Anda di halaman 1dari 7

Nama : Pasti Patrisius Girsang

Nim : 18.509

M.k : Liturgika

Hal : Tugas

1. Kata liturgi berasal dari dua kata Bahasa Yunani. Sebutlah kedua kata itu dengan
maknanya masing-masing.
Jawab : Kata liturgi berasal dari bahasa Yunani λειτουργία - LEITOURGIA
(nomina, feminine), yang terbentuk dari akar kata ἔργον - ERGON yang berarti
karya/ kerja dan λειτος - "LEITOS" yang merupakan kata sifat untuk kata benda
λαός - LAOS yang berarti bangsa.
Jadi secara harfiah, LEITOURGIA berarti suatu pelayanan/ jasa/ kegiatan untuk
masyarakat atau karya pelayanan untuk kepentingan umum/ bangsa. Kemudian
Istilah LEITOURGIA mendapatkan arti khusus yaitu arti kultus pelayanan kepada
Allah dan lebih khusus lagi pelayanan pada (Perjamuan Kudus); misalnya, pada
masa Yustinus Martir, sekitar 150 M). Sekitar 215 M bagian-bagian dari PB
dipakai dalam liturgi Hippolitus di Roma, dan tulisan Injil Lukas/Kisah Para Rasul
menjadi dasar utama dalam penentuan bentuk awal dari almanak Kristen.

2. Apa arti kata liturgy dalam Bahasa sehari-hari pada masa yunani kuno ?
Jawab : Dalam masyarakat Yunani kuno, kata leitourgia itu menunjukkan karya
pembaktian yang tidak dibayar, sumbangan orang yang kaya atau pajak untuk
masyarakat atau negara.

3. Dalam septuaginta kata liturgy hanya dipakai untuk menunjuk kepada tugas
pelayanan Mezbah, yaitu tugas para imam. Apakah berdasarkan itu, menurut pendapat
anda, pemakaian istilah liturgi masih cocok sekarang ini dalam gereja protestan ? atau
barangkali lebih cocok dalam gereja katolik roma ?
Jawab : menurut pendapat saya, Liturgi merupakan suatu pertemuan personal,
yaitu Pribadi-pribadi manusia yang bersatu dalam Gereja memuliakan Allah Bapa
yang menyelamatkan, bersama dengan Yesus Kristus sang Kepala Gereja dalam
ikatan Roh Kudus. Liturgi menghadirkan kepada kita sejarah keselamatan, yang di
dalamnya kasih Allah yang menyelamatkan kita alami dalam Putra-Nya melalui
Roh Kudus. Melalui liturgi inilah, misteri Kristus diwartakan kepada semua orang
agar dapat menghayati misteri tersebut dengan sepenuhnya. Dalam setiap liturgi,
Roh Kuduslah yang sesungguhnya mengumpulkan semua umat di dalam satu
tubuh untuk menuju keselamatan. Dan bagi saya liturgy masihlah sangat penting
untuk kita, karena kalau kita memahami makna litugi sebagai dimana kekudusan
Allah berbicara menyampaikan firmanNya dan memakai orang yang sudah
percaya yang dikehendakiNya dan orang itu juga sangat menghargai kekudusan
Allah dengan cara memuliakanNya dengan tidak sembarangan, bagi saya litugri
itu sangatlah penting.

