Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PROGRAM PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA
(PPRA)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU
Jalan A.Yani 10 – 13 Telp. ( 0341 ) 596898 – 591076 – 591036 – Fax. 596901 – 591076
Email : rsukhbatu@jatimprov.go.id
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


Latar Belakang............................................................................ 1
Landasan Hukum ........................................................................ 2
BAB II GAMBARAN UMUM.............................................................. 4
Pengertian ................................................................................... 4
Tugas Pokok dan Fungsi............................................................. 4
Aspek Legal ................................................................................ 5
BAB III. VISI DAN MISI........................................................................ 6
Visi.............................................................................................. 6
Misi ............................................................................................. 6
Tujuan ......................................................................................... 7
BAB IV. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT...................... 8
Perangkat Organisasi .................................................................. 8
Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Karsa Husada. 8
BAB V. STRUKTUR ORGANISASI PPRA ....................................... 9
BAB VI. URAIAN JABATAN ................................................................ 10
BAB VII. TATA HUBUNGAN KERJA PPRA ......................................... 14
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI ......................... 17
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI.......................................................... 18
BAB X PELAPORAN ............................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu pada awal mula berdirinya
tahun 1912 pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan nama
Sanatorium dengan pelayanan rawat jalan untuk penyakit paru yang
berlokasi di Kota Batu. Pada tanggal 20 Maret 1934 dibuka ruang
perawatan (Rawat Inap) yang diresmikan oleh Mas Soemarto (Patih
Kabupaten Malang), JA Seven (Poning Master),de Ruyter de Wild (Voorith
Bob). Pada masa penjajahan Belanda, Rumah Sakit Paru Batu dikuasai
oleh Pemerintah Belanda dan dijadikan Rumah Sakit Belanda. Setelah
Indonesia Merdeka, Rumah Sakit Paru Batu diserahkan ke Pemerintah
Republik Indonesia khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 37 Tahun
2000 dan Keputusan Gubernur Nomor 26 Tahun 2002, Rumah Sakit Paru
ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: YM.02.04.3.3.3228 pada tanggal 4
Juli 2007 diberikan Ijin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus dengan
nama Rumah Sakit Paru Batu dan pada tanggal 29 Desember 2009
berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor: 118/259/KPTS/013/2009
Rumah Sakit Paru Batu di tetapkan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) berstatus BLUD penuh. Rumah Sakit Paru Batu pada
tanggal 14 September 2011 berhasil mendapatkan penghargaan berupa
Lulus Akreditasi Tingkat Dasar oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit
dengan nomor sertifikat KARS-SERT/74/IX/2011.
Pada tanggal 12 Mei 2015, berdasarkan Pergub Jatim No. 32 tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Rumah Sakit Paru Batu menjadi Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu. Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
pada bulan September 2016 berhasil mendapatkan penghargaan berupa
Lulus Akreditasi Tingkat Paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Pada tahun 2016 Pergub Jatim No.32 tahun 2015, digantikan dengan
Pergub Jatim No.104 tahun 2016 tentang Nomenklatur, Susunan
1
Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
4. Peraturan Presidan Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
6. Permenkes Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006 Tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
7. Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
8. Pergub Jawa Timur Nomor 82 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi
Jawa Timur
9. Pergub Jawa Timur Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun
2011 Tentang Pelayanan Publik
10. Pergub Jawa Timur Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
11. Pergub Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2016 Tentang Nomenklatur,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
12. Pergub Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 98 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penerapan Pengelolaan Badan Layanan Umu Daerah Provinsi
Jawa Timur

2
13. Pergub Jawa Timur Nomor 188/526/kpts/013/2009 Tentang
Penetapan 9 UPT Dinas Badan Layanan Umum Daerah

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Pengertian
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu yang selanjutnya disingkat
RSUKH merupakan Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Pelayanan RSU Karsa Husada Batu
meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan
medik spesialis dasar, pelayanan medik spesialis penunjang, pelayanan
medik subspesialis, pelayanan medik spesialis gigi mulut, pelayanan medik
spesialis lain, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan
kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non klinik,
dan pelayanan rawat inap.

