Anda di halaman 1dari 101

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

SPESIFIKASI TEKNIS

1. RUANG LINGKUP PROYEK


Nama Kegiatan : Perencanaan, Pembangunan, dan Rehabilitasi Sarana Pematusan
Paket Pekerjaan : Saluran Jl. Semarang sisi Barat
Lokasi : Kota Surabaya
Pemilik Proyek : Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya
Pek. Utama : Pemasangan U-Ditch + Cover (konsep Pedestrian)

2. Lingkup Pekerjaan :
A PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
2 Uitzet Dengan WaterPass / Theodolit
3 Pasang Rambu Pengaman
4 Pembuatan Bouwplank
5 Mobilisasi dan Demobilisasi
B PEKERJAAN TANAH
1 Penggalian Tanah Untuk Konstruksi
2 Pembongkaran Beton
3 Bongkar Pasangan Lama
4 Pengurugan Sirtu Padat
5 Pengurugan Pasir Padat
6 Pengangkutan Tanah keluar proyek
C PEKERJAAN SALURAN
1 Pekerjaan Beton K-350 (Tanpa Tulangan) untuk galian
2 Pekerjaan Beton rabat (1 Pc : 3Ps : 6Kr)
3 Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabriksi Tanpa Manhole Type A
4 Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Dengan Manhole Type A
5 Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Type B
6 Pemasangan U-Ditch + Cover K-350 (Fabrikasi) Type A dan Type B
7 Pekerjaan Beton Berstruktur Sloof K-225 ( 150 Kg ) Polos ( list manhole/Tanaman )
8 Pekerjaan plat beton t 10 cm (wiremesh m 6 - 150) (K-225)
9 Box Tangkapan Air (K-350) (Fabrikasi) + Pemasangan
10 Box Pelaluan Air (K-225) (Fabrikasi) + Pemasangan
11 Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikasi
12 Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikasi
13 Grill Tanaman (Cover & Frame) Fabrikasi
14 Pemasangan Pipa Air Kotor 4"
15 Lapisan Aspal Perekat ( Tack Coat )
16 Lapisan Aspal Pengikat ( Prime Coat )
17 Lapisan AC Tb.4cm (Manual)
18 Lapisan ATB Tb.4cm (Manual)

Spesifikasi Teknis -1
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

19 Cor Setempat (K-225) Besi ; 150 Kg


20 Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm ( 1Pc:4Ps )
21 Plesteran Halus 1 Pc : 4 Ps
22 Pekerjaan Acian
D PEKERJAAN PEDESTRIAN
1 Pemasangan Kerb 20.30.50 (K-400) Fabrikasi
2 Pengadaan dan Pemasangan Lantai Porcelain Tile Lis 40x40 cm (gelap/terang)
3 Pengadaan dan Pemasangan Lantai Granit di Glasur Uk. 20x40
4 Plastik Polythene tb. 125 mikron
5 Spesi 1Pc : 2Ps t= 3 cm
6 Pondasi Lampu PJU Per jarak 50 m
7 Pemasangan/Penarikan Kabel NYFGBY 4 X 10 mm
8 Pekerjaan Cutting Aspal
E PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Dewatering
2 Quality Kontrol
3 Sheet Pile
4 Pembuatan KISDAM tinggi 1,5 m tebal 0,6 m
5 Pembongkaran Pagar Existing
6 Rekondisi Pagar pasang Kembali
7 Penebangan pohon existing
8 Pembersihan Lapangan / Lokasi

3. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau
action plan tertulis lengkap dengan gambar -gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebu tkan dalam dokumen
tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup li ngkup
dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan
pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

4. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar da erah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor
harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

5. Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeri ksa kekuatan konstruksi lama
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor

Spesifikasi Teknis -2
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut men jadi tanggung jawab
Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan -pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

6. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga -tenaga yang ahli/terlatih
dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

7. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

8. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor
. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

9. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam -macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk
tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam
pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini
untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran
air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan -
bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

10. Laporan
10.1 Laporan Perkembangan Bulanan.
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5)
salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal
pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan ke pada
Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi
yang barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi
pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang

Spesifikasi Teknis -3
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai barang


pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan dalam bulan
sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang
mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

10.2 Laporan Harian


Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing -masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang
diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang
dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan
pekerjaan.

10.3 Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

10.4 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh
Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat
pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari
konsultan perencana dan konsultan pengawas.

10.5 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat
ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan direksi maka
pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

11. Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2
(dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.

Spesifikasi Teknis -4
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.

12. Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatk an bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kont raktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.

13. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan

a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.

b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.

c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila


diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi baha n yang
bersangkutan.

d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.

e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus


menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat -sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.

f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan
Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan -bahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.

Spesifikasi Teknis -5
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.

h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan -bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan kea manan lingkungan sekitarnya
dapat dijamin.

i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman


atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor .

j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan me nilai bahan-bahan yang
diajukan Kontraktor.

14. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan
pekerjaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat
bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup
beserta alat Bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar
pondasi dan permukaan tanah lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung.
Semua sarana untuk mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan
lainnya adalah beban Kontraktor .

b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini
pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat
menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam
keadaan kering.

c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya


yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung
Kontraktor .

d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan
atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor

e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan


sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan

Spesifikasi Teknis -6
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor
harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.

f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang sudah


ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan
ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat
cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. S ebelum pelaksanaan pembuatan
tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta
spesifikasi bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

g. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung j awab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta
akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .

h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan


aliran air di saluran.

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan
dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
• Ukuran =3mx6m
• Lantai = Rabatan beton
• Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
• Rangka = Kayu meranti 5/7
• Atap = Asbes gelombang kecil
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor
lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat
pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan
harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus diangga p bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan
setelah selesai penanganan pekerjaan.

Spesifikasi Teknis -7
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan -bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada
butir a dan b.
l. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku harian
n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,9
m x 1,2 m

1.2 Uitzet Dengan WaterPass / Theodolit

Jaringan dan Permukiman


a. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton)
yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang terdekat.
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor
bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan
dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua
pekerjaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang -kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian -bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut
ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.

Spesifikasi Teknis -8
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur uk ang lagi dan
dikoreksi oleh pihak Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik.
Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok
patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor
tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang
ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk
mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan
menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.

1.3. Pasang Rambu Pengaman


Kontraktor harus membuat rambu lalu lintas sementara untuk pengaman.

1.4. Pembuatan Bouwplank


b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan
dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
c. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi lebar
dasar pondasi jembatan.
d. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak ber gerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan jarak antar
patok sesuai RAB
e. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar jembatan, tinggi jembatan maupun tebal
pasangan/konstruksi lainnya.

1.5. Mobilisasi dan Demobilisasi

Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini
akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, secara umum
harus memenuhi ketentuan berikut :

1. Penyewaan sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp Kontraktor Pelaksana.
2. Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.

Spesifikasi Teknis -9
Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

3. Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan Kantor
Lapangan , Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang dan sebagainya.
4. Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah selesai dalam
jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi kepada
Konsultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari terhitung sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
6. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja termasuk
pemindahan semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor Pelaksana dari Tanah
Milik Pemerintah serta pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekerjaan dimulai.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Penggalian Tanah Untuk Konstruksi
2.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan
material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis,
ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.1.2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
• Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
• Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali
dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.1.3. Pelaporan dan Pencatatan


a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal
daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk setiap
seksi pekerjaan galian.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain t idak boleh
dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.1.4. Prosedur Penggalian

Spesifikasi Teknis -10


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan


menggunakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh
Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain -lain. Pekerjaan
galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di
bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.1.5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor
harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya
hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian
cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada b adan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat
putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.1.6. Pembuangan Material Galian


Seluruh material Galian tanah di buang di areal lokasi pekerjaan.

2.2. Pembongkaran Beton


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran beton .
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang
lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

2.3. Bongkar Pasangan Lama


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan lama
seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari
sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang

Spesifikasi Teknis -11


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.
2.4. Pengurugan Sirtu (Padat)
Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat

Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2.5. Pengurugan Pasir Padat


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat

Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2. 6. Pengangkutan Tanah keluar proyek

1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan,
dan apabilatidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil galian tersebut jangan sampai menggangu sekitranya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempattersebut sampai 1 ( satu hari ).
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatansementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat sesuaiAnalisa RAB atau bila kondisi jalan / area yang
tidak memungkinkan bisamenggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan.
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutanmaterial sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telahdiangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan .

3. PEKERJAAN SALURAN

3.1. Pekerjaan Beton K-350 (Tanpa Tulangan) untuk galian

Spesifikasi Teknis -12


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

1. Syarat-syarat umum
1. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971.
2. Mutu Beton Beton memakai mutu K-350. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik
merupakan syarat mengikat.
a. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan campuran
agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan ukuran
nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan komposisi
campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta. Pemakaian
jenis adukan beton Jenis beton dengan Campuran K-350 untuk pengunci
Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan Jenis Beton B0 untuk
lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam cetakan) dilakukan dengan
mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat
adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama. Takaran
perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar menurut volume/beratnya.
Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
b. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh
“Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus
terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan
tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm
dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal
harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan -
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.

d. Cetakan (bekisting) :

Spesifikasi Teknis -13


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

• Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis
ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator
dan kejutan daya lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan
harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang
setebal minimum 3 cm.
• Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan
adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi.
• Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.
Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama
di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
• Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak
pelumas, yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton
(Khusus untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui
oleh pengawas.
a. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan
membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos,
angker, dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu
halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan jika meman g
diperintahkan oleh pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah -tambah (cumulative).
Ukuran masing- masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus
mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak
disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang
telah dicor atas biaya sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
d. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga
dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa
tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan
talang.

Spesifikasi Teknis -14


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

e. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan
benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harud
dibasahi dengan air sebelum dicor.
f. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin
dari Direksi.
g. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1
menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan
adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke
cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton
yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke bagian -
bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
i. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin
dari pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada
beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap
berlangsung. Perhatian pemborong mengenai pembong -karan cetakan ditujukan
ke PBI–1971. Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian -
bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya.

3.2. Pekerjaan Beton rabat (1 Pc : 3Ps : 6Kr)

1. Syarat-syarat umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971.
b. Mutu Beton Beton memakai mutu 1Pc:3Ps:6Kr. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik merupakan
syarat mengikat.
c. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan campuran
agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan

Spesifikasi Teknis -15


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

ukuran nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan


komposisi campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta.
Pemakaian jenis adukan beton Jenis beton dengan Campuran 1Pc:3Ps:6Kr untuk
pengunci R segmen, Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan
Jenis Beton B0 untuk lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam
cetakan) dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350
liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warn a dan
kentalnya sama. Takaran perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar
menurut volume/beratnya. Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
d. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang dis etujui dan
yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton
Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan,
zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan
di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan
dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak
boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi
beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki
(ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan -bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

d. Cetakan (bekisting) :
• Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari p apan-papan yang
bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
• Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
• Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran,
serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua

Spesifikasi Teknis -16


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat
untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
• Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan beki sting, pelapis cetakan
dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton (Khusus
untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
b. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan
membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos -klos, angker,
dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat
yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh
pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
c. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1
cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative). Ukuran masing- masing
bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
i. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan p engecoran
beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat
persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas biaya
sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
j. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa tinggi jatuh
beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan talang.
k. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda -
benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan -pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan air sebelum
dicor.
l. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran
suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan -
tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin dari Direksi.
m. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar ( vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan adukan
berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan tapi
tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik.Dengan
sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad. Penggetaran tidak boleh dilakukan
langsung menembus tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
n. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan
terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis -17


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

3. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
4. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut -
turut.
j. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin dari
pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetak an, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian
pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor
harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya.

3.3. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Tanpa Manhole Type A
U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2

1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

3.4. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Dengan Manhole Type A
U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2

1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi

Spesifikasi Teknis -18


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U -Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluark an oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

3.5. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Type B


U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 10 ton/m2

1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U -Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( denga n
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

3.6. Pemasangan U-Ditch + Cover (Fabrikasi) (Type A) dan (Type B)

Pemasangan U-Ditch dilakukan dengan bantuan forklip atau sesuai dengan analisa RAB, untuk
mempercepat pemasangan dengan pengawasan mandor dan pengawas proyek.

3.7. Pekerjaan Beton Berstruktur Sloof K-225 ( 150 Kg ) Polos ( list manhole/Tanaman )
3.10.1 Umum
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai
dengan persyaratan dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian, dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh
Konsultan Pengawas. b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat
kerja dimana pekerjaan beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran
dari tiap struktur yang harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan
pemeliharaan dari pondasi, pengadaan penutup beton, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan

Spesifikasi Teknis -19


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

kembali disekeliling struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan. c.


Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.225
Readymix untuk semua kolom, balok, plat dan sloof kecuali kolom praktis
dan balok lintle menggunakan mutu beton K 175 Readymix. d. Syarat dari
PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang dilaksanakan dalam kontrak ini.
3.10.2 Toleransi a. Toleransi dimensi :
• Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ± 5 mm
• Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ± 15 mm
• Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0 dan ± 10
mm
b. Toleransi bentuk :
• Siku (selisih dalam panjang diagonal) ±10 mm
• Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk
panjang s/d 3m ±12 mm
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m, ±15 mm Kelurusan atau
lengkungan untuk panjang > 6 m, ±20 mm
c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):
• Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
• Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
d. Toleransi kedudukan tegak :
• Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e. Toleransi ketinggian (elevasi) Puncak beton penutup di bawah pondasi ± 10
mm
f. Toleransi kedudukan mendatar : ±10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :
• selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm
• selimut beton 3 cm - 5 cm 0 dan ± l0 mm
• selimut beton 5 cm - 10 cm ±10 mm
3.10.3. Nara sumber standar
• PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 AASHTO M85-75 Semen
Portland
• AASHTO M2 13-74
• Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
• AASHTO Tll-78
• Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
• AASHTO M2 13-74
• Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
• AASHTO T ll-78
• Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton. AASHTO T
26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton AASHTO T 96 -77 Abrasi dari
agregat kasar dengan menggunakan mesin Los Angeles. AASHTO T 104-77

Spesifikasi Teknis -20


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium sulfat. AASHTO T 112-78


Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah dalam agregat.
• AASHTO T 126-76
• Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di laboratorium.
AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar

3.10.4 Penyimpanan dan perlindungan Material Untuk penyimpanan


semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang
kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup
dengan lapis selubung plastik.
3.10.5 Kondisi tempat kerja Kontraktor harus menjaga temperatur
dari seluruh material, khususnya agregat kasar, pada tingkat yang serendah
mungkin dan harus menjaga temperatur dari beton di bawah 30 °C
sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran bila :
• Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam
• Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas, selama
periode hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
3.10.6 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan :
a. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria
toleransi yang disyaratkan atau yang memiliki hasil akhir permukaan yang
tidak memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campu ran
yang dipersyaratkan, meliputi :
• Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
• Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;
• Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memuaskan;
• Penambalan dari cacat-cacat kecil.
b. Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas
dapat meminta kontraktor melakukan pengujian tambahan yang
diperlukannya untuk menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan
yang telah dilaksanakan. Pengujian tambahan tersebut haruslah atas
biaya Kontraktor.

3.10.7 Bahan – bahan


a. Semen
• Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland yang
memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung udara tidak
boleh digunakan.
• Terkecuali diijinkan oleli Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk yang
dapat digunakan di dalam proyek.

a. Air

Spesifikasi Teknis -21


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian


lainnya harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi kriteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan tanpa pengujian.
b. Syarat-syarat gradasi agregat
• Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam Tabel
tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu ditolak
bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton tersebut memenuhi
sifat campuran yang dibutuhkan

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat


Standa
Imperial Agregat
rt Pilihan Agregat Kasar
( inches ) Halus
( mm )
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
90-
13 ½ - 25-60 -
100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10

i. Syarat-Syarat Mutu Agregat


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat -syarat mutu berikut
ini yang diberikan pada Tabel 3.1.3 dibawah

Tabel 3.1.3. Persyaratan Gradasi Agregat


Batas Pengujian
Uraian Agregat Agregat
Kasar Halus
Kehilangan berat
karena abrasi (500 40 % -
putaran)
Kehilangan
kesempurnaan sodum
12 % 10 %
sulfat setelah 5
putaran

Spesifikasi Teknis -22


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Prosentase gumpalan
lempung dan partikel 2% 0,5 %
serpih
Bahan-bahan yang
lolos saringan 0,075 1% 3%
mm ( # 200 )

• Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja
dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
d. Sifat agregat Agregat untuk pekerjaan beton harus terdi ri dari
partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas
atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan
pasir sungai.

3.10.8 Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan campuran Proporsi material dan berat penakaran harus
ditentukan dengan menggunakan metoda yang disyaratkan dalam PBl.
b. Campuran percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi
campuran serta material yang diusulkan dengan membuat dan menguji
campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Konsultan
c. Persyaratan sifat campuran
• Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan Slump yang dibutuhkan
• Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam beberapa hal
menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah beton tersebut pada
bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah dikerjakan serta tekstur dari
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa
membentuk rongga atau menahan udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga
pada pembongkaran akan menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
• Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai yang
disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih lanjut sampai
penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton memenuhi persyaratan
secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat tekan 28 hari yang
disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
• Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan
mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari, dalam keadaan demikian,
kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton yang
dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian 7 hari
diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Konsultan Pengawas akan menelaah kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari,

Spesifikasi Teknis -23


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dan segera memerintahkan penerapan dari tindakan perbaikan apapun yang


dipandang perlu.
• Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan pada
hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja, terkecuali kontraktor dan Konsultan
Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.
c. Pengukuran Agregat
• Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari jumlah kantung semen.
• Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing
takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat jenuh air dan
dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh
kering permukaan, dengan secara berkala menyiram timbunan agregat dengan air.
d. Pencampuran
• Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari
tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang rnerata dari
material.
• Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan peralatan
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam
masing-masing penakaran.
• Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.
• Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran material kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum
seperernpat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin
dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang haruslah 1.5 menit, untuk mesin yang lebih
besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3 dalam ukuran.

• Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan


Pengawas dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran dengan tenaga
manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

3.10.9 Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja
• Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti dengan
pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru
• Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton hingga garis yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat yang cukup disekeliling dari pekerjaan beton
tersebut untuk menjamin dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja

Spesifikasi Teknis -24


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

yang kokoh juga harus disediakan juga perlu untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
• Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau dalam air.
• Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau saluran) harus sudah di
tempatkan dan diikat kuat sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran.
a. Cetakan
• Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus dibentuk
dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong dengan tangan sesuai ukuran
yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas harus dibuang sebelum pengecoran
beton.
• Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang diperlukan
selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
• Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal yang
merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak. Cetakan harus
menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
• Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.

3.10.10 Pelaksanaan pengecoran


• Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton bila operasi telah ditunda untuk lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus
meliputi lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan, kelas dari beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton.
• Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan tersebut dan
akan memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan persetujuan secara tertulis untuk pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan. Kontraktor tidak boieh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas untuk memulai.
• Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk memulai,
tidak ada beton yang boleh dicor bila Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak
hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
• Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau disebelah
dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan membekas.
• Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas pengamatan sifat-sifat mengerasnya
semen yang digunakan.

Spesifikasi Teknis -25


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

• Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan


konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
• Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan)
partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin ke tempat pengecoran
• Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan
yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih dari 15 cm
tebalnya.
• Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton
yang telah berada di tempat masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton
segar.
• Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan
pekerjaan beton dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran.

3.10.11 Sambungan Konstruksi


• Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara lengkap
dan Konsultan Pengawas harus menyetujui lokasi dari sambungan konstruksi pada
jadwal tersebut, atau harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada gambar.
• Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian sehingga membuat struktur tetap monolit.
• Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material sebagaimana
diperlukan untuk membuat tambahan sambungan konstruksi dalam hal penghentian
pekerjaan yang tidak direncanakan dari pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau
macetnya pengadaan beton atau penghentian oleh Konsultan Pengawas
3.10.12 Konsolidasi
• Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan dari
dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bila diperlukan, dan apabila disetujui oleh
Konsultan Pengawas, penggetaran harus ditambah dengan penusukan batang
penusuk dengan tangan dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang
tepat dan memadai. Penggetar tak boleh digunakan untuk memindahkan campuran
beton dari satu titik ke titik lain dalam cetakan.
• Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan diantara dan disekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
• Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan) dari
agregat.
• Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dimasukkan
tegak ke dalam beton basah supaya tembus kedasar beton yang baru dicor, dan
menghasilkan kepadatan pada seluruh ke dalaman seksi itu. Alat penggetar
kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak
lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar harus tidak berada lebih dari 30 detik

Spesifikasi Teknis -26


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

pada satu lokasi, tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi
lain dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.

3.10.13 Pekerjaan Akhir


• Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton.
Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, atau lengkung, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 60% dari
kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.
• Permukaan pengerjaan akhir biasa
• Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang
digunakan untuk memegang cetakan di tempat, dan cetakan yang melewati struktur
beton, harus dibuang atau dipotong ke sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di
bawah permukaan beton. Tonjolan dan ketidak rataan beton lainnya yang
disebabkan oleh cetakan harus dibuang.
• Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak sempurnaan
kecil yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lainnya dari pekerjaan
beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan
dengan aduk.
• Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
• Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya atau
seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
• Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah ditambal atau yang kasar
harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan menempatkan sedikit adukan
pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran
yang digunakan untuk beton tersebut. Penggosokan harus dilanjutkan hingga
seluruh tanda bekas cetakan, ketidak rataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh
rongga terisi dan permukaan yang merata telah diperoleh.
3.10.14 Perawatan
• Sejak permulaan segera setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dipertahankan dengan kehilangan kelembaban yang minimal dan dengan
temperatur yang relatif tetap untuk suatu perioda waktu yang disyaratkan untuk
menjamin hidrasi yang baik dari semen dan pengerasan betonnya.
• Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan menyelimuti
memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu basah untuk perioda paling
sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk merawat beton harus
cukup diberati atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan terbuka
terhadap aliran udara. Bila cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus
dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah
terbukanya sambungan dan pengeringan beton.

Spesifikasi Teknis -27


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

3.8. Pekerjaan plat beton t 10 cm (wiremesh m 6 - 150) (K-225)


. Uraian
1. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional)
antara semen, air, dan agregat bergradasi. Campuran beton akan
mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta, diisyaratkan
dan membentuk satu bahan yang padat keras dan tahan lama (awet)
yang memiliki karakteristis tertentu.
2. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang
bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan
sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur
dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara
agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
3. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum,
volume air yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan
sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan
pengerjaan selama pencampuran.
4. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukk an udara
air (air entraining ) atau bahan kimia untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta
demikian didalam persyaratan kontrak khusus.
ii. Peraturan (Code) Beton
Perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapk an kepada semua pekerjaan
beton kecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan
AASHTO dan Spesifikasi khusus yang tidak tersebut dalam PBI 1971
iii. Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu harus seperti yang diberikan pada table
7.1.1.
iv. Toleransi
Toleransi dimensi
Struktur dengan panjang keseluruhan sampai dengan 6 meter + 5mm
Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mm
Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding nol
Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm
Toleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mm
Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding-dinding
+ 10 mm
Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau
lebih 0 dan 10 mm
Selimut dari 5 cm sampai 10 cm  10 mm

v. Penyerahan-penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data
pengujian yang menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu
spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknis -28


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus


menyerahkan gambar–gambar rinci semua pekerjaan acuan yang
digunakan pada pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24
jam sebelum pencampuran atau pengecoran beton.

vi. Penyimpanan Bahan-bahan


1. Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran -
ukuran untuk mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus
disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahannya,
sehingga pemakaiannya dapat diatur dan penyimpanan semen beton
kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah
mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan
kontruksi.

2. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja


harus dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak,
keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan uyang harus dipakai
dilapangan, harus memnuhi persyaratan yang disebutkan dalam
pasal-pasal mengenai karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi
penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal 3,9 )

vii. Kondisi Cuaca


Pada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton
harus dilakukan pada cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak
menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan
yangdiperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan. Dan
Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran
beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan
cuaca.
Kontraktor tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton
yang ditolak karena hujan.

viii. Perbaikan –perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan


Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai
toleransi ( kelonggaran ), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir
permukaan, harus diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan
dapat meliputi :
Perubahan prebandingan campuran
Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya
ternyata tidak memuaskan.
Dalam hal terjadinya perselisihan antara Kontrakto r dan Direksi Teknik
mengenai mutu pekerjaan beton Direksi Teknik akan meminta
Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat
penilaian mutu yang benar.

Spesifikasi Teknis -29


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

BAHAN
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari
salah satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi
spesifikasi AASTHO M85
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap
sulfat yang moderat (sedang)
Tipe III : digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan
awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika dipergunakan panas hidrasi
yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanaan
(resistensi) terhadap sulfat yang tinggi
2. Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang
digunakan pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber teknik.

b. Air
Air yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus
bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli,
garam,asam, alkali, gula atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat
meminta kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari
suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan
Pengujian AASHTO T 26)

c. Agregat
i. Persyaratan umum
1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai
alam harus dicuci.
2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan
pada Tabel 7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada
table 7.1.3.
3. ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau
antara batang tulangan dan cetakan (acuan)
4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm
5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic,
dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan
pengujian kandungan organic menggunakan pengujian chlorimetric
AASTHO T21 setiap agregat yang gagal test warna, harus ditolak.
6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi

ii. Gradasi agregat


Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan
Tabel 7.1.2. berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi
persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak apabila Kontraktor dapat
menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian ) bahwa

Spesifikasi Teknis -30


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dapat dihasilkan beton yang memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran


yang diuraikan.

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat


Standa
Imperial Agregat
rt Pilihan Agregat Kasar
( inches ) Halus
( mm )
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
90-
13 ½ - 25-60 -
100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10

iii. Syarat-Syarat Mutu Agregat


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-
syarat mutu berikut ini yang diberikan pada Tabel 3.1.3
dibawah
Tabel 3.1.3. Persyaratan Gradasi Agregat

Uraian
Agregat Agregat
Kasar Halus
Kehilangan berat karena abrasi (500
40 % -
putaran)
Kehilangan kesempurnaan sodum sulfat
12 % 10 %
setelah 5 putaran
Prosentase gumpalan lempung dan
2% 0,5 %
partikel serpih
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075
1% 3%
mm ( # 200 )

d. Filler ( bahan pengisi ) Sambungan


Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan – sambungan harus
memenuhi persyaratan AASTHO M173 – jenis Elastis dituangkan panas.
Bahan pengisi yang di bentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan
memenuhi persyaratan AASTHO – 153 Filler Bentuk Karet Spons ( bunga
karang) dan Filler Gabus sambungan Muai
PERENCANAAN CAMPURAN BETON

Spesifikasi Teknis -31


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

a. Persyaratan Perencanaan Campuran ( Berdasarkan Berat )


Untuk semua pekerjaan beton kontruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan – perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan
harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 3.1 .4. gradasi dan
ukuran maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang
diberikan pada Tabel 3.1.2
Tabel 3.1.4. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton
(Berdasarkan Berat )

Ukuran
Agregat Maks.
Yang Perbandingan
Berat Disarankan Air Semen Optimum
Kelas
Semen Total
Beton ( mm )
(Kg/m3)
Perbanding Dgn
Kelas Kelas an Berat
A B
(Ratio) Kg/m3
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B/IO 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225 25.0
(didala 400 37.5 atau 0.53 210
m air) 19.0
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk k 400 harus
ditentukan oleh persyaratan kekuatan yang diperlukan

b. Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume )


Untuk pekerjaan beton kecil dan tergantung persetujuan Direksi Teknik
secara tertulis. Bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan
volume atau suatu kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan
berikut ini harus dilakukan
i. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.

ii. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak -kotak


ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang
ditentukan secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai
berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.

iii. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume


tambahan pasir yang mengembang karena kadar air
a. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih
25% berdasarkan volume dan untuk pekerjaan yang
kecil, nilai-nilai berikut dapat diambil untuk kadar air

Spesifikasi Teknis -32


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

b. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik,


pengujian lapangan harus dilakukan untuk menetukan
besarnya pengembangan

Kondisi Pasir
Kandungan Air

Pasir Amat Basah 100 – 130 kg/m3


Pasir Basah Sedang 60 – 65 kg/m3

Pasir Lembab 30 – 35 kg/m3

c. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik,


pengujian lapangan harus dilakukan untuk menetukan
besarnya pengembangan
iv. Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam s ebuah tempat
yang sesuai

v. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu


campuran berikut yang diberikan pada Tabel 3.1.5.

Tabel 3.1.5. Perbandingan Campuran Beton Untuk Pekerjaan-


Pekerjaan Kecil ( Berdasarkan Volume )

Campura Volume Untuk 200 Kg Beton


n
Nominal Pasir (M3 ) Air (Liter)
Semen Kelas
(Dengan Agregat
40 Kg Kasar Pekerjaan
Volume Kanto Kerin
Lembab Kering ( M 3) Lembab
Bahan ng g
Kering)
Gelegar,pelat
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 lantai,kolom
bertulang

Pelat lantai,
beton
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109
bertulang,dan
tanpa tulang

Beton massa,
dinding
1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132
penahan dan
pekerjaan

Spesifikasi Teknis -33


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Umum
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi
beton massa

c. Campuran percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan -bahan
yang diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran
percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan
jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pek erjaan.
Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil -
hasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua persyaratan
perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 3.1.6.
d. Persyaratan Sifat-sifat campuran
i. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan kekuatan tekan dan slump (penurunan seperti ditetapkan
dalam tabel 3.1.6. di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik,
bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai
dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

Tabel. 3.1.6 Persyaratan Sifat Campuran Beton

Kekuatan Tekan Minimum Slum Yang


Kg/cm 2 Diijinkan ( mm )
Kela
Silinder
s
Beto Kubus 15 Cm 15 Cm X 30
Cm Tanpa
n Digetar
Getar
7 28 7 28
Hari Hari Hari Hari
K 400 40 – 60
K 350 225 350 190 290 40 – 60
K 275 175 275 145 230 40 – 60
K 225 14 225 120 185 40 – 60
K 175 110 175 90 145 40 – 60 50 - 80
K 125 80 125 65 100 40 – 100
K 225
(dala 145 225 120 185 75 - 175
m Air
)
Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan
contoh uji silinder persyaratan kekuatan harus diturunkan
menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus

Spesifikasi Teknis -34


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

ii. Beton untuk pekerjaan –pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan


volume sesuai dengan Tabel 3.1.5 harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan dan slum minimum yang diberikan pada Tabel 3.1.7.

Tabel 3.1.7 Sifat-Sifat Campuran Beton Untuk


Pekerjaan Kecil

Kekuatan Tekan Minimum Slum Yang


Kg/cm 2 Diijinkan (
Campura mm )
Silinder
n Kubus 15
Nominal 15 Cm X 30 ( Tanpa
Cm
Cm Getar)
7 28 7 28
Hari Hari Hari Hari
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 – 100
1 : 2,5 :5 90 125 75 100 40 – 100
1:3:6 - - - - -

iii. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan
dianggap di bawah standart dan tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan
terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah
yang ditentukan Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton
berikutnya, sampai masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan
tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah -langkah
demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi
persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan
pada tabel 3.1.6 dan 3.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus di perbaiki seperti yang ditetapkan
pada Bab 3.1.1 (8 )`
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat -cacat
karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan -perbedaan
dalam statistik persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta
pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum
mengambil putusan akhir.

e. Penyesuaian Campuran
i. Penyesuaian Kemudahan dikerjakan

Spesifikasi Teknis -35


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

1. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang


dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan –
perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik a kan
memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat
sebagaimana yang diperlukan asalkan kandungan semen yang
ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti atau perbandingan air
semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk
kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
2. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air
atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk
meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah.

ii. Penyesuaian kekuatan


1. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau
telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik
2. Tidak ada perubahan semen atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa
perintah tertulis Direk Teknik serta tidak ada bahan -bahan baru yang
akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan -bahan
tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan -perbandingan
baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.

iii. Bahan Campuran Tambahan (additive)


1. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah
Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat
digunakan untuk meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu
mengeras. Jenis serta Volume bahan campuran tambahan tersebut harus
disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat.
2. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuj i dalam
campuran percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di
lapangan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pencampuran Beton di lapangan
i. Mencampur dengan pencampur ( mixer) beton
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan
dengan mesin serta jenis yang disetujui mengenai syarat dan ukuran -ukuran
menjamin suatu campuran yang merata/ homogen.

ii. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi
Teknik, pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana
penyimpanan air dan satu sarana pengukuran untuk mengndalikan
jumlah air dalam setiap takaran.

iii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin -
mesin sampai kapasitas 0,4 m3. diatas ukuran ini jangka waktu

Spesifikasi Teknis -36


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk set iap


penambahan 0,112 m3 campuran beton
iv. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati diisi dengan
agregat yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk
waktu yang pendek sebelum ditambah air.

v. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pengaduk harus


dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan tangan


Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan
sebuah pencampur mesin (mixer) Direksi Teknik dapat menyetujui pecampuran
beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini :
1. Pencampuran dengan tenaga harus dilakukan diatas satu permukaan
(alas) yang keras bersih dan kedap air.