4. Bila anda teliti ikhtisar arti kata liturgi dalam PB, apakah anda masih menganggap
layak membela penggunaan kata ini dalam gereja sekarang berdasarkan
penggunaannya dalam PB ?
Jawab : tentu saja tidak ! Dalam Perjanjian Baru, kata liturgi muncul sebanyak 15
kali dengan berbagai variasi arti. Istilah ini dipakai untuk menunjuk fungsi
duniawi para pemerintah (Rm. 13:6), pelayanan imamat Perjanjian Lama Zakaria
(Luk. 1:23), kurban persembahan atau imamat Kristus dengannya Dia menjadi
leitourgos (Ibr. 8:1), kurban rohani orang-orang kristen (Rm 15:60, ibadat orang-
orang Kristen “yang merayakan liturgi kepada Tuhan” di Antiokhia (Kis. 13:2).
Penggunaan kata liturgi yang bervariasi juga mempunyai beberapa makna yang
berbeda-beda. Kis. 13:2 adalah satu-satunya teks Perjanjian Baru yang
menggunakan kata liturgi menurut arti yang biasa kita mengerti pada masa
sekarang yakni untuk menunjuk ibadat atau doa kristiani. Dari sinilah muncul
nama yang kemudian hari disebut liturgi kristen. Dan kesimpulannya
menunjukkan bahwa kata liturgi dalam Perjanjian Baru dihubungkan dengan
pelayanan kepada Allah dan sesama. Pelayanan kepada Allah dan sesama itu tidak
terbatas pada kegiatan ibadat saja, tapi juga pada aneka bidang kehidupan lain.
Akan tetapi istilah liturgi dalam Perjanjian Baru tidak menunjuk pada pelayanan
kultus dari pemimpin jemaat Kristen, sebab pemahaman tentang imamat
Perjanjian Baru tidak lagi berdasar pada imamat Perjanjian Lama. Bila dalam
Perjanjian Lama imamat dihubungkan dengan imamat kaum Lewi, dalam
Perjanjian Baru satu-satunya imam adalah Yesus Kristus. Perjanjian Baru
mengenal satu imamat saja, yaitu imamat Yesus Kristus. Sedangkan imamat umum
dan imamat khusus yang diterima umat Allah selalu merupakan partisipasi pada
imamat Yesus Kristus. Tapi kalau dilihat dari zaman kata liturgi itu dipakai
dengan sangat menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, bahkan ironisnya
melihat dari persekutuan atau gereja zaman sekarang mereka memakai liturgy
demi mencari laba atau keuntungan, atau supaya bisa dilihat orang, tanpa mereka
sadari itu sudah menyakiti hati Tuhan Yesus yang langsung melihat dari surga
karena pada dasarnya manusia zaman sekarang yang memakai liturgi mereka
tidak menyadari bahwa mereka sudah mengotori kekudusan Allah dimana mereka
berpijak dan berbicara, dan bagi saya kata liturgi untuk zaman sekarang itu tidak
cocok, dan yg lebih cocok itu adalah system politik pada ranah aturan sendiri, dan
bukan dengan aturan dari Firman Tuhan itu sendiri.

5. Bagaimana perkembangan kata liturgy dalam gereja purba dan selanjutnya dalam
gereja-gereja yang mengikuti reformasi besar abad 16 ?
Jawab : dalam gereja purba dalam PB tidak menggunakan kata liturgi yang kkini
bisa kita pakai, dalam gereja purba kata ini sebenarnya mengandung arti kata lain.
Artinya sama seperti PL yaitu untuk menyatakan tugas khusus imam-imam.
Liturgi juga dapat merujuk kepada kehidupan sebagai orang Krsiten, tugas
malaikat, jabatan penentuan dan uskup. Selanjutnya dipakai dalam pelaksanaan
ibadah, sehubungan dengan perayaan perjamuan kudus dalam teologi katolik
roma, dan sewaktu reformasi yang dipimpin oleh John Calvin kata liturgi diambil
dari gereja anglikan dan gereja ortodoks yunani dan dipakai dalam lingkungan
reformasi kira-kira 1550.

6. Yesus Kristus sebagai imam besar yang terakhir dan yang satu-satunya telah
menggenapi liturgy PL. mengapa kita mengambil ketentuan ini sebagai alasan utama
untuk melandasi pendapat bahwa istilah liturgy bagi ibadah jemaat masa sekarang ini
sebenarnya tidak cocok lagi ?
Jawab : menurut saya, liturgi diartikan sebagai puncak yang dituju oleh kegiatan
Gereja, dan sekaligus sumber segala daya kekuatannya. Gereja berusaha agar
semua orang melalui iman dan baptis menjadi anak-anak Allah, berhimpun
menjadi satu, meluhurkan Allah di tengah Gereja. Inilah liturgi sebagai culmen
atau puncak. Dari pihak lain, liturgi mendorong Gereja menjadi sehati sejiwa
dalam kasih, mengamalkan dalam hidup sehari-hari apa yang mereka peroleh
dalam iman. Liturgi menjadi fons atau sumber kekuatan untuk hidup sehari-hari.
yang menjadi subyek atau pelaku liturgi adalah Kepala dan para anggota Tubuh
Kristus, yaitu Yesus Kristus dengan Gereja. Sehingga liturgi merupakan tindakan
Kristus sekaligus tindakan Gereja. Namun, agar aspek pneumatologis juga
berperan di dalamnya, kiranya lebih tepat mengartikan liturgi sebagai perayaan
misteri karya keselamatan Allah bagi manusia dalam Kristus, yang dilaksanakan
oleh Yesus Kristus, sang Imam Agung bersama Gereja-Nya, dalam ikatan Roh
Kudus.tetapi pada zaman sekarang banyak gereja sudah tidak meluhurkan Kristus
sebagai kepala dari gereja atau kepala dari liturgi itu sendiri karena banyaknya
ajaran yng sesat dan menyimpang dari firman Tuhan sehingga dampaknya pada
masa sekarang liturgi dipakai sebagai alat politik untuk mencari keuntungan besar
bagi pribadinya yang melakukannya ( orang-orang yang belum diselamatkan ),
maka saya berpendapat bahwa liturgi pada masa sekarang sudah tidak cocok
karena kekudusan Allah dirusak oleh manusia dengan jalan mencari keuntungan
tersebut.

7. Apa arti kata sinagoge ?


Jawab : Pengertian dasarnya ialah tempat berkumpul. Istilah Ibrani yg sejajar dari
kata benda Yunani itu ialah keneset, yaitu kumpulan sekelompok orang atau
barang-barang untuk suatu tujuan. Dalam Alkitab sinagoge ialah kumpulan
sekelompok orang dari suatu tempat untuk beribadah atau gerakan bersama (Luk
12:11, 'majelis-majelis'; 21:12; rumah-rumah ibadat'). Akhirnya kata itu berarti
rumah atau bangunan tempat diadakannya pertemuan-pertemuan. Pentingnya
sinagoge bagi agama Yahudi tak dapat dilebih-lebihkan. Sinagoge menentukan
sifat iman Yahudi melebihi badan atau kumpulan mana pun. Di sinilah agama
Yahudi belajar bagaimana menafsirkan hukum Taurat. Yeh 11:16, '...dan Aku
menjadi tempat kudus yg sedikit artinya bagi mereka...' ditafsirkan oleh ahli-ahli
Yahudi bahwa dalam perserakan di seluruh dunia, bagi Israel sinagoge akan
merupakan tempat kudus dalam ukuran mini pengganti Bait Suci yg telah hilang.
Berbeda dari Bait Suci, sinagoge terdapat di mana-mana di seluruh negeri, dan
mempertemukan khalayak dengan pemimpin-pemimpin agama mereka. Menurut
ucapan A Menes, 'Pada hari-hari Sabat dan hari-hari kudus lainnya, hilangnya
Bait Suci dan alpanya perayaan-perayaan korban yg khidmat, dirasakan sangat
menusuk hati oleh orang-orang tawanan yg terbuang ... sinagoge ... merupakan
pengganti untuk Bait Suci. Di sinagoge tidak ada mezbah. Doa dan pembacaan
Taurat menggantikan upacara penyerahan korban. Tambahan lagi rumah
sembahyang ini mempunyai fungsi sosial yg penting ... merupakan ruang
berkumpul dan tempat berjumpa; di situlah khalayak bisa berkumpul, kapan saja
perlu untuk merundingkan soal-soal masyarakat yg penting.

8. Apa arti kata eklesia


Jawab : Kata ekklesia berasal dari dua kata, yaitu ek dan klesia. Kata ek berarti
“keluar”. Sementara itu, kata klesia berasal dari kata kerja kalein yang berarti
“memanggil”. Dengan demikian, kata ekklesia mengandung arti “dipanggil
keluar”. Gereja dapat diartikan sebagai perkumpulan umat manusia yang percaya
dengan Yesus dan beriman merupakan arti menurut rohani. Sedangkan, menurut
arti fisik, gereja merupakan bangunan dimana umat kristiani menjalankan ibadah
maupun kegiatan kerohanian lain.

