250 447 1 SM
250 447 1 SM
Oleh:
Intan Martinasari Ludviana
Dosen Pembimbing:
Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak.
ABSTRACT
The purposes of this research are: 1) determine the audit or examination that is
used to report operational funding of education, 2) determine the procedures used
to audit or examine operational support local education. This study used a
qualitative research case study method. This study describes the object under
study phenomenon the recapitulation sheet financial budget. Data obtained
through the evidence and documentation. After that, the subject phenomenon
analyzed to find the possibility of error and then provide advice. From the
research that has been done can be concluded that: SMK X Surabaya not have
adequate knowledge of accounting and auditing that are still experiencing an
error at the time of engagement with the public accounting firm. We recommend
using the default public accounting firm in accordance with the SPAP in
conducting the audit.
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin terselenggaranya wajib
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan
dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan pendidikan bagi
seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan
pendidikan yang sederajat.
Sektor Pendidikan, terutama pendidikan dasar merupakan sektor yang
paling penting dan menentukan perjalanan bangsa di kemudian hari sehingga
sudah seharusnya Pemerintah memberikan perhatian yang serius, komitmen
daerah terhadap pendidikan dasar ini di perlihatkan melalui penyediaan anggaran
1
yang memadai, karena anggaran merupakan parameter yang paling utama dalam
memperlihatkan prioritas yang dilakukan oleh sebuah pemerintah.
Pemerintah kota Surabaya mempunyai cara lain untuk mencerdaskan
tingkat pendidikan masyarakatnya. Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan
Daerah setempat telah meluncurkan program Hibah Biaya Operasional
Pendidikan Daerah (Bopda) untuk sekolah negeri dan swasta. Program ini
ditujukan untuk tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan menengah.
Namun penulis hanya membatasi untuk mengulas hibah Bopda di tingkat SMA
atau SMK swasta di Surabaya.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah tahun
2011 yang disingkat dengan Bopda merupakan petunjuk teknis penggunaan dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya
pada sektor pendidikan yang memperoleh 30%. Terbitnya Perwali Kota Surabaya
ini dalam rangka pendampingan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
tahun 2011 yang perlu didukung dengan pembiayaan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diwujudkan dalam bentuk
program atau kegiatan biaya operasional pendidikan. Tujuan diterbitkannya
Perwali tersebut agar pengelolaan biaya operasional sekolah dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien, akuntabel sesuai dengan prinsip pengelolaan keuangan
daerah dan meminimalisir tingkat penyalahgunaan dana yang mengarah pada
permasalahan pidana korupsi.
Pada Peraturan Walikota Surabaya Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pengganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menyatakan bahwa
terhadap pemeriksaan/audit hibah berupa uang dengan jumlah diatas Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dilakukan pemeriksaaan/ audit oleh
Kantor Akuntan Publik/ pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan terhadap penggunaan hibah berupa uang dengan
jumlah sampai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dapat dilakukan
pemeriksaan/ audit oleh pejabat yang berwenang sesuai perundang-undangan.
Pembiayaan penggunaan Kantor Akuntan Publik dibebankan pada masing-masing
penerima hibah. Pelaksanaan pemeriksaan/ audit oleh Kantor Akuntan Publik/
pejabat yang berwenang harus bersifat atestasi sehingga dapat memberikan
pendapat tentang kecukupan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk tujuan
pelaporan pertanggungjawaban.
Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah jenis audit/pemeriksaan yang diterapkan atas penggunaan dana
Bopda pada SMK X Surabaya?
2. Bagaimanakah prosedur-prosedur audit/pemeriksaan atas penggunaan
dana Bopda SMK X Surabaya?
2
Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis jenis audit yang digunakan dalam
penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur-prosedur yang diterapkan
dalam penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Auditing
Terdapat beberapa pengertian auditing, di antaranya yaitu menurut Alvin
Arens et.al, (1996:1) auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang
mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari
keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang
terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengertian auditing
menurut Mulyadi (2010:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan. Pengertian auditing menurut William Boynton et.al, (2002:5)
adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Jenis-jenis Audit
Opini Audit
Jenis-jenis Auditor
1. Auditor independen
2. Auditor internal
3. Auditor pemerintah
3
Proses Audit
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri.
