Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASPEK PERILAKU SOSISAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI IBU BERSALIN

Untuk Memenuhi Mata Kuliah: Praktik Profesionalisme Bidan

Disusun Oleh: Kelompok 1

Ari Fitriani (15201.02.21150)

Cicik Panglipurwati (15201.02.21151)

Deni Ari Nurrahmawati (15201.02.21152)

Dewi Risma Yanti (15201.02.21153)

Dwi Amuningtyas (15201.02.21154)

Endina Setyorini (15201.02.21155)

Fatihatul Mobarokah (15201.02.21156)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 DAN PROFESI KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
Tahun 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Aspek Perilaku Sosisal Budaya Yang Mempengaruhi Ibu
Bersalin”.

Makalah ini berisikan mengenai berbagai aspek perilaku social budaya yang
mempengaruhi ibu bersalin. Kami berharap makalah ini bias menjadi prasarana dalam
mempermudah mata kuliah Praktik Profesionalisme Bidan dengan dosen pengajar Dr. Yessy Nur
Endah Sary, S.SiT.M.Kes.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jember, 08 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………......... 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..... 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………….... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perilaku …………………………………………………………………………………. 3


2.2 Kebudayaan …………………………………………………………………………….. 3
2.3 Perilaku Sosial Budaya Yang Berpengaruh Pada Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin ………… 3
2.4 Peran Bidan Terhadap Perilaku Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin ……. 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 6


3.2 Saran ................................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun
tatanan social termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal
yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang
bermukim dalam suatu tempat tertentu. Pengaruh social budaya dalam masyarakat
memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat
dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir.
Perubahan social dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative. Hubungan
antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya sebagai salah satu contoh suatu
masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai
dengan tradisi mereka.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan
penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting
bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan
keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Perilaku merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat
diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusialaan, dan norma-norma
lainnya.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita
sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang.
Salah satu contohnya berupa aspek perilaku yang mempengaruhi kesehatan pada ibu hamil
sangat berpengaruh saat akan proses persalinan.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Aspek perilaku yang
mempengaruhi kesehatan terhadap ibu bersalin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku?
2. Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan?
3. Apa saja perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada ibu hamil dan ibu bersalin?
4. Bagaimana peran bidan terhadap perilaku yang mempengaruhi ibu hamil dan ibu
bersalin
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu perilaku
2. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan
3. Untuk mengetahui apa saja perilaku social budaya yang berpengaruh pada ibu hamil dan
ibu bersalin?
4. Untuk mengetahui apa saja peran bidan terhadap perilaku yang mempengaruhi ibu hamil
dan ibu bersalin?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
(Wawan dan Dewi M, 2010)
Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan
tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak
sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat
penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah
perilaku tersebut.
Menurut Skinner (2013) perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan
pelayanan kesehatan.
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen
kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri,
penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan
oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-
betul sehat.

2.2 Kebudayaan
Kebudayaan secara umum adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat penetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat. Aspek social budaya ini mencakup pada setiap trimester kehamilan dan
persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi hal
ini. (Koentjaraningrat, 2005)

2.3 Perilaku Sosial Budaya Yang Berpengaruh Pada Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin
Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk
menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah. Data survey kesehatan Rumah
Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.
Bebrapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek
praktek persalinan oleh dukun yang membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar, dkk
menunjukkan beberapa tindakan dan praktek yang membawa resiko infeksi seperti “ngolesi”
(membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), “kodok”
(memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk mengeluarkan placenta) atau “nyanda”
(setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama
berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat
memabantu upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi
sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan
kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek-
praktek tradisional tertentu masih dilakukan. Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil
dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau
bertahan hidup.

A. Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang ada di
masyarakat, antara lain:
1. Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.
2. Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.
3. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
4. Minum air rendaman akar rumput fatimah dapat memperlancar persalinan.
5. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
6. Makan duren, tape dan nanas bisa membahayakan persalinan.
7. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
8. “Ngolesi” yaitu membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar
persalinan.
9. “Kodok” yaitu memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk mengeluarkan
placenta.
10. “Nyanda” yaitu setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki
diluruskan kedepan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan
pembengkakan.