9. Dari mana asalnya kata misa dalam gereja katolik Roma ?


Jawab : Misa adalah perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik
Roma, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, dan beberapa Gereja
Lutheran. Di negara-negara Baltik dan Skandinavia, ibadah ekaristi Gereja
Lutheran juga disebut “Misa”.Istilah Misa berasal dari kata bahasa Latin kuno
missa yang secara harafiah berarti pergi berpencar atau diutus. Kata ini dipakai
dalam rumusan pengutusan dalam bagian akhir Perayaan Ekaristi yang berbunyi
“Ite, missa est” (Pergilah, tugas perutusan telah diberikan) yang dalam Tata
Perayaan Ekaristi di Indonesia dipakai rumusan kata-kata “Marilah pergi. Kita
diutus.”Perayaan Ekaristi dalam Gereja-Gereja Timur, termasuk Gereja-Gereja
Timur yang berada dalam persekutuan penuh dengan Tahta Suci Roma
menggunakan istilah lain, misalnya Liturgi Suci, Qurbana Kudus, dan Badarak.
Denominasi Barat yang tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja
Katolik Roma, seperti Kekristenan Calvinis, biasanya lebih suka menggunakan
istilah lain. Menurut Lima Perintah Gereja umat Katolik diwajibkan mengikuti
misa pada hari Minggu dan hari raya lain yang disetarakan dengan hari Minggu.
Di luar hari-hari itu juga diselenggarakan misa – yang oleh umat Katolik biasa
dinamakan misa harian – namun umat Katolik tidak diwajibkan untuk ikut serta.
Pelaksanaan Misa diatur berdasar Tata Perayaan Ekaristi (TPE). TPE Baru untuk
Gereja Katolik di Indonesia diberlakukan (dipromulgasikan) sejak Hari Raya
Tubuh dan Darah Kristus pada tahun 2005, pada hari Minggu 29 Mei 2005. TPE
sebelumnya — yang digunakan sejak tahun 1977 — merupakan edisi percobaan.
Dalam TPE Baru Doa Syukur Agung dan doa presidensial lain didoakan oleh
Imam dan umat mengikutinya dalam batin (untuk menekankan kekhusyukan dan
kesadaran akan Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka), seperti yang
dilakukan oleh Gereja Katolik di tempat lain.

10. Wajarkah menurut pendapat anda, mempertahankan kata liturgy dalam ilmu teologi
untuk mengacu kepada ibadah jemaat, kendati segala keberatan yang disebut dalam
bab ini ?
Jawab : saya rasa bukan hanya kata wajar, tapi memang ini adalah kata yang
pantas dan wajib untuk dipahami dalam ilmu teologi. Menurut perspektif saya
sendiri seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa liturgy yaitu dimana
Allah dalam Kristus Yesus sudah menggenapiNya dalam PB. Dan bagi saya liturgi
bukanlah pengertian yang sederhana, melainkan kita harus benar-benar dan
sungguh-sungguh memahami dimana Allah berbicara tentang kekudusan dan
kemuliaanNya, dimana mulut Allah berbicara kepada orang-orang yang sudah
diselamatkan agar dapat mengagungkan dan meluhurkan Kristus Yesus sebagai
pondasi dan puncak dari liturgy tersebut. Banyak pada masa kini bahkan dalam
gereja orang yang sudah diselamatkan sendiri pun masih belum terlalu mengerti
kata liturgy. Bukan berarti saya mengatakan saya sudah paham sepenuhnya akan
liturgy. Tapi dalam satu sisi yang penting yang perlu kita mengerti dan renungkan,
apakah liturgy hanya sebatas dimana tempat itu dipakai untuk orang-orang yang
sudah percaya ? atau orang-orang yang ditunjuk untuk bertugas ?, menurut saya
itu tidak cukup. Bagi saya, liturgy harus dimengerti dimulai dari bagaimana Allah
berbicara melalui kekudusanNya dan dimana orang yang sudah diselamatkan dan
bertugas untuk hal itu, adalah orang yang benar-benar memahami bahwa
kekudusan Allah dan mulut Allah berbicara ditempat itu jugalah orang yang
sudah percaya itu harus benar-benar hidup sepenuhnya didalam Firman Tuhan
dan memahami sepenuhnya bagaimana menjaga pusat kekudusan Allah itu
dengan baik. Jadi kalau dikatakan ada keberatan dalam hal ini yang sudah
disampaikan berarti orang tersebut masih belum mau hidup didalam pimpinan
Allah. Karena orang yang benar-benar hidup dalam pimpinan Kristus itu sendiri,
kata keberatan akan menjadi kata wajib dan menyukakan hati Allah.

Anda mungkin juga menyukai