KESEHATAN KOMUNITAS
OLEH :
Kelompok IV
i
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teori dan Model Keperawatan
Kesehatan Komunitas ”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatann Komunitas.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku
dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui
media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
Denpasar, 22 September 2021
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 2
1.3.2Tujuan Khusus ............................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
A.Tujuan Umum
B.Tujuan Khusus
1
c) Untuk mengetahui dan memahami prinsip keperawatan komunitas
d) Untuk mengetahui dan memahami teori dan model keperawatan komunitas
1.4 Manfaat
Sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan dari penyusunan makalah ini, maka
manfaat yang bisa kita dapatkan antara lain sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian keperawatan komunitas
2. Dapat mengetahui dan memahami sejarah perkembangan komunitas
3. Dapat mengetahui dan memahami Prinsip keperawatan komunitas
4. Dapat mengetahui dan memahami teori dan model keperawatan komunitas
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas
adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan
dan
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Sebagai sasaran praktik keperawatan, klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
4
Masyarakat sebagai klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma,
hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga.
5
2.1.3. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki
2. Tujuan Khusus
• Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
• Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
2melaksanakan upaya perawatan dasar dalam mengatasi masalah keperawatan .
• Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
• Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
• Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan .
• Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
• Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
• Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
• Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita
serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2.1.4. SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
6
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah
dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di
sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.
2.1.5. STRATEGI
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).
1. Upaya Promotion
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
8
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga teratur
f. Rekreasi dan pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang
maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan
oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
9
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
10
oleh masyarakat. Penyakit kolera masuk ke Indonesia tahun 1927, dan pada tahun 1937 terjadi
wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui singapura dan
mulai berkembang di Indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera tersebut pemerintah
belanda melakukan upaya upaya kesehatan masyarakat. Gubernur jendral deandels pada
tahun 1807 telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini
dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat kematian bayi yang tinggi. Namun, upaya ini
tidak bertahan lama akibat kangkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru kemudian ditahun
1930, program ini dimulai lagi dengan didaftarkannya para dukun bayi sebagai penolong dan
perawat persalinan. Pada tahun 1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dokter bosch dan dokter
bleeker kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer Indonesia. Sekolah ini dikenal dengan
nama STOVIA atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913, didirikan sekolah
dokter kedua di Surabaya dengan nama NIAS. Pada tahun 1947, STOVIA berubah menjadi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
a. Periode Pertama (1882) Dimulainya usaha kesehatn oleh Belanda, yaitu Millitair Geness
Kundege Dienst (MDG) & Burgelyke Geness Kudige Dienst (BGD). Dengan tujuan untuk
melancarkan pengobatan kepada orang Belanda pada waktu para pekerja perkebunan
terjangkit penyakit. Kemudian berkembang melayani para pekerja perkebunan tersebut.
Selanjutnya melayani masyarakat umum (saat berdiri Rockefeller Foundation).
b. Periode Kedua (Zaman Penjajahan Jepang) Dikenal adanya dinas kesehatan masyarakat
atau Dienst Van De Volks Genzonhei (DVG). Sebagai pengganti, BGD bertugas
melaksanakan usaha di bidang preventif dan kuratif. Kedua usaha ini tidak ada
hubungannya dan masing-masing berjalan sendiri.
c. Periode Ketiga Dimulai setelah Indonesia merdeka (Bandung Plan) disusun suatu rencana
kesehatan masyarakat, bertujuan untuk menyatukan upaya kuratif dan preventif.
Pelaksanaannya diserahkan kepada inspektur kesehatan Jawa Barat, dipimpin oleh dr. H.
A. Patah. Selanjutnya menyusun pilot project usaha kesehatan masyarakat, yang kemudian
berkembang menjadi konsep Puskesmas.
Th 1997, World Health Assembly ( Sidang Kesehatan Dunia) Kesepalatan global untuk
mencapai “Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun 2000” atau “Health For All By The
Year 2000” Th 1978 (konferensi Alma Ata di Uni Sovyet Rusia) “Primary Health Care” atau
PHC sebaga strategi global untuk mencapai kesehatan bagi semua di tahun 2010 ( Indonesia
mengikuti persetujuan ) Salah satu bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah PKMD,
11
Posyandu Di luar Indonesia dikenal dengan Growth monitoring, Oral rehydration, Brest
feeding, Immunization, Female education, Family planning, Food supplementation
(GOBIFFF)
1. Pendidik( educator)
Perawat memiliki peran untuk memberikan informasi yang memungkinkan klien
membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan
memotivasi belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkulitas, mengurangi fragmentasi serta meningkatkan kwalitas
hidup klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (role model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya menjadi panutan bagi setiap individu,
keluarga, kelompok sesuai peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat
jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar praktik keperawatan.
