Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI BIAYA

“ Job Costing “

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

1. Nur Malasari 0222020040

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Hj. MASDAR MAS’UD, S.E.,M.S

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Puji dan syukur kami haturkan kepada tuhan yang maha esa atas waktu dan
kesempatan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih untuk sebesar besarnya yang
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini yang
berjudul “JOB COSTING”
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini bisa dikatakan masih jauh dari
kata sempurna untuk itu kami menunggu kritik dan saran dari dosen akuntansi biaya agar
kedepannya kami bisa lebih baik lagi.Semoga makalah ini bisa berguna dan bermanfaat
bagi pembacanya,saya meminta maaf jika dalam penulisan terdapat kata-kata yang kurang
dipahami ataupun salah. Terima kasih atas segala perhatian dan kerja samanya dan
semoga amal baik kita diterima ALLAH SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Makassar, 17 September 2021

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
D. Metode Penulisan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Job Order Costing..................................................................................6
B. Ciri Khusus dan Pencatatan Akuntansi Job Order Costing......................................7
C. Masalah-Masalah Khusus........................................................................................8
D. Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur.........................................10
E. Manfaat Informasi Harga Pokok Produk Pesanan...................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belekanng

Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau Job Costing),
biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output
yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu
item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya
diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen.
Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat didentifikasikan
secara terpisah. Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang
diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lain.
Misalnya saja, jika suatu percetakan secara simultan mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado
berwarna, dan gambar temple, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan
berdasarkan tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga
perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam
kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak
pesanan dapat dikerjakan secara silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk
satu pesanan tertentu saja.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai akibatnya, perhitungan biaya
berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan
baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan
membebankan bahan baku ke overhead.
Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,
membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak langsung ke
overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan terinci atas
overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya
berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan
baku, pengakuan biaya tenaga kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan
baku, distribusi beban gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead, penyelesaian pesanan
dan penjualan produk.

B. Rumusan Masalah
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus mampu menghadapi
persaingan dengan tingkat laba yang optimal. Maka, untuk memperoleh laba yang optimal,
perusahaan harus dapat menentukan berapa harga jual yang akan ditetapkan untuk tiap produk yang
dihasilkan agar produk tersebut dapat bersaing di pasar. Berdasarkan fakta pentingnya penetapan
harga jual yang akurat ini, maka penulis mengidentifikasikan masalah ke dalam bentuk pertanyaan
ilmiah, yaitu:

4
1) Apa yang dimaksud dengan Job Order Costing?
2) Apa langkah langkah dalam perhitungan Job Order Costing?
3) Apa Karakteristik Job Order Costing?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan ditulisnya makalah ini agar mahasiswa bisa lebih memahami.
1) Apap itu Job Order Costing.
2) Bagaimana Langkah-langkah dalam menghitung Job Order Costing.
3) Apa saja karakteristik dari Job Order Costing.

D. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi penulis menggunakan internet sebagai sumber referensi
serta buku berisi materi job order costing.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Job Order Costing

Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode perhitungan untuk
menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau
pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang
terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai
dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang
digunakan sebagai perincian mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan
(job cost sheet). Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar
diketahui hasil biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu biaya pesanan
(job cost sheet) dibuat sesuai dengan jumlah pesanan yang diminta. Sistem yang digunakan dengan
menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat dengan memberi nomor urut pada pesanan yang
disesuaikan waktu atau jenis pesanan yang diminta. Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan
oleh beberapa hal, yaitu :

 Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan atas permintaan. Jadi biaya bahan baku
dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.
 Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan tiket kerja (kartu kerja). Sama
halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada
pesanan yang diminta.
 Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas tarif yang
ditentukan di muka.
Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah) dan biaya overhead pabrik
(BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya. Perhitungannya sebagai berikut.

HARGA POKOK PER UNIT = Total Biaya Produksi


Kuantitas Produksi
Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan, baik harga produk secara keseluruhan setiap pesanan maupun per satuan. Maka dari itu,
sistem perhitungan ini sangat berperan penting dalam berbagai maupun perusahaan. Contoh
perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job order costing adalah perusahaan pembuatan
pesawat udara, perusahaan mebel, perusahaan modister, industri gelanggang kapal, pembuatan mesin
atau alat berat khusus, jam tangan mewah, percetakan, dan lainnya. Umumnya, produk yang dicirikan
sebagai produk khusus (custome) dan tidak diproduksi secara masal. Biaya berdasarkan pesanan
melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi. Ayat ayat jurnal sebagai
berikut.