Sebenarnya, kelancaran persalinan sangat tergantung pada faktor mental dan fisik si
ibu. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan
besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan kondisi psikologis ibu,
terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya
jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi
rasa sakit yang terjadi selama persalinan. Faktor lain yang juga harus diperhatikan, seperti
riwayat kesehatan ibu, gizi ibu selama hamil dan lingkungan sekitar apakah mensupport
atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan
berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil
bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan komunikasi
yang kurang dan tidak bisa kerja sama.
B. Contoh Kasus Perilaku Dan Sosial Budaya Yang Berpengaruh Pada Ibu Hamid an Ibu
bersalin Yang Positif
- Selamatan 7 Bulanan (pada ibu hamil)
Di Desa Payaman Kabupaten Nganjuk, ada ibu yang sedang hamil 7 bulan.
Pada Hari Minggu tanggal 30 maret mengadakan selamatan 7 bulanan yang dalam
adat jawa disebut “ TINGKEPAN”. Kata orang jawa tingkepan ini bertujuan untuk
meminta keselamatan ibu dan bayi agar mendapatkan kehamilan yang sehat dengan
kegiatan mandi kembang dengan 7 sumber mata air dan bunga 7 rupa beserta uang.
Dalam proses siraman itu, ibu dan suami memakai kain jarik. Kemudian
keduanya duduk bersebelahan dan yang menyiram dimulai dari kedua orang tua,
tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh keluarga yang ingin menyiram. Setelah
acara siraman selesai, ibu ganti baju dan calon bapak memecah buah kelapa. Setelah
itu apabila buah kelapa langsung pecah, orang jawa beranggapan bahwa calon bayi
berjenis kelamin laki-laki, tapi apabila kelapa tidak langsung pecah, maka orang jawa
beranggapan calon bayi berjenis kelamin perempuan.
Setelah memecahkan kelapa, kelapa yang digunakan untuk memandikan juga
dipecah dan ditumpahkan beserta uang yang ada di air tadi. Dan masyarakat pun
berebut mengambil uang dan kelapa yang mitosnya dapat menyembuhkan segala
macam penyakit. Setelah itu, kedua orang tua jualan rujak dan yang membeli
masyakat. Jika masyarakat bilang rujak tersebut enak, mitosnya anaknya perempuan
dan cantik di liat. Dan jika rujaknya kurang enak maka mitosnya anaknya laki-laki.
Setelah itu, orang tua membagikan nasi yang ada ayam, telur, sayur/mie, tahu, tempe
dan ikan bandeng. Setelah acara tersebut, pada malam hari juga diadakan syukuran
kembali dan biasanya juga dibacakan surat Yusuf. Jika anaknya laki-laki agar
ganteng seperti Nabi Yusuf, dan jika surat Mariam, maka anaknya cantik seperti
Mariam. Acara ini juga dibagikan nasi,ikan/ayam, sayur/mie, telur, tahu, tempe, ikan
bandeng dan juga rujak.
Dalam acara selamatan 7 bulanan ini dapat kita ambil positifnya, yaitu bisa
berbagi rizki lebih pada orang lain. Ibu bisa makan-makanan bergizi, seperti telur,
ayam, ikan bandeng dan juga dibacakan do’a oleh banyak orang agar kehamilannya
lancar dan tidak ada halangan.

2.4 Peran Bidan Terhadap Perilaku Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin?
a. Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan, proses
persalinan, perawatan selama dan pascapersalinan.
b. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat dan
peralatan.
c. Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari
maupun tidak. Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan,
minuman, dan pelayanan kesehatan.
Perwujudan Kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang ada di masyarakat, antara
lain:
1. Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.
2. Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.
3. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
4. Minum air rendaman akar rumput fatimah dapat memperlancar persalinan.
5. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
6. Makan duren, tape dan nanas bisa membahayakan persalinan.
7. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
8. “Ngolesi” yaitu membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar
persalinan.
9. “Kodok” yaitu memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk mengeluarkan
placenta.
10. “Nyanda” yaitu setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki
diluruskan kedepan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan
pembengkakan.

3.2 Saran
1. Peningkatan pengetahuan promosi kesehatan dalam merubah perilaku khususnya
kepada masyarakat desa/terpencil dengan mengadakan kelas ibu hamil. Bagi
masyarakat diharapakan meningkatkan perilaku kesehatan dan kesadaran terhadap
pentingnya pelayanan kesehatan secara mandiri, seperti menjalani persalinan di
puskesmas/tempat praktik bidan mandiri. Bagi pemerintah juga bisa memberikan
jaminan kesehatan terhadap kesehatan ibu bersalin dengan memberikan asuransi/BPJS
kepada masyarakat menengah kebawah tepat sasaran.
2. Pendekatan pada dukun bayi, menyamakan persepsi tentang kesehatan ibu dan bayi
sehingga dapat menjadi partner bidan yg dapat membantu mensosialisasikan kesehatan
ibu dan bayi.
3. Bekerjasama dg lintas program dan lintas sektor untuk membantu kegiatan promosi
kesehatan ibu dan bayi baik dari kegiatan kader2 (TB, kusta, jiwa), pertemuan di desa
(pertemuan PKK, MMD).
4. Bekerjasama dg belijo (tukang sayur keliling) untuk memberikan info bila ada bumil di
daerah agar dapat terpantau oleh bidan wilayah sehingga bisa memberikan pelayanan
kesehatan baik secara medis atau pun dukungan emosional.
DAFTAR PUSTAKA

B.F Skinner. (2013). Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia


Koentjaraningrat. (2005). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan
Wawan dan Dewi M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan. Perilaku Manusia

Anda mungkin juga menyukai