B. Tugas Pokok dan Fungsi


RSU Karsa Husada Batu dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 104 Tahun 2016 tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit yang
dibantu oleh tiga pejabat eselon 4 yang terdiri dari:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2. Kepala Seksi Pelayanan Medis
3. Kepala Seksi UKM & Litbang
Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur sedangkan Seksi Pelayanan
Medis dan Seksi UKM & Litbang dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas Kesehatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
penyakit dalam bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, rumah sakit umum mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana dan program rumah sakit;
2. Pelaksanaan ketatausahaan;

4
3. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit;
4. Pelayanan medis penyakit;
5. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis;
6. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
7. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
8. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan program;
9. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit;
10. Penyelenggaraan penelitian, pengembangan (litbang) dan pendidikan
dan pelatihan (diklat);
11. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
12. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis;
13. Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif) baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di dalam gedung maupun
di luar gedung di wilayah kerjanya; dan pelaksanaan tugas-tugas lain
yang diberikan Kepala Dinas.

C. Aspek Legal
1. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2016 tentang
Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
2. Ijin Operasional Rumah Sakit dari Badan Penanaman Modal Provinsi
Jatim nomor : P2T/1/03.22/02/2014 tanggal 28 Januari 2014
3. Rekomendasi Penetapan Kelas dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur Nomor : 445/1671/101.4/2014 tanggal 10 Pebruari 2014.
4. Ijin Gangguan (HO) dari Badan Penanaman Modal Kota Batu nomor :
530.08/14 /HO/422.206/2015.

5
BAB III
VISI DAN MISI

A. Visi
Visi Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu adalah gambaran arah
pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai RSU Karsa
Husada Batu melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dan misi RSU Karsa Husada
Batu menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik RSU Karsa
Husada Batu baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah
maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek
kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan
mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
Dalam rangka mendukung upaya keterlaksanaan Misi Pemerintah
Provinsi Jawa Timur yang Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong
Cilik, maka rencana strategis RSU Karsa Husada Batu berjalan dengan
landasan Visi: ” MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA MASYARAKAT”
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat khususnya di wilayah
Batu dan Malang Raya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan perlu dilakukan perbaikan
dan pengembangan manajemen yang berkualitas dan profesional,
peningkatan profesionalisme SDM. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan profesional di rumah sakit dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama maupun kaya atau miskin.

B. Misi
Untuk mencapai misi “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama
Masyarakat”, maka ditempuh visi sebagai berikut:
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan aman, ramah dan berkualitas
2. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang professional dan akuntabel
3. Mewujudkan RSU Karsa Husada Batu sebagai rumah sakit kelas B
Pendidikan

6
C. Tujuan
Dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut diatas, maka harus
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan tujuan strategis organisasi. Tujuan merupakan hasil yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun
mendatang yang menggambarkan arah strategis organisasi. Adapun tujuan
yang akan dicapai Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu dalam
mewujudkan misinya adalah sebagai berikut :
1. Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu “Mewujudkan pelayanan
kesehatan aman, ramah dan berkualitas”, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah Meningkatkan mutu dan aksesibilitas pelayanan
kesehatan sesuai standar, dengan indikator : Persentase indikator
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mencapai target.
2. Dalam mewujudkan misi kedua yaitu “Mewujudkan tata kelola rumah
sakit yang professional dan akuntabel”, maka tujuan yang ingin dicapai
adalah Meningkatkan kualitas manajemen RS yang profesional dan
akuntabel dengan didukung sistem teknologi informasi yang handal,
dengan indikator : Cost Recovery Rate.
3. Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu “Mewujudkan RSU Karsa Husada
Batu sebagai RS kelas B”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
Meningkatkan ketersediaan sumber daya untuk menjadi RS Kelas B
dengan indikator: Persentase kelengkapan persyaratan sesuai standar
RS kelas B.

7
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

A. Perangkat Organisasi
RSU Karsa Husada Batu dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 104 Tahun 2016 tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit yang
dibantu oleh tiga pejabat eselon 4 yang terdiri dari :
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2. Kepala Seksi Pelayanan Medis
3. Kepala Seksi UKM & Litbang

B. Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Karsa Husada

8
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PPRA

9
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Ketua TIM PPRA


1. Syarat Jabatan
a. Klinisi dokter, dokter spesialis yang dalam tugasnya sehari-hari
terlibat penuh dalam perawatan pasien dan berminat di bidang
infeksi.
b. Memiliki sertifikat pelatihan PPRA.