2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan.
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna
laporan keuangan.
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit.
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk
memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan
melaksanakan pengujian substantif.
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu
pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah.
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Standar Auditing
Secara umum terdapat sepuluh standar auditing dalam Standar Profesional
Akuntan Publik yang terbagi atas Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan,
dan Standar Pelaporan. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor;
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor;
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya;
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan;
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya;
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor;
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
4
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Standar Atestasi
Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi
mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan
suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab
pihak lain. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian
deklarasi secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi
tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Standar
atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi: pemeriksaan (examination), review,
dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
Sumber Dana
Menurut Pasal 3 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011
tentang Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah
Kepada Sekolah Swasta Tahun 2011, belanja hibah operasional pendidikan daerah
kepada sekolah swasta, dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Surabaya Tahun Anggaran 2011 pada belanja tidak langsung Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Besaran Dana
Pasal 4 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah Kepada
Sekolah Swasta Tahun 2011 menyebutkan bahwa:
1. Besaran hibah biaya operasional pendidikan daerah untuk sekolah swasta
berdasarkan perhitungan setiap siswa per sekolah adalah sebagai berikut:
a. Siswa Sekolah Dasar (SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/ULA (setara
SD/MI)/Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Swasta sebesar Rp 29.000,00
(dua puluh Sembilan ribu rupiah) per siswa per bulan;
5
b. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)/WUSTHO (setingkat
SMP/Mts)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)/ Sekolah Menengah Pertama
Luar Biasa (SMPLB) Swasta sebesar Rp 70.500,00 (tujuh puluh ribu lima
ratus rupiah) per siswa per bulan;
c. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)/madrasah Aliyah (MA)/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Swasta sebesar Rp 152.000,00 (seratus lima puluh dua ribu rupiah)
per siswa per bulan.
2. Hibah biaya operasional pendidikan daerah tidak bileh digunakan untuk
membiayai jenis kegiatan sebagai berikut:
a. investasi lahan dan bukan lahan yang digunakan untuk penyelenggaraan
pendidikan maupun satuan pendidikan kecuali pengadaan sarana dan
prasarana pembelajaran;
b. membayar tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional maupun
tunjangan struktural;
c. membayar gaji rutin bagi guru negeri diperbantukan dan/atau guru negeri
yang mengajar untuk memenuhi target 24 (dua puluh empat) jam;
d. membayar gaji rutin bagi guru tetap yayasan/pengelola pendidikan.
3. Belanja hibah biaya operasional pendidikan daerah digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan sekolah swasta sebagai berikut:
a. Pengadaan alat tulis kantor;
b. Pembayaran rekening listrik, air, telepon dan internet;
c. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan;
d. Pengembangan kurikulum;
e. Kegiatan kesiswaan akademis maupun non akademis;
f. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran;
g. Pemeliharaan gedung dan fasilitas sekolah swasta;
h. Pengembangan lembaga sekolah swasta.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai
sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil,
analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif
dan makna merupakan hal yang esensial. Dalam hal ini penelitian yang digunakan
adalah penelitian studi kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang digunakan
untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial yaitu individu, lembaga, atau masyarakat.