2. Urutan pencampuran haruslah :


• Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak dan tempatkan agregat halus diatas
agregat kasar
• Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan
semen tersebut
• Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehinggga
bahan-bahan tercampur menyeluruh.
• Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan
sekop sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam
dengan kekentalan yang merata.

c. Penyiapan Lapangan
i. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan
semua penanganan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui
Direksi Teknik. Bahan –bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang
baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan .
ii. Semua penunjangan, pondasi – pondasi dan galian –galian harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik serta dirawat dalam
keadaan kering sebelum beton dicor.
iii. Semua acuan, penulangan dan saran-saran pelengkap lainnya harus
ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk
mencegah penggeseran.

d. Acuan / Cetakan
Acuan /cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok
untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus
memenuhi persyaratan berikut:
i. Acuan/ cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan
yang kedap pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton.
Permukaan sebelah dalam dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap
kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus

Spesifikasi Teknis -37


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat
sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk
permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose) tetapi kayu diserut
dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang
kelihatan
iii. Ujung –ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga
dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut penampang.
iv. Penguatan acuan cetakan terdiri dari baut-baut, klerap atau sarana lain
yang digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya
acuan pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian
hingga di bongkar tanpa merusak permukaan beton jadi ( selesai )
v. untuk pengecoran beton pada penunjang dan pondasi acuan tanah dapat
digunakan yang tegantung pada persetujuan Direksi Teknik & Beton
akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan
dasarnya dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
vi. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air harus kedap air dan di jamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.
Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah bagi
jembatan-jembatan mengacu kepada “ Petunjuk Perencanaan Jembatan

e. Mengangkut dan menempatkan Beton


i. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat
pengecoran dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk
mencegah segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen, atau
agregat)
ii. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang
disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.
iii. Penuangan Beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan
persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik,
untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi teknik
paling lambat 24 jam sebelumnya.
iv. Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final didalam jangka
waktu 60 menit atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana
diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang digunakan.
v. Beton harus dituangkan dalam satu cara hingga tidak terjadi segregasi
agregat, dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari
satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter
vi. Pengecoran beton harus dilaksanakn sebagai satu pekerjaan yang
menerus tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan
sebelumnya.
vii. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat
dan untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam
lapisan Horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.
f. Pengecoran Beton dalam Air

Spesifikasi Teknis -38


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditemukan atau
diminta demikian untuk keperluan perencanaan cara yang harus disetujui
secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus
diterapkan :
i. Dalam semua hal Beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan
bercampur dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus
dipilih dari :
• Pengecoran beton dengan pemompaan
• Pengecoran beton dengan alat tremic
• Pengecoran beton dengan alat bucket (ember ) yang menuang
dibawah.
ii. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor
harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan)
keefektifan peralatan tersebut.
iii. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa
beton tersebut tidak tercampuri dengan air karena kesalahan
sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan
pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton yang
rusak tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

g. Sambungan kontruksi
Lokasi sambungan –sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus
ditentukan sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus
disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan persyaratan
umum berikut ini harus diterapkan :
1. Sambungan Kontruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambung an
pada bagian – bagian structural kecuali ditentukan lain sebelumnya
2. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan
utama dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.
3. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang –batang tulangan harus
ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk
kontruksi yang monolit.
4. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya. Disediakan untuk
sambungan kontruksi dalam dinding plat lantai dan antara kaki -kaki
dan dinding-dinding
5. Sambungan kontruksi harus dibuat menembus dinding sayap
6. Dalam hal penundaan pekerasan yang tidak terencana dikarenakan
hujan atau kemacetan pemasokan beton, Kontarktor harus menyediakan
tambahan tenaga dan bahan –bahan yang diperlukan untuk membuat
sambungan kontruksi tambahan menurut Perintah direksi Teknik.

h. Pemadatan Beton
i. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar didalam yang
disetujui, apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan
beton
ii. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui dan akan terdiri d ari
pemadatan tumbuk (cerucuk) didalam campuran beton dengan tongkat

Spesifikasi Teknis -39


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

pemadat bersama-bersama dengan permukaan yang menerus sisi luar


cetakan.
iii. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus
dibatasi sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan
yang memasukkan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.
iv. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang
penggetar kedalam beton cor yang masih segar bebas penulangan. Alat
penggetar harus dimasukkan ke dalam campuran beton sej ajar dengan
sumbu memanjang & dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi
berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 71).
v. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume
beton yang dicor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua
penggetar untuk beton empat meter kubik.

i. Penyelesaian dan Perawatan Beton


i. Pembongkaran Cetakan
1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup
kaku dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri
( mendukung ) sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik
sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh
melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keselamatan
pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 3.1.8.

Tabel 3.1.8 Waktu Untuk Membongkar Acuan

Lokasi Dalam Waktu Minimum Persyaratan


Struktur Kekuatan
Pinggir dinding, 24 hari Acuan yang didukung
kolom, balok, kereb oleh penyokong atau
perancah lain, 12 –
14 hari tidak
Dasar lantai (Slab) 12 – 14 hari
Boleh dibongkar
sampai beton tersebut
Dukungan dibawah 14 hari telah meraih paling
gelegar bawah, sedikit 60% kekuatan
balok,rangka atau rencana
lengkungan

3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada


pekerjaan hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah
12 jam

ii. Permukaan jadi (selesai)


1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu
atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar

Spesifikasi Teknis -40


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hingga disetujui


Direksi Teknik. Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar,
beton harus disambungkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi
dengan air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan
beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus
dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

iii. Perawatan Beton


1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap
hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat
menggeser beton tesebut.
2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus
direndam dengan air untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari dan
kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah

iv. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton


Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur
28 hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya.
Penyimpangan terhadap gambar rancangan, spesifikasi –spesifikasi dan
atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan
kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan –pekerjaan yang dimaksud
dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaruhi
merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau
pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

PENGENDALIAN MUTU
a. Pengujian-pengujian Laboratorium
Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan
dan pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

Tabel 3.1.9 Pengujian Laboratorium Untuk Beton

Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
Analisa Untuk memenuhi
saringan persyaratan gradasi
agregat halus T 27 PB 0201 -76 menentukan ukuran dan
dan kasar distribusi partikel agregat
kasar dan agregat halus

Spesifikasi Teknis -41


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Kekeruhan Menentukan kekeruhan


organic dalam organic dengan
pasir untuk menggunakan larutan
beton T 21 PB 0207- 76 Sodium Hydroxida dan
mengacu kepada
penyelesaian (solusi)
warna standart
Jumlah Menentukan total volume
bahan-bahan bahan-bahan yang lebih
yang lebih halus dari 0,075 mm
halus dari Catatan : Mungkin
T 11 PB 0208 – 76
saringan diperlukan penerapan
0,075 dalam prosedur bash dan
agregat prosedur kering di bawah
T 27
Mutu air yang Penetuan keasaman dan
harus alkalinitas, total zat pada
digunakan dan inorganic
dalambeton Menetukan dengan %
T 26 PB 0301 – 76
gumpalan gumpalan lempung dan
T 112 -
lempung dan partikel-partikel pecahan
partikel dasar agregat halus
pecahan (setelah pengujian T11)
dalam agregat
Kekerasan
agregat oleh
penggunaan Menentukan kekerasan
sodium Sulfat T 104 - agregat terhadap
dan kerusuhan cuaca
Magnesium
Sulfat
Ketahan
terhadap
abrasi agregat
kasr ukuran Tes abrsai untuk agregat kasr
T 96 PB 0206 – 76 < 37,5 mm
kecil dengan
menggunakan
mesin Los
Angeles
Pengujian kekuatan tekan
Kekuatan contoh bahan beton pada 7
tekan contoh hari dan 28 hari memenuhi
T 22 -
uji beton persyaratan spesifikasi 9
Silinder tabel referensi 6.4.3 (3)
dan 6.4.3. (4)

b. Pengendalian Lapangan
Pengujian –pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus
dilaksanakn untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu
contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh

Spesifikasi Teknis -42


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi


Teknik

Tabel 3.1.10 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur


a. Mengecor dan merawat Pemeriksaan setiap hari untuk
beton persiapan pekerjaan galian, cetakan,
penulangan, dan untuk pemadatan
penyelesaian, serta perawatan

b. Pembongkaran cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan


dan jadwal kerja Kontraktor,
pemriksaan dan persetujuan untuk
pembongkaran
c. Test untuk pengembangan
agregat halus Test-test pengendalian yang sederhana
harus dilakukan jika diminta oleh
Direksi Teknik untuk menentukan
kandungan air dalam agregat sebelum
d. Test slum untuk pencampuran
kekentalan dan kemudian
dikerjakan, campuran Test penurunan (slump) untuk setiap
Beton basah takaran besar hasil, beton, dan seperd
AASTHO – T119 serta jika diminta oleh Direksi Teknik
PC 0101 - 7
e. Test kekuatan beton Satu test kekuatan tekan (dengan tiga
AASTHO – T22 contoh bahan uji) yang harus dilakukan
untuk setiap, 60 m 3 beton campuran
yang di cor. Sebagai tambahan paling
sedikit satu test untuk setiap bagian
struktur yang terpisah. Dimana mutu
beton menjadi perselisihan, contoh
bahan uji inti harus, dipotong dan di uji
f. Test agregat halus halus seprti di perintahkan oleh Direksi
gumpalan lempung dan Teknik
pertikel-partikel
percobaan Test untuk dilakukan seperd dan jilm
AASTHO- T 112 diperintahkan oleh Direksi Teknik,
untuk memriksa mutu, agregat halus :
atau pasir yang digunakan di lapangan.

CARA PENGUKUR PEKERJAAN


a. Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah
dalam meter kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaan
yang sesuai dengan ukuran – ukuran yang ditunjukkan pada gambar
rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik. Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa
atau barang lain yang ditanam seperti penulangan penghentian air (water

Spesifikasi Teknis -43


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

stop), lubang-lubang drainase dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau


kurang.
b. Beton yang haru dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran,
seperti :
c. Beton bertulang struktural kelas K-175 : K-225 : K-275 : K-350 dan K-
400 ( kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar penawaran)
d. Beton tidak bertulang kelas K-125 dan B0
e. Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk
galian atau pekerjaan persiapan lainnya bagi acuan cetakan perancah
untuk balok-balok dan slab (lantai ) dengan panjang 5 meter atau kurang (
tidak termasuk kontruksi jembatan ) pemompaan, penyelesaian perawatan,
penyediaan lubang lepas dan kembali terhadap struktur beton yang baru
saja selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
penyelesaian untuk penawaran untuk pekerjaan beton.
f. Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran lain
bagi pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan
beton yang sesuai dengan item, pembayaran bersangkutan dan
dimasukkan untuk pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam
“spesifikasi umum jembatan Kabupaten”
g. Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran
dibawah bab ini tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran
terpisah yang disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini
h. Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah
diperintahkan sesuai dengan sub bab 3.1.1 (8) spesifikasi ini tidak ada
pembayaran tambahan yang dibuat
i. Untuk pekerjaan extra ( tambahan ) atau volume yang diperlukan bagi
perbaikan–perbaikan tersebut.

Pekerjaan wiremesh M8-150

a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja
untuk penulangan beton sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik

b. Toleransi
i. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul -betul
sesuai dengan persyaratan PBI 1971 ( NI – 2)
ii. Kelonggaran penempatan
1. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan
minimum 3,0 cm dipilih mana yang lebih besar.
2. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas / jarak vertical minimum 2,5 cm

iii. Selimut beton (terhadap tulangan)

Spesifikasi Teknis -44


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

1. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikan sehingga, selimut


beton minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada
Tabel 3.2.1 untuk beberapa macam kondisi yang didapat :

Tabel 3.2.1 Selimut Beton Sampai Penulangan

Ukuran batang Permukaan Permukaan Permukaan


tulangan yang beton yang beton tidak beton terbuka
harus ditutup dapat dilihat terbuka dibawah air
permukaan
air
Batang dia 16 mm 3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
dan lebih kecil 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
batang diatas dia
16
Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm

2. Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat


dijangkau (dilihat) atau beton yang akan digunakan untuk persyaratan
kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minimum harus
ditambahkan menjadi 7,5 cm

c. Penyerahan-penyerahan
i. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan
untuk kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik
ii. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu barang –barang tulangan dan berat satuan dalam
kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas
diigunakan dalam pekerjaan.

d. Penyimpanan dan penanganan


i. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan p ekerjaan
diikat dan masing-masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya,
menunjukkan ukuran batang panjang, ukuran dan informasi lainnya
yang diperlukan untuk identifikasi yang baik
ii. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan
dengan cara yang baik untuk mencegah distorsi (tebengkokkan), karat,
atau kerusakan yang lain.

e. Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan


i. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan
daftar batang dan diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan
bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang
disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau
spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

Spesifikasi Teknis -45


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

ii. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan
didalam pekerjaan.
a. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi
fabrikasi yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI–2)
b. Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau
daftar barang kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik
c. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direks Teknik
iii. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan
pengadaan batang –batang lurus untuk pembuatan dan penggandaan
baja tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya
ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam kesalahan fabrikasi
batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali
tanpa persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang
merusak atau melemahkan baja. Pembengkokan ulang barang harus
dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan batang yang
sudah dibengkokkan lebih dari dua kali tempat yang sama

f. Bahan-bahan
i. Batang baja penulangan
1. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai
dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2 ). Kecuali dinyatakn lain mutu
baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U24 dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm 2
2. Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila
dinyatakan secara khusus dalam Daftar Penawaran
3. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui
dan harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan
kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik dapat
meminta baja tersebut untuk diuji.
4. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu,
Lumpur, minyak, gemuk, atau karat

ii. Penulangan anyaman baja


Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus
kawat baja dilas pabrik sesuai dengan AASTHO M 55 dan harus
diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan
oleh Direksi Teknik.
iii. Penopang (ganial ) yang digunakan untuk menahan penulangan di
tempatnya harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan
menggunakan blok beton pencetak ( 3x 3 cm ) dibuat dari ukuran
semen ( 1:2 ). Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali
seizing Direksi Teknik
iv. Kawat pengikat penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamana batang
tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 ( NI -2 ) dan
disetujui Direksi Teknik.

g. Pelaksanann Pekerjaan
i. Fabrikasi baja tulangan

Spesifikasi Teknis -46


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan


dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang
diminta, batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan 2 kali.
Pemanasan batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui ole
Direksi Teknik, dimana harus sampai pada pemanasan minimum atau
dilaksanakan dengan kemungkinan yang paling rendah. Apabila jari -
jari pembengkokkan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam
gambar rencana, ia harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang
bersangkutan ( untuk U 24 ) atau 6,5 kali diameter batang yang
bersangkutan ( untuk mutu yang lebih tinggi ). Kait begel harus
dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971(NI-2)

ii. Penempatan dan pengikatan


a. penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk
menjamin kondisi pengikatan yang baik
b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan ganbar dan
petunjuk Direksi Teknik dan didalam batas toleransi yang diuraikan
pada bab 3.3.1.b. dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak
langsung diatas acuan / cetakan
c. batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk
menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan
beton. Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan
utama tidak diizinkan.
d. penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI
dan diraikan lebih lanjut di bawah ini:
1. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya
seperti dinyatakan dalam gambar penyambungan batang baja.
Kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan
tanpa persetujuan Direksi Teknik.
2. Apabila sambungan betindih (lapped slice ) disetujui panjang
tindihan harus 40 kali diameter dan batang – batang harus dilengkapi
dengan kait.
3. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik

iii. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam
beton

iv. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang,


sepanjang yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang
bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk
memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus diberikan pada
sambungan – sambungan antara slab (lantai)

h. Cara pengukuran pekerjaan


i. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan
ditentukan sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh
Direksi Teknik. Jumlah kilogram batang baja penulangan yang
dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam
meter batang terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam

Spesifikasi Teknis -47


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

kilogram tiap meter panjang batang. jumlah kilogram anyaman baja


yang dilas terpasang harus dihitung dengan total panjang yang
sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang
disetujui dalam kilogaram tiap meter persegi anyaman baja. Berat
satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada
berat normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

ii. Kawat ikat jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk
penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh
dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.

Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau


pada suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang
terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran di
dalam bab ini

3.9. Box Tangkapan Air (K-350) (Fabrikasi) + Pemasangan


1. Pembuat / pabrikan beton pracetak yang baik adalah :
Syarat Fabrikasi Beton Pracetak :
• Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem Kendali Mutu
atau ISO 9001 : 2000
• Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan
• Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati
• Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan bila diperlukan

2. Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002


Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-2847-
2002 seperti :
Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus mempertimbangkan
semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses pabrikasi termasuk melepaskan
dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan, hingga pelaksanaan di lapangan.

Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton pracetak


tersebut, misal :
• Desain Box tangkapan air harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada struktur
jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.
• Desain Box tangkapan air untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain untuk
saluran tepi.
Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok Bangunan
Gedung.
Desain

Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan pabrikasi
atau konstruksi.

Perencanaan sambungan
- menggunakan grouting
- sambungan mekanis las
- sambungan baja tulangan
- pelapisan beton bertulang

Spesifikasi Teknis -48


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

- atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

3. Identifikasi Produk
Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal
pabrikasinya dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna
memudahkan kontrol dan aspek telusur bila terjadi sesuatu.

4. Persyaratan Pembebanan
• Desain Box Culvert untuk jembatan harus mampu menahan beban gandar
kendaraan sebesar 40 ton dan beban-beban lain selama pelaksanaan, seperti
ditunjukkan pada gambar.
• Desain U-Gutter untuk saluran tepi harus mampu menahan beban gandar minimal
5 ton.
• Desain U-Gutter untuk crossing jalan dan inrit harus mampu menahan beban
gandar minimal 20 ton.

5. Persyaratan Kualitas & Dimensi


• Material bahan beton harus berkualitas.
• Mutu beton : Min. Fc’ = 35 Mpa
• Kadar Semen : Min. Wc = 350 kg/m3
• Mutu Tulangan : Mak. Fy = 400 Mpa ( U 40 )
Min. Fy = 320 Mpa ( U 32 )
• Diameter tulangan minimal = 8 mm
• Dimensi precast sesuai dengan gambar DED tiap–tiap lokasi.
• Toleransi dimensi : max 2 mm

6. Persyaratan Produksi
• Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh bocor
• Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar
• Harus memiliki sistim curing (steam curing)
• Harus memiliki alat angkat yang cukup
• Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi tumpukan dibatasi.

7. Produsen
Produsen bertanggungjawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban –
beban yang bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.

3.10. Box Pelaluan Air (K-225) (Fabrikasi) + Pemasangan


1. Pembuat / pabrikan beton pracetak yang baik adalah :
Syarat Fabrikasi Beton Pracetak :
• Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem Kendali
Mutu atau ISO 9001 : 2000
• Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan
• Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati
• Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan bila
diperlukan

2. Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002


Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-2847-
2002 seperti :

Spesifikasi Teknis -49


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus mempertimbangkan


semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses pabrikasi termasuk melepaskan
dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan, hingga pelaksanaan di lapangan.

Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton pracetak


tersebut, misal :
• Desain Box pelaluan air harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada
struktur jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.
• Desain Box pelaluan air untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain
untuk saluran tepi.
Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok Bangunan
Gedung.
Desain

Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan pabrikasi
atau konstruksi.

Perencanaan sambungan
- menggunakan grouting
- sambungan mekanis las
- sambungan baja tulangan
- pelapisan beton bertulang
- atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

3. Identifikasi Produk
Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal
pabrikasinya dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna
memudahkan kontrol dan aspek telusur bila terjadi sesuatu.

4. Persyaratan Pembebanan
• Desain Box Culvert untuk jembatan harus mampu menahan beban gandar
kendaraan sebesar 40 ton dan beban-beban lain selama pelaksanaan, seperti
ditunjukkan pada gambar.
• Desain U-Gutter untuk saluran tepi harus mampu menahan beban gandar
minimal 5 ton.
• Desain U-Gutter untuk crossing jalan dan inrit harus mampu menahan beban
gandar minimal 20 ton.

5. Persyaratan Kualitas & Dimensi


• Material bahan beton harus berkualitas.
• Mutu beton : Min. Fc’ = 35 Mpa
• Kadar Semen : Min. Wc = 350 kg/m3
• Mutu Tulangan : Mak. Fy = 400 Mpa ( U 40 )
Min. Fy = 320 Mpa ( U 32 )
• Diameter tulangan minimal = 8 mm
• Dimensi precast sesuai dengan gambar DED tiap–tiap lokasi.
• Toleransi dimensi : max 2 mm

6. Persyaratan Produksi
• Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh bocor

Spesifikasi Teknis -50


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

• Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar


• Harus memiliki sistim curing (steam curing)
• Harus memiliki alat angkat yang cukup
• Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi tumpukan
dibatasi.

7. Produsen
Produsen bertanggungjawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban –
beban yang bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.

3.8. Pelaluan Air + Pemasangan ( dari box tangkapan air )


1. Pembuat / pabrikan beton pracetak yang baik adalah :
Syarat Fabrikasi Beton Pracetak :
• Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem Kendali
Mutu atau ISO 9001 : 2000
• Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan
• Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati
• Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan bila
diperlukan

2. Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002


Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-2847-
2002 seperti :
Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus mempertimbangkan
semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses pabrikasi termasuk melepaskan
dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan, hingga pelaksanaan di lapangan.

Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton pracetak


tersebut, misal :
• Desain Box pelaluan air harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada
struktur jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.
• Desain Box pelaluan air untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain
untuk saluran tepi.
Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok Bangunan
Gedung.
Desain

Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan pabrikasi
atau konstruksi.

Perencanaan sambungan
- menggunakan grouting
- sambungan mekanis las
- sambungan baja tulangan
- pelapisan beton bertulang
- atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

3. Identifikasi Produk

Spesifikasi Teknis -51


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal
pabrikasinya dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna
memudahkan kontrol dan aspek telusur bila terjadi sesuatu.

4. Persyaratan Pembebanan
• Desain Box Culvert untuk jembatan harus mampu menahan beban gandar
kendaraan sebesar 40 ton dan beban-beban lain selama pelaksanaan, seperti
ditunjukkan pada gambar.
• Desain U-Gutter untuk saluran tepi harus mampu menahan beban gandar
minimal 5 ton.
• Desain U-Gutter untuk crossing jalan dan inrit harus mampu menahan beban
gandar minimal 20 ton.

5. Persyaratan Kualitas & Dimensi


• Material bahan beton harus berkualitas.
• Mutu beton : Min. Fc’ = 35 Mpa
• Kadar Semen : Min. Wc = 350 kg/m3
• Mutu Tulangan : Mak. Fy = 400 Mpa ( U 40 )
Min. Fy = 320 Mpa ( U 32 )
• Diameter tulangan minimal = 8 mm
• Dimensi precast sesuai dengan gambar DED tiap–tiap lokasi.
• Toleransi dimensi : max 2 mm

6. Persyaratan Produksi
• Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh bocor
• Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar
• Harus memiliki sistim curing (steam curing)
• Harus memiliki alat angkat yang cukup
• Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi tumpukan
dibatasi.

7. Produsen
Produsen bertanggungjawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban –
beban yang bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.

3.11. Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikasi


Pekerjaan Pemasangan Grill
Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan sesuai
gambar kontrak..

1. Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi halhal sebagai
berikut :
a.Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b.Standar SNI dan ISO
c.Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air

2. Pengukuran dan Pembayaran


1)Cara Pengukuran

Spesifikasi Teknis -52


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

a) Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

2)Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


10.2 Grill Tangkapan Air Unit
10.3 Grill Tanaman Unit

3.12. Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikasi


Pekerjaan Pemasangan Grill
Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan sesuai
gambar kontrak..

1. Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi halhal sebagai
berikut :
a.Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b.Standar SNI dan ISO
c.Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air

2. Pengukuran dan Pembayaran


1)Cara Pengukuran
a) Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

2)Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran

Spesifikasi Teknis -53


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

10.2 Grill Tangkapan Air Unit


10.3 Grill Tanaman Unit

3.13. Grill Tanaman (Cover & Frame) Fabrikasi


Pekerjaan Pemasangan Grill
Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan sesuai
gambar kontrak..

1. Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi halhal sebagai
berikut :
a.Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b.Standar SNI dan ISO
c.Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air

2. Pengukuran dan Pembayaran


1)Cara Pengukuran
a) Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

2)Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


10.2 Grill Tangkapan Air Unit
10.3 Grill Tanaman Unit

3.14. Pemasangan Pipa Air Kotor 4"


a.Ukuran dan tata acara pemasangan pipa domestik disesuaikan dengan apa yang
tergambar pada shop drawing
b.Pipa domestik adalah pipa PVC ex : Maspion

3.15. Lapisan Aspal Perekat ( Tack Coat )


Umum
1. U r a i a n
Untuk lapis aspal resap pengikatan, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih
di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup
yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan
menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis permukaan

Spesifikasi Teknis -54


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

beraspal seperti penetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston)
atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas satu
permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan
satu lapis permukaan aspal baru.

2. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling lambat 14 hari
sebelum dimulainya pekerjaan. Rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang
diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan
data pengujian yang menunjukan bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi
persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan
contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digu nakan.

3. Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering
atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakaan hanya pada
permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis
aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atu hujan
deras. Atu jika hujan mungkin turun.

4. Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas


a. Tidak boleh ada bahan aspal yang terbuang ke dalam saluran tepi, parit
atau jalan air
b. Permukaan- permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar
permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan
akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana
aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran
yang memadai, dan juga peralatan dan saran untuk pertolongan
pertama.
d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas,
pekerjaanharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu
lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadaap semua konsekwensi
(akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan melewati lapis aspal
pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus
melindungi permukaan tersebut sebagaimana.

5. Perbaikan pekerjaanyang tidak memuaskan


a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang dlapisi dan memiliki
penampilan yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/ kurang aspal
atau alur daerah kelebihan terkumpul.
b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal perekat dan lapis aspal resap perekat yang
tidak memuaskan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan

Spesifikasi Teknis -55


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dapat mencakup pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan


aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan –bahan penyerap aspal.

Bahan-bahan
1. Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis
aspal semen gradasi kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226 –
Tabel 2), diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80
bagian minyaktanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperti
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang
dilaksanakan dan atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis
aspal resap pelekat.
• Gradasi kekentalan AC – 10 (sama dengan Pen 80/ 100)
• Gradasi kekentalan AC – 20 (sama dengan Pen 60/ 70 )
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (a spal cair
sedang)
b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami
disaring, selanjutnya bebas dari partikel -partikel lunak dan setiap lempung,
lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah:
• Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standart 9,5 mm
• Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standart 2,36 mm
Catatan : Agregat penutup akan digunakan sebagai bahan Penyerap aspal.

2. Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat


a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus di pilih dari jenis aspal
berikut, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
• Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226)jenis AC – 10 atau AC –
20, aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah
terhadap 100 bagian aspal semen.
• Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal
antara 40 % - 60 %, sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan
sesuai permintaan Direksi Teknik, Aspal Emulsi harus dilunakkan,
diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang sama.

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi -instruksi yang
diberikan Direksi Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan
Peralatan yang disetujui untuk Kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih
jenis peralatan berikut ini.
i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot
ii. Peralatan untuk memanaskan aspal
iii. Mesin gilas ban pneumatik
iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual

b. Distributor aspal harus memenuhi standart rencana international


yang disetujui dengan roda pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang
penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang
terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan. Peralatan yang
termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki.

Spesifikasi Teknis -56


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2. Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus
dilaksanakan untuk menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk
berbagai kondisi permukaan.
Batas tingkat pemakaian harus didalam batas – batas berikut dan tingkat
pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan
ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik
atas dasar hasil percobaan lapangan.
Lapis Aspal Pelekat (Aspal Keras atau Emulsi)
Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas – batas yang diberikan dalam
Tabel 7.2.1 disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan

Tabel 7.2.1 : Tingkat Pemakaian Lapis Aspal Perekat


Permukaan Baru / Permukaan Porous /
Jenis Aspal Kaya Lama
Liter /M 2 Liter / M 2
Aspal Keras
(Cut Back) 0,15 0,20 – 0,50
(25 : 100)

Aspal Emulsi 0,25 0,25 – 0,60

Aspal Emulsi
(diencerkan 1 : 0,50 0,50 – 1,20
1)

b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan untuk


berbagai mutu aspal cair (Cut Back) dan aspal emulsi.
Harus diberkan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back dan
peraturan Bina Marga untuk tindakan keamanan harus dipatuhi dengan
singkat.
Tabel 7.2.2 Suhu Penyemprotan

Jenis Bahan Pengikat Batas Perbedaan Suhu


Semprot
Cut back – 25 bagian 110 – 10 o C
kerosin
Cut back – 50 bagian 70 – 10 o C
kerosin
Cut back – 75 bagian 45 – 10 o C
kerosin
Cut back – 100 bagian 30 – 10 o C
kerosin
Aspal Emulsi 20 – 70 o C
Catatan : Tindakan pencegah untuk keamanan penuh
harus dilakukan jika memanaskan aspal cut
back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga

Spesifikasi Teknis -57


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Rd.0.3.6.(Vol. 1), Lampiran E (Langkah-


langkah Pengamanan dalam Penanganan,
Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal)

c. Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi Aspal


Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang -lubang
dan pinggiran yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau
dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui Direksi Teknik. Catat -catat
karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis pondasi
atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.
d. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain harus disingkirkan dari
permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan.

3. Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat


a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor
harus diukur dan ditandai diatas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapis
aspal resap pengikat yang diperlukan untuk tingkat penyemprotan yang
ditentukan, menentukan bagi pengecekan kemudian.
b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing -masing penyemprotan
harus ditentukan dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup
sebelum dan sesudah masing-masing pemakaian. Tingkat pemakaian rat-rat
harus berada didalam batas 1 : 5 % tingkat penyemprotan yang direncanakan.
c. Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan
dilaksanakan dalam operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana
kering melambat menjadi masalah, volume pelapi san yang disetujui dapat
digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama dibiarkan
mengering sebelum pemberian lapis kedua.
d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus
dilakukan penyemprotan lapis tumpang tindih selebar 10 cm – 20 cm
sepanjang pinggir yang berdampingan.
e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam
alat penyemprot. Dan tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut
telah diperbaiki.
f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat asp al yang berlebih, harus
selalu disebar keseluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan
penyeka atau sapu.
g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi. Lapis aspal
pengikat atau lapis aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan
semprotan tangan dan penyapuan tangan dibawah pengendalian dan sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik.

4. Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat


a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat
sampai aspal tersebut telah masuk kedalam dan mengering dan dalam
pendapat Direksi Teknik tidak akan terkelupas dibawah lalu lintas. Jika harus
mengijinkan lalu lintas sebelum waktunya. (tetapi tanpa alasan apapun tidak
lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal peng ikat), bahan peresap
aspal harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Tekni, dan
lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap
aspal harus ditaburkan dari truck dalam satu cara bahwa tidak boleh ada roda
yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika menggunakan
bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan

Spesifikasi Teknis -58


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

jalur yang belum dilapisi. Satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang
pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertu tup.
b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang telah dilapisi untuk waktu
minimum dua hari sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis
Ulang, terkecuali satu masa yang lebih cepat disetujui oleh Direksi Tenik.
Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap pengikat lebihan
harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap lebihan ataupun aspal
aspal seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Sebelun pemberian lapis ulang permukaan, setiap cacat permukaan harus
ditambal dan semua bahan peresap lebihan atau kotoran lainnya harus
disingkirkan dengan penyapuan.

5. Perlindungan Lapis Aspal Pengikat


Lapis aspal pengikat harus digunakan kepada permukaan jalan untuk
memberikan satu pengikatan bagi lapis ulang permukaan aspal baru, dan
disemprotkan sebelum Lapis Ulang, hanya seluas yang diperlukan untuk
menyediakan panjang pekerjaan yang mencukupi dan kondisi kelekatan yang
cocok untuk Lapis Ulang permukaan tersebut.
Setelah penggunaan lapis aspal pengikat, Kontraktor harus melindungi lapisan
tersebut dari kerusakan dan jangka waktu yang cukup akan dicadangkan untuk
penguapan pelarut (dalam kasus aspal cut back) atau pemisah (separasi) yang
lengkap dari aspal dan air (jika digunakan emulsi) sebelum pemasangan Lapis
Permukaan aspal.

Pengendalian Mutu
1. Pengujian Lapangan Unit Penyemprotan
Bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menyediakan distributor, dengan alat dan unit semprotan beserta operator, dapat
digunakan untuk pengujian lapangan, dan harus menyediakan setiap b antuan
lain yang diperlukan.
Setiap distributor atau unit semprotan yang tidak dapat beroperasi dalam cara
yang memuaskan, atau tidak memenuhi persyaratan spesifikasi akan ditolak.