2. Uraian Tugas
a. Memimpin dan menyelengarakan kegiatan PPRA di Rumah Sakit.
b. Membuat kerangka dan mengevaluasi kebijakan.
c. Memberi masukan kepada Direktur mengenai pelaksanaan
program PPRA di rumah sakit.
d. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antimikroba
yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman
dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data
resistensi antibiotika.
e. Mengkoordinasikan program PPRA, pendidikan dan pelatihan PPRA.
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
Pengendalian Resistensi Antimikroba.
g. Memberi usulan kepada Direktur bagaimana cara mengembangkan
dan meningkatkan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di
Rumah Sakit.
h. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
i. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
j. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur Pengendalian
Resistensi Antimikroba yang berhubungan dengan prosedur terapi.
k. Bersama sama dengan anggota PPRA untuk membuat laporan serta
meneruskan laporan tersebut kepada Direktur.
l. Melaporkan kegiatan setiap tahun kepada KEMENKES RI

3. Wewenang
a. Penyelengara kegiatan PPRA di Rumah Sakit
b. Perencanaan evaluasi kebijakan dan pengembangan standart
pelayanan dan prosedur tetap PPRA
c. Perencanaan mengenai pelaksanaan program PPRA di rumah sakit.
d. Pemberi informasi usulan kepada Direktur untuk pemakaian
antimikroba yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil
pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan
menyebarluaskan data resistensi antibiotika.

10
e. Koordinasikan program PPRA, pendidikan dan pelatihan PPRA,
dengan unit lain
f. Pemberi usulan kepada direktur untuk mengembangkan dan
meningkatkan cara Pengendalian Resistensi Antimikroba.
g. Pemberi usulan kepada Direktur bagaimana cara mengembangkan
dan meningkatkan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di
Rumah Sakit.
h. Kontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
i. Penyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
j. Pembuat keputusan pengelolaan restricted antibiotika di rumah
sakit
k. Monitoring dan mengajarkan praktek dan prosedur Pengendalian
Resistensi Antimikroba yang berhubungan dengan prosedur terapi.

4. Tanggung Jawab
a. Menjamin pelaksanaan seluruh kegiatan PPRA dengan baik.
b. Melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan PPRA
c. Melaporkan seluruh kegiatan PPRA kepada Direktur RSUD
d. Melaporkan kegiatan PPRA kepada KEMENKES
e. Pertanggunggjawaban penyelengaraan PPRA kepada Direktur RSUD

B. Wakil Ketua PPRA


1. Syarat Jabatan
a. Klinisi dokter, dokter spesialis
b. memiliki sertifikat pelatihan PPRA

2. Uraian Tugas
a. Membantu tugas pokok dan fungsi ketua PPRA
b. Mengajukan kerangka dan mengevaluasi kebijakan
c. Memberikan masukan kepada ketua mengenai pelaksanaan program
PPRA di rumah sakit
d. Memberikan usulan kepada ketua untuk pemakaian antimikroba
yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman
dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data
resistensi antibiotika
e. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pengendalian resistensi antimikroba
f. Memberi usulan kepada ketua bagaimana cara mengembangkan dan
meningkatkan program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit
g. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar
h. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans

11
i. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur pengendalian
resistensi antimikoba yang berhubungan dengan prosedur terapi
j. Menggantikan tugas ketua PPRA apabila berhalangan hadir

3. Wewenang
a. Membantu tugas pokok dan fungsi ketua PPRA
b. Pemberi informasi kepada ketua terkait pelaksanaan,
pengembangan, peningkatan, pengendalian penggunaan antibiotika
c. Koordinasi dengan seluruh unit terkait surveilans pola penggunaan
antibiotika, survailans pola resistensi, serta peningkatan
pemahaman terhadap resistensi antimikroba

4. Tanggung Jawab
a. Membantu kegiatan ketua PPRA
b. Melaporkan hasil koordinasi terkait kegiatan PPRA
c. Pertanggungjawaban kepada ketua PPRA tentang pelaksanaan,
pengembangan, peningkatan pengendalian penggunaan antibiotika