Sumber Data
Untuk menunjang terlaksananya kegiatan penelitian dan untuk kelancaran
penulis menyusun skripsi ini diperlukan berbagai data. Data-data yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari:
6
Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang secara khusus
dikumpulkan peneliti dari sumber asli untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer yang diambil pada penelitian ini adalah data yang berupa opini subjek
penelitian secara individual dengan metode wawancara dengan pihak-pihak terkait
yaitu dengan auditor dan staf yang menghasilkan data-data Bopda serta
pengetahuan mendalam tentang Bopda. Data primer yang dikumpulkan tersebut
akan memberikan informasi yang diperlukan dalam proses audit/pemeriksaan atas
penggunaan Bopda.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui perantara. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi talaah literatur
untuk membentuk landasan teori, penelitian terdahulu atau dari teori yang ada
untuk mengukur kriteria-kriteria penelitian, bukti, catatan, dokumen atau arsip-
arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder diperoleh
dari buku-buku, internet, dan literatur terkait lainnya. Bukti-bukti yang dihasilkan
adalah berupa:
a. Proposal kegiatan
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah
c. Surat Perjanjian
d. Lembar Rekapitulasi Anggaran Keuangan
e. Bukti Kas Umum
7
PEMBAHASAN
8
Auditor harus menerapkan prosedur untuk memberikan keyakinan yang
memadai dalam mendeteksi ketidakpatuhan material. Penentuan prosedur ini
terhadap kecukupan bukti dan dokumen merupakan masalah pertimbangan
profesionalitas. Dengan adanya bukti-bukti dan dokumen berupa lembar
rekapitulasi anggaran keuangan SMK X Surabaya pada tahun 2011 auditor harus
membandingan dengan peraturan yang berlaku. Untuk perikatan yang mencakup
kepatuhan terhadap persyaratan peraturan, prosedur yang digunakan oleh
praktisi harus mencakup review terhadap laporan tentang pemeriksaan
signifikan dan komunikasi yang bersangkutan antara badan pengatur, pengajuan
pertanyaan kepada badan pengatur, termasuk pengajuan pertanyaan tentang
pemeriksaan yang sedang berjalan.
9
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai kini arus kas masa depan dari berbagai entitas. Informasi
tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
10
SMK X
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA HIBAH BOPDA
PERIODE 1 JANUARI 2011 S/D 31 DESEMBER 2011
URAIAN Jumlah (Rp)
PENGELUARAN
11
penerimaan dan pengeluaran yang digunakan oleh SMK X Surabaya ini sudah
seimbang sehingga menghasilkan saldo Rp 0,00
SMK X
ARUS KAS
PERIODE 01 JANUARI 2011 S/D 31 DESEMBER 2011
URAIAN Jumlah (Rp)
Saldo Kas Awal 0,00
Tahapan Audit
Berikut ini perbedaan tahapan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan
publik dengan standar yang berlaku:
12
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah SMK X Surabaya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis audit/pemeriksaan adalah atestasi pemeriksaan. Karena jika
menggunakan audit tidak mencukupi kriteria-kriteria yang dibutuhkan. Oleh
sebab itu menggunakan atestasi pemeriksaan karena lebih sesuai.
2. Prosedur yang dilakukan adalah prosedur yang sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berikut ini adalah
rekomendasi yang diberikan oleh penulis:
1. Bagi SMK X Surabaya :
a. SMK X Surabaya seharusnya mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
akuntansi dan audit untuk mendukung pemahaman dalam mengelola dana
Bopda.
b. SMK X Surabaya sebaiknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya
laporan bagi penilaian kinerja mereka
2. Bagi Pemerintah Kota Surabaya:
a. Sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya memberikan pelatihan tentang
akuntansi dan audit kepada pengurus sekolah agar bisa menggunakan dana
Bopda dengan tepat.
b. Sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya menentukan jenis audit yang
digunakan oleh pihak yang melakukan pelaporan terhadap penggunaan
dana Bopda.
3. Bagi Kantor Akuntan Publik:
a. Sebaiknya melakukan komunikasi yang rutin kepada pihak sekolah dengan
pihak yang berwenang agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan
pembuatan/ penentuan jenis audit/pemeriksaan.
b. Sebaiknya kantor akuntan publik menggunakan standar yang sesuai
dengan jenis audit/pemeriksaan berlaku dengan tepat dalam melakukan
proses auditnya.
c. Sebaiknya kantor akuntan publik menggunakan standar yang sesuai
dengan jenis audit/pemeriksaan dalam pembuatan format
laporan/pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2011. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 tentang Petunjuk Teknis
Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah Kepada
Sekolah Swasta.
13
_______. 2011. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 54 tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban
dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Boynton William C., Johnson Raymond N., Kell Walter G. 2003. Modern
Auditing jilid 1 edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Boynton William C., Johnson Raymond N., Kell Walter G. 2003. Modern
Auditing jilid 2 edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Arens Alvin A., Elder Randal J., Beasley Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance jilid 1 edisi 12. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
14
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
15