2. Tingkat Pemakaian dan Suhu Aspal


a. Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang sebenarnya, lembaran
kertas bangunan 50 cm x 50 cm. Yang sebelumnya sudah di timbang, harus
diletakkan diatas permukaan yang harus dilapisi. Dan ditimbang kembali
setelah pemakaian lapis aspal resap pengikat. Perbedaan dalam berat dibagi
dengan luas lembaran tersebut akan menjadi tingkat penyemprotan yang
sebenarnya dilaksanakan.
(Catatan : Perbedaan dalam berat dikalikan empat akan memberikan tingkat
penyemprotan dalam kg/m2 ).
b. Catatan terinci Pelapisan Permukaan setiap hari termasuk tingkat pema kaian
dan volime pemakaian harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada
Direksi Teknik.
c. Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskanuntuk penyemprotan harus sesuai
dengan persyaratan pada Tabel 7.2.2 dan akan diperiksa setiap hari untuk
setiap pemakaian.

Cara Pengukuran Pekerjaan

Spesifikasi Teknis -59


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

1. Volume bahan aspal yang diperuntukan sebagai lapis aspal resap pengikat atau
lapis aspal pengikat yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah liter
yang digunakan terhadap permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi d an
sesuai dengan kebutuhan serta persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal
yang digunakan akan ditentukan setelah setiap lewatan semprotan
2. Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir
akan diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan
untuk memperoleh lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang
memuaskan serta tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.
3. Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, diatas mana lapis
aspal resap pengikat harus dipasang tidak boleh diukur untuk pembayaran dan
akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis
pondasi atas yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Teknik.
4. Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permu kaan yang harus dilapis
aspal pengikat, termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan
penurunan setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar dibawah Bab ini,
tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai dengan item pembayaran yang
relevan di bawah Bab9.2 Spesifikasi ini.
5. Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang
tidak memuaskan dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 7.2.1 (5), tidak ada
tambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengu jian
yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

3.16. Lapisan Aspal Pengikat ( Prime Coat )


Umum
1. U r a i a n
Untuk lapis aspal resap pengikatan, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang t erpilih
di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup
yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan
menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis permukaan
beraspal seperti penetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston)
atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas satu
permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan
satu lapis permukaan aspal baru.

2. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling lambat 14 hari
sebelum dimulainya pekerjaan. Rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang
diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan
data pengujian yang menunjukan bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi
persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan
contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.

3. Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering
atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakaan hanya pada

Spesifikasi Teknis -60


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis
aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atu hujan
deras. Atu jika hujan mungkin turun.

4. Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas


e. Tidak boleh ada bahan aspal yang terbuang ke dalam saluran tepi, parit
atau jalan air
f. Permukaan- permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar
permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan
akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
g. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana
aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran
yang memadai, dan juga peralatan dan saran untuk pertolongan
pertama.
h. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas,
pekerjaanharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu
lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadaap semua konsekwensi
(akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan melewati lapis aspal
pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus
melindungi permukaan tersebut sebagaimana.

5. Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan


a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang dlapisi dan memiliki
penampilan yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/ kurang aspal
atau alur daerah kelebihan terkumpul.
b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal perekat dan lapis aspal resap perekat yang
tidak memuaskan harus seperti yang diperintahkan oleh Dir eksi Teknik dan
dapat mencakup pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan
aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan –bahan penyerap aspal.

Bahan-bahan
3. Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat ak an dipilih dari dua jenis
aspal semen gradasi kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226 –
Tabel 2), diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80
bagian minyaktanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperti
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang
dilaksanakan dan atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis
aspal resap pelekat.
• Gradasi kekentalan AC – 10 (sama dengan Pen 80/ 100)
• Gradasi kekentalan AC – 20 (sama dengan Pen 60/ 70 )
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair
sedang)

Spesifikasi Teknis -61


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami
disaring, selanjutnya bebas dari partikel -partikel lunak dan setiap lempung,
lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah:
• Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standart 9,5 mm
• Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standart 2,36 mm
Catatan : Agregat penutup akan digunakan sebagai bahan Penyerap aspal.

4. Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat


a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis aspal
berikut, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
• Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226)jenis AC – 10 atau AC –
20, aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian m inyak tanah
terhadap 100 bagian aspal semen.
• Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal
antara 40 % - 60 %, sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan
sesuai permintaan Direksi Teknik, Aspal Emulsi harus dilunakkan,
diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang sama.

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi -instruksi yang
diberikan Direksi Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan
Peralatan yang disetujui untuk Kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih
jenis peralatan berikut ini.
i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot
ii. Peralatan untuk memanaskan aspal
iii. Mesin gilas ban pneumatik
iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual

b. Distributor aspal harus memenuhi standart rencana international


yang disetujui dengan roda pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang
penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang
terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan. Peralatan yang
termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki.

2. Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus
dilaksanakan untuk menetapkan tingkat pemakaian yang memad ai untuk
berbagai kondisi permukaan.
Batas tingkat pemakaian harus didalam batas – batas berikut dan tingkat
pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan
ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik
atas dasar hasil percobaan lapangan.
Lapis Aspal Pelekat (Aspal Keras atau Emulsi)
Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas – batas yang diberikan dalam
Tabel 7.2.1 disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan

Tabel 7.2.1 : Tingkat Pemakaian Lapis Aspal Perekat

Spesifikasi Teknis -62


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Permukaan Baru / Permukaan Porous /


Jenis Aspal Kaya Lama
Liter /M 2 Liter / M 2
Aspal Keras
(Cut Back) 0,15 0,20 – 0,50
(25 : 100)

Aspal Emulsi 0,25 0,25 – 0,60

Aspal Emulsi
(diencerkan 1 : 0,50 0,50 – 1,20
1)

b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan untuk


berbagai mutu aspal cair (Cut Back) dan aspal emulsi.
Harus diberkan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back dan
peraturan Bina Marga untuk tindakan keamanan harus dipatuhi dengan
singkat.
Tabel 7.2.2 Suhu Penyemprotan

Jenis Bahan Pengikat Batas Perbedaan Suhu


Semprot
Cut back – 25 bagian 110 – 10 o C
kerosin
Cut back – 50 bagian 70 – 10 o C
kerosin
Cut back – 75 bagian 45 – 10 o C
kerosin
Cut back – 100 bagian 30 – 10 o C
kerosin
Aspal Emulsi 20 – 70 o C
Catatan : Tindakan pencegah untuk keamanan penuh
harus dilakukan jika memanaskan aspal cut
back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga
Rd.0.3.6.(Vol. 1), Lampiran E (Langkah-
langkah Pengamanan dalam Penanganan,
Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal)

c. Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi Aspal


Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang -lubang
dan pinggiran yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau
dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui Dire ksi Teknik. Catat-catat
karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis pondasi
atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.
d. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain harus disingkirkan dari
permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan.

Spesifikasi Teknis -63


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

3. Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat


a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor
harus diukur dan ditandai diatas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapis
aspal resap pengikat yang diperlukan untuk tingkat penyemprotan yang
ditentukan, menentukan bagi pengecekan kemudian.
b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing -masing penyemprotan
harus ditentukan dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup
sebelum dan sesudah masing-masing pemakaian. Tingkat pemakaian rat-rat
harus berada didalam batas 1 : 5 % tingkat penyemprotan yang direncanakan.
c. Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan
dilaksanakan dalam operasi penyemprotan tunggal. Akan tet api, dimana
kering melambat menjadi masalah, volume pelapisan yang disetujui dapat
digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama dibiarkan
mengering sebelum pemberian lapis kedua.
d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus
dilakukan penyemprotan lapis tumpang tindih selebar 10 cm – 20 cm
sepanjang pinggir yang berdampingan.
e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam
alat penyemprot. Dan tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut
telah diperbaiki.
f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus
selalu disebar keseluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan
penyeka atau sapu.
g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi. Lapis aspal
pengikat atau lapis aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan
semprotan tangan dan penyapuan tangan dibawah pengendalian dan sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik.

4. Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat


a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat
sampai aspal tersebut telah masuk kedalam dan mengering dan dalam
pendapat Direksi Teknik tidak akan terkelupas dibawah lalu lintas. Jika harus
mengijinkan lalu lintas sebelum waktunya. (tetapi tanpa alasan apapun tida k
lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat), bahan peresap
aspal harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Tekni, dan
lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap
aspal harus ditaburkan dari truck dalam satu cara bahwa tidak boleh ada roda
yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika menggunakan
bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan
jalur yang belum dilapisi. Satu garis selebar paling sedikit 20 cm sep anjang
pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertutup.
b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang telah dilapisi untuk waktu
minimum dua hari sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis
Ulang, terkecuali satu masa yang lebih cepat disetuju i oleh Direksi Tenik.
Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap pengikat lebihan
harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap lebihan ataupun aspal
aspal seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Sebelun pemberian lapis ulang permukaan, setiap cacat permukaan harus
ditambal dan semua bahan peresap lebihan atau kotoran lainnya harus
disingkirkan dengan penyapuan.

5. Perlindungan Lapis Aspal Pengikat

Spesifikasi Teknis -64


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Lapis aspal pengikat harus digunakan kepada permukaan jalan untuk


memberikan satu pengikatan bagi lapis ulang permukaan aspal baru, dan
disemprotkan sebelum Lapis Ulang, hanya seluas yang diperlukan untuk
menyediakan panjang pekerjaan yang mencukupi dan kondisi kelekatan yang
cocok untuk Lapis Ulang permukaan tersebut.
Setelah penggunaan lapis aspal pengikat, Kontraktor harus melindungi lapisan
tersebut dari kerusakan dan jangka waktu yang cukup akan dicadangkan untuk
penguapan pelarut (dalam kasus aspal cut back) atau pemisah (separasi) yang
lengkap dari aspal dan air (jika digunakan emulsi) sebelum pemasangan Lapis
Permukaan aspal.

Pengendalian Mutu
1. Pengujian Lapangan Unit Penyemprotan
Bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menyediakan distributor, dengan alat dan unit semprotan beserta operator, dapat
digunakan untuk pengujian lapangan, dan harus menyediakan setiap bantuan
lain yang diperlukan.
Setiap distributor atau unit semprotan yang tidak dapat beroperasi dalam cara
yang memuaskan, atau tidak memenuhi persyaratan spesifikasi akan ditolak.

2. Tingkat Pemakaian dan Suhu Aspal


a. Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang sebenarnya, lembaran
kertas bangunan 50 cm x 50 cm. Yang sebelumnya sudah di timbang, harus
diletakkan diatas permukaan yang harus dilapisi. Dan ditimbang kembali
setelah pemakaian lapis aspal resap pengikat. Perbedaan dalam berat dibagi
dengan luas lembaran tersebut akan menjadi tingkat penyemprotan yang
sebenarnya dilaksanakan.
(Catatan : Perbedaan dalam berat dikalikan empat akan memberikan tingkat
penyemprotan dalam kg/m2 ).
b. Catatan terinci Pelapisan Permukaan setiap hari termasuk tingkat pemakaian
dan volime pemakaian harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada
Direksi Teknik.
c. Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskanuntuk penyemprotan harus sesuai
dengan persyaratan pada Tabel 7.2.2 dan akan diperiksa setiap hari untuk
setiap pemakaian.

Cara Pengukuran Pekerjaan


a. Volume bahan aspal yang diperuntukan sebagai lapis aspal resap pengikat atau
lapis aspal pengikat yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah liter
yang digunakan terhadap permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan
sesuai dengan kebutuhan serta persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal
yang digunakan akan ditentukan setelah setiap lewatan semprotan
b. Setiap agregat penutup yang digunakan bersama denga n pembersihan terakhir
akan diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan
untuk memperoleh lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang
memuaskan serta tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.
c. Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, diatas mana lapis
aspal resap pengikat harus dipasang tidak boleh diukur untuk pembayaran dan

Spesifikasi Teknis -65


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis


pondasi atas yang sesuai dengan persyaratan Spesifika si Teknik.
d. Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis
aspal pengikat, termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan
penurunan setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar dibawah Bab ini,
tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai dengan item pembayaran yang
relevan di bawah Bab9.2 Spesifikasi ini.
Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak
memuaskan dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 7.2.1 (5), tidak ada tambahan pe mbayaran
yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan -
perbaikan.

3.17. Lapisan AC Tb.4cm (Manual)

UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari peneyediaan suatu lapis aus permukaan tahan
lama dan padat dari campuran aspal dikenal sebagai Lapisan Aspal Beton
(LASTON), tersusun dari sejumlah agregat tertentu, filter dan aspal
semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CMP) dan dipasang
sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan nominal 4 cm
atau diatur tersendiri oleh Direksi Teknik atau ketentuan lain dalam
dokumen kontrak, seperti yang diminta dalam Daftar Penawaran.
Campuran Aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu lapis
permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau
sebagai satu lapis ulang diatas suatu perkerasan dengan lapis penutup
yang ada, dan perlu digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta
kemiringan terjal.

2. Toleransi Ukuran
a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal da ri tebal
nominal rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan
Aspal Beton padat kurang dari 90 % tebal rencana. Namun tebal
rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atau
keputusan Direksi Teknik dan diberitahukan secara tertulis kepada
kontraktor.
b. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian
yang ditentukan tidak boleh melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana
diuji dengan satu mistar batang lurus panjang 3,0 m.

3. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik
pada paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai :
b) Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.
c) Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh
dari laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan
kesesuaian dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
Pembatasan Cuaca

Spesifikasi Teknis -66


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Aspal beton akan dipasang hanya dibawah kondasi cuaca kering dan
bilamana permukaan perkerasan kering pula.

4. Pengendalian Lalu Lintas


a) Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai
dengan syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik,
serta dilakukan tindakan-tindakan untuk memberi petunjuk dan
mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b) Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan
dengan separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan
(alternatif) jalan yang sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
c) Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan
yang baru selesai sampai lapis permukaan aspal beton di padatkan
sepenuhnya hingga memuaskan Direksi Teknik.

5. Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan


Lapis permukaan yang selesai (jadi) dari Aspal Beton harus diselesaikan
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan
Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak memenuhi persyaratan -
persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus
diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan
tambahan dan/ cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

Syarat – Syarat Bahan


1. Persyaratan Umum
b. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari
Sumber deposit bahan dan bahan hasil olahan industri dan dipasok
langsung ke CMP (Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat
pengaturan alternatif.
c. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan
melaksanakan test laboratorium yang diperlukan yang berhubungan
dengan campuran percobaan dan pengendalian mutu produksi berada
pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di
CMP (Instalasi Campur Pusat).
d. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spefikasi Umum
Bina Marga.

2. Agregat
a. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang
sesuai dari batu pecah dengan kerikil alami yang bersih.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 10.2.1 berikut :

Tabel 10.2.1 : Persyaratan Gradasi Agregat Kasar untuk Aspal Beton


Ukuran Saringan Presentasi Lolos
Saringan
(mm)
Atas Berat
19,0 100
12,5 30 – 100

Spesifikasi Teknis -67


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

9,5 0 – 55
4,75 0 – 10
0,075 0-1

b. Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah tersaring
dalam kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari
gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus di buang, Gradasi
agregat halus sesuai dengan tabel 10.2.2 berikut.

Tabel 10.2.2 : Persyaratan Gradasi Agregat Halus Aspal


Beton
Ukuran Saringan Presentasi Lolos
Saringan
(mm)
Atas Berat
9,5 100
4,75 90 – 100
2,36 80 – 100
0,60 25 – 100
0,075 3 – 11

c. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas
dari suatu benda yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100
% lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat
partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).

d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar


Agregat kasar yang digunakan untuk aspal beton harus memenuhi
syarat kualitas yang diberikan pada tabel 10.2.3 di bawah :

Tabel 10.2.3 : Persyaratan Gradasi Agregat Kasar


Uraian Batas Test

Kehilangan berat karena abrasi ( 500 Maksimum 40 %


putaran )
Minimum 95 %
Bahan Aspal setelah pelapisan dan
pengelupasan

3. Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus AC-20 aspal semen gradasi kental (kurang lebih
ekivalen dengan Pen. 60/70) memenuhi persyaratan AASHTO M 226
b. Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus
ditambahkan kepada bahan aspal, jika diminta demikian oleh Direksi
Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CPM (Instalasi
Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang

Spesifikasi Teknis -68


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

disetujui oleh ahli Teknik (Engineer) yang bertugas pada CMP dan
harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik
Pembuat.