6
 Pembelian bahan baku .
 Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik.
 Pengakuan biaya overhead pabrik.
 Penggunaan bahan baku.
 Distribusi beban gaji tenaga kerja.
 Pembebanan estimasi biaya overhead.
 Penyelesaian pesanan.
 Penjualan produk

B. Ciri Khusus dan Pencatatan Akuntansi Job Order Costing


 Ciri Khusus Job Order Coting

a) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya
tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputusputus dan setiap
pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat
dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem
akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. metode
harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:
 Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik harus digunakan
tarif biaya yang ditentukan dimuka.
 Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok yang
ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya produksi.
c) Biaya produksi dibagi menajadi dua jenis yaitu:
 Biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung Biaya
langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang
sebenarnya.
 Biaya tidak langsung meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja tidak langsung. Biaya tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesananan
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined Rate)
d) Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan
selesai diproduksi.
e) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan
jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
f) Untuk megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok
pesanan dimana tercatat hal-hal berikut.

 Pencatatan Akuntansi

a) Akuntansi biaya bahan baku Pencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti
permintaan bahan (material reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku,
pemakaian tersebut juga harus dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
b) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Pembebanan upah langsung ke barang dalam proses, harus
dicatat di kartu harga pokok pesanan sesuai dengan pemakaian tenaga kerja yang
bersangkutan.

7
c) Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik
dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan
(predetermined rate). Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut:
 Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu
 Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dll)
 Menentukan tarif BOP 
d) Pencatatan Barang Jadi Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah
selesai dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap
pesanan yang telah selesai dikerjakan, sehingga besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di
kartu harga pokok.
e) Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan barang dalam proses.
f) Pencatatan Penyerahan Barang Kepada Pemesan Piutang Penjualan.
g) Pencatatan Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan Persediaan barang jadi.

C. Masalah-Masalah Khusus

Masalah yang timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan adalah:
1) Biaya Bahan Baku. Unsur harga pokok bahan baku Sesuai dengan prinsip harga perolehan
(cost), maka harga pokok terdiri dari: - Harga beli menurut faktur - Ongkos angkut - Biaya-
biaya lain sampai dengan bahan baku itu siap untuk dipakai, akan tetapi atas pertimbangan
biaya administrasi maka dalam praktek harga pokok bahan pada umumnya dicatat
berdasarkan faktur.
a) Penentuan harga pokok bahan baku Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang
dipakai kedalam proses produksi dapat dipakai metode: - Metode tanda pengenal khusus -
Metode FIFO (First In First Out) - Metode LIFO (Last In First Out) - Metode Rata-Rata
b) Sisa Bahan Merupakan bahan yang tidak terpakai (tidak menjadi bagian dari produk)
dalam proses produksi dan tidak dapat dipakai dalam proses produksi berikutnya (telah
rusak) tetapi masih mempunyai harga jual. Pencatatan terhadap harga jual sisa bahan
dilakukan sebagai berikut: -Apabila harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga
dilakukan pada saat penjualan. -Apabila harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan
dilakukan pada saat sisa bahan tersebut diserahkan ke gudang.
c) Produk Rusak (Spoiled Goods) Merupakan produk yang tidak memenuhi kualitas yang
seharusnya dan tidak dapat diperbaiki.Perlakuan terhadap produk rusak adalah sebagai
berikut: - Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga
pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut. -
Apabila terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian
akibat produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkan ke
dalam tarip BOP dimana terdapat kerugian akibat produk rusak tersebut.
d) Produk cacat (defective goods) Produk cacat ialah Produk yang tidak memenuhi kualitas
yang seharusnya, tetapi masih dapat diperbaiki dengan pengerjaan kembali (rework).
Biaya yang timbul akibat pengejaan kembali (rework cost) pencatatannya sama halnya
seperti dalam produk rusak yaitu: - Apabila timbulnya produk cacat akibat spesifikasi
pesanan, maka biaya pengerjaan kembali dibebankan ke pesanan yang bersangkutan.
- Apabila produk cacat merupakan hal biasa terjadi, maka biaya pengerjaan kembali,
dibebankan ke tarip BOP dengan demikian dipikul oleh semua produk (pesanan)

2) Biaya Tenaga Kerja. Dalam hubungan dengan perhitungan harga pokok produksi, maka
pada umumnya tenaga kerja dibedakan sebagai berikut :. Tenaga kerja langsung : yaitu
tenaga kerja yang mengerjakan produk langsung dibebankan ke perkiraan barang dalam
proses Tenaga kerja tidak langsung : yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung turut
dalam pengerjaan produk dan biaya yang terjadi dibebankan ke perkiraan biaya overhead
pabrik.Beberapa masalah yang timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain:

