aksi politik menetang penjajah bersama GAPI dan Majelis Rakyat
Indonesia. Kegiatan MIAI yang utama adalah melaksanakan kongres-kongres partai dan organisasi
Islam Indonesia.
3. PPKJ (Perkumpulan Politik Katolik Jawi),
didirikan pada 22 Februari 1925 di Yogyakarta. PPKJ
bertujuan turut berusaha sekuat tenaga bagi kemajuan
Indonesia, didasarkan atas ajaran Katolik. Organisasi ini
bersifat kooperatif. Tokoh organisasi ini adalah
I.J.Kasimo, seorang pegawai gubernemen. Pada Maret 1930
diadakan kongres pertama. Keputusannya antara lain
menuntut penghapusan poenale santice dari aturan kuli
kontrak
F. Partai Komunis Indonesia
adalah organisasi yang muncul akibat pecahnya organisasi
Sarekat Islam. Hadirnya golongan revolusioner ini
membentuk SI merah menjadi berpengaruh terhadap
perkembangan pemikiran sosialis di Indonesia.
Organisasi ini diketuai oleh Semaun pada Desember 1920.
Hingga kemudian pada 13 November 1926 partai ini melakukan
pemberontakan di Jawa dan Sumatera, namun tetap bisa
dikalahkan oleh Kolonial Belanda.

G. PARTAI NASIONAL INDONESIA


Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah satunya adalah Partai
Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak
terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik
yang kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangatuntuk menyusun kekuatan baru
dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto
Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI
berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.

Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.


PKI sebagai partai massa telah dilarang.
Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan
PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional. Tujuan PNI adalah
mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help
(berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi.
Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
H. Taman Siswa
merupakan lembaga pendidikan nasional yang didirikan oleh
Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) di Yogyakarta pada
tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem
pendidikan dengan kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat
tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang meliputi dasar
kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar kebudayaan, dasar
kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan. Dalam
pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan sistem “among” untuk
mengadakan pola belajar asah, asih, asuh. Diterapkan pola
kepemimpinan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa,
tut wuri handayani” yang artinya seorang pemimpin harus dapat
menjadi contoh, memberi motivasi, dan mendorong untuk maju
i. ORGANISASI Perempuan

1. Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya memberikan bantuan


bimbingan dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran,
tokohnya adalah R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah, Joyo, dan R.R. Rukmini.

3. Keutamaan Istri berdiri berdiri sejak tahun 1904 di


2. Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan Ny.
Bandung, yang didirikan oleh R. Dewi Sartika. Pada tahun
T. Ch. Van Deventer (1912) dengan tujuan 1910 didirikan Sekolah Keutamaan Istri, dengan tujuan
mendirikan sekolah bagi kaum wanita, misalnya mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis,
Maju Kemuliaan di Bandung, Pawiyatan Wanito berhitung, punya keterampilan kerumahtanggaan agar
di Magelang, Wanito Susilo di Pemalang, Wanito kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kegiatan
ini kemudian mulai diikuti oleh kaum wanita di kota-kota
Hadi di Jepara, Budi Wanito di Solo, dan
lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang
Wanito Rukun Santoso di Malang. Panjang
4. Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan
bagian dari Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti
Walidah Ahmad Dahlan. Kegiatan utamanya adalah
memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum
wanita, memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa
kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum
wanita dapat mengambil peranan aktif dalam
pergerakan nasional.
5. Wanita Katolik Republik Indonesia berdiri pada tahun 1924 atas inisiatif
seorang wanita bangsawan Yogyakarta yang juga tokoh intelektual wanita saat
itu. Tergerak oleh keinginan luhur yang didasari oleh cinta kasih sebagai
perwujudan iman katolik, Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat
Darmaseputra (adik kandung Nyi Hajar Dewantara) mendirikan perkumpulan ibu-
ibu Katolik Pribumi. Keinginan beliau saat itu mendapat dukungan dari Pastor Van
Driesche, SJ yang banyak memberikan masukan mengenai teknik ber organisasi,
rekruitmen anggota dan pengembangan misi perkumpulan dengan mengajak para
pengurus melihat kebutuhan umat Gereja, terutama kebutuhan kaum wanita
katoliknya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai