Metode Pelaksanaan Talud TB Dosts
Metode Pelaksanaan Talud TB Dosts
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PENAHAN TEBING BANGUNAN
TB DOTS RSUD KABUPATEN SORONG
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Struktur
Tahapan pekerjaan persiapan atau pra pelaksanaan ini sangatlah penting sebagai dasar
percepatan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dikarenakan dalam tahapan inilah
proses pelaksanaan pekerjaan akan menjadi efektif dan efisien. Pekerjaan persiapan proyek
ini sangat menentukan alur berjalannya proyek sesuai rencana yang telah ditentukan dan
dapat mencegah keterlambatan pekerjaan akibat ketidak sesuaian data, alur kerja dan
penyimpangan pekerjaan.
Rambu-Rambu Proyek
3. Pengukuran dan pemetaan area
Sebagai acuan / marking yang tepat dan untuk mempermudah seluruh pelaksanaan pekerjaan,
sebelum dimulainya pelaksanaan suatu pekerjaan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu
pekerjaan pengukuran pekerjaan pasangan atau konstruksi lainnya baik profile maupun
elevasinya.Dan pekerjaan ini harus disetujui oleh Pengawas lapangan.
KETERANGAN :
1. Pintu Gerbang
2. Pos Jaga
3. Parkiran Motor
4. Parkiran Mobil
5. Direksi Keet
6. Kantor Kontraktor
7. Gudang Peralatan
8. Material Besi
9. Pos Jaga Belakang
10. Tempat Fabrikasi
11. Tempat Hasil Fabrikasi
12. MCK
13. Barak Pekerja
14. Gudang material
15. Rumah Genset
Akses di dalam proyek sangat penting ditetapkan lokasinya karena akses tersebut selama
pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai sarana mobilitas di ground area proyek.
Fasilitas yang telah disebut dalam layout site plan sebagai bangunan penunjang operasional
akan dikerjakan sebagai berikut:
a. Fasilitas akomodasi bagi pelaksana proyek dan tenaga supaya tercapai efisiensi dari
segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan
kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan
ukuran minimum 4m x 20m untuk kapasitas maksimum 40 personil/tenaga.
Sementara untuk key personil disediakan sarana akomodasi sekitar lokasi selain
menghemat tenaga dan waktu juga efisien dalam budget perusahaan.
Barak Pekerja
b. Direksi keet sebagai kantor lapangan diperlukan untuk pengawasan dan site office dan
meeting koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun setiap bulannya. Direksi keet
diperlukan dengan luasan minimum 4m x 8m dilengkapi dengan meubel dan alat tulis
kantor.
c. Pengelolaan tempat penumpukan metrial ditujukan agar lahan yang tersedia dapat
difungsikan secara maksima. Perpindahan satu tempat penumpukan ke tempat lainnya
akibat adanya pelaksanaan pekerjaan dapat direncanakan sehingga tidak menghambat
pelaksanaan pekerjaan itu sendiri dan tetap tidak mengganggu jadwal supply material
ke dalam proyek.
e. Penyediaan sistem drainase sementara ditujukan agar lahan yang tersedia dapat
diupayakan semaksimal mungkin dalam kondisi kering atau tidak terdapat air yang
menggenang yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Perangkat drainase
yang akan disiapkan termasuk pipa-pipa PVC dan sunny Hose.
Listrik kerja sangat diperlukan untuk berjalannya proyek yaitu untuk mengoperasikan alat-
alat kerja seperti pompa, penerangan kerja, bar bender dan lain sebagainya. Untuk penunjang
berjalannya proyek maka sumber Listrik yang paling aman adalah PLN yang sifatnya
permanen dan bisa digunakan 24 jam dan alternatif lainnya adalah dengan menggunakan
Genset.
Sarana air kerja (bersih) digunakan sebagai bahan untuk mengcover material-material yang
dalam penggunaannya harus menggunakan air bersih, selain itu juga air digunakan untuk
fasilitas-fasilitas umum seperti toilet, mushola dll.
Alat komunikasi berupa telpon, mesin fax dan radio (HT) jika diperlukan untuk memudahkan
berkomunikasi dengan pihak yang terlibat didalamnya.
Sarana Penunjang
6. Mobilisasi alat berat dan alat pendukung lainnya
Mobilisasi Alat berat dan Alat Pendukung Lainnya. Peralatan yang akan dimobilisasi
semuanya dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemilihan peralatan diusahakan setepat
mungkin sesuai dengan jenis, kapasitas, maupun jumlah dan sesuai dengan kondisi lapangan
serta volume pekerjaan yang akan ditangani.
Untuk pelaksanaan proyek harus dilengkapi dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
Setiap pekerjaan proyek harus dilengkapi atau diproteksi dengan alat-alat k3 sesuai dengan
pekerjaannya seperti helm, sarung tangan, sepatu dll.
Perlengkapan K3
Pemasangan papan nama proyek dan papan pengumuman terdiri papan nama proyek yang
memperlihatkan informasi umum proyek, dan papan pengumuman untuk informasi-informasi
yang dianggap penting dan papan-papan pengumuman permanen. Papan pengumuman
permanen ini diantaranya papan pengumuman tata tertib dll.
Papan nama proyek Papan pengumuman
Pekerjaan struktur adalah pekerjaan fisik utama dalam proyek, dan memerlukan pengawasan
yang menyeluruh dan konsisten karena menyankut perihal kestabilan bangunan
nantinya.Pekerjaan ini pada intinya dibagi atas pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi & sloof,
dan pekerjaan beton.
1. Pekerjaan tanah
Pekerjaan galian ini dapat dikerjakan secara manual (dengan tenaga manusia) atau dengan
bantuan alat berat seperti excavator dan backhoe.Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan
pengukuran. Kedalaman galian ini akan disesuaikan dengan gambar kerja.
Pekerjaan yang dilaksanakan disini adalah pekerjaan timbunan tanah dipasangan pondasi
dengan tanah bekas galian yang dipadatkan dan diratakan. Timbunan tanah yang diangkut ke
lokasi harus diperhatikan pada saat penimbunan, maka direncanakan agar setiap pasangan
naik perlahan diiringi dengan timbunan belakang pasangan, kemudian untuk pekerjaan
saluran, timbunan akan dibentuk seperti tanggul dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi
teknis saluran atau gorong-gorong.
Pada intinya, pekerjaan urugan tanah biasanya menunggu setelah pekerjaan pondasi
keseluruhan selesai dikerjakan. Tanah urugan yang dipakai adalah tanah baru yang
didatangkan dengan rekomendasi dari kontraktor dan dengan persetujuan konsultan
pengawas dan pemilik proyek. Urugan tanah kami bagi menjadi dua:
Pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas galian untuk mengisi sisi pondasi yang
dikerjakan secaral parallel atau simultan sesuai dengan arahan dari supervisor lapangan.
Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi harus mendapatkan
persetujuan dari direksi lapangan. Sisi pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari
kotoran puing-puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada pondasi tersebut.
Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah urug yang menyebabkan daya dukung tanah
akan menurun.
b. Tahap pelaksanaan
1. Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
alat berat untuk menggali seperti excavator.
2. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
3. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
4. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu
yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding
batu yang terpasang.
5. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa
saat agar air dapat meresap
6. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan
pasir sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan adukan atau
mortar dapat disiapkan menggunakan alat concrete mixer atau secara manual.
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan semen anda dapat mengunjungi
artikel lain mengenai cara mengetahui jumlah kebutuhan batu, pasir, dan semen
untuk pasangan batu.
7. Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan. Kecuali
ditentukan lain oleh gambar atau direksi pekerjaan. Lubang sulingan dapat
dibuat dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.
8. Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu
Pekerjaan ini pada dasarnya adalah sama dengan pembuatan pondasi tapak (pile cap) dan
sloof pengikat (tie beam) antara pondasi. Namun dalam segi pengerjaan betonnya akan
diperhatikan hal-hal berikut:
• Pekerjaan Pilecap & Tie Beam dilaksanakan setelah selesainya pekerjaan pancang
dan pemotongan kepala tiang (simultan).
• Lokasi pekerjaan dibagi menjadi 3 (tiga) Area. Mengacu pada pembagian area
kerja pemancangan. Setiap lokasi dikerjakan oleh 1 Group Pekerja.
• Tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut : Galian – Pembesian & Bekisting – Cor.
• Target waktu pelaksanaan untuk masing-masing Area adalah 8 hari.
3.2 Pekerjaan bekisting
Pekerjaan bekisting harus menggunakan bahan kayu serta triplek yang kuat dan kokoh
dengan perancah menggunakan scaffolding.Hal ini bertujuan supaya pada saat pengecoran
tidak terjadi penurunan elevasi bekisting atau kerusakan pada bekisting yang dapat
mengakibatkan kerigian bahkal kegagalan struktur.Permukaan bekisting harus rata, lurus dan
bersih dari kotoran supaya mutu hasil pekerjaan terjaga.
Pekerjaan bekisting kolom
Pengecekan kerataan dan kelurusan bekisting baik vertical dan horizontal dapat
menggunakan alat theodolite dan waterpass supaya akurat.Pada saat pengecoran harus
dilakukan storing pada pekerjaan bekisting supaya apabila terjadi penurunan atau kerusakan
pada bekisting dapat segera diperbaiki dan mutu beton tetap terjaga.
PEMBONGKARAN BEKISTING
Kolom menumpu langsung diatas lantai maka, beban sementara yang bekerja adalah
beban vertikal akibat beban sendiri saja, sehingga pembongkaran bekisting dapat
dilakukan sehari (24 jam) setelah dilakukan pekerjaan pengecoran.
Untuk Balok struktur bagian bekisting dinding balok dapat dibongkar 24 jam setelah
pengecoran dilakukan. Pembongkaran bekisting dengan masih menggunakan perkuatan
(shoring & reshoring ) dilakukan minimal dengan umur setelah pengecoran sebagai berikut
:
2 Sisi bawah dari balok, pelat dengan suport masih terpasang 3 hari
Pekerjaan pembesian harus menggunakan besi beton dengan mutu besi sesuai yang
disyaratkan yaitu U-24 untuk besi polos dan U-39 untuk besi ulir atau deformed. Acuan mutu
besi tersebut adalah syarat teknis yang disesuaikan dengan RKS, dan harus dilampirkan
sertifikat pabrik untuk menunjukkan kuat tarik besi beton.Selain sertifikat pabrik, dapat juga
disertakan mailsheet pengujian dari pabrik atau pengujian independen oleh pelaksana
lapangan dengan kerjasama laboratorium pengujian tarik besi beton bila diperlukan.
Dalam metode pengecoran beton, akan dilakukan terlebih dahulu evaluasi tentang metode
pengecoran yang disesuaikan dengan mutu beton pada struktur. Pada dasarnya, evaluasi
tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
Dalam pelaksanaa pengecoran harus juga diperhatikan kaidah-kaidah teknis supaya tidak ada
penurunan kualitas dan mutu dari beton site mix/ ready mix tersebut:
Memperhitungkan jarak tempuh batching plant supaya setting time beton yang
disyaratkan, yaitu maksimal 3 jam dari proses loading di batching plant tidak
dilampaui. Apabila melebihi 3 jam maka proses pengerasan beton ready mix sudah
terjadi sehingga apabila masa itu beton belum dituangkan pada area
PT. Menara Agung Pusaka