Persyaratan Campuran
1. Komposisi Campuran
a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filter, dan bahan
aspal. Komposisi rencana campuran berada dalam batas-batas rencana
yang diberikan pada tabel 10.3.4

Tabel 10.3.4 Komposisi Campuran

Presentase
Lolos Atas
Fraksi Rencana Campuran Berat Total
Campuran
Aspal
Fraksi Agregat Kasar ( > 2.36 mm )
30 – 50
Fraksi Agregat Kasar ( 2.36 mm –
39 – 59
0.075 mm )
4.5 – 7.5
Fraksi Filter
Kandungan Aspal (% total atas volume)
Kandungan aspal efektif - Minimum 5.2
Kandungan aspal terserap - Maksimum
1.7
Total kandungan aspal sebenarnya - Minimum 6.7
Tebal film aspal - Minimum 8
micron

b. Perbandingan campuran final dan formula kualitas aspal beton harus


ditentukan oleh pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh
laboratorium CMP dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan
kepada Pemimpin Proyek yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi
ini.

2. Sifat-sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang harus dipenuhi oleh CMP (Instalasi Campur
Pusat) diberikan pada tabel 10.3.5 di bawah.
Tabel 10.3.5 Sifat-Sifat Campuran

Sifat-Sifat Campuran Pengukuran Batas-


Batas
Kandungan rongga udara campuran % atas 4% - 6%
padat volume total Minimum
Tebal film aspal campuran 8
Kuosien Marshall Micron 1.8 – 5.0

Spesifikasi Teknis -69


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Stabilitas Marshall KN/mm 550 –


Stabilitas Marshall tertahan Kg 1250
(rendaman 24 jam) % stabilitas Minimum
asli 75%

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis peralatan dan metoda operasi harus sesuai dengan Daftar
Peralatan dan Instalsi Produksi yang telah disetujui dan menurut
petunujuk lebih lanjut Direksi Teknik.
Pada umunya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan
penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja
mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan
untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran aspal
beton.

b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan,


pemadatan dan penyelesaian.
i. Alat pengangkutan
Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk
mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program perkerjaan yang
telah disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar bak
logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.
ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian
Bilamana diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit
Produksi, peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu
paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai ke garis,
kemiringan dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap kinerja volume dan kinerja
kualitas.
iii. Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan perala tan sebagai
berikut :
➢ Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau
tandem 6 ton – 10 ton total berat)
➢ Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa
mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan
penyediaan untuk ballast dari 1500 kg – 2500 kg muatan per
roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis
Aspal Pelekat.
Sebuah dstributor/ penyemprotan aspal bertekanan harus disediakan
dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

2. Penyediaan Lapangan
a. Pemasangan diatas lapis Pondasi Atas.
i. Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan
profilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk

Spesifikasi Teknis -70


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai


mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan
persyaratan pemadatan. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari
setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi
dengan Lapis Aspal resap Pengikat pada saatu tingkat pemakaian
0,60 l/m2 atau tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik.

b. Pemasangan diatas satu Permukaan Aspal yang ada.


i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang diatas satu
permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan
perkerasan yang ada termasuk lubang-lubang, bagian yang ambles,
pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan
diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.
ii. Sebelum pemasangan aspal beton, permukaan yang ada harus kering
dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus
dibuang, dan akan disemprotkan aspal perekat pada tingkat
pemakaian tidak melebihi 0,50 l/m2, kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Teknik.

3. Penghamparan
a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang
perkerasan/ bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlakukan.
b. Penghamparan dengan Mesin
i. Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed paver harus di
panaskan dan campuran aspal harus dimasukkan/ dituang ke dalam
paver pada satu temperatur didalam batas-batas antara 1400 – 1100
C.
ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus
dihampar dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk
penampang melintang yang diperlukan diatas seluruh lebar
perkerasan yang mungkin.
iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan. Tingkat penghamparan
harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi
persyaratan tebal rencana.
iv. Jika terjadi suatu segresi, penyobekan atau penyungkilan permukaan,
paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali
sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang
kasar atau bahan yang telah segresi harus dibuat betul dengan
menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan
tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin dan partikel
kasar tidak boleh disebarkan diatas permukaan yang discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin
pada sisi hopper atau dimana saja pada paver.
vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada waktu,
pengerasan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer
didepan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.

4. Pemadatan Lapis Aspal Beton

Spesifikasi Teknis -71


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

a. Pengendalian Suhu
i. Secepat setelah campuran tersebut selesai dihampar dan d iratakan
,permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas yang tidak
baik harus segera diperbaiki.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan
akan dimulai ketika suhu campuran tersebut turun hingga 110 o C dan
harus diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 65 o C.
iii. Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan
secara berturut-turut dengan urutan pengilasan sebagai berikut:

Waktu Sesudah Suhu Penggilasan


Tahapan Penggilasan Penghampa ( o C)
ran AC - 10 AC - 20

1. Tahap 0 – 10 menit 110 – 100 125 – 110


Awal
Penggilasan 10 – 20 menit 100 – 80 110 – 95
a – 45 menit 80 – 65 95 – 80
2. Penggilasan
Kedua/ Antara
3. Penggilasan
Akhir

b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal pengilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan
antara akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin
gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas
roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan
selalu cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas.
Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah – ubah atau arah
penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan
penggeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin dibelakang penggilasan pemadatan awal dan harus
dilaksanakan sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur
yang memungkinkan akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih
dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua
tanda bekas roda mesin gilas.
iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu
jalan menuju ke bagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan
superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak
maju menuju sisi tengah yang lebih tinggi. Lintasan berikutnya d ari

Spesifikasi Teknis -72


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar
mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik -titik ditempat
satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.
v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemad at pertama-
tama harus bergerak diatas jalan yang sudah dilewati sebelumnya
demikian sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat
diatas pinggir perkarasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus
terus menerus lewat sepanjang lajur ini mengges er posisinya sedikit
demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan
berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang dipadatkan rapih
secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sabagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasannya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan
sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan
lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada
mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang
berlebihan tidak diizinkan.

5. Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan
yang baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara
menyeluruh dan matang.
b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata
sampai punggung jalan dan ketinggian yang ditetapkan di dalam
toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas -lepas
dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk
menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang
menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas
instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat
tinggi, sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara
harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,
kontraktor harus memperbaiki pinggiran- pinggiran menjadi segaris
secara rapih. Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus
setelah penggilasan final dan dibuang oleh kontraktor sehingga
disetujui oleh Direksi Teknik.

6. Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel bahan ujung yang
sudah digilas sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong
kembali sampai satu permukaan tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang
digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat
sebelum tambahan dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.

Pengendalian Mutu
1. Test Laboratorium
a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas
dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai

Spesifikasi Teknis -73


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi


persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada tabel 10.5.5. Data uji
harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan
pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan bila demikian yang diminta
oleh oleh Direksi Teknik.
b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus
mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan pengujian untuk
produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu,
kepadatan/ kestabilan/ aliran Marshall dan penyerapan oleh agregat.
Ujian ini dicatat dalam tabel 10.5.6.

Tabel 10.5.5. Test Laboratorium Aspal Beton


Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
Ketahanan terhadap abrasi
agregat kasar ukuran Test abrasi untuk agregat <
T 96 PB 0206 – 76
kecil menggunakan 19 mm
mesin Los Angeles
Pelapisan dan pengelupasan Penahanan aspal sesudah
campuran agregat T 182 PB 0205 – 76 pelapisan dan
aspal pengelupasan
Test Marsahll untuk
pemilihan gradasi
optimum dan
Ketahanan terhadap kelelahan kandungan bahan
plastis campuran pengikat , termasuk
T 245 PC 0201 – 76
aspal menggunakan :
instrumen Marshall - Stabilitas Marshall
- Nilai Aliran Marshall
- Koefisien Marshall
- Kepadatan Marshall
Untuk menentukan rongga
Berat jenis maksimum udara dalam
campuran perkeraasan T209 - campuran dan
aspal penyerapan aspal
oleh agregat
Menentukan kerapatan
Berat jenis menyeluruh
pemadatan HRS thd
campuran aspal T 166 -
presentasi kepadatan
dipadatkan
Marshall
Pengaruh panah dan udara Menentukan pengaruh
terhadap bahan aspal ( T 179 - minimum ketebalan
Test Film Oven ini ) film

2. Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut harus dilaksanakan selama
pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula dengan

Spesifikasi Teknis -74


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh


Kontraktor di bawah pangawasan Direksi Teknik.

Tabel 10.5.6. Pengujian Mutu Campuran

Test Pengendalian Prosedur


i. Test permukaan Permukaan harus diuji setiap
perkerasan untuk hari dengan mal dan punggung
kesesuaian dengan dan batang lurus panjang 3 m
punggung jalan, setelah pemadatan akhir.
ketinggian dan
kemiringan melintang

ii.Pengujian Contoh bahan inti harus diambil


berat/kepadatan inti aspal setiap 200 m, kecuali
beton terpasang dan diperintahkan lain oleh Direksi
dipadatkan (AASHTO T Teknik.
166) Kepadatan campuran yang
sudah disatukan yang telah
diuji, tidak boleh kurang dari 95
% bahan (spesimen) padat
laboratorium.

iii.Ketebalan lapis Tebal lapis aspal beton


permukaan terpasang yang harus dipantau
dengan inti perkerasan atau
dengan cara lain yang diminta
oleh Direksi Teknik. Inti
tersebut harus diambil oleh
Kontraktor dibawah
pengawasan Dierksi Teknik
pada suatu titik uji yang
iv.Kualitas diperintahkan demikian.

Pemeriksaan setiap hari


pekerjaan terselesaikan, untuk
pengendalian mutu,
keseragaman dan pemadatan.

Cara Pengukuran Pekerjaan


1. Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran sebagai
volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan
dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Pengukuran akan berdasarkan
jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan
disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan.
Berat jenis padat AC akan diambil sebagai 2,29 ton/m 3 .

Spesifikasi Teknis -75


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2. Volume Aspal Beton yang dihampar dan dipadatkan yang harus dukur
untuk pembayaran, sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat
diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan
yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang
diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.
3. Tebal Aspal Beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal
rencana padat yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang
dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan
menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :
4.
Tebal diukur rata – rata sebenarnya
Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas yang diukur akan dibuat untuk
tebal yang dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali
penambahan tebal tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara
tertulis.

5. Bila lapis aspal resap perekat atau lapis aspal perekat dipasang yang
sesuai dengan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap
perekat atau lapis aspal perekat tersebut akan diukur dalam liter.

6. Bilamana aspal beton diletakkan diatas lapis pondasi atas, pekerjaan


mempersiapkan dan memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur
untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi ini.

7. Bila aspal beton dipasang diatas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan
yang diperlukan untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan
lubang-lubang, pinggiran hancur dan bagian-bagian ambles, tidak boleh
diukur dan dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar sesuai
dengan item-item pembayaran yang relevan.

8. Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan, telah diminta sesuai
dengan spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaraan akan dibuat
untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan -
perbaikan.

9. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk


pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini dan
semua pekerjaan demikian akan dianggap telah dimasukkan dalam item
pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton.

3.18. Lapisan ATB Tb.4cm (Manual)

Spesifikasi Teknis -76


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan perata pondasi atas yang
padat, tahan lama, disusun dari agregat dan bahan aspal dicampur di dalam satu
instalasi campur pusat (CMP) dan digunakan untuk maksud penguatan
perkerasan yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan
dan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu lapis ulan g
permukaan baru.

2. Toleransi Ukuran
a. Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm. Dan ketebalan
yang harus dipasang sampai tingkat dan ketinggian yang diatur dilapangan
serta sebagaimana di perintahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata -rata yang
ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan visual dan
diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata ynag diperlukan.
b. Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang dalam lapisan melebihi
ketebalan 10 cm padat.
c. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi
permukaan selesai pada setiap titik lapis pondasi atas perata tidak boleh
melebihi 10 mm dari permukaan atau ketinggian yang telah ditetapkan.

3. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan berikut k epada Direksi Teknik
paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.
a. Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber pengadaan.
b. Formula campuran pelaksanaan beserta data test pendukung dari
laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan ke cocokkan
dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

4. Pembatasan Cuaca
Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LASTON ATAS) akan dipasang hanya
dibawah kondisi cuaca kering dan permukaan perkerasan kering.

5. Pengendalian Lalu Lintas


a. Pengendalian lalu lintas harus dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan
sayrat-syarat Umum Kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta
tindakan-tindakan pencegahan yang memadai harus diambil untuk
mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Pelaksanaan harus separuh lebar jalan, terkecuali disediakan satu jalan
pengalihan (alternatif) yang pantas dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat diatas permukaan jalan yang baru
selesai sampai lapisan aspal pondasi atas tersebut dipadatkan sehingga
memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas diatas permukaan
terpasang yang baru tersebut harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling
sedikit selama 48 jam setelah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan.lewat, sementara
pekerjaan jalan sedang berlangsung.

6. Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan


Lapis Aspal Pondasi Atas perata harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi ini dan sampai disetujui Direksi Teknik. Luas lapis pondasi atas

Spesifikasi Teknis -77


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

perata yang tidak mematuhi kepada persyaratan -persyaratan ini dan yang
dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara
menyingkirkan dan mengganti, menambah satu lapisan tambahan dan/ atau
dengan suatu tindakan tindakan lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

Bahan-Bahan
1. Persyaratan Umum
a. Semua bahan yang diperlukan untuk lapis aspal pondasi atas perata akan
didapat dari sumber deposit bahan dan bahan olahan industri dan dipasok
langsung kepada CMP (Instalasi Campur Pusat) terkecuali DPUK
mengadakan pengaturan alternatif.
b. Tanggung jawab untuk persetujuan semua sumber pengadaan dan
pelaksanaan tets laboraorium yang berhubungan dengan campuran
pelaksanaandan pengendalian mutu produksi akan ada pa da tenaga Ahli
(Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur
Pusat)
c. Kualitas Campuran Aspal untuk Lapis Pondasi Atas Perata tersebut harus
memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum Bina Marga.

2. Agregat
a. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk Lapis Aspal Pondasi Atas Perata terdiri dari batu atau kerikil
pecah ataupun satu campuran batu pecah dengan kerikil alami bersihyang
sesuai. Gradasi agregat kasar harus memenuhi persyaratan pada Tabel 9.2.1
berikut.

Tabel 9.2.1. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Kasar


Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata
Ukuran Saringan Persentase Lolos Atas
(mm) Berat
(%)
19,0 100
12,5 95 – 100
9,5 50 – 100
4,75 0 – 50
0,075 0–5

b. Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alami dan/ atau batu yang disarin g dalam kombinasi
yang cocok. Dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda -
benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai
dengan Table 9.2.2 berikut ini.

Tabel 9.2.2 Persyaratan Gradasi Agregat Halus Lapis


Aspal Beton Pondasi Atas Perata
Ukuran Saringan Persentase Lolos
(mm) Atas Berat

Spesifikasi Teknis -78


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

9,5 100
4,75 90 – 100
2,36 80 – 100
0,6 25 – 100
0,075 3 - 11

c. Filler (bahan halus pengisi)


Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus bebas dari
benda-benda yang harus dibuang. Ia akan berisi ukuran partikel yang 100 %
lolos saringan 0.60 mmdan tidak kurang dari 75 % atas dasar berat partikel -
partikel yang lolos saringan 0,075 %.

d. Syarat – Syarat kualitas Agregat kasar


Agregat kasar yang harus digunakan untuk lapis aspal beton pondasi atas
perata harus memenuhi syarat – syarat kualitas yang diberikan pada
Tabel 9.2.3 dibawah

Tabel 9.2.3 Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar Lapis


Aspal Pondasi Atas Perata
Uraian Batas Test
Kehilangan berat karena abrasi (500 Maks. 40 %
putaran) Minim.85 %
Penahanan Aspal setelah pelapisan
dan pengelupasan

3. Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus aspal semen gradasi kental yang memenuhi persyaratan
AASHTO M 226. Gradasi yang dipakai adalah sebagai berikut :
• Grade AC – 20 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 60/70)

b. Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan


kepada bahan aspal,jika diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang
bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Insatalasi Campur Pusat). Bahan
additive (tambahan) tersebut harus dari jenis yang disetujui Ahli Teknik yang
bertugas serta harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk -
petunjuk pabrik pembuat.

