Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS DIPONEGORO

ARAHAN ZONASI KAWASAN WISATA PANTAI PANJANG (LONG


BEACH), KOTA BENGKULU

TUGAS AKHIR

DETRIAN FILANI
L2D 007 013

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG
FEBRUARI 2012
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Detrian Filani


NIM : L2D 007 013
Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas : Teknik
Judul Proposal : Arahan Zonasi Di Kawasan Wisata Pantai Panjang (Long
Beach), Kota Bengkulu

TIM PENGUJI

Pembimbing : Samsul Ma’rif SP, MT ( ....................................)

Penguji I : Prof. DR. Ir. Sugiono Soetomo CES, DEA ( ....................................)

Penguji II : Ir. Rina Kurniati, MT (.......................................)

Semarang, Februari 2012


Mengetahui,
Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Dr.-Ing. Asnawi ST
NIP. 197107241997021001

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir yang berjudul, “Arahan Zonasi Di Kawasan Wisata Pantai Panjang (Long
Beach), Kota Bengkulu” ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : Detrian Filani


NIM : L2D 007 013

Tanda Tangan : .....................................


Tanggal : 24 Februari 2012

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala limpahan
kasih, rahmat, dan karuniaNya, sehingga tugas Mata Kuliah Metedologi Penelitian
ini dapat terselesaikan. Laporan Proposal yang berjudul “Arahan Zonasi Di
Kawasan Wisata Pantai Panjang (Long Beach), Kota Bengkulu” merupakan
tugas yang diberikan sebagai syarat penilaian Mata Kuliah Metedologi Penelitian.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Samsul Ma’rif SP, MT, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penulis untuk menyelesaikan proposal penelitian ini.
2. Bapak Prof. DR. Ir Sugiono Soetomo CES, DEA, dan Ir. Rina Kurniati, MT
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Bapak Dr.rer.nat. Ir. Imam Buchori, Ibu Landung Esariti, ST, MPS, dan Bapak
Dr. Ir. Joesron Alie Syahbana, M.Sc selaku tim dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan.
4. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan pada saya.
5. Teman-teman se- angkatan Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2007
atas kebersamaan dan kerjasamanya selama ini.
6. Seluruh pihak yang telah membantu saya selama ini yang tidak dapat saya
ucapakan satu-persatu.
Saya menyadari dalam penyusunan proposal ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, saya berharap agar proposal ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.

Semarang, Februari 2012

Penyusun

iv
SPECIAL THANKS TO:

1. Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya tanpa henti-hentinya


dalam setiap langkahku untuk terus maju dengan keterbatasan yang
dimiliki.

2. My BIG FAMILY yang sanga saya cintai dan banggakan (MAK, BAK,
Dank David, Wadang April, Dunga Difi, Wah Dena, dan Adek Heni).

3. My Close Friend (Ardos Puji Setiawan dan Ferbrian Jumara)

4. Bang Adi, Hendry, Heru, Alven, ozy, AYUK HAPPY,

5. Teman IKMBS + kontrakan 54A ( Dank Ferdi, Frinti, Ovi, Aar, Ines,Flo
Lusi, Bang ari, Bang Ramli, Bang ardi, Memet)

6. Teman Planologi se-Angkatan 2007 (Wulan, Simson, Maya, Ridho,

Akbar, Doni, Arif, Dinda, Fitra dan semuanya)

7. Mbak Inung yang telah sabar melayani aku dalam pinjam meminjam buku

8. Mbak nur yang mengurusi syarat2 ku dalam persiapan sidang

9. And special one “my thE One”

10. Semuanya... thanks

v
ABSTRAK

Perkembangan suatu kota tidak hanya berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi tetapi
juga terkait dengan perubahan-perubahan lingkungan atau keruangan. Perubahan keruangan ini
disebabkan oleh aktivitas yang berlangsung menempati ruang-ruang dalam kota. Dan ketika
ruang-ruang di kota tidak lagi memungkinkan untuk dilakukan pembangunan maka aktivitas kota
akan merambat keluar menuju daerah di sekitar kota yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Hal ini juga dialami Kota Bengkulu. Seiring berjalannya waktu perkembangan Kota
Bengkulu merambat keluar kota (centrifugal forces). Aktivitas-aktivitas yang ada di dalam kota
ekspansi menuju kawasan objek wisata pantai panjang (long beach). Potensi pariwisata yang
dimiliki Pantai Panjang dengan menawarkan keindahan pantai yang eksotis dan menjadi faktor
pendorong aktivitas yang ada di dalam kota merambat keluar. Masuknya aktivitas perkotaan ke
kawasan objek wisata Pantai Panjang, pada akhirnya objek wisata Pantai Panjang pun ikut
berkembang. Perkembangan Pantai Panjang ini dapat dilihat munculnya kegiatan baru seperti
pembangunan mall, jogging track, sport centre, tempat hiburan malam, kolam renang, hotel dll.
Dengan adanya pembangunan ini berimplikasi terhadap perubahan ruang di kawasan objek
wisata Pantai Panjang. Adanya zonasi baru ini dinilai menimbulkan masalah keruangan seiring
terjadinya okupasi lahan-lahan yang kosong.

Dari uraian di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memberikan arahan zonasi di
kawasan objek wisata Pantai Panjang (Long Beach), Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan
metode analisis kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan metode AHP dalam mendapatkan
bentuk pengembangan yang sesuai di Wisata Pantai Panjang berdasarkan keputusan pihak yang
terkait seperti pemerintah, swasta dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui
pengumpulan data primer dan data sekunder, di mana pengumpulan data primer dilakukan dengan
cara observasi, wawancara serta kuesioner untuk menambah informasi. Data sekunder didapatkan
dari dinas dan instansi yang terkait dengan penelitian ini diantaranya dari BPS, Dinas Pariwisata,
Bappeda Provinsi Bengkulu, Bappeda Kota Bengkulu. Akhir dari penelitian ini yaitu arahan zonasi
di kawasan objek wisata Pantai Panjang untuk mengontrol pembangunan agar tetap konsisten
terhadap aturan tata ruang yang ada.

Dari hasil AHP didapatkan bahwa arahan zonasi yang sesuai diterapkan di Wisata
Pantai Panjang yaitu dengan proporsi kawasan lindung dan kawasan budidaya sebesar 60% :
40%. Kemudian dari proporsi tersebut kawasan lindung dan kawsan budidaya dibagi dalam
spesifikasi yang lebih detail. Spesifikasi mengenai klasifikasi zona, ketentuan-ketentuan umum
dalam pelaksannaan pembangunan di Wisata Pantai Panjang. Dan di akhirnya dirangkum dalam
bentuk Zoning Text dan Zoning Map.

Keyword : perubahan secara spasial, zonasi

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................iv
ABSTRAK .............................................................................................................................................vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................3
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ...............................................................................................4
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................................................................4
1.3.2 Sasaran Penelitian ......................................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................................4
1.4.1 Ruang Lingkup Materi .................................................................................................4
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah...............................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................................................8
1.5.1 Manfaat Teoritis ...........................................................................................................8
1.5.2 Manfaat Praktis.............................................................................................................8
1.6 Metodologi Penelitian ...........................................................................................................8
1.6.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................................................8
1.6.2 Metode Analisis ...........................................................................................................9
1.6.3 Kebutuhan dan Sumber Data .......................................................................................9
1.6.4 Teknik Analisis ..........................................................................................................10
1.6.5 Teknik Pengambilan dan Ukuran Sampel .................................................................13
1.7 Keaslian Penelitian...............................................................................................................15
1.8 Posisi Penelitian Dalam Bidang PWK .................................................................................16
1.9 Alur pemikiran penelitian.....................................................................................................16
1.10 Sistematika Penulisan...........................................................................................................18

BAB II KAJIAN LITERATUR .......................................................................................................19


2.1 Perkembangan Kota ............................................................................................................19
2.1.1 Proses Perambatan Kenampakan Fisik Kota . ............................................................20
2.1.2 Pola Perkembangan Daerah Terbangun di Kawasan Pesisir .....................................22
2.2 Pengertian Pariwisata ..........................................................................................................23
2.2.1 Perkembangan Objek Wisata ....................................................................................24
2.2.2 Dampak Perkembangan Objek Wisata ......................................................................24
2.3 Faktor Penawaran dan Permintaan Dalam Pariwisata..........................................................25
2.3.1 Fungsi Penawaran Dalam Pariwisata ........................................................................25
2.3.2 Fungsi Permintaan Dalam Pariwisata ........................................................................26
2.4 Sistem Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir ..................................................27
2.5 Pemanfaatan Ruang .............................................................................................................30

vii
2.6 Pengertian Ruang .................................................................................................................31
2.7 Pola Ruang ..........................................................................................................................32
2.7.1 Kawasan Lindung ...................................................................................................32
2.7.2 Kawasan Budidaya .................................................................................................33
2.8 Konsep Zonasi Dalam Pariwisata ........................................................................................34
2.8.1 Pengertian Zonasi ...................................................................................................34
2.8.2 Peraturan Zonasi .....................................................................................................34
2.8.3 Tujuan Zonasi .........................................................................................................35
2.9 Pedoman Penyusunan Aturan Pemanfaatan Ruang (Zoning Regulation) ...........................36
2.9.1 Ketentuan Umum ...................................................................................................36
2.9.2 Materi Aturan Pola Pemanfaatan Ruang Menurut DPU Tahun 2004 ....................37
2.9.3 Unsur Peraturan Zonasi ..........................................................................................38
2.10 Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Bahari ......................................39
2.11 Konsep Pengembangan Kawasan Wisata di Pesisir ............................................................40
2.11.1 Pengertian Wisata Pantai ........................................................................................40
2.11.2 Pengertian Kawasan Pesisir ....................................................................................42
2.12 Karakteristik Kawasan Pesisir .............................................................................................46
2.12.1 Karakteristik Fisik ..................................................................................................46
2.12.2 Karakteristik Ekonomi, Sosil dan Budaya ..............................................................47
2.13 Sintesa Kajian Literatur .......................................................................................................51

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH.....................................................................................55


3.1 Kota Bengkulu ........................................................................................................................55
3.1.1 Kondisi Geografis.......................................................................................................55
3.1.2 Kondisi Fisik Lingkungan .........................................................................................56
3.1.3 Kondisi Kependudukan .............................................................................................57
3.1.4 Kondisi Perekonomian ..............................................................................................58
3.2 Konstelasi Kota Bengkulu dan Wilayah Penelitian ...............................................................59
3.3 Pariwisata Kota Bengkulu .....................................................................................................61
3.4 Kecamatan Ratu Agung ..........................................................................................................63
3.4.1 Kondisi Geografis ......................................................................................................63
3.4.2 Kondisi Fisik Alam Dan Penggunaan Lahan ............................................................63
3.4.3 Kondisi Kependudukan .............................................................................................65
3.5 Pantai Panjang (Long Beach)..................................................................................................65
3.5.1 Kondisi Geografis.......................................................................................................65
3.5.2 Kondisi Fisik Alam.....................................................................................................68
3.5.3 Potensi Flora Fauna ....................................................................................................68
3.5.4 Aksesibilitas ..............................................................................................................68

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................................69


4.1 Analisis Sistem Aktivitas di Kawasan Wisata Pantai Panjang ...............................................69
4.2 Analisis Perubahan Lahan di Kawasan Wisata Pantai Panjang..............................................78
4.2.1 Perkembangan Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2006-2011 .............................78
4.2.2 Distribusi Lokasi Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2006-2011 .........................82
4.3 Analisis Bentuk Pengembangan Wisata Pantai Panjang (Long Beach)

viii
dengan Metode AHP ..............................................................................................................84
4.3.1 Penentuan Hierarki Alternatif Penentuan Bentuk Pengembangan
Wisata Pantai Panjang ...............................................................................................84
4.3.2 Hierarki Penentuan Bentuk Pengembangan Wisata Pantai Panjang .........................85
4.4 Penerapan Penentuan Bentuk Pengembangan Wisata Pantai Panjang ...................................87
4.5 Hasil Penilaian Alternatif Penentuan Bentuk Pengembangan Wisata Pantai Panjang ..........90
4.5.1 Hasil Penilaian Alternatif Pada Setiap Pihak Pengambil
Keputusan (Deccesion Maker) ..................................................................................91
4.6 Perbandingan Alternatif Terpilih dengan Kondisi Sekarang (eksisting) ................................92
4.7 Arahan Zonasi di Kawasan Wisata Pantai Panjang (Long Beach) Kota Bengkulu ...............93
4.8 Ketentuan Umum dan Teknis Peraturan Zonasi Wisata Pantai Panjang
(Long Beach) Kota Bengkulu .............................................................................................101

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..........................................................................104


5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................104
5.2 Rekomendasi Untuk Pemerintah Kota .................................................................................105
5.3 Rekomendasi Untuk Studi Lanjutan ....................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA

ix
DAFTAR TABEL

Tabel I.1 :
Pengunjung Wisata Pantai Panjang tahun 2005-2011 ......................................................2
Tabel I.2 :
Kebutuhan dan Sumber Data ............................................................................................9
Tabel I.3 :
Skala Banding Berpasangan ...........................................................................................11
Tabel I.4 :
Kriteria Narasumber .......................................................................................................14
Tabel I.5 :
Keaslian Penelitian .........................................................................................................15
Tabel II.1 :
Klasifikasi Sistem Aktivitas ............................................................................................27
Tabel II.2 :
Konsep Zoning Yang Selektif (Selected Zoning Concepts) ...........................................35
Tabel II.3 :
Klasifikasi Zona .............................................................................................................37
Tabel II.4 :
Ketentuan Pemanfaatan Pada Tiap Zona.........................................................................38
Tabel II.5 :
Tipe Pantai dan Perkembangan Fisik Kota ....................................................................48
Tabel II.6 :
Sintesa Kajian Literatur...................................................................................................51
Tabel III.1 :
Luas Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan .......................................................................56
Tabel III.2 :
Jumlah Penduduk Kota Bengkulu Dab Jenis Kelamin Tahun 2010 ...............................57
Tabel III.3 :
Kepadatan Penduduk Kota Bengkulu Tahun 2010 ........................................................58
Tabel III.4 :
Distribusi Persetase Pertumbuhan PDRB Kota Bengkulu Tahun 2000-2006
Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha...................................................58
Tabel III.5 : Objek Wisata yang Terdapat Di Kota Bengkulu ............................................................61
Tabel III.6 : Luas Wilayah Kec. Ratu Agung......................................................................................63
Tabel III.7 : Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kec. Ratu Agung Tahun 2009 ..................................65
Tabel III.8 : Kecamatan Ratu Agung Berdasarkan Mata Pencaharian ...............................................65
Tabel IV.1 : Klasifikasi Sistem Aktivitas di Wisata Pantai Panjang ..................................................69
Tabel IV.2 : Sistem Aktivitas di Wisata Pantai Panjang .....................................................................76
Tabel IV.3 : Perkembangan Perubahan Lahan Per Jenis Penggunaan Lahan di Kawasan
Wisata Pantai Panjang Tahun 2006-2011 .......................................................................79
Tabel IV.4 : Rincian Perkembangan Perubahan Lahan Per Jenis Penggunaan Lahan di Kawasan
Wisata Pantai Panjang Tahun 2006-2011........................................................................79
Tabel IV.5 : Klasifikasi Besaran dan Lokasi Perubahan Penggunaan Lahan di Pantai Panjang
Tahun 2011 (eksisting) ..................................................................................................82
Tabel IV.6 : Kriteria Pembobotan ........................................................................................................87
Tabel IV.7 : Nilai VP Rata-rata Alternatif Bentuk Pengembangan Wisata
Pantai Panjang ................................................................................................................91
Tabel IV.8 : Nilai VP Rata-rata Setiap Deccesion Maker Dalam Bentuk Pengembangan Wisata
Pantai Panjang ................................................................................................................92
Tabel IV.9 : Klasifikas Zona Di Wisata Pantai Panjang .....................................................................98
Tabel IV.10: Daftar Kegiatan Di Wisata Pantai Panjang ....................................................................98
Tabel IV.11: Ketentuan-ketentuan Umum Arahan Zonasi Di Kawasan Wisata
Pantai Panjang (Long Beach) Kota Bengkulu ..............................................................101

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Peta Administrasi Kecamatan Ratu Agung .................................................................6


Gambar 1.2 : Peta Wilayah Penelitian (Pantai Panjang)....................................................................7
Gambar 1.3 : Matrik Teknik AHP ...................................................................................................10
Gambar 1.4 : Bentuk Hierarki dalam AHP ......................................................................................12
Gambar 1.5 : Posisi Penelitian Dalam Ilmu PWK ..........................................................................16
Gambar 1.6 : Alur Pemikiran Penelitian .........................................................................................17
Gambar 2.1 : Perkembangan Horizontal..........................................................................................19
Gambar 2.2 : Perkembangan Vertikal ..............................................................................................20
Gambar 2.3 : Perkembangan Interstisal ...........................................................................................20
Gambar 2.4 : Perembetan Konsentris ..............................................................................................21
Gambar 2.5 : Perembetan Linear ....................................................................................................21
Gambar 2.6 : Perembetan Meloncat ................................................................................................22
Gambar 2.7 : Pola Perkembangan Daerah Terbangun di Daerah Pesisir .........................................22
Gambar 2.8 : Zona Pengembangan Kawasan Pantai ......................................................................41
Gambar 2.9 : Desain Perlindungan Dune dan Beach ......................................................................42
Gambar 2.10 : Batasan Fisik Wilayah Pesisir ...................................................................................43
Gambar 3.1 : Konstelasi Kota Bengkulu dan Wilayah Peneltian ...................................................60
Gambar 3.2 : Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Ratu Agung (Eksisting) ...................................64
Gambar 3.3 : Peta Kondisi Eksisting Pantai Panjang ......................................................................66
Gambar 4.1 : Aktivitas Berlibur di Pantai Panjang ..........................................................................71
Gambar 4.2 : Aktivitas Olahraga di Pantai Panjang ........................................................................72
Gambar 4.3 : Aktivitas Perdagangan (Mall) di Pantai Panjang........................................................73
Gambar 4.4 : Aktivitas Perhotelan di Pantai Panjang ......................................................................74
Gambar 4.5 : Aktivitas Cafe dan Restoran di Pantai Panjang..........................................................75
Gambar 4.6 : Sistem Aktivitas di Wisata Pantai Panjang ................................................................77
Gambar 4.7 : Perubahan Penggunaan Lahan di Wisata Pantai Panjang Tahun 2006-2011 .............81
Gambar 4.8 : Distribusi Lokasi Perubahan Penggunaan Lahan di Wisata Pantai Panjang
Tahun 2006-2011 .......................................................................................................83
Gambar 4.9 : Hierarki Penentuan Bentuk Pengembangan Wisata Pantai Panjang ..........................87
Gambar 4.10 : Tahap I: Penerapan Pemilihan Kriteria Penentuan Bentuk Pengembangan
Wisata Pantai Panjang ...............................................................................................88
Gambar 4.11 : Tahap II : Penerapan Pemilihan Alternatif Penentuan Bentuk Pengembangan
Wisata Pantai Panjang................................................................................................88
Gambar 4.12 : Grafik Nilai VP Rata-rata Alternatif Bentuk Pengembangan Wisata
Pantai panjang............................................................................................................91
Gambar 4.13 : Grafik Nilai VP Rata-rata Deccesion Maker Pada Setiap Alternatif
Bentuk Pengembangan Wisata Pantai panjang ..........................................................92
Gambar 4.14 : Zona Pengembangan Wisata Pantai Panjang ............................................................94
Gambar 4.15 : Kode Klasifikasi Zona Di Kasawan Wisata Pantai Panjang (Long Beach) ............100