8
a) Cara perhitungan besarnya gaji dan upah Dalam hal ini banyak perusahaan yang
memakai cara dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan tarip upah per jam.
b) Cara pemberian intensip Pemberian intensip pada umumnya bertujuan agar karyawan
bekerja lebih baik. pemberian intensip dapat didasarkan atas waktu kerja maupun
kuantitas produksi maupun kombinasi dari keduanya.
c) Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan Pada prinsipnya besarnya
pendapatan karyawan adalah sebagai berikut: - Ditetapkan besarnya pendapatan sisa
kena pajak per tahun, yaitu pendapatan sisa kena pajak per bulan 12 (dua belas). - Atas
sisa kena pajak satu tahun dikenakan tarip pajak untuk mengetahui jumlah pajak satu
tahun.
d) Untuk menentukan besarnya potongan pajak pendapatan, maka jumlah pajak satu tahun
di bagi 12 (dua belas). Kemudian tentang proses pencatatan biaya tenaga kerja adalah
seperti yang telah dijelaskan di muka dalam prosedur akuntansi biaya pokok pesanan.

CONTOH KASUS UD. IYAN JAYA

Yang bergerak dalam bidang kayu dan mebel mendapat pesanan pada tanggal 20 Januari 1998
sebanyak 2.000 unit kursi dan 1000 unit meja dengan Nomor Pesanan masing-masing 001 dan 002.
Dari kegiatan yang selama ini terjadi untuk membuat 100 kursi dan 100 meja diperlukan :
a) Bahan baku kayu langsung ( 25 m3 untuk kursi & 50 m3 untuk meja ).
b) Upah langsung 500 jam upah langsung ( 3 jam untuk meja dan 2 jam untuk kursi ) dengan
tarif Rp. 1.000,- / jam.
c) Overhead pabrik diperkirakan Rp. 5.000.000,- dengan penentuan tarif BOP berdasarkan
aktivitas jam upah langsung.
d) Data pembelian bahan baku selama bulan Januari : Persediaan awalBiaya pemesanan Rp.
500.000,Biaya administrasi dan umum Rp. 1.000.000,Pajak penghasilan 10 % Penilaian
persediaan dengan menggunakan sistem LIFO.

Dalam pengerjaan pesanan ini, UD. IYAN JAYA mengerjakan kursi dahulu sampai selesai, baru
kemudian meja. Harga jual disetujui untuk kursi sebesar biaya produksi ditambah 25 % keuntungan
yang diinginkan, sedangkan untuk meja sebesar biaya produksi ditambah 35 % keuntungan yang
diinginkan. Diminta :
a) Hitunglah harga jual masing-masing.
b) Buatlah Laporan Laba / Rugi UD. IYAN JAYA 3. Buatlah Kartu Harga Pokok Produksi
untuk pesanan kursi.

JAWABAN :

KASUS 1 UD. IYAN JAYA

• Biaya Bahan Baku yang digunakan (menggunakan sistem LIFO) —› Bila 100 kursi membutuhkan
25 m3, maka 1 kursi = 0,25 m3 x 2.000 = 500 m3, diambil dari Pembelian
20/01/1998
200 m3 x Rp. 25.500,-
= Rp. 5.100.000,-
Pembelian
15/01/1998
300 m3 x Rp. 25.000,-
=Rp. 7.500.000,———————
Total Biaya bahan baku untuk membuat 2.000 kursi
= Rp. 12.600.000,-

9
—› Bila 100 meja membutuhkan 50 m3, maka 1 meja = 0,5 m3 x 1.000 = 500 m3, diambil dari :
Pembelian
15/01/1998
100 m3 x Rp. 25.000,-
=Rp. 2.500.000,-
Pembelian
10/01/1998
200 m3 x Rp. 30.000,-
=Rp. 6.000.000,-
Pembelian
05/01/1998
100 m3 x Rp. 25.500,-
=Rp. 2.550.000,-
Persed. awal
01/01/1998
100 m3 x Rp. 25.000,-
=Rp. 2.500.000,———————
Total Biaya bahan baku untuk membuat 1.000 meja
= Rp. 13.550.000,-

• Biaya Overhead Pabrik Rp. 5.000.000,Tarif BOP = ——————— = Rp. 10.000,- / jam upah
langsung 500
Kursi = 2 x 2.000 x Rp. 10.000,- = Rp. 40.000.000,-
Meja = 3 x 1.000 x Rp. 10.000,- = Rp. 30.000.000,-
• Biaya Pabrik
Kursi = 2 x 2.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 4.000.000,-
Meja = 3 x 1.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 3.000.000,-

Biaya Produksi Bahan Baku


Kursi Rp. 12.600.000,-
Meja Rp. 13.550.000,-
Total Rp. 26.150.000,-
 Overhead Pabrik
Rp. 40.000.000,-
Rp. 30.000.000,-
Rp. 70.000.000,-
Tenaga
Kerja
Rp. 4.000.000,-
Rp. 3.000.000,-
Langsung Total Biaya
Rp. 7.000.000,-
Rp. 56.600.000,-
Rp. 46.550.000,-
Produksi
Rp. 103.150.000 ,-
Harga Jual
(125% x
(135% x
56.600.000)
46.550.000)
Rp. 70.750.000,-
Rp. 62.842.500,-
Rp. 133.592.500

10
D. Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur

Proses yang dilakukan selama periode akuntansi dalam mencatat data,


mengklasifikasikan,menentukan total biaya, menentukan biaya produk, menentukan harga jual,
mengendalikan biaya danpengambilan keputusan. Seperti contoh dalam sebuah perusahaan industri,
tentunya terdapat sebuahkegiatan produksi seperti dalam mengelolah bahan baku menjadi sebuah
produk yang dijual kepadakonsumen. Maka bisa kita lihat, bahwa dalam siklus akuntansi terdapat
beberapa tahap atau prosesyang harus di lakukan dalam melakukan siklus akuntansi tersebut.Tentunya
siklus akuntansi biaya mempunyai beberapa jenis, namun dari beberapa jenis siklusakuntasi, dalam
tiap perusahaan siklus akuntansi biaya yang dimiliki tentunya berbeda beda, sebabdipengaruhi dengan
siklus kegiaatan atau proses yang di lakukan dalam setiap masing masingperusahaan. Berikut jenis-
jenisnya:
1) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Dagang.
Pada perusahaan dagang merupakan perusahaan yang mengutamakan bisnisnya dalam
membelibarang dari pemasok atau distributor dan menjualnya kepada konsumen tanpa
merubah suatu bentukbarang. Sebagai contoh adalah toko kelontong dan supermarket. Dalam
hal berbisnis membelikebutuhan sehari-hari merupakan kewajiban dari suatu pemasok dan
menjualnya kembali kepadakonsumen. Siklus akuntansi dalam perusahaan perdagangan tidak
berbeda dengan perusahaan jasa.Entah perusahaan jasa atau perusahaan dagang harus
mencatat semua transaksi dalam jurnal dankemudian secara berkala dicatat dalam akun dalam
buku besar. Pada suatu akhir periode, jumlah saldoakun dihitung dan harus dinyatakan dalam
lembar kerja sebagai alat informasi untuk menyiapkan suatulaporan keuangan. Jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan dalam perusahaanperdagangan, serta
persiapan saldo uji coba pasca-penutupan harus dilakukan sebagai tahap akhirdalam siklus
akuntansi.

2) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Manufaktur.


Perusahaan manufaktur memiliki beberapa akun yang berbeda dibandingkan dengan
perusahaan jasa dan merchandising. Ini termasuk tiga jenis akun persediaan yaitu, bahan
baku, barang dalam proses,dan barang jadi. Dimana setiap barang yang sudah jadi akan
dimasukan dan di simpan dalam gudangpenyimpanan. Siklus akuntansi biaya yang terdapat
pada perusahaan manufaktur dimulia daripencatatan harga dari setiap barang baku yang akan
digunakan, kemudian mencatat biaya-biaya yangdikeluarkan lainya seperti biaya tenaga kerja,
biaya overhead pabrik, dan lainya. akuntansi biaya padaperusahaan manufaktur memiliki
tujuan dalam menyajikan informasi harga pokok produksi, dan siklusakuntansi ini juga
dipakai untuk mengikuti proses pengelolahan sebuah produk, mulia dari awalmasuknya bahan
baku dalam proses produksi, serta diakhiri dengan penyimpanan dan menjadi sebuahproduk
yang siap untuk dipasarkan.

3) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Jasa.


Kegiatan dalam siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa adalah dimulai dengan
persiapanpenyerahan jasa dan berakhir pada pengguna jasa tersebut. Siklus pada perusahaan
saja ini dimulai daripencatatan biaya-biaya untuk persiapan penyerahan saja sampai pada
tangan pengguna jasa.Tujuannya adalah untuk menyajikan harga pokok per satuan jasa, yang
digunakan oleh pengguna jasa.Dalam siklus akuntansi biaya merupakan bagian terpenting
dalam melakukan sebuah penghitungan baikterhadap biaya yang ingin dikeluarkan dalam
membuat sebuah produk, ataupun mencatat setiappenghitungan keuangan bisnis yang Anda

11
jalankan. Maka dari itu, untuk menghasilkan pencatatankeuangan yang rapih, dan terhindar
dari salahnya perhitungan dalam penyusunan laporan keuangan.

E. Manfaat Informasi Harga Pokok Produk Pesanan


Adapun manfaat informasi harga pokok pesanan adalah sebagai:
1) Penentu harga jual pesanan
Perusahaan manufaktur yang aktivitas produksinya berdasarkan pesanan akan memproduksi
barangyang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya
produksi untuksetiap pesanan akan berbeda, tergantung dari spesifikasi yang diminta
pemesan. Hal ini akanmenyebabkan harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan
oleh besarnya setiap biayaproduksi yang dikeluarkan dalam memproduksi item pesanan
tersebut.

2) Pertimbangan untuk menerima atau menolak pesanan.


Tidak menutup kemugkinan produk yang dipesan oleh customer harga jualnya sudah
terbentuk dipasaran. Manajemen dapat memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan
tersebut. Sebagaipertimbangan untuk menerima atau menolak, manajemen membutuhkan
informasi total harga pokokdari produk yang dipesan. Informasi total harga pokok pesanan
merupakan dasar bagi manajemen untukmenghindarkan perusahaan dari kerugian saat
menerima pesanan. Jika informasi total harga pokokpesanan tidak tersedia, maka manajemen
tidak dapat mengetahui apakah harga yang diminta pemesanakan menguntungkan perusahaan
atau tidak.

3) Alat untuk memantau realisasi biaya produksi


Saat perusahaan menerima pesanan dari pemesan, manajemen memerlukan informasi
biayaproduksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan tersebut. Dengan demikian
manajemen dapatdapat memantau jika proses produksi untuk suatu pesanan akan
menghasilkan total piaya produksipesanan yang sesuai dengan perhitungan sebelumnya.

4) Menghitung laba-rugi setiap pesanan.


Informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu produk akan
membantumanajemen mengetahui apakah suatu pesanan akan menghasilkan laba atau justru
rugi.

5) Harga pokok persediaan produk yang tercantum dalam neraca.


Salah satu laporan keuangan yang penting bagi perusahaan manufaktur adalah neraca.
Manajemenharus memasukkan harga pokok persediaan produk, baik produk jadi atau yang
masih dalam proses.Dengan demikian maka manajemen dapat menentukan biaya produksi
yang melekat pada pesanan yangselesai diproduksi, namun sampai dengan tanggal neraca
masih belum diserahkan kepada pemesan.

12
BAB III
PENUTUPA.

A. Kesimpulan
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya produksi
melaluidepartemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan
padaperusahaan yang menghasilkan produk atau massa.Metode harga pokok proses yang diterapkan
dalam perusahaan yang produksinya diolah hanyamelalui satu departemen produksi dan Metode harga
pokok proses yang diterapkan dalam perusahaanyang produknya diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi. Adapun biaya yang termasuk dalammetode harga pokok proses adalah biaya
bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.Pada laporan biaya produksi meliputi laporan
produksi, biaya yang dibebankan, dan perhitunganharga pokok. Metode Harga Pokok Proses - Produk
Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksiterdiri dari Produk selesai pada departemen
tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya danProduk selesai dari departemen permulaan
dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagianakan diproses didalam departemen lanjutan
dan sebagianlangsung dijual.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Dalam makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, untuk itu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Dan saran atau kritik dari
pembaca, kami terima untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa
memberimanfaat dan membantu pengetahuan pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://idamuhlida.blogspot.com/2017/03/akuntansi-biaya-tentang-metode-harga.html
https://www.harmony.co.id/blog/siklus-akuntansi-biaya-pengertian-lengkap-dan-jenis-
jenisnya
https://www.akuntansipendidik.com/siklus-akuntansi-biaya/
https://zahiraccounting.com/id/blog/manfaat-informasi-menggunakan-metode-harga-pokok-
pesanan/ 7

14

Anda mungkin juga menyukai