Persyaratan Campuran
1. Komposisi Campuran
a. Campuran aspal akan terdiri dari agregat. bah an filler dan bahan aspal.
Komposisi rencana campuran akan berada didalam batas -batas yang
diberikan pada Tabel 9.3.4

Tabel 9.3.4 Komposisi Campuran


Presentase Lolos Atas
Berat Total
Fraksi Rencana Campuran
Campuran
Aspal

Spesifikasi Teknis -79


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Fraksi Agregat kasar (> 2.36 40 – 60


mm) 26 – 49,5
Fraksi Agregat Halus (2.36-0.075 4,5 – 7,5
mm) Minimum 5,5
Fraksi Filler (bahan halus Maksimum 1,7
pengisi) Minimum 6,0
Kandungan Aspal efektif
Kandungan Aspal Diserap
Kandungan Aspal total
sebenarnya

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan akan


ditentukan dengan pengujian laboratorium dan campuran rencana sebenarnya
harus diserahkan kepada Pelaksana Kegiatan Dinas Bina Marga dan
Pematusan yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

2. Sifat-Sifat Campuran
Sifat-Sifat campuran harus mematuhi syarat-syarat dari CMP (Instalasi
Campuran Pusat) yang diberikan pada Tabel 9.3.5 berikut ;

Tabel 9.3.5 Sifat -Sifat Campuran


Batas-
Sifat-Sifat Campuran Pengukuran
Batas
• Kandungan rongga udara % atas 4 % - 5%
Campuran padat volume total
• Kuosein Marshall campuran
• Stabilitas Marshall KN/mm 1.8 – 5.0
• Stabilitas Marshall direndam Kg 450
24 jam % stabilitas Minimum
asli 75 %

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis Peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan
dan Instalasi Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut
Direksi Teknik.
Pada umumnya peralatan yang akan dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian
harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sa mpai garis dan
ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding
dan sambungan perata campuran aspal.

b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan, dan
penyelesaian.
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut
campuran aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah
disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar (bak) logam
rata, bersih yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian

Spesifikasi Teknis -80


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,
peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata)
bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai kegaris, kemiringan dari
penampang melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan -
persyaratan terhadap volume dan penampilan kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan


Untuk pemadatan lapis aspal beton pondasi atas, diperlukan peralatan berikut :
• Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6
ton – 10 ton total berat)
• Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai
tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk
ballast dari 1500 kg – 2500kg muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Pengikat.


Sebuah distributor/ penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan
penyediaan untuk pemanasan aspal.

2. Penyiapan Lapangan
a. Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan lunak, serta
setiap kerusakan pada perkerasan karena lubang-lubang, bagian ambles,
pinggiran runtuh dan cacat-cacat permukaan harus dibetulkan dan diperbaiki
sehingga mendapat persetujuan Direksi Teknik.

b. Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata, permukaan lama
harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas serta bahan-bahan lain
yang harus dibuang, dan harus disemprot dengan lapis aspal pengikat pada
satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2, terkecuali diperintahkan lain
oleh Direksi Teknik.

3. Penghamparan
a. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping atau cetakan lain
yang disetujui harus dipasang sepanjang pinggir bahu jalan/ perkerasan
sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.
b. Penghamparan dengan mesin
i. Sebelum operasi pengerasan dilmulai, screed paver harus dipan askan dan
campuran aspal harus dimasukkan/ dituang kedalam paver pada satu
temperatur didalam batas-batas berikut :
• Untuk Grade AC – 10, batas suhu : 140 0 C – 110 0 C
• Untuk Grade AC – 20, batas bahu : 150 0 C - 120 0 C
ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan
diratakan sampai ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
ditentukan di atas seluruh lebar perkerasan atau selebar yang praktis.
iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, Tingkat penghamparan harus
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan
tebal rencana.
iv. Jika suatu segresi, penyobekan atau pencungkilan permukaan telah terjadi,
paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berja lan kembali sampai
penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau
bahan yang telah segresi harus diperbaiki dengan menyebarkan bahan
halus (fines) serta digaru dengan baik. Akan tetapi penggarukan sejauh
mungkin harus dihindari, dan pertikel kasar tidak boleh disebarkan diatas
permukaan yang discreed.

Spesifikasi Teknis -81


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi
hopper atau dimana saja pada paver.
vi. Bila jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu,
pengerasan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di
depan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.

4. Pemadatan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata


a. Pengendalian Suhu
i.Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan
harus diperiksa dan ketidakrataan harus diperbaiki.
ii. Temperatur campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan
akan dimulai dan diselesaikan bilamana suhu campuran turun sampai
dibawah batas-batas berikut ini.
▪ Grade AC – 20 – Mulai 125 0 C dan selesai 80 0 C
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara
berturut-turut dengan urutan sebagai berikut :

Suhu Penggilasan
Waktu Sesudah
Tahapan Penggilasan ( o C)
Penghamparan
AC - 10 AC - 20
1. Tahap Awal0 – 10 menit 110 – 100 125 – 110
Penggilasan 10 – 20 menit 100 – 80 110 – 95
a – 45 menit 80 – 65 95 – 80
2. Penggilasan
Kedua/ Antara

3. Penggilasan Akhir

b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara
akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas
awal akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas
roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu
cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis
penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan
berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir aka n dikerjakan
bilamana tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan
untuk membuang semua tanda bekas injakan roda mesin gilas.
iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejaja r dengan sumbu jalan
menuju ke bagian tengah perkerasan. Kecuali pada lengkungan super
elevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak maju
menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang
tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak
boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung
lintasan-lintasan sebelumnya.

Spesifikasi Teknis -82


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama -tama


harus bergerak diatas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus
sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapi secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua
tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan lainnya
dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas,
roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.

5. Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan yang
baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan
memadat.
b. Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah pemadatan harus halus
dan rata sampai punggung jalan dan kemiringan yang ditetapkan di dalam
toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas -lepas dan
hancur, bercampur dengan kotoran atau yang tidak sempurna. Harus segera
dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan
suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik
akan disingkirkandan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi.
Bagian ambles dan bagian yang berongga harus diselesaikan sebagaimana
diminta oleh Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,
Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara
rapih. Setiap bahan-bahan berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan
akhir dan dibuang oleh Kontraktor menur ut Direksi Teknik.

6. Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada lapisan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali pinggirannya telah dipotong satu permukaan tegak, satu
penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk lapis aspal pe ngikat harus dipakai
sebelum tambahan campuran dipasang menempel pada bahan yang digilas
sebelumnya.

Pengendalian Mutu
1. Test Laboratorium
a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan
bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi persyaratn spesifikasi
yang diberikan pada Tabel 9.5.5. Data uji harus disediakan oleh Kontraktor
dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus
dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus
mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi
setiap hari. Meliputi analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan/
stabilitas/ aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini
dicatat dalam Tabel 9.5.6

Spesifikasi Teknis -83


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Tabel 9.5.6 Test Laboratorium Lataston Perata (ATB)


Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
Ketahanan thd abrasi agregat kasar
Test abrasi untuk agregat <
ukuran kecil menggunakan T 96 PB 0206 – 76
19 mm
mesin Los Angeles
Pelapisan dan pengelupasan Penahanan aspal sesudah
campuran agregat aspal T 182 PB 0205 – 76 pelapisan dan
pengelupasan
Test Marsahll untuk
pemilihan gradasi
optimum dan
Ketahanan thd kelelahan plastis kandungan bahan
campuran aspal pengikat , termasuk
T 245 PC 0201 – 76
menggunakan instrumen :
Marshall - Stabilitas Marshall
- Nilai Aliran Marshall
- Koefisien Marshall
- Kepadatan Marshall
Untuk menentukan rongga
udara dalam
Berat jenis maksimum campuran
T 209 - campuran dan
perkeraasan aspal
penyerapan aspal
oleh agregat
Menentukan berat padat lapis
aspal beton pondasi
Berat jenis menyeluruh campuran
T 166 - atas dengan
aspal dipadatkan
presentasi berat
Marshall

2. Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama
pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Pemotongan lubang uji untuk contoh inti dan mengembalikan ke keadaan
semula dengan bahan ATB dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh
Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
Tabel 9.5.7 Persyaratan Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian Prosedur

Spesifikasi Teknis -84


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

i.Test permukaan perkerasan Permukaan harus diuji


untuk kesesuaian dengan setiap hari dengan mal dan
punggung jalan, ketinggian dan punggung dan batang
kemiringan melintang. lurus panjang 3 m setelah
pemadatan akhir.

ii. Pengujian berat/ kepadatan Contoh inti harus diambil


inti lapis aspal beton pondasi setiap panjang 200 m,
atas perata yang terpasang dan kecuali diperintahkan lain
dipadatkan oleh Direksi Teknik.
Kepadatan campuran yang
sudah disatukan yang
diuji, tidak boleh kurang
dari 95 % bahan
(spesimen) padat
iii.Ketebalan lapis permukaan laboratorium.

Ketebalan lapis ATB.


Terpasang harus dipantau
dengan inti perkerasan
atau dengan cara lain yang
diminta oleh Direksi
Teknik. Inti tersebut harus
diambil oleh Kontraktor
iv. Kualitas dibawah pengawasan
Direksi Teknik pada suatu
titik yang diperintahkan
demikian.

Pemeriksaan setiap hari


pekerjaan terselesaikan
untuk pengendalian mutu,
keseragaman dan
pemadatan.

Cara Pengukuran Pekerjaan


1. Produksi lapis ATB perata harus diukur untuk pembayaran sebagai
volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan
dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran akan berdasarkan pada
jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan
disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan .
berat jenis padat ATB akan diambil sebagai 2.27 ton/m3 terkecuali
dinyatakan lain.
2. Volume ATB Lapisan Perata yang dihampar dan dipadatkan akan diukur
untuk pembayaran sebagai jumlah meter kubik terpasang dan dapat
diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan
yang diukur pada garis sumbu dikalikan denagn lebar rata-rata yang
diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

Spesifikasi Teknis -85


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

3. Bilamana suatu lapis aspal pelekat dipasang sesuai dengan persyaratan


kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan
diukur dalam liter.
4. Pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki perkerasan yang ada
termasuk memperbaiki lubang-lubang, pinggiran runtuh dan daerah-
daerah ambles, tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar dibawah bab
ini, tetapi akan diukur dan dibayar menurut item-item pembayaran yang
relevan.
5. Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta
sesuai dengan Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat
untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan -
perbaikan.
6. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk
pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini, dan
semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan dalam item
pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata
(LATASTON).

3.19. Cor Setempat (K-225) Besi ; 150 Kg


Untuk pengecoran plat setempat mutu dan kualitas disamakan dengan pekerjaan
Spesi Beton Struktur K-225 dan penambahan tulangan sesuai dengan gambar kerja, sehingga
cara ataupun mutu dan kualitasnya tidak jauh berbeda..

3.20. Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm ( 1Pc:4Ps )

• Landasan dari adukan segar paling sedikit 30 mm tebalnya harus dipasang


pada pondasi dan disiapkan sesaat sebelum penempatan masing -masing batu
pada lapisan pertama.
• Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapisan dasar dan pada sudut-sudut.
• Batu yang dipasang harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar
dan muka yang tampak harus dipasang sejajar.
• Peralatan yang cocok harus disediakan utnuk memasang batu yang lebih besar
dari yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
• Batu harus tertanam dengan kuat satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan
tebal yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lu rus terhadap lereng.
Tambahan aduk mengisi rongga yang ada diantara batu-batu dan harus diakhiri
hampir rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak menutupi batunya dengan
menggunakan perekat 1 pc : 4 pc.
• Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas, dan permukaan harus
diakhiri segera setelah pengerasan awal dan aduk dengan menyapunya dengan
sapu yang kaku.
• Lereng yang bersebelahan dengan batu harus diratakan dan dibentuk untuk
menjamin pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga
memungkinkan untuk drainase tang tidak menghambat dan mencegah gerusan
pada tepi perkerasan.

Spesifikasi Teknis -86


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

• Pasangan yang dihasilkan harus kokoh / masif ( tidak berongga ), untuk itu
semua rongga diantara batu kali harus terisi campuran.
• Setiap jarak 20 meter sepanjang saluran dibuatkan celah delatasi tegak dari
puncak saluran sampai dasar saluran

3.21. Plesteran Halus 1 Pc : 4 Ps

Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.

Bahan – Bahan :
• Semen PC 40 Kg
• Pasir Pasang
• Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 40 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainya.
c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda
yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang
rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran
telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran
dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian
hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digun akan.

Spesifikasi Teknis -87


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan


langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu
tersebut tidak boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di
buang.
d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang
yang akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang -
bidang yang telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh
baru kemudian diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4
Ps dengan menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
f. Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
g. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen
dicampur dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan
kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran,
benangan harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran
adalah 1.5 cm.

3.21. Pekerjaan Acian

Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.
Bahan – Bahan :
• Semen PC 40 Kg
• Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 40 Kg
Semen yang digunakan adalah :
4. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
5. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
6. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Air

Spesifikasi Teknis -88


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda
yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan

1. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen
dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat
kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

4. PEKERJAAN PEDESTRIAN
4.1. Pemasangan Kerb 20.30.50 (K-400) Fabrikasi
1. Lingkup kegiatan pekerjaan dapat berupa pekerjaan-pekerjaan perkerasan
jalan, parkir trotoar dan pekerjaan lainnya sebagaimana yang dimaksud pada
gambar rencana.
2. Pekerjaan ini disamping pengadaan bahan, tenaga juga termasuk
pengadaan/pemanfaatan peralatan yang dianggap lazim digunakan untuk pekerjaan
ini
3. Masing-masing bagian pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan notasi-
notasi yang tertera pada gambar rencana/ detail, baik panjang maupun dimensi
penampang kemiringan

1. Pekerjaan Tempat Parkir dan Trotoar


1. Umum
a. Perkerasan jalan dan tempat parkir ini dilaksanakan sesuai dengan luasan dan
ketinggian yang tertera pada gambar rencana, termasuk dalam pekerjaan ini adalah
kerb - kerb pembatas / kanstin.
b. Bila kedudukan permukaan tanah yang ada tidak sesuai dengan kedudukan yang
ditentukan maka pemborong berkewajiban untuk menggali atau mengurug sesuai
dengan ketinggian yang tercantum di gambar rencana.
c. Struktur perkerasan disesuaikan dengan jenis bahan permukaan atasnya (lihat
gambar rencana), sedang bahan masing - masing lapisan struktur dapat ditinjau pada
ayat berikut.

Spesifikasi Teknis -89


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2. Bahan - bahan
a. Sub - base dari bahan perkerasan tasirtu yang telah dilaksanakan pada
tahap sebelumnya dengan kondisi sudah terpadatkan dengan baik.
b. Lapisan atas : Beton Paving Blok
Beton paving blok merupakan struktur perkerasan paling atas yang dipasang
diatas lapisan pasir sebagai perata, urugan sirtu yang telah dipadatkan diatas tanah
dasar berfungsi sebagai lapis pondasi, sebagaimana telah ditentukan konstruksi ini
dipakai untuk pekerjaan trotoar. Pemasangan sisi vertical harus tegak lurus dengan
permukan atas paving dan dapat saling mengunci satu sama lain dengan baik dan
kokoh. Kualitas paving blok harus setara dengan beton mutu K-350 sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknik dan telah diatur secara khusus dalam klausul yang lain,
dengan tebal 6 cm hasil produk pabrikan dengan menggunakan press mesin.

Pemasangan Kerb (Curbing)


a) Persiapan Landasan Kerb (curbing)
b) Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali
sampai bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan kerb ini harus
dipadatkan sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak
sesuai harus dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus
dipadatkan sampai merata. Semua pekerjaan ini harus sesuai dengan semua
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini.
c) Pemasangan
d) Kerb (curbing) harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Setiap kerb (curbing) yang akan dipasang pada suatu kurva dengan
radius kurang dari 20 meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan lengkung atau
unit-unit pracetak yang melengkung.
e) Sambungan
f) Unit-unit kerb (curbing) dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang
dengan sam-bungan yang serapat mungkin.
g) Penimbunan Kembali
h) Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit
kerb (curbing) telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, maka setiap lubang galian yang tersisa harus ditimbun
kembali dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus diisi dan dipadatkan
sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan 15 cm. Semua
celah di antara kerb baru dan tepi perkerasan yang ada harus diisi kembali
dengan jenis campuran aspal yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kecuali dalam
Gambar telah ditunjukkan dengan jelas bahwa pengisian kembali ini tidak
diperlukan.
i) Jalan Masuk Kendaraan Yang Memotong Trotoar
j) Bilamana jalan masuk kendaraan yang memotong trotoar diperlukan, maka
sebagian unit-unit kerb (curbing) harus dibentuk khusus atau dipasang lebih rendah
dengan peralihan yang cukup landai sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus
menyediakan bahan kerb tersebut dan melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Kuat Tekan

Spesifikasi Teknis -90


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Kuat tekan rata - rata tidak boleh kurang dari 350 Kg/Cm2, kuat tekan specimen
paving harus memenuhi persyaratan test flextural strength sebesar 60kg/cm danjumlah
sample untuk 50.000 buah satuan adalah minimal 6 buah.
Bentuk
Bahan yang dipakai adalah paving blok empat persegi panjang dengan dimensi 10 x
20 x 6 cm atau yang setara, dengan ukuran sesuai dengan spesifikasi hasil
pabrikan. Bahan yang digunakan untuk pengunci paving dan kanstin atau dengan
bibir saluran adalah paving khusus buatan pabrik.