xi
1

BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Dinamika perkembangan kota pada prinsipnya baik dan alamiah karena perkembangan
itu merupakan ekspresi dari perkembangan masyarakat di dalam kota (Markus Zahnd,1999: 17).
Aktivitas masyarakat yang semakin meningkat yang membutuhkan ruang sebagai wadahnya lambat
laun akan mengubah tata ruang perkotaan semakin padat, ruang kosong akan berdiri berbagai
macam gedung komersial, pemerintahan, pendidikan. Perkembangan baik secara fisik maupun
nonfisik kota akan terus terjadi seiring dengan muncul kegiatan-kegiatan baru sebagai tuntutan
permintaan dari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Pada perkembangan nonfisik cenderung
terlihat pada karakteristik masyarakat setempat sedangkan perkembangan fisik berkaitan langsung
dengan penggunaan lahan.
Perkembangan kota juga tidak lepas dengan fungsi kota sebagai pusat pelayanan bagi
daerah sekitarnya. Terpusatnya segala kegiatan di pusat kota membawa dampak banyaknya orang
datang ke kota untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Hal ini diungkapkan oleh
(Branch,1995: 37-43) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota
adalah fungsi kota yang bervariasi (fungsi ekonomi, perdagangan dan industri) akan lebih cepat
berkembang dibanding kota dengan fungsi tunggal. Kemudian (Wislher, 1996:7) juga menyatakan
bahwa perkembangan kota dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti perkembangan penduduk,
kemajuan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan teknologi di daerah perkotaan akan mendorong
peningkatan taraf hidup, tingkat mobilitas, pelayanan sehingga masyarakat di luar wilayah
perkotaan terdorong untuk datang ke kota dengan tujuan untuk lebih meningkatkan tingkat kualitas
hidup atau dengan kata lain mendorong timbulnya arus urbanisasi. Daerah-daerah di sekitar pusat
kota akan terus terbangun sebagai dampak pesatnya perkembangan di pusat kota. Pada waktu
tertentu perkembangan suatu kota akan memberikan multipler effect pada daerah sekitarnya
terutama daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan.
Dalam hal ini Kota Bengkulu yang terletak di wilayah pesisir mengalami perkembangan
kota ke arah luar kota yaitu daerah kawasan wisata. (Chafid Fandeli , 2001 : 87) menyatakan
bahwa wilayah pesisir mempunyai potensi yang besar untuk bidang kepariwisataan terutama untuk
wisata bahari dan terdapat indikasi bahwa wilayah pesisir merupakan kawasan yang tumpang tindih
kepentingan. Perkembangn kota seiring dengan aktivitas yang terus meningkat di dalam kota.
Semakin lama kegiatan yang ada di dalam kota mengalami pergerakan ke luar kota menuju
kawasan wisata (centrifugal forces).

1
2

Perkembangan Kota Bengkulu merembet ke kawasan pinggiran kota (urban sprawl) yaitu
menuju kawasan wisata Pantai Panjang. Hal ini terjadi terkait dengan posisi relatif Long Beach
yang dekat Kota Bengkulu yaitu sekitar 3 km dan kemudahan akses bagi masyarakat untuk
menjangkau lokasi serta ketersedian lahan kosong untuk dilakukannya kegiatan ekonomi.
Kemudian keunikan keindahan pantai yang eksotis, yang memiliki panjang pantai yang lebih
kurang 7 km dengan memiliki pasir putih, dengan jarak garis pasang air laut dengan daratan cukup
jauh yaitu sekitar 250 m serta di sepanjang pinggir pantai ditumbuhi cemara pantai. Keberadaan
Long beach yang dinilai mempunyai prospek untuk menjadi salah satu tempat wisata Nasional dan
Internasional. Hal ini diungkapkan Agusrin Najamudin sebagai Gubernur Provinsi Bengkulu
(dalam surat kabar Harian Rakyat Bengkulu) yang menyatakan Long Beach adalah Pantai Kuta nya
Bengkulu, yang memiliki potensi untuk menjadi tujuan wisata domestik maupun internasional.
Sektor pariwisata yang merupakan agen pembangunan bagi suatu kota yang dapat
mendorong perkembangan ekonomi (Oka A. Yoeti, 2008 : 25). Dalam upaya pengembangan objek
wisata Pantai Panjang, Pemerintah Kota Bengkulu berupaya menarik investor swasta dalam
melakukan pembangunan. Pembangunan intensif yang terjadi di lokasi objek wisata Panjang
dikarenakan ada suatu prospek yang dapat memberikan keuntungan dalam berinvestasi.
Konsekuensi dari itu, akhirnya terjadi proses perubahan secara spasial di lokasi tersebut. Kegiatan-
kegiatan yang muncul akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan (demand)
yang ada dan harus disediakan dari sisi supplay. Kebutuhan (demand) dalam hal ini adalah
kebutuhan dari para pengunjung dan penduduk yang melakukan sedangkan sisi supplay adalah
lahan atau ruang ada.
Adanya kegiatan baru seperti mall, hotel, tempat hiburan malam, jogging track, dll
membentuk zonasi baru di kawasan wisata Pantai Panjang. Zonasi baru ini merupakan perubahan
lahan atau okupasi lahan di kawasan objek wisata Long Beach. Pembangunan yang terjadi di Long
Beach mengidentifikasikan akan merusak kelestarian lingkungan dan keindahan pantai serta
perkembangan yang ada tidak sesuai dengan fungsi utama sebagai kawasan wisata. Kemudian ke
depan kwasan wisata Pantai Panjang akan terus berkembang karena demand yang akan terus
meningkat dan bertambahnya jumlah pengunjung tiap tahunnya. Berikut rincian jumlah
pengunjung Pantai Panjang:
Tabel I.1
Pengunjung Wisata Pantai Panjang Tahun 2005-2011
No. Tahun Jumlah Pengunjung
1 2005 15330
2 2006 16097
3 2007 16901
4 2008 17746
5 2009 18634
3

6 2010 24224
7 2011 25435
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bengkulu
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tiap tahun pengunjung Wisata Pantai Panjang terus
meningkat. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya yaitu sekitar
30%, hal ini karena pada tahun 2010 diselenggarakannya MTQ Nasional di Kota Bengkulu dan
secara otomatis banyak pengunjung yang mengunjungi Pantai Panjang.
Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan arahan
mengenai pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan objek wisata Pantai Panjang dengan
mengarahkan kawasan ini dengan kegiatan yang kompatibel dengan fungsi utamanya yaitu
kawasan wisata melalui aturan zonasi.

1.2 Rumusan Masalah


Perkembangan Kota Bengkulu yang merambat ke luar menuju kawasan wisata Pantai
Panjang (Long Beach) berimplikasi terhadap perkembangan wisata Pantai Panjang. Munculnya
pembangunan baru yang membentuk zonasi baru di kawasan wisata Pantai Panjang sebagai refleksi
dari kebutuhan (demand) dan harus disediakan wadah yaitu lahan (supplay). Perkembangan yang
dimulai dengan adanya satu kegiatan utama yaitu kegiatan wisata kemudian diikuti dengan
pembangunan kegiatan penunjang lainnya seperti mall, kolam renang, hiburan malam, hotel, dll.
Adanya kecenderungan yang akan menghilangkan fungsi utama Pantai Panjang yaitu
berwisata, terjadinya okupasi lahan yang menjadi kawasan lindung di kawasan Pantai Panjang,
pembangunan fasilitas wisata yang tidak dinilai tidak tertata dengan baik akan mengancam
keberadaan Long Beach yang akan menjadi salah satu tujuan wisata internasional karena
ketidakteraturan dan kurang estetis dan akan menimbulkan spekluasi akan lahan di sekitar kawasan
ini. Untuk itu perlunya diatur mengenai kegiatan yang kompatibel dengan kawasan Long Beach
sebagai tempat wisata dan agar kepentingan ekonomi dan lingkungan dapat berjalan harmonis serta
tercipta optimalisasi dalam pemanfaatan ruang di kawasan wisata Pantai Panjang. Dalam
memberikan arahan zonasi di kawasan ini akan mempertibangkan aspirasi dari pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat yang terkait dengan keinginan apa yang mereka kehendaki dalam
perwujudan fisik Pantai Panjang sebagai alternatif bagi arahan zonasi secara teknis. Dengan
demikian muncul pertanyaan dari penelitian ini yaitu Bagaimana arahan zonasi di kawasan wisata
Pantai Panjang (Long Beach)?
4

