Beban gempa merupakan salah satu jenis pembebanan yang dapat mempengaruhi struktur
penahan tanah terutama untuk struktur galian dalam. Hal ini disebabkan adanya penambahan nilai
tegangan lateral pada saat terjadinnya gempa sehingga disebut tegangan lateral total. Tegangan
total ini terdiri dari tegangan lateral tanah mula-mula (sebelum terjadi gempa) dan tegangan lateral
tanah yang disebabkan oleh gempa
Beberapa pendekatan telah dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang disebabkan saat terjadi gempa. Beberapa pendekatan itu di antaranya :
1. Metode analisis kondisi batas (Limit state analyses) merupakan metode dimana gerakan
relatif dinding penahan tanah dan tanah timbunan cukup besar hingga dapat mempengaruhi
batas kuat geser tanah (batas keruntuhan)
2. Metode pendekatan elastic merupakan metode dimana pergerakan tanah dengan dinding
penahan dibatasi dengan asumsi bahwa deformasi yang diizinkan hanya dalam batasan
elastic linier. Pada metode ini tanah dimodelkan sebagai material elastic linier
3. Metode Intermediate merupakan metode dimana tanah tidak dimodelkan sebagai material
elastic ataupun batas runtuh, tetapi dimodelkan dalam kondisi aktual non-linier hysteretic
(Sumber : Lateral Earth Pressure Static & Seismic Pseudo Static Analysis, Gouw, 2010)
Gambar 1. 1Faktor Resultan Gaya pada Dinding Kaku
Berikut adalah analisa perhitungan tegangan tanah lateral pada saat gempa menurut metode
Wood :
𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑥
𝑃𝐸 = 𝐹𝑝 . . 𝛾 . 𝐻2
𝑔
dimana :
𝐹𝑝 : Faktor tekanan dinamis
L : Panjang struktur basement
H : Tinggi struktur basement
𝛾 : Berat jenis tanah
g : gravitasi
𝑎ℎ : Percepatan gempa horizontal
υ : Poisson ratio tanah
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa manusia pada saat
I
terjadi kegagalan
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam katerogi resiko I,III,IV II
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki resiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi
kegagalan
Gedung dan struktur lainnya, tidak termasuk kedalam kategori resiko IV, yang memiliki potensi
untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan
masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan
Gedung dan struktur lainnya yang tidak termasuk dalam kategori resiko IV, (termasuk, tetapi
tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau III
tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya , atau
bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan struktur lainnya yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting, termasuk, tetapi
tidak dibatasi untuk :
• Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
• Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan unit gawat
darurat
• Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi serta garasi kendaraan darurat
• Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat perlindungan darurat
lainnya
• Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk tanggap
darurat
• Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan
darurat
• Struktur tambahan (termasuk, tidak dibatasi untuk, menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik , tangki air pemadam
IV
kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material atau peralatan
pemadam kebakaran ) disyaratkan dalam kategori resiko IV untuk beroperasi pada saat
keadaan darurat
• Menara
• Fasilitas penampungan air dan struktur pompa yang dibutuhkan untuk meningkatkan
tekanan air pada saat memadamkan kebakaran
• Gedung dan struktur lainnya yang memiliki fungsi yang penting terhadap sistem
pertahanan nasional.
Gedung dan struktur lain, yang kegagalannya dapat menimbulkan bahaya bagi masyarakat
Gedung dan struktur lainnya (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat penyimpanan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya) yang mengandung bahan yang sangat beracun di
mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang
berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat bila terjadi kebocoran.
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan struktur lainnya yang mengandung bahan yang beracun, sangat beracun atau mudah
meledak dapat dimasukkan dalam kategori resiko yang lebih rendah jika dapat dibuktikan
dengan memuaskan dan berkuatan hukum melalui kajian bahaya bahwa kebocoran bahan
beracun dan mudah meledak tersebut tidak akan mengancam kehidupan masyarakat. Penurunan
kategori resiko ini tidak diijinkan jika gedung atau struktur lainnya tersebut juga merupakan
fasilitas yang penting.
Gedung dan struktur lainnya yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi struktur bangunan
lain yang masuk kedalam kategori resiko IV.
Sumber : SNI-03-1726-2013 - Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung, 2011
atas.
su = kuat geser niralir.
dimana:
SDS = parameter percepatan respons spektral pada perioda pendek (0,2 detik) dengan
redaman 5%
SD1 = parameter percepatan respons spektral pada perioda 1 detik dengan redaman 5%
Ss = parameter percepatan respons spektral MCE (Maximum Credible Earthquake)
dari Peta Gempa Indonesia 2010 pada perioda pendek (0,2 detik) dengan
redaman 5%
S1 = parameter percepatan respons spektral MCE (Maximum Credible Earthquake)
dari Peta Gempa Indonesia 2010 pada perioda 1 detik dengan redaman 5%
Fa = koefisien situs untuk perioda pendek (0,2 detik)
Fv = koefisien situs untuk perioda 1 detik
(b) Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Perepatan pada Periode
1 detik (Ss)
SD1
Kategori
SD1 < 0,067 ≤ SD1 < 0,133 ≤ SD1 <
Resiko
0,067 0,133 0,20 0,20 ≤ SD1
I A B C D
II A B C D
III A B C D
IV A C D D
Sumber : SNI-03-1726-2013 - Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung, 2011
6. Spektrum Respons Desain
a. Untuk periode yang lebih kecil dari To, spectrum respons percepatan desain Sa, diambil
berdasarkan persamaan berikut :
𝑇
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑆 [0,4 + 0,6 . 𝑇 ]
𝑜
𝑆𝐷1
𝑇𝑜 = 0,2 .
𝑆𝐷𝑆
dimana :
Sa = spektrum respons percepatan desain.
SDS = parameter percepatan respons spektral pada perioda pendek (0,2 detik)
dengan redaman 5%.
SD1 = parameter percepatan respons spektral pada perioda pendek 1 detik
redaman 5%.
T = perioda fundamental bangunanuntuk
b. Untuk periode lebih besar dari ata sama dengan nilai To dan lebih kecil dari atau sama
dengan Ts, spectrum respons percepatan desain Sa = SDS
c. Untuk periode lebih besar dari Ts, spectrum respons percepatan desain Sa, diambil
berdasarkan persamaan berikut :
𝑆𝐷1
𝑆𝑎 =
𝑇
𝑆𝐷1
𝑇𝑠 =
𝑆𝐷𝑆