Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farhan Nadhif Nurpradipa

Kelas : XII MIPA 2


No : 25

TUGAS TEKS EDITORIAL


Menabuh Lebih Keras Genderang Antikorupsi

Perang melawan korupsi perlahan menuju titik kemenangan seiring dengan mulai
sirnanya sikap permisif masyarakat terhadap perilaku koruptif. Berdasarkan catatan Badan
Pusat Statistik, indeks perilaku antikorupsi di Indonesia tahun ini mencapai 3,71, angka
tertinggi sepanjang enam tahun terakhir. Indeks berkisar dalam skala 0 hingga 5. Semakin
tinggi indeks, semakin anti masyarakat terhadap korupsi.
Survei BPS itu mengukur perilaku korupsi skala kecil, misalnya memberi uang pelicin
untuk mengurus sesuatu. Lebih dari separuh menganggap tidak wajar sikap istri yang menerima
uang dari suami di luar kelaziman tanpa mempertanyakan asal usulnya.
Pada salah satu indikator perilaku antikorupsi itu terlihat kaum hawa memiliki andil
besar dalam mengekang perilaku koruptif dari tingkat rumah tangga. Dengan perilaku tersebut,
menjadi tidak wajar bila seorang istri tidak tahu-menahu ketika suaminya melakukan korupsi.
Menyogok agar diterima menjadi pegawai atau supaya bisa menjadi murid di sekolah
tertentu semakin dipandang tidak wajar. Kenaikan indeks antikorupsi ikut pula terdorong oleh
perilaku masyarakat yang berangsur menghindari para calo. Dari 10 ribu rumah tangga di 33
provinsi yang disurvei tahun ini, sekitar 80,94% mengakses layanan publik sendiri tanpa
perantara.
Tren positif perilaku antikorupsi di tingkat masyarakat selaras dengan Global
Corruption Barometer 2017 yang dirilis Transparency International. Lebih dari setengah
responden yang disurvei sepanjang April-Juni 2016 menilai pemerintah Indonesia bekerja lebih
baik dalam memberantas korupsi. Masyarakat mengaku layanan publik terasa membaik
setidaknya selama tiga tahun belakangan.
Perbaikan di pemerintah rupanya turut meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
lebih aktif memerangi korupsi, seperti yang terlihat pada hasil survei BPS. Sebagian mungkin
akan menganggap perilaku antikorupsi itu belum signifikan karena hanya meneropong korupsi
skala kecil.
Namun, perlu kita camkan, kecil ataupun besar, korupsi tetaplah korupsi. Suap, sogok,
penggelembungan anggaran, penyunatan dana, dan gratifikasi boleh jadi terwujud dalam
nominal kecil. Akan tetapi, jika jutaan orang melakukannya, efeknya akan sangat besar.
Yang paling kentara, korupsi membuat layanan publik berjalan lambat dengan kualitas
buruk. Kemudian, pembangunan yang semestinya mampu membantu mengangkat
perekonomian daerah dan penduduk miskin tidak bermanfaat optimal. Bukan kebetulan ketika
tren perilaku antikorupsi meningkat, jumlah penduduk miskin pun cenderung menurun. Dalam
catatan BPS, pada 2012 jumlah penduduk miskin mencapai 11,6 juta jiwa. Pada 2016, jumlah
penduduk miskin tercatat tinggal 10,7 juta jiwa.
Kini yang perlu dilakukan ialah mempertahankan tren positif yang mulai tercipta.
Akses-akses pengaduan telah dibuka lebih lebar bersamaan dengan bergulirnya Satgas Sapu
Bersih Pungutan Liar. Jangan sampai akses itu buntu di tengah jalan karena setengah-setengah
menindaklanjuti pengaduan.
Untuk memerangi skala korupsi yang lebih besar, yang dilakukan para elite politik dan
birokrasi, tabuh lebih keras genderang antikorupsi. Saatnya sanksi yang lebih menjerakan
diberlakukan. Pemiskinan serta pencabutan hak politik selayaknya menjadi standar hukuman
koruptor, disertai sanksi sosial. Itu bertujuan agar tidak ada lagi koruptor yang disambut dengan
tabuhan rebana selepas dari penjara.

1. Uraikan struktur teks editorial tersebut!


2. Tentukan poin-poin penting dalam teks tersebut!
a. Permasalahan
b. Fakta (2)
c. Opini penilaian, saran, prediksi, harapan, dan kritik
3. Carilah kalimat-kalimat dalam teks tersebut yang menggunakan:
a. Kata kerja material
b. Kata kerja mental
c. Kata kerja relasional
d. Konjungsi kausalitas
e. Konjungsi temporal
Jawab :
1. Pernyataan pendapat
Perang melawan korupsi perlahan menuju titik kemenangan seiring dengan mulai
sirnanya sikap permisif masyarakat terhadap perilaku koruptif. Berdasarkan catatan Badan
Pusat Statistik, indeks perilaku antikorupsi di Indonesia tahun ini mencapai 3,71, angka
tertinggi sepanjang enam tahun terakhir. Indeks berkisar dalam skala 0 hingga 5. Semakin
tinggi indeks, semakin anti masyarakat terhadap korupsi.