3. Penyelesaian Tepi Perkerasan


i. Sisi tepi perkerasan dipasang kanstin beton pracetak dengan bentuk
sebagaimana telah tertera dalam gambar rencana atau ditentukan lain oleh Direksi
Teknik dan mutu bahan yang setara dengan beton K-300, dengan uji kuat tekan
300 kg/cm2 (cor basah).
ii. Bukaan atau pelaluan air pada kanstin atau kerb harus dipasang sedemikian
sehingga dapat meloloskan aliran air dari badan jalan atau tidak terjadi genangan
pada badan jalan saat musim hujan.

4. Konraktor harus mengadakan perbaikan kembali atas bagian - bagian yang


mengalami kerusakan.

4.2. Pengadaan dan Pemasangan Lantai Porcelain Tile Lis 40x40 cm (gelap/terang)
Pekerjaan lantai porcelain tile, bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi
beton bertulang yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan selanjutnya
pemasangan bekisting bisa dilaksanakan sesuai dengan pola yang
direncanakan. Pada saat pemasangan Porcelain Tile sebagai lapis atas, maka lapis
permukaan Beton ( lapis bawah) harus dalam kondisi kering dan bersih. Didalam
pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan berwarna, porcelain tile, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain :

4.2.1 BAHAN
1)Semen

a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen


portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif)
yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum.

Spesifikasi Teknis -91


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

3) Porcelain Tile
Porcelain Tile yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi
hal-hal sebagai berikut :
a. Daya tahan terhadap abrasi : -
b. Toleransi Ukuran : 0.4 %
c. Modulus Rupture : Min 41 N/mm2
d. Penyerapan Air : < 0.4 %
e. Suhu Pembakaran : -
f. Toleransi Ketebalan : 4%
g. Daya Tahan Terhadap Permukaan : -
i. Permukaan : Tidak Berglazur
g. Daya Tahan Terhadap Permukaan : Homogen dari atas sampai bawah
-
(bukan printing)
h. Ukuran Porceline tile : 30x30 s/d 60x60 cm
4.2.2 Pengeringan
1. Lapis permukaan/lapis atas Porcelain Tile setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan harus dijaga diberi batasan sedemikian rupa,
sehingga tidak bisa dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan pada lapis permukaan
akan memerlukan metode perbaikan secara khusus sehingga hasil
perbaikan yang didapat, tidak menimbulkan perbedaan bentuk ataupun
perbedaan warna. Pengeringan, jangka waktu pengeringan memerlukan
periode waktu min 14 hari untuk bisa dilalui / dibuka.
10.1.6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Cara Pengukuran
a) Porcelain Tile akan diukur dengan jumlah luas pekerjaan Porcelain Tile
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.1.(10) di atas,
kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus
dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.

3)Dasar Pembayaran
a)Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Porcelain Tile sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b)Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

Spesifikasi Teknis -92


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

4.3. Pengadaan dan Pemasangan Lantai Granit di Glasur Uk. 20x40


Pekerjaan lantai Granit, bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi beton
bertulang yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan se lanjutnya
pemasangan bekisting bisa dilaksanakan sesuai dengan pola yang
direncanakan.
Pada saat pemasangan lantai Granit sebagai lapis atas, maka lapis permukaan beton
( lapis bawah ) harus dalam kondisi kering dan bersih. Didalam
pelaksanaan pekerjaan lantai Granit, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikanantara lain :

4.3.1 BAHAN
1) Semen
a). Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b). Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum.
Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan
air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

3) Granit ( batu alam )


Granit yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah merupakan batu alam
yang sudah dihaluskan dan dibuatkan alur sesuai gambar rencana dan
haruslah memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Toleransi Ukuran : Max 0.5 mm
b. Tebal material : 16.0 - 17.0 mm.
c. Kekuatan/Bending Strenght : Min 450 kg/cm²
d. Permukaan : Dibuat berglazur sesuai gambar rencana.
e. Daya Tahan Terhadap Permukaan : Homogen dari atas sampai bawah .

Spesifikasi Teknis -93


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

4.3.2. Pengeringan
Lapis permukaan/lapis atas Granit setelah selesai pelaksanaan pekerjaan
harus dijaga diberi batasan sedemikian rupa, sehingga tidak bisa
dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan pada lapis permukaan akan memerlukan
metode perbaikan secara khusus sehingga hasil perbaikan yang didapat, tidak
menimbulkan perbedaan bentuk ataupun perbedaan warna.
Pengeringan, jangka waktu pengeringan memerlukan periode waktu min
14 hari untuk bisa dilalui / dibuka.

4.3.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Cara Pengukuran
a) Lantai Granit akan diukur dengan jumlah luas pekerjaan Granit yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.1.(10) di atas,
kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus
dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
3) Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Lantai Granit sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam
Mata Pembayaran lain.

4.4. Plastik Polythene tb. 125 mikron


Uraian
plastik (Polystyrene) Styrofoam juga dikenal dengan istilah polystyrene yang
dihasilkan dari

Spesifikasi Teknis -94


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

styrene (C6H5CH9CH2) yang mempunyai gugus phenyl (enam cincin karbon) yang
tersusun secara tidak teratur sepanjang garis karbon dari molekul. Penggabungan
acak benzena mencegah molekul membentuk garis yang sangat lurus sebagai
hasilnya polystyrene memiliki bentuk yang tidak tetap, transparan dan dalam
berbagai bentuk plastik.
Menurut Erliza dan Sutedja dalam Suryaman (2009), plastik dapat
dikelompokkan atas dua tipe, yaitu thermoplastic dan thermoset. Thermoplastic
adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang kali dengan menggunakan panas,
antara lain polyethylene, polyproylene, polystyrene, dan polyvinil chloride.
Sedangkan thermoset adalah plastik yang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan,
antara lain henol formaldehid dan urea formaldehid.
Menurut Nurminah (2002), secara umum dikenal beberapa jenis plastik
yang sering digunakan antara lain:
1. HDPE (High Density Polyethylene),
2. LDPE (Low Density Polyethylene),
3. PP (Polypropylene),
4. PS (Polystyrene),
5. Vinyl (Polyvinyl Chloride),
6. PET (Polyethylene Terepthalate)
Menurut Mujiarto (2005) sifat-sifat umum dari styrofoam/polystyrene
adalah:
1. Sifat mekanis
Sifat-sifat mekanis yang menonjol dari bahan ini adalah kaku, keras,
mempunyai bunyi seperti metallic bila dijatuhkan.
2. Ketahanan terhadap bahan kimia
Ketahanan polystyrene terhadap bahan kimia tidak sebaik polypropylene.
Polystyrene larut dalam eter, hydrocarbon. Polstyrene juga mempunyai daya
serap air yang rendah dibawah 0,25%.
3. Abration Resistance
Polystyrene mempunyai kekuatan permukaan relatif lebih keras dibandingkan
dengan jenis termoplastik yang lain. Meskipun demikian, bahan ini mudah
tergores.
4. Transparansi
Mempunyai derajat transparansi yang tinggi dan dapat memberikan kilauan
yang baik yang tidak dimilki oleh jenis plastik lain.
5. Sifat elektrikal
Karena mempunyai daya serap air yang rendah maka polystyrene digunakan
untuk keperluan alat-alat listrik.
6. Ketahanan panas
Polystyrene mempunyai softening point yang rendah (90°C), sehingga tidak
digunakan untuk pemakaian pada suhu tinggi. Selain itu polimer ini
mempunyai sifat konduktivitas panas yang rendah.
Menurut Wikipedia (8 september 2010) styrofoam adalah merek dagang
dari Dow Chemical Company yang dibuat untuk isolasi panas dan aplikasi
kerajinan. Satyarno (2004) dalam Tiurma (2009) menjelaskan styrofoam adalah
gabus putih yang banyak digunakan untuk bahan pengganjal pada pengepakan
barang-barang elektronik.
Styrofoam merupakan bahan yang baik ditinjau dari segi mekanis maupun

Spesifikasi Teknis -95


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

suhu namun bersifat agak rapuh dan lunak pada suhu dibawah 100° C menurut
Billmeyer (1984) dalam Dharma Giri (2008). Styrofoam ini memiliki berat jenis sampai 1050
kg/m3, kuat tarik sampai 40 MN/m2, modulus lentur sampai 3 GN/m2, modulus geser sampai
0,99 GN/m2, angka poisson 0,33 menurut
Crawford (1998) dalam Dharma Giri (2008).
Mujiarto (2005) menerangkan bahwa styrofoam mempunyai kekuatan
permukaan relatif lebih keras dibandingkan dengan jenis termoplastik yang lain.
Styrofoam memiliki sifat sangat ringan , thermoplastic, yaitu menjadi
lunak jika dipanaskan dan mengeras kembali setelah dingin. Dengan pemanasan, styrofoam
akan menjadi lunak pada suhu 1000 C, namun jika dibakar secara
langsung styrofoam akan mudah terbakar dan akan mengeluarkan api berwarna
kuning dan akan meninggalkan jelaga. Selain itu juga memiliki sifat tahan
terhadap asam, basa dan sifat korosif lainnya seperti garam. Styrofoam juga sangat
stabil dan tidak mudah terurai dalam waktu yang lama.

Penggunaanya:
Penggunaan plastic polythene di lapangan di sesuaikan dengan analisa atau kondisi
Lapangan dengan pengawasan mandor dan pengawas.
Jenis dan typenya sesuai dengan kebutuhan

4.5. Spesi 1Pc : 2Ps t= 3 cm


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.

Bahan – Bahan :
• Semen PC 40 Kg
• Pasir Pasang
• Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 40 Kg
Semen yang digunakan adalah :
7. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
8. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
9. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainya.

Spesifikasi Teknis -96


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda
yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
i. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang
rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran
telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pen campuran
dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian
hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
j. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu
tersebut tidak boleh dilakukan.
k. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di
buang.
l. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang
yang akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang -
bidang yang telah bersih kemudian disiram dengan air sampai ra ta dan jenuh
baru kemudian diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4
Ps dengan menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
m. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
n. Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
o. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen
dicampur dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan
kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
p. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran,
benangan harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran
adalah 1.5 cm.

4.6. Pondasi Lampu PJU Per jarak 50 m


Pekerjaan pondasi ini ukurannya sesuaikan dengan gambar dan dila kukan
dengan spesi 1pc : 1,5ps : 2,5kr pengadukan menggunakan molen dan
pengecoran disertai alat penggetar agar menghasilkan cetakan beton yang baik.
Pondasi sistem flenders menggunakan besi/angker (Sesuai Gambar). Bidang
pondasi yang terlihat di permukaan tanah diplester halus dan rapi. Strous
terbuat dari beton cor 1pc : 1,5 ps : 2,5 kr, strous  30 cm, kedalaman 2 m dari
permukaan. Tulangan pokok  10 mm sebanyak 6 buah, diperpanjang 2 m dan
dibengkok pada ujungnya, begel spiral menggunakan besi  8 mm (Sesuai
Gambar).

4.7. Pemasangan/Penarikan Kabel NYFGBY 4 X 10 mm


Pemasangan Kabel ini di lakukan sesudah pekerjaan pondasi strous. Dan perlu
koordinasi dengan pengawasan.

Spesifikasi Teknis -97


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

4.8. Pekerjaan Cutting Aspal


Pekerjaan Cutting Aspal ini di sesuaikan dengan gambar dengan kedalaman 25cm
dan lebar 50cm atau dengan analisa RAB menggunakan alat yang sesuai dan
perlu pengawasan ahli.

5. PEKERJAAN LAIN – LAIN


Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS
ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan :
misalnya pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di
lapangan Dan Pembongkaran Saluran Lama. Untuk pembentukan dasar saluran dengan
meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada permukaan tanah galian
saluran

5.1. Dewatering
Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan
ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa
menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya
selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan
bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada
masyarakat dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak
diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban ker, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka
perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan
tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk pekerjaan “coferring” atau
“kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan “dewatering”, sedangkan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang
dipakai peralatan yang dipergunakan, “Overhead” dan keuntungan Kontraktor.

5.2. Quality Kontrol


1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua percobaan-percobaan
dan pengujian-pengujian terhadap material bangunan serta pemeriksaan-pemeriksaan
terhadap hasil kerja Kontraktor Pelaksana.
2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas dalam Proyek
ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini :

Spesifikasi Teknis -98


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

• Pemeriksaan Kualitas Material Timbunan, kerikil, geomembrane, geotextile dan lain lain.
• Pemeriksaan Kualitas Beton K,125, K-175, K-225, K-350
• Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta Konsultan Supervisi dan
Owner.
3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan biaya sendiri
oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.
4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui,
dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, serta Owner.
5. Pekerjaan Quality Kontrol yang tidak dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi tidak
diakui serta tidak bisa dijadikan dasar untuk Pembayaran Kemajuan Pekerjaan.
6. Komponen-Komponen bangunan/struktur yang gagal dalam pemeriksaan kualitas bedasarkan
laporan Laboratorium dan Konsultan Supervisi, maka komponen-komponen
bangunan/struktur tersebut dengan biaya sendiri harus dibongkar oleh Kontraktor Pelaksana
dan digantikan dengan yang baru.

5..3. Sheet Pile


Kontraktor diharapkan menyewa alat Sheet pile sesuai dengan analisa RAB atau
berkonsultasi dengan pengawas

5..4. Pembuatan KISDAM tinggi 1,5 m tebal 0,6 m


Umum
1. Uraian
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-
kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor
diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai
kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya
kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan
pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar
tetap kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.
2. Bahan Material
• Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Bambu Ori dan Gedeg Guling
• Bambu yang dipakai sesuai dengan analisa RAB.
• Gedeg yang digunakan harus gedeg yang baru dan bagus,untuk hal ini kontraktor harus
mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi.
• Kawat Ikat diameter 4 mm.
• Karung glangsing dan tanah pengisi
3. Pelaksanaan Pemasangan Kisdam
a. Kisdam dipasang memanjang sepanjang saluran yang akan dikerjakan.
b. Jarak titik tanam bambu ori ( sebagai penguat kisdam ) arah melintang sejarak 60 cm, serta
arah memanjang sejarak 100 cm.
c. Bagian dalam bambu ori dipasang gedeg guling setinggi 2 meter dan diikat dengan kawat
pada bambu ori dari dasar saluran, dan bagian dalam tersebut disi tanah yang diambil dari
saluran, sehingga air tidak dapat masuk pada area yang akan dikerjakan.
d. Khusus pekerjaan pengerukan lumpur, digunakan kisdam sandbag dengan ukuran tinggi
1,00 – 2M’

Spesifikasi Teknis -99


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

5.5. Pembongkaran Pagar Existing


Pembongkaran dikakukan apabila di sekitar lokasi dapat menghambat berjalannya proyek.
Dan disesuaikan pada gambar dan RAB.

5.6. Rekondisi Pagar Pasang Kembali


Setelah pekerjaan selesai, kontraktor berkewajiban melakukan pengembalian kondisi
(rekondisi)bangunan-bangunan di lokasi maupun di sekitar lokasi proyek yang terganggu akibat
pelaksanaanproyek. Rekondisi biasanya dilakukan pada pagar ,paving, taman, dll.analisa sesuai
RAB.

5.7. Penebangan pohon existing


Penebangan pohon dilakukan oleh pekerja yang diawasi oleh mandor, jika
menghalangi proses pekerjaan proyek, analisa sesuai dengan RAB.

5.8. Pembersihan Lapangan / Lokasi


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan ling kungan area kerja selama
proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang di areal lokasi pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua,
lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa -sisa semua material yang tidak
terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan p ekerjaan

5. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara
lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan
kewajiban pada masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan
berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta laporan
pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan
persetujuan / diketahui pihak pengawas lapangan / direksi dan konsultan pengawas.

Spesifikasi Teknis -100


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

BAB VII
PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya akan
merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal -hal yang belum diatur
dalam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua tambahan
atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan merupakan pedoman dalam proses
pelaksanaan berikutnya.

Spesifikasi Teknis -101

Anda mungkin juga menyukai