C. Sekretaris PPRA
1. Uraian Tugas
a. Melaksanakan tugas administrasi yang meliputi surat menyurat,
penyusunan laporan, dan penyimpanan arsip pelaporan Tim
Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).
b. Melaksanakan dan mengatur agenda kerja PPRA yang meliputi
penerimaan dan pengaturan jadwal koordinasi tim dan menyusun
jadwal pertemuan Ketua PPRA dengan anggota dan seluruh unit
terkait.
c. Menyusun laporan kegiatan Surveilans dan kegiatan lain yang
dilakukan oleh PPRA.
d. Menyusun dan merekap hasil kegiatan PPRA untuk ditindak lanjuti
oleh ketua PPRA sebagai pelaporan tertulis kepada direktur

2. Wewenang
a. Membantu ketua dalam melaksanakan tugas administrasi
b. Koordinasi dengan unit terkait pelaporan surveilans dan kegiatan
lain yang dilakukan oleh PPRA
c. Pelaksanaan koordinasi dengan unit lain di lingkungan rumah sakit

D. Anggota PPRA
1. Syarat Jabatan
a. Klinisi perwakilan SMF atau perwakilan departemen
b. Instalasi farmasi
c. Keperawatan
d. Laboratorium Patologi Klinik

12
e. Komite PPI
f. Komite Farmasi dan Terapi (KFT)

2. Wewenang
a. Pengawasan dan mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian
resistensi antimikroba
b. Melakukan kegiatan survilense pola peresepan dan penggunaan
antibiotika
c. Melakukan kegiatan survilenses pola mikroba penyebab infeksi dan
kepekaanya terhadap antibiotik
d. Berkoordinasi serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran
tentang prinsip pengendalian antimikroba, penggunaan antibiotika
secara bijak dan ketat terhadap pengendalian infeksi melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan

3. Tanggung Jawab
a. Melaporkan hasil kegiatan surveilans, program pengendalian serta
berperan aktif dalam pelaksanaan program PPRA
b. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran
c. Tentang prinsip pengendalian antimikroba, penggunaan antibiotika

4. Uraian Tugas
a. Berperan aktif membantu ketua dalam pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba
b. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian
resistensi antimikroba
c. Melakukan survilense pola peresepan dan penggunaan antibiotika
d. Melakukan survilenses pola mikroba penyebab infeksi dan
kepekaanya terhadap antibiotik
e. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran
tentang prinsip pengendalian antimikroba, penggunaan antibiotika
secara bijak dan ketaat terhadap pengendalian infeksi melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan
f. Melaporkan seluruh kegiatan program pengendalian resistensi
antimikroba kepada ketua tim PPRA

13
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA PPRA

Skema tata hubungan kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

MANAGEM
ENT RS
PATOLOGI
SMF
KLINIK

KEPERAWA INSTALASI
TAN FARMASI

PPRA
REKAM
KFT
MEDIS

KAMAR
PKRS
OPERASI

UNIT LAIN KOMITE PPI

14
Penjelasan bagan tata hubungan kerja PPRA dengan unit/instalasi di rumah
sakit :

A. Staf Medis Fungsional


1. Menerapkan prinsip penggunaan antibiotika secara bijak dan
menerapkan kewaspadaan standart
2. Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi antimikroba di
SMF/Bagian
3. Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan
antibiotika di SMF
4. Melakukan evaluasi pengginaan antibiotika berasama tim

B. Instalasi Farmasi
1. Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antimikroba yang
tercantum dalam formularium
2. Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata
laksana pasien infeksi, melalui pengkajian peresepan, pengendalian
dan monitoring penggunaan antimikroba, visite ke bangsal pasien
bersama tim
3. Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antimikroba
yang tepat dan benar
4. Bersama klinisi dokter, melakukan audit penggunan antibiotika secara
kuantitatif dan kualitatif. Melalui review rekam medis dan semua
lembar pencatatan jejak rekam pasien
5. Monitoring efektivitas, efek samping, dan keamanan antibiotika

C. Komite Farmasi dan Terapi


1. Berperan dalam menyusun kebijakan dan panduan antimikroba di
rumah sakit
2. Memantau kepatuhan penggunaan antibiotika terhadap kebijakan dan
panduan di Rumah Sakit
3. Melakukan evaluasi penggunaan antimikroba bersama tim

D. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


1. Penerapan kewaspadaan standrat
2. Survileans kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten
3. Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba
multiresist

E. PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)


1. Membuat jadwal PKRS tentang penggunaan antimikroba secara bijak
kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit.
2. Membuat laporan hasil PKRS PPRA ke tim PKRS rumah sakit.