Argumentasi
Survei BPS itu mengukur perilaku korupsi skala kecil, misalnya memberi uang pelicin
untuk mengurus sesuatu. Lebih dari separuh menganggap tidak wajar sikap istri yang menerima
uang dari suami di luar kelaziman tanpa mempertanyakan asal usulnya.
Pada salah satu indikator perilaku antikorupsi itu terlihat kaum hawa memiliki andil
besar dalam mengekang perilaku koruptif dari tingkat rumah tangga. Dengan perilaku tersebut,
menjadi tidak wajar bila seorang istri tidak tahu-menahu ketika suaminya melakukan korupsi.
Menyogok agar diterima menjadi pegawai atau supaya bisa menjadi murid di sekolah
tertentu semakin dipandang tidak wajar. Kenaikan indeks antikorupsi ikut pula terdorong oleh
perilaku masyarakat yang berangsur menghindari para calo. Dari 10 ribu rumah tangga di 33
provinsi yang disurvei tahun ini, sekitar 80,94% mengakses layanan publik sendiri tanpa
perantara.
Tren positif perilaku antikorupsi di tingkat masyarakat selaras dengan Global
Corruption Barometer 2017 yang dirilis Transparency International. Lebih dari setengah
responden yang disurvei sepanjang April-Juni 2016 menilai pemerintah Indonesia bekerja lebih
baik dalam memberantas korupsi. Masyarakat mengaku layanan publik terasa membaik
setidaknya selama tiga tahun belakangan.
Perbaikan di pemerintah rupanya turut meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
lebih aktif memerangi korupsi, seperti yang terlihat pada hasil survei BPS. Sebagian mungkin
akan menganggap perilaku antikorupsi itu belum signifikan karena hanya meneropong korupsi
skala kecil.
Namun, perlu kita camkan, kecil ataupun besar, korupsi tetaplah korupsi. Suap, sogok,
penggelembungan anggaran, penyunatan dana, dan gratifikasi boleh jadi terwujud dalam
nominal kecil. Akan tetapi, jika jutaan orang melakukannya, efeknya akan sangat besar.
Yang paling kentara, korupsi membuat layanan publik berjalan lambat dengan
kualitas buruk. Kemudian, pembangunan yang semestinya mampu membantu mengangkat
perekonomian daerah dan penduduk miskin tidak bermanfaat optimal. Bukan kebetulan ketika
tren perilaku antikorupsi meningkat, jumlah penduduk miskin pun cenderung menurun. Dalam
catatan BPS, pada 2012 jumlah penduduk miskin mencapai 11,6 juta jiwa. Pada 2016, jumlah
penduduk miskin tercatat tinggal 10,7 juta jiwa.

Penegasan ulang
Kini yang perlu dilakukan ialah mempertahankan tren positif yang mulai tercipta.
Akses-akses pengaduan telah dibuka lebih lebar bersamaan dengan bergulirnya Satgas Sapu
Bersih Pungutan Liar. Jangan sampai akses itu buntu di tengah jalan karena setengah-setengah
menindaklanjuti pengaduan.
Untuk memerangi skala korupsi yang lebih besar, yang dilakukan para elite politik
dan birokrasi, tabuh lebih keras genderang antikorupsi. Saatnya sanksi yang lebih menjerakan
diberlakukan. Pemiskinan serta pencabutan hak politik selayaknya menjadi standar hukuman

2. a. Permasalahan : Perang melawan korupsi perlahan menuju titik kemenangan seiring


dengan mulai sirnanya sikap permisif masyarakat terhadap perilaku koruptif
b. fakta : - Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, indeks perilaku antikorupsi di
Indonesia tahun ini mencapai 3,71, angka tertinggi sepanjang enam tahun terakhir.
- Dari 10 ribu rumah tangga di 33 provinsi yang disurvei tahun ini, sekitar
80,94% mengakses layanan publik sendiri tanpa perantara.
c. : - Dengan perilaku tersebut, menjadi tidak wajar bila seorang istri tidak tahu-
menahu ketika suaminya melakukan korupsi.
- Menyogok agar diterima menjadi pegawai atau supaya bisa menjadi murid di
sekolah tertentu semakin dipandang tidak wajar
- Sebagian mungkin akan menganggap perilaku antikorupsi itu belum signifikan
karena hanya meneropong korupsi skala kecil.
- Namun, perlu kita camkan, kecil ataupun besar, korupsi tetaplah korupsi. Suap,
sogok, penggelembungan anggaran, penyunatan dana, dan gratifikasi boleh jadi terwujud dalam
nominal kecil.
- Bukan kebetulan ketika tren perilaku antikorupsi meningkat, jumlah penduduk
miskin pun cenderung menurun
- Kini yang perlu dilakukan ialah mempertahankan tren positif yang mulai
tercipta.
- Untuk memerangi skala korupsi yang lebih besar, yang dilakukan para elite
politik dan birokrasi, tabuh lebih keras genderang antikorupsi.

3.
a. Kata kerja material : mengukur, memberi, menerima, mengurus, melakukan, menyogok,
mengakses, memberantas, memerangi, menindaklanjuti.
b. Kata kerja mental : menganggap, mengekang, menilai, mengaku, membaik, meneropong,
menjerakan.
c. Kata kerja relasional : kaum hawa memiliki andil besar dalam mengekang perilaku
koruptif dari tingkat rumah tangga.
d. Konjungsi kausalitas : karena
e. Konjungsi temporal : hingga, selama, kemudian

Anda mungkin juga menyukai