Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KIMIA FARMASI KUANTITATIF

JENIS-JENIS METODE TITRIMETRI

NAMA : NANA PUTRI AYU

NIM : 1901011030

KELAS :5A

1. Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa merupakan suatu prosedur yang dilakukan saat ingin menentukan kadar suatu asam
atau basa berdasarkan netralisasi.

Persamaan reaksi :

- Reaksi asam kuat dan basa kuat

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl (aq) + H2O(l)

- Reaksi asam lemah dan basa kuat

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

- Reaksi basa lemah dan asam kuat

NH4OH (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq) + H2O (l)

- Reaksi asam lemah dan basa lemah

CH3COOH (aq) + NH4OH (aq) → NH4CH3COO (aq) + H2O (l)

Larutan Baku yang digunakan pada titrasi asam basa adalah HCl

Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah BTB ( bromtimol biru )

Titik Akhir Titrasi Asam Basa

Titrasi pada saat pH reaktan sekitar 7, jika menggunakan indikator Fenolpthalein maka akan terjadi
perubahan warna merah muda
2. Titrasi Iodometri dan Iodimetri

Titrasi Iodometri ( titrasi tidak langsung ) merupakan salah satu metode titrasi yang didasarkan pada
reaksi oksidasi reduksi

Titrasi Iodimetri ( titrasi langsung ) merupakan metode titrasi yang pada penentuan berdasar pada
iodium yang bereaksi dengan sampel

Persamaan reaksi iodometri :

S2O32− → S4O62− + 3 I−

Persamaan reaksi iodimetri :

I2 + 2OH - → IO3- + I- + H2O

Larutan Baku yang digunakan pada titrasi iodometri adalah Natrium Thiosulfat

Larutan Baku yang digunakan pada titrasi iodimetri adalah Iodium

Indikator yang digunakan pada titrasi iodometri dan iodimetri adalah kanji atau amylum

Titik Akhir Titrasi Iodometri

Ditandai dengan perubahan warna biru menjadi bening. Jadi penambahan amylum dilakukan saat
mendekati titik akhir titrasi dimasukkan agar amylum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan
amylum sukar dititrasi

Titik Akhir Titrasi Iodimetri

Ditandai dengan tidak berwarna menjadi biru. Jadi amylum ditambahkan awal titrasi agar larutan yang
dititrasi berubah menjadi warna biru

3. Titrasi Iodatometri

Titrasi Iodatometri merupakan titrasi yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan larutan
KIO3.

Persamaan reaksi :

Larutan Baku yang digunakan pada titrasi iodatometri adalah KIO3

Indikator yang digunakan pada titrasi iodatometri adalah CHCl3 dan CCl4

Titik Akhir Titrasi

Warna ungu yang kemudian hilang


4. Titrasi Serimetri

Titrasi serimetri adalah penetapan kadar reduktor dengan menggunakan larutan serium (IV) sulfat
sebagai titer (oksidator).

yang bersifat reduktor.

Persamaan kimia :

Fe2+ → Fe3+ + e oksidasi

Ce4+ + e → Ce3+ redoks


Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+ redoks
Larutan baku baku yang digunakan pada titrasi serimetri adalah Serium Sulfat

Indikator :

Menggunakan ortofenantrolin sebagai indikatornya. Indikator ini merupakan kompleks yang berwarna
merah terang, terbentuk dari kombinasi ortofenantrolin basa dengan ion besi.

5. Titraasi Bromatometri dan Bromometri

Titrasi Bromometri-Bromatometri adalah suatu proses atau suatu prosedur dalam analisis volumetrik
dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret
kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik
ekuivalen atau titik akhir.
Persamaan kimia :

BrO3 + 6H + 5Br → 3Br2 + 3H2O

Larutan baku yang digunakan adalah K2CR207, AS2O3, NaCL, AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2

Indikator :

Indikator pada bromometri digunakan indikator-indikator yang digunakan pada titrasi


iodometri/iodimetri, yaitu amilum, karbontetraklorida, dan sebagainya. Pada titrasi secara Bromometri
ini dilakukan secara titrasi kembali, dimana kelebihan Br2 diberi KI, dan iodium yang terbentuk dititrasi
dengan Natrium Tiosulfat. Iodium + amilum iod-amilum (biru) iod-amilum (biru) + Na2S2O3 NaI +
Na2S4O6 + amilum (tak berwarna) Titik akhir titrasi bromatometri ditandai oleh warna kuning dari brom
bebas. Titik akhir dapat juga ditetapkan dengan menggunakan indikator. Oleh brom bebas, indikator
dioksidasi sehingga menjadi tidak berwarna. Indikator yang biasa digunakan adalah metil oren atau metil
merah. Br2 berwarna kuning Br2 + Metil oren/metil merah teroksidasi (tak berwarna).
6. Titrasi Permanganometri

Titrasi permanganometri adalah jenis atau metode titrasi yang menggunakan kalium permanganat
(KMnO4) sebagai dasar reaksi.
Persamaan kimia :

5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O


3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Larutan baku yang digunakan pada titrasi permanganometri adalah Kalium permanganat (KmnO4)
Indikator yang digunakan pada titrasi permanganometri adalah Natrium oksalat

7. Titrasi Nitrimetri
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam suasana asam.
Persamaan kimia :

NaNO2 + HCL → HONO + HCL


Larutan baku yang digunakan pada titrasi nitrimetri adalah NaNO2
Indikator :

Nitrimetri Indikator Dalam Contoh titrasi nitrimetri inddikator dalam yaitu tropeolin 00 dan metilen blue.
Nitrimetri Indikator Luar yaitu KBr dan NO2.

8. Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang
dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa.
Persamaan kimia :

Ag+ + 2 CN → Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl → HgCl2
Larutan baku yang digunakan pada titrasi kompleksometri adalah larutan baku primer ZnSO4 dan H2O.
Larutan baku sekunder Na2EDTA
Indikator yang digunakan pada titrasi kompleksometri adalah kalkon, asam kalkon karboksilat, hitam
eriokrom-T dan jingga xilenol.

9. Titrasi Argentometri
Titrasi argentometri adalah titrasi pengendapan.
Persaman kimia :
NaCL + Ag+ → AgCl ↓ + Na+

KCN + Ag+ → AgCl ↓ + K+


KCN + AgCN ↓ → K [Ag(CN)2 ]
Larutan baku yang digunakan pada titrasi argentometti adalah Perak Nitrat (AgNO3)
Indikator yang digunakan pada titrasi argentometri adalah K2CrO4

Anda mungkin juga menyukai