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian


1.3.1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah menentukan arahan zonasi di kawasan wisata Pantai Panjang
(Long Beach)
1.3.2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan di atas, maka sasaran yang akan dicapai meliputi :
1. Perencanaan penataan wisata di kawasan wisata Pantai Panjang (Long Beach)
a. Analisis sistem kegiatan kawasan di kawasan wisata Pantai Panjang
b. Analisis perubahan lahan yang terjadi di kawasan wisata Pantai Panjang
2. Bentuk pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang (Long Beach)

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi ruang lingkup materi atau substansial dan
ruang lingkup wilayah atau spasial.
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian mencakup pembahasan materi
yang berkaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang yaitu terkait dengan arahan zonasi di
kawasan wisata Pantai Panjang. Adapun hal–hal yang berkaitan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem kegiatan terkait dengan pelaku kegiatan, antara lain:
 Individu dan rumah tangga
 Perusahaan
 Institusi
b. Penggunaan lahan di kawasan Wisata Pantai Panjang dalam 5 tahun terakhir yang meliputi:
 Penggunaan lahan pada tahun 2006 dimana sebelum pembangunan terjadi
 Penggunaan lahan tahun 2011 atau eksisting
Dengan melihat perubahan dari 5 tahun terakhir dapat dilihat perubahan penggunaan lahan
yang terjadi.
c. Konsep mengenai penataan dan pengembangan wisata di wilayah pesisir

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah yang menjadi obyek penelitian ini merupakan daerah yang
berbatasan langsung dengan Pantai Panjang (Long Beach) atau daerah yang berada di sepanjang
Jalan Pariwisata yang secara administratif terletak hampir di setiap kecamatan yang ada, tapi dalam
penelitian ini wilayah studi hanya di Kecamatan Ratu Agung yaitu di Jalan Samudra dan Jalan
Pariwisata seluas 909.750 atau ± 90 Ha . Pemilihan tersebut didasarkan lokasi ini merupakan
5

kawasan yang rentan mengalami perkembangan pada masa yang akan datang serta mempunyai
hubungan yang kuat dengan pusat kota karena posisi Pantai Panjang yang dekat dengan pusat kota.
Kemudian lokasi yang dipilih berbatasan langsung langsung dengan kawasan lindung yang fungsi
keberadaannya sama sekali tidak boleh tersentuh oleh kegiatan pembangunan dalam bentuk
apapun. Jadi wilayah penelitian terletak pada dua kondisi yang tidak bisa untuk dilakukan lagi
kegiatan pembangunanSehingga secars otomatis pembangunan yang akan terjadi di masa akan
datang semuanya terjadi di Kawasan Pantai Panjang. Atas pemikiran itulah dipilihnya Pantai
Panjang sebagai lokasi penelitian.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
6

Sumber: http//:bengkulukota.go.id

Gambar 1.1
Peta Administrasi Kecamatan Ratu Agung
7

Permu
kiman INSET
Kec.
Ratu Agung

Wilayah Penelitian

Permukiman

Kawasan
lindung

Sumber: http//:bengkulukota.go.id

Gambar 1.2
Peta Wilayah Penelitian (Pantai Panjang)
8

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan kontribusi tehadap disiplin ilmu PWK terutama yang berkaitan
pengendalian pemanfaatan ruang sebagai akibat dari berkembangannya objek wisata.

1.5.2 Manfaat Praktis


a. Dapat memberikan arahan mengenai pengendalian pemanfaatan ruang melalui zonasi yang
terkait dengan perkembangan pariwisata.
b. Dapat memberikan masukkan kepada Pemerintah daerah maupun investor swasta lain
selaku pihak yang terkait dengan pengembangan maupun pembangunan objek wisata. Serta
memposisikan kepentingan ekologi dan ekonomi sejalan dengan harmonis sehingga dapat
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
c. Memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya untuk mengkaji dalam kaitannya dengan
pengembangan wisata di kawasan pesisir.

1.6 Metodologi Penelitian


1.6.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian Arahan Zonasi di Kawasan Wisata Pantai Panjang (Long Beach)
Bengkulu merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan
zonasi di kawasan wisata Pantai Panjang (Long Beach) di Kota Bengkulu. Untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah dirumuskan, adapun beberapa hal yang dilakukan yaitu (1) memahami kajian
literatur mengenai zonasi kawasan wisata hal ini yaitu perubahan lahan (2) menemukan variabel
penelitian untuk proses analisis (3) observasi lapangan untuk melihat langsung kejadian di
lapangan (4) menganalisis dan memberikan arahan zonasi terkait dengan perubahan lahan yang
terjadi di objek wisata Pantai Panjang (Long Beach) sehingga sesuai dengan aturan tata ruang yang
ada.
Kajian literatur dipilih sebagai langkah awal untuk membangun konsep pemikiran
mengenai konsep zonasi yang terkait dengan perubahan keruangan atau lahan. Dengan melakukan
kajian literatur peneliti akan dapat memahami tentang zonasi dalam bidang pariwisata dan
sekaligus membantu dalam proses analisis nantinya.
Langkah selanjutnya adalah menemukan variabel penelitian yang merupakan unsur dari
objek yang akan diteliti. Serta untuk membantu dalam peneliti dalam melakukan analisis.
Kemudian melakukan observasi lapangan untuk melihat langsung kondisi wilayah yang menjadi
wilayah penelitian, dengan cara mengidentifikasi variabel penelitian yang telah ditemukan melalui
9

kajian literatur sebelumnya. Hasil dari kegiatan observasi lapangan adalah data-data yang dapat
mendukung dalam melakukan analisis.

1.6.2 Metode Analisis


Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan ada dua yaitu kualitatif dan
kuantitatif
a. Kualitatif
Metode analisis kualitatif yaitu dengan deskriptif kualitatif, digunakan untuk mengolah
data yang bukan berupa angka. Dalam penelitian ini seperti menganalisis karateristik
kawasan Wisata Pantai Panjang (kondisi fisik, kependudukan, sosial, ekonomi,
penggunaan lahan, dll), analisis perubahan lahan dan analisis sistem kegiatan. Dengan
menggunakan analisis kualitatif dapat memberikan penjelasan mengenai wilayah
penelitian secara jelas.
b. Kuantitatif
Metode analisis kuantitatif yaitu dengan teknik deskriptif kuantitaif, digunakan untuk
mengolah data yang berupa angka. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif digunakan
dalam pemilihan atas persepsi dari pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat.

1.6.3 Kebutuhan dan Sumber Data


Adapun kebutuhan dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
Tabel I.2
Kebutuhan Data dan Sumber Data
No. Analsisis Kebutuhan Data Bentuk Data Sumber Data
1. Analisis sistem Pelaku kegian Dokumentasi Observasi Visual
kegiatan  Individu hasil Survei, DinasTata Kota
(deskriptif  Swasta wawancara, foto Bengkulu
kualitatif)  institusi
Jenis kegiatan
 Permukiman
 Komersial,dll
2. Analisis  Peta Dokumentasi BPN
perubahan lahan penggunaan hasil Survei, Dinas Tata Kota
(deskriptif lahan tahun wawancara, foto Bengkulu
kualitatif) 2006 Bappeda Kota
 Peta Kota Bengkulu
penggunaan
lahan tahun
2011

3 Analisis bentuk  Persepsi dari kuesioner Observasi


pengembangan pihak lapangan
wisata Pantai pengambil DPU
Panjang (Long Dinas Pariwisata
10

Beach) keputusan: BPN


 Pemerintah Dinas Tata Kota
 Swasta
 masyarakat
Sumber: Hasil Analisis, 2012

1.6.4 Teknik Analisis


Analytic Hierarchy Process(AHP) digunakan untuk mengambil keputusan kompleks yang
melibatkan perbandingan elemen-elemn keputusan, yang sulit untuk dikuantifikasikan dan biasa
digunakan ketika peneliti ingin membuat keputusan dengan kriteria yang telah ditentukan (Thomas
L. Saaty, 1991: 26). Terkait dengan penelitian ini, Analytic Hierarchy Process(AHP) digunakan
untuk mendapatkan konsep pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang yang ideal. Dalam
menyusun hirarki, (1) menentukkan tujuan atau fokus dari penelitian, (2) menentukan kriteria-
kriteria yang terkait dengan tujuan yang dinginkan, (3) menentukkan alternatif alternative (4)
mensistemtesis pertimbangan (5) menghitung indeks konsentensi.
Kriteria merupakan syarat mutlak yang harus ada untuk menentukkan tujuan, kriteria ini
terdiri dari syarat-syarat yang harus ada dalam menentukkan model penataan kawasan wisata
Pantai Panjang (Long Beach) yang ideal dimana kriteria tersebut merupakan temuan studi yang
terkait dengan aspek fisik, sosial budaya, ekonomi dan lingkungan