1 SM
1 SM
Abstrak: Fasilitasi Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) bertujuan mendukung
tercapainya percepatan produksi pangan strategis nasional.Peningkatan produktivitas pangan nasional salah satunya
dilakukan melalui penerapan teknologi tanam jajar legowo. Penelitian ini mengkaji komponen-komponen yang
menentukan keefektifan teknik penyuluhan yang digunakan oleh BP3K di Kecamatan Teras dalam penerapan jajar
legowo.Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penentuan lokasi dilakukan
secara purposive. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
pelaksanaan teknik penyuluhan BP3K di Kecamatan Teras dilihat dari aspek context tergolong baik dan memadai;
(2) pelaksanaan teknik penyuluhan dilihat dari aspek input tergolong baik dan memadai; (3) pelaksanaan teknik
penyuluhan dilihat dari aspek process tergolong baik; (4) pelaksanaan teknik penyuluhan dilihat dari aspek product
tergolong baik dan berhasil; (5) keefektifan teknik penyuluhansudah baik, terbukti dengan terjadinya peningkatan
provitas dan produktivitas hasil pertanian.
perhatian pada pemecahan masalah yang ada yang digunakan untuk penerapan kegiatan
pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data penyuluhan khususnya jajar legowo yang sudah
yang dikumpulkan dalam konteks teori-teori diajarkan, akan tetapi tidak semua desa di
hasil penelitian terdahulu (Surakhmad, 2002). Kecamatan Teras mendapatkan pendampingan
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan secara intensif . Mobilitas penyuluh yang terbatasi
sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Teras untuk menyiapkan acara World Food Day di
Kabupaten Boyolali dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Boyolali mengakibatkan penyuluh
Kabupaten Boyolali sebagai salah satu daerah yang Kecamatan Teras tidak dapat mendampingi
memperoleh Fasilitasi BP3K dalam penerapan seluruh desa dengan intensifitas yang sama.
jajar legowo dan menjadi juara pertama sebagai
BP3K berprestasi se-Jawa Tengah . Evaluasi Teknik Penyuluhan dalam Fasilitasi
Informan ditentukan dengan teknik BP3K di Kecamatan Teras dengan Metode
purposive sampling.Informan Kunci dari CIPP (Context, Input, Process, Product)
penelitian ini, adalah (1) Koordinator penyuluh
BP3K Kecamatan Teras (2) Penyuluh pelaksana 1. Aspek Context (Konteks)
program penyuluhan (3) Ketua gapoktan yang Dalam penelitian ini aspek konteks
terlibat dalam program (4) Petani yang mengikuti menilai kondisi sosial ekonomi dan kondisi
kegiatan penyuluhan yang difasilitasi oleh BP3K geografis dan lingkungan.Berbagai komponen
Kecamatan Teras aspek konteks yang diteliti antara lain kondisi
sosial ekonomi yang meliputi kondisi sosial
HASIL DAN PEMBAHASAN ekonomi penyuluh dan kondisi sosial ekonomi
petani, sertakondisi lingkungan geografis lahan
pertanian di Kecamatan Teras.
Pelaksanaan Teknik Penyuluhan Fasilitasi
BP3K dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar a. Kondisi Sosial Ekonomi
Legowo di Kecamatan Teras
Pendapatan petani peserta kegiatan
Kegiatan fasilitasi BP3K dalam penerapan penyuluhan yang difasilitasi BP3K
jajar legowo dimulai dengan adanya rembug tani, mayoritas berada diatas RP. 2.000.000.00
yaitu kegiatan pertemuan rutin oleh petani atau per bulan. Tingkat pendapatan petani
kelompok tani dengan penyuluh yang bertujuan juga akan mempengaruhi petani dalam
untuk merencanakan kegiatan usaha tani pada berusahatani, petani yang berpendapatan
masa tanam berikutnya dan penyelesaian masalah banyak cenderung lebih menerapkan
yang dialami dan disepakati oleh peserta rembug inovasi baru yaitu jajar legowo.Petani
tani. Setelah dilakukan rembug tani kemudian peserta kegiatan penyuluhan yang
diteruskan dengan adanya praktik langsung difasilitasi BP3K selain sebagai petani yang
atau kursus tani, yaitu kegiatan yang dilakukan mempunyai posisi penting di kelompok tani
petani sebagai pelaku utama dalam menerapkan dan berpengaruh bagi petani lain. Petani
suatu inovasi pertanian maupun penggunaan peserta juga mempunyai lahan pertanian
teknologi pertanian. Tujuan dari kursus tani yang luas untuk usaha taninya. Luas lahan
adalah meningkatkan pengetahuan, kecakapan, yang digunakan tersebut terdiri dari lahan
sikap dan pengalaman petani. Farmer Field Day kepemilikan sendiri, lahan menyewa dan
dilaksanakan sekali dan diikuti seluruh peserta di lahan yang disakap oleh petani peserta.
satu tempat yang telah ditentukan oleh penyuluh Menurut Lionberger dalam Setiawan et
dan disepakati oleh poktan peserta. all. (2006) menyatakan bahwa semakin luas
Peserta kegiatan penyuluhan dalam lahan yang dikuasai petani biasanya petani
Fasilitasi BP3K di Kecamatan Teras berkisar cepat mengadopsi inovasi karena memiliki
antara 20 – 40 peserta. Peserta kegiatan tersebut kemampuan ekonomi yang lebih baik.
merupakan petani yang memiliki pengaruh di Komoditas yang ditanam di Kecamatan
desadan lahan tempat mereka berusaha tani. Teras ialah tanaman padi, jagung,palawija
Penyuluh melakukan controlling ke lahan petani dan beberapa tanaman holtikultura. Varietas
padi yang ditanam di kecamatan Teras pendidikan yang dimiliki akan berpengaruh
diantaranya varietas situ bagendit, varietas terhadap kegiatan penyuluhan yang
IR 64, Mamberamo, pandanwangi dan memerlukan tingkat pengetahuan untuk
beberapa padi dengan hasil pembibitan dapat memahaminya.Menurut Mardikanto
sendiri. (1993), tingkat pendidikan yang dimiliki
akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar
b. Kondisi Lingkungan Geografis yang memerlukan tingkat pengetahuan
Ketersediaan air di Kecamatan Teras untuk dapat memahaminya.Pendidikan
untuk kebutuhan produksi pertanian non formal merupakan pendidikan yang
sudah mencukupi, penggunaan lahan di diperoleh peserta di luar pendidikan formal
Kecamatan Teras menggunakan irigasi dan diukur dari frekuensi responden
teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana mengikuti kegiatan penyuluhan maupun
dan sedikit yang menggunakan tadah hujan. pelatihan dalam jumlah keikutsertaan
Dalam pengairan untuk irigasi ke areal pada satu tahun terakhir.Petani peserta
lahan petani diatur oleh lembaga yaitu P3A, kegiatan penyuluhan yang difasilitasi BP3K
petani juga membuat sumur di dekat areal Kecamatan Teras mendapatkan lebih dari
persawahan untuk berjaga-jaga apabila tiga kali pelatihan dalam setahun.
kekurangan air untuk kebutuhan usaha tani. b. Sumber Daya Pendukung
Organisme pengganggu tanaman yang
terdapat di Kecamatan Teras ialah wereng, Gratelueschen (1976) dalam Sudjana
penggerek batang, belalang, ulat daun, lalat (2006) memaparkan bahwa aspek-aspek
buah, ulat buah dan jamur/ cendawan, keong sumber daya pendukung yang dievaluasi
mas, tikus dan burung. Untuk penanganan adalah keterlibatannya dalam program dan
hama tikus terdapat dua cara yaitu dengan penampilannya dalam proses pembelajaran.
musuh alami tikus yaitu burung hantu (tito Berdasarkan penelitian di lapang, sumber
alba) yang di pelihara di dekat areal sawah daya pendukung dalam fasilitasi BP3K
dan dengan penanganan serempak dengan di Kecamatan Teras sudah cukup terlibat
gas sulfur/belerang yang di bakar di dekat dalam proses perencanaan, pelaksanaan
lubang rumah tikus. dan evaluasi program. Dukungan penyuluh
terhadap program fasilitasi BP3K di
2. Aspek Input (Masukan) kecamatan Teras ialah ikut terlibat aktif
Aspek Input merupakan usaha yang dalam setiap kegiatan penyuluhan yang
dilakukan baik fisik maupun non fisik yang terdapat dalam program fasilitasi BP3K
menjadi dasar dan kelengkapan untuk baik itu tahap persiapan, pelaksanaan
terselenggaranya proses guna mencapai tujuan. hingga program selesai dilaksanakan.
Aspek masukan yang dinilai dari Fasilitasi Dukungan ketua poktan terhadap
BP3K ini meliputi sumber daya pelaksana, program fasilitasi BP3K di Kecamatan
sumber pendukung, dan fasilitas penunjang. Teras ialah ketua poktan ikut terlibat dalam
kegiatan penyuluhan. Dukungan lebih lanjut
a. Sumber Daya Pelaksana dari ketua poktan sendiri ialah menularkan/
menyebarkan informasi yang didapat dari
Masukan mentah (raw input) ialah
kegiatan penyuluhan terhadap petani lain
peserta didik yang bisa disebut juga dengan
yang tidak terdatfar sebagai peserta kegiatan
sumber daya pelaksana dan sasaran program
penyuluhan.
(Sudjana, 2006). Dari hasil penelitian yang
dilakukan umur peserta kegiatan penyuluhan c. Fasilitas (Sarana dan Prasarana Program )
yang difasilitasi BP3K di kecamatan
Teras termasuk ke dalam kategori baik Alat bantu yang disiapkan penyuluh
dikarenakan sebagian besar petani berumur untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan
produktif.Tingkat pendidikan petani dalam program fasilitasi BP3K sudah
peserta kebanyakan tamat SMA, tingkat tergolong efektif. Alat bantu yang disiapkan
untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan akan dicatat dan dijadikan bahan evaluasi oleh
(rembug tani, kursus tani, dan FFD) penyuluh. Pelaporan kegiatan sepenuhnya
berupa lembar persiapan penyuluh, mic, dilakukan oleh penyuluh kecamatan, setiap
sound system, laptop dan proyektor. Alat BP3K yang mendapat bantuan fasilitasi diberi
peraga yang digunakan penyuluh dalam form pelaporan kegiatan yang harus dikirimkan
program fasilitasi BP3K sudah efektif untuk setiap tiga bulan sekali melalui Dinas Pertanian
membantu penyampaian materi penyuluhan Kabupaten Boyolali kemudian diteruskan ke
ke petani peserta. Alat peraga yang digunakan Badan Koordinasi Penyuluh Jawa Tengah.Saran
berupa slide materi, video tutorial, lembar untuk keberlanjutan program fasilitasi BP3K
materi penyuluhan dan sample bahan yang ini ialah penyuluhan dengan teknik seperti
digunakan untuk mendemonstrasikan cara ini lebih digiatkan,untuk personil penyuluh
dan praktek langsung di depan peserta. di kecamatan ditambah, kemudian setelah
Demonstrasi cara ini dilakukan agar tidak program selesai sebaiknya ada pendampingan
terjadi kesalahan teknis oleh petani peserta dan follow up dari penyuluh agar program ini
dalam menerapakan jajar legowo. tidak langsung hilang begitu saja.