15
F. Rekam Medik
1. Koordinasi pengumpulan Rekam Pemberian Antibiotika dari instalasi
rawat inap

G. Keperawatan
1. Menerapkan standart dalam upaya mencegah penyebaran mikroba
resisten
2. Terlibat dalam pemberian antibiotika yang benar
3. Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara tehnik aseptik

H. Patologi Klinik
1. Melakukan pemeriksaan mirkobiologi
a. Melaksanakan pemeriksaan kultur pada pasien sesuai indikasi.
b. Surveilans ke pasien terkait hasil kultur.
c. Laporan hasil pemeriksaan kultur.
2. Memberikan informasi pola mikroba dan pola resistensi secara berkala
setiap tahun
3. Menyusun pedoman kejadian luar biasa mikroba multiresisten

16
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

Ketenagaan merupakan bagian dari kepegawaian yang memiliki tanggung


jawab dan tugas tertentu dalam suatu institusi, sedangkan tugas penting
kepegawaian adalah menerapkan pola dan prosedur kepegawaian sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam upaya menciptakan
kepegawaian yang stabil dan efektif. Macam atau kualifikasi dan jumlah
tenaga tergantung dari besar dan kegiatan institusi, kemampuan serta sarana
dan fasilitas yang tersedia.
Masa bakti Tim PPRA ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur RSU
Karsa Husada. Kualifikasi ketua PPRA adalah klinisi dokter yang dalam
tugasnya sehari-hari terlibat penuh dalam perawatan pasien dan berminat di
bidang infeksi. Ketenagaan dari tim PPRA paling sedikit terdiri dari unsur :
1. Klinisi Perwakilan SMF atau Departement
2. Keperawatan
3. Instalasi Farmasi
4. Laboratorium Patologi Klinik
5. Komite PPI
6. Komite Farmasi dan Terapi

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah


Kebutuhan
Ketua PPRA Dokter Spesialis Pelatihan 1
PPRA
Wakil Ketua PPRA Dokter Spesialis Pelatihan 1
PPRA
Sekretaris PPRA Apoteker Pelatihan 2
PPRA
Anggota PPRA, terdiri dari :  Dokter spesialis 22
1. Staf Medis Fungsional  Apoteker
2. Instalasi Farmasi  S1 kep/D3 kep/
3. Keperawatan D3 kebidanan
4. Instalasi Patologi Klinik  D3 Analis
5. Komite PPI
6. Komite Farmasi Terapi

17
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

1. Pertemuan rutin
a. Pertemuan rutin Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba
 Tiga bulan sekali
 Peserta : Semua anggota PPRA
 Materi : Evaluasi kegiatan PPRA di semua unit
 Solusi dan rekomendasi
b. Rapat kerja dengan manajemen RS, ketua komite RS, kepala
instalasi dan kepala bidang di RS
 Tiga bulan sekali
 Peserta : Manajemen, Ketua komite RS, seluruh Kepala
Instalasi
 dan Kepala Bidang di RS
 Materi : Laporan pelaksanaan PPAM secara umum dan PPAM
empirik definitif di RSU Karsa Husada dan penyampaian
permasalahan, solusi serta tindak lanjut penyelesaian masalah
yang ditemukan.
2. Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah
atau sesuatu hal yang perlu dibahas segera

18
BAB X
PELAPORAN

Dalam rangka tertib administrasi tim PPRA, maka perlu dibuat laporan
yang dilakukan secara berkala. Pelaporan ini bertujuan untuk mengetahui
hasil capaian dan meningkatkan koordinasi antara PPRA dengan manajemen
RS atau unit terkait, sehingga diharapkan dapat diketahui kondisi terkini dan
dapat dilakukan pengembangan terhadap kegiatan tim PPRA.
1. LAPORAN TRIMESTER
 Laporan pelaksanaan PPAM secara umum dan PPAM Empirik definitif
 Laporan hasil audit kuantitatif dan kualitatif penggunaan antibiotika
2. LAPORAN TAHUNAN
 Pola mikroba, sensitivitas dan resistensi antibiotika pertahun
 Laporan angka kejadian infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh
mirkoba resisten
 Laporan hasil audit kuantitatif dan kualitatif penggunaan antibiotika

19

Anda mungkin juga menyukai