7. Pembaharu ( change agent)
Perawat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah prilaku dan pola hidup yang erat
kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Perawat kesehatan komunitas melakukan pekerjaan pada berbagai posisi dengan fokus
utama klien individu, keluarga dan komunitas ( Archer, 1976). Tatanan praktik dalam
keperawatan komunitas sangat luas, karena pada semua tatanan perawat komunitas dapat
14
memberikan pelayanan dengan penekanan timgkat pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Perawat yang bekerja di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah,
perawat kesehatan kerja dan perawat gerontology.
1. Perawat Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat pelayanan kesehatan masyarakat
yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya ( Bailon dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang
keperawatan yang dipersiapkan untuk praktik memberikan pelayanan individu dan
keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Peran yang dilakukan perawat keluarga
adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan
hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dibidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan case management dan konsultasi.
4. Perawat Gerontology
Perawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada
orang lanjut usia yang dapat terjadi diberbagai tatanan dan membantu orang lanjut
usia tersebut mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Lingkup praktek
keperawatan gerontology adalah memberikan asuhan keperawatan, melaksanakan
15
advokasi dan bekerja untuk memakasimalkan kemampuan atau kemandirian lanjut
usia, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang
bermartabat.
Pengertian
Keperawatan mandiri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam menjaga
fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya. Menurut Orem, keperawatan mandiri
adalah pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
16
keadaan sehat sakit (Orem, 1980). Individu adalah integrasi keseluruhan fisik, mental,
psikologis, dan social dengan berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan mandiri.
Self care adalah referensi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana
untuk memenuhi kebutuhan.
Sasaran :
1. Menolong klien atau keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan.
Fokus asuhan keperawatan :
1. Aspek interpersonal yaitu hubungan di dalam keluarga
2. Aspek social yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat yang berada di sekitarnya.
3. Aspek procedural yaitu melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
4. Aspek teknis yaitu mengajarkan keluarga tekni-teknik dasar yang mampu dilakukan
keluarga dirumah seperti mengompres dengan baik dan benar.
Sistem keperawatan adalah membantu klien dalam meningkatkan atau melakukan keperawatan
mandiri. Sistem keperawatan dibagi 3 kategori bantuan sebagai berikut :
1. Wholly compensatory, bantuan secara keseluruhan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungan dan tidak berespon terhadap rangsangan.
2. Partially compensatory, bantuan sebagian dibutuhkan olek klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit.
3. Supportive educative, dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien agar dapat
melakukan perawatan mandiri.
Sedangkan intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative dilakukan apabila garis
pertahanan resisten yang terganggu
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien
( individu, keluarga, kelompok dan komunitas) yang terjadi pada ketiga garis pertahanan serat
berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Intervensi yang dilakukan
terhadap klien ditujukan pada garis pertahanan yang mengalami gangguan:
1. Intervensi bersifat promosi untuk gangguan pada garis pertahanan fleksibel
2. Intervnsi bersifat prefentif untuk gangguan pada garis pertahanan normal
3. Intervensi bersifat kuratif dan rehabilitative untuk gangguan pada garis pertahanan
resisten.
Aplikasi Model Neuman pada komunitas dipengaruhi 2 faktor utama yaitu komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5
tahapan yaitu pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akhirnya beberapa pokok hal yang dapat dijadikan simpulan adalah sebagai
berikut.
1. Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas di Dunia Sejarah didunia dibagi menjadi
beberapa era zaman. Dimulai dengan Emperical health era, Basic health era, Clinical
health era , Public health era, Political health era (sekarang) . yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan, tenaga kesehatan melakukan pendekatan langsung
kepada individu Perkembangan kesehatan masyarakat kemudian sejarah komunitas
indonesia dimulai pada abad ke 16, yaitu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan
penyakit cacat dan kolera yang sangat ditakuti oleh masyarakat.
3. Prinsip keperawatan komunitas adalah Keluarga sebagai unit utama dalam pelayanan
kesehatan masyarakat.dimana keadilan dan kebebasan memilih dan menentukan
alternative tindakan dalam penyelesaian masalah. Perawat bekerja dengan masyarakat
dengan kegiatan utama di masyarakat dengan pelayanan lebih menekankan pada upaya
promotive dan preventif
4. Theory dan model keperawatan komunitas merupakan landasan praktik keperawatan
yang memberikan tuntunan pada praktik keperawatan yang diharapkan memberikan
alasan alasan tentang kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan serta
membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam
pemberian asuhan keperawatan
3.2. Saran
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber ilmu bagi yang mempelajari ilmu
keperawatan
19
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih
dalam lagi tentang keperawatan komunitas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and practice,
4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed.
Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.
21