3. Aspek Process (Proses) 4. Aspek Product
Keterlibatan petani dalam perencanaan Program fasilitasi BP3K membawa
program fasiltasi BP3K ialah petani dijadikan kebermanfaatan ke petani hal tersebut
objek / sasaran dari kegiatan, petani diundang dibuktikan dengan adanya peningkatan produksi
untuk menghadiri pertemuan yang diadakan hasil pertanian. Program ini juga menambah
penyuluh di kecamatan untuk menyampaikan kecakapan petani dalam menanggapi dan
masalah-masalah yang dihadapi penyuluh menggunakan inovasi /teknologi pertanian
dalam berusaha tani. Peserta kegiatan salah satunya membuat petani melakukan
penyuluhan pertanian dalam progam fasilitasi eksperimen terhadap pola sistem tanan jajar
BP3K merupakan peserta yang aktif dalam legowo, petani mau menanam secara serempak
mengikuti penyuluhan. Dalam presensi dan berdampak juga pada penanganan hama
kehadiran peserta selalu terisi penuh dan juga secara serempak yang berarti mengurangi
antusias dalam menerima materi penyuluhan pengeluaran petani secara individu.
yang diberikan serta mau bertanya ketika Materi yang diberikan dalam program
merasa belum jelas atas penjelasan penyuluh. fasilitasi BP3K merupakan materi yang
Tujuan dari program fasilitasi BP3K telah disepakati oleh petani dan penyuluh
di Kecamatan Teras pada tahun 2016 telah dalam kegiatan rembug tani. Materi tersebut
tercapai yaitu adanya percepatan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh petani
produksi hasil pertanian setelah diadakannya untuk menghadapi masalah yang terjadi di
program fasilitasi BP3K. Petani peserta mau lapang.Penerapan sistem tanam jajar legowo
menerapkan jajar legowo yang didapatkan di Kecamatan Teras pada saat berjalannya
danmau menularkan ilmunya pada petani program fasilitasi BP3K mencapai 80% dari
lain yang tidak menjadi peserta kegiatan keseluruhan petani padi yang ada di kecamatan
penyuluhan. BP3K Kecamatan Teras juga Teras. Setelah program fasilitasi BP3K selesai
mendapat Juara 1 BP3K terbaik tahun 2016, dilaksanakan penerapan sistem tanam jajar
baik itu dalam tingkat provinsi maupun legowo di kecamatan Teras menurun di bawah
nasional. 50% dari keseluruhan petani padi.
Peninjauan dan pendampingan setelah Permasalahan petani dalam penerapan
program selesai dilaksanakan masih kurang. sistem tanam jajar legowo ialah sulitnya
Keterlibatan petani dalam evaluasi program mencari buruh tanam yang mau menanam padi
fasilitasi BP3K ialah petani sebagai peserta dengan sistem tanam jajar legowo, kalaupun
diberi kesempatan untuk menanggapi ada upahkerjanya lebih tinggi dibanding
pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada harga buruh tani dengan sisten tanam biasa,
penyuluh baik itu berupa kritik, saran, maupun tersedianya rice transplanter akan tetapi
pendapat dari petani itu sendiri yang nantinya
tidak ada nya pertani yang mau dan mahir dalam penyampaian kepada peserta.
menjalankan rice transplanter. Selain itu tidak Kekurangan dari penyelenggaraan
adanya pendampingan lanjutan untuk menanam program fasilitasi BP3K ini adalah kurangnya
padi dengan sistem jajar legowo oleh penyuluh waktu pelaksanaan.Peserta fasilitasi BP3K merasa
membuat petani enggan untuk menanam padi waktu hanya dua kali musim tanam itu terlalu
dengan sistem jajar legowo. singkat.Sehingga ada beberapa lokasi yang merasa
hanya mendapatkan pengetahuan tentang jajar
Keefektifan Fasilitasi BP3K di Kecamatan legowo saja dan sedikit pendampingan sehingga
Teras belum mampu mengaplikasikannya dengan
maksimal. Pendampingan pasca program dari
Pengetahuan petani peserta program pihak keseluruhan yang terkait juga dirasa kurang.
fasilitasi BP3K bertambah dengan adanya Ada lokasi yang memiliki pendampingan yang
materi, simulasi, praktek, pengamatan dan anlisis baik ada pula yang tidak.Semua pihak mulai dari
oleh penyuluh. Fasilitas yang diberikan oleh penyuluh setempat dan pemerintah daerah perlu
penyelenggara kepada pesertamemadai sehingga memberikan pendampingan pasca program untuk
peserta dapat mengikuti program dengan fasilitas keberlanjutan program.
yang baik Petani peserta program fasilitasi BP3K
menyalurkan ilmunya kepada petani lain didalam
KESIMPULAN DAN SARAN
kelompok tani mereka, sehingga informasi yang
ada tidak terputus hanya pada peserta fasilitasi
BP3K saja. Dari pihak penyelenggara penyuluhan Kesimpulan
juga membuatkan grup media sosial untuk para
peserta dan fasilitator untuk berbagi informasi Berdasarkan hasil penelitian dan
meskipun program Fasilitasi BP3K telah selesai. pembahasan yang telah dilakukan, maka
Tingkat keberlanjutan pasca program dapat diperolehkesimpulan sebagai berikut:(1)
fasilitasi BP3K tergolong kurang berlanjut, Pelaksanaan teknik penyuluhan BP3K di
hal tersebut dikarenakan hanya sedikit petani Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dilihat
yang mau menerapkan inovasi pertanian yang dari aspek context tergolong baik dan memadai.
diberikan dalam penyuluhan yang difasilitasi Aspek context yang di dalamnya terdapat kondisi
BP3K. Pasca program tersebut petani enggan sosial ekonomi dan kondisi lingkungan geografis
menerapkan inovasi penyuluhan yang diberikan mampu mendukung suksesnya program teknik
khususnya sistem tanan jajar legowo walaupun penyuluhan Fasilitasi BP3K dalam penerapan jajar
meningkatkan provitas dan produktivitas. Hal legowo di Kecamatan Teras.(2)Pelaksanaan teknik
tersebut dikarenakan tidak adanya pendampingan penyuluhan BP3K di Kecamatan Teras Kabupaten
dan bantuan dari penyuluh di Kecamatan Teras Boyolali dilihat dari aspek input tergolong baik
setelah program selessi dilaksanakan. dan memadai. Aspek input merupakan aspek yang
Program penyuluhan Fasilitasi BP3K di dapat menentukan bagaimana sumber-sumber
Kecamatan Teras merupakan salah satu program dapat digunakan untuk mencapai tujuan program.
yang tergolong efektif, selain meningkatkan Sumber daya pelaksana, sumber daya pendukung
produksi tanaman pangan, program ini juga dan fasilitas yang merupakan aspek input dalam
meningkatkan keterampilan petani dalam fasilitasi BP3K di Kecamatan Teras yang ikut
menerapkan inovasi baru dalam pertanian. mendukung dan menentukan tercapainya tujuan
Keefektifan teknik penyuluhan yang digunakan dari program. (3) Pelaksanaan teknik penyuluhan
dalam program fasilitasi BP3K sudah baik, terbukti BP3K di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
dengan tercapainya tujuan program fasilitasi dilihat dari aspek process tergolong baik, terdiri
BP3K yaitu terjadinya percepatan peningkatan dari perencanan program,pelaksanaan program
provitas dan produktivitas hasil pertanian di dan pasca pelaksanaan program. Aspek process
kecamatan Teras pada tahun 2016. Selain hal juga dapat meninjau kembali kesesuaian rencana
tersebut teknik penyuluhan yang digunakan dalam dengan pelaksanaan program fasilitasi BP3K
program fasilitasi BP3K saling berkaitan sehingga di Kecamatan Teras. Aspek process sendiri
kegiatan penyuluhan dibuat secara terstruktur berisi sinergi yang baik antara petani sebagai
sasaran kegiatan penyuluhan dengan penyuluh pertanian sebaiknya digunakan dan dimanfaatkan
sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan dalam untuk kepetingan kelompok sehingga seluruh
mencapai tujuan dari program. (4)Pelaksanaan anggota kelompok tani dapat menerima
teknik penyuluhan BP3K di Kecamatan Teras manfaatnya. 4) Bagi penelitian lain yang sejenis,
Kabupaten Boyolali dilihat dari aspek product diharapkan terdapat penelitian lanjutan terkait
tergolong baik dan berhasil. Aspek product program fasilitasi BP3K setelah pelaksanaan
digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegiatan serta evaluasi bagi program tersebut agar
capaian-capaian program. Perubahan jangka menjadi pertimbangan untuk perbaikan program
pendek diukur dari pengetahuan yang mampu setelahnya .
diterima oleh petani peserta sedangkan perubahan
jangka panjang diukur dari kemauan peserta DAFTAR PUSTAKA
dalam menerapkan inovasi pertanian yang telah
diberikan yaitu jajar legowo. Petani peserta Departemen Pertanian. 2004. Dasar Dasar
kegiatan penyuluhan dapat menerima materi Penyuluhan Pertanian. http://www.pustaka.
penyuluhan yang telah diajarkan dengan baik dan deptan.go.id.
mau menerapkan jajar legowo dalam berusahatani
sehingga mampu meningkatkan hasil produksi Kementrian Pertanian.2016. Petunjuk Teknis
pertaniannya.(5)Keefektifan teknik penyuluhan Teknologi Tanam Jajar Legowo. Jakarta:
yang digunakan dalam program fasilitasi BP3K Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sudah baik, terbukti dengan tercapainyapercepatan Kemnetrian Pertanian.
peningkatan provitas dan produktivitas hasil Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan
pertanian di Kecamatan Teras pada tahun 2016. Pertanian. Surakarta: UNS Press.
Teknik penyuluhan yang digunakan dibuat secara
struktur dalam penyampaiannya dan peserta Mardikanto, T. 1997. Penyuluhan Pembangunan
kegiatan penyuluhan yang difasilitasi BP3K Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret
merasa puas terhadap kegiatan penyuluhan University Press
karena mendapat materi penyuluhan yang sesuai
Mardikanto, T. 2007. Sistem Penyuluhan
dengan kebutuhan dan mendapatkan tambahan
Pertanian. Surakarta: UNS Press.
pengetahuan mengenai jajar legowo yang mampu
menambah kecakapan petani dalam berusahatani Payman, S. J. 1985. Pengukuran Produktivitas.
padi sehingga mampu meningkatkan produktivitas Jakarta: Ghalia. Indonesia
pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian nomor 52/
Saran permentan/T.140/12/2009 tentang Metode
Penyuluhan Pertanian.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
kesimpulan pada penelitian ini dapat diajukan Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan
saran sebagai berikut: 1)Bagi petani, perlu Dan Pengembangan Sdm Pertanian
ditingkatkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan- Kementerian Pertanian. Pedoman
kegiatan terkait program penyuluhan maupun Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
terkait informasi lainnya di bidang pertanian, Rivai S. R. dan Iwan S. A. 2011. Konsep Dan
melalui sosialisasi, pelatihan, kegiatan lainnya Implementasi Pembangunan Pertanian
sehingga dapat meningkatkan wawasan dan Berkelanjutan Di Indonesia. Jurnal
pengetahuan petani. 2) Bagi penyuluh pertanian Penelitian Forum Agro Ekonomi. 29(1): 13.
lapang Kecamatan Teras, sebaiknya perlu
diadakan pendampingan lanjutan oleh penyuluh Rossi PH dan Howard EF.1993. Evaluation , A
terkait program fasilitasi BP3K yang di dalamnya Systematic Approach. Sage Publictaion,
terdapat penyuluhan tentang jajar legowo agar Inc.
petani tetap mau menerapkan materi yang sudah
Saebani, Beni A. 2008. Metode Penelitian Hukum.
diajarkan dalam penyuluhan. 3) Bagi kelompok
Bandung: Pustaka Setia.
tani terkait pemberian bantuan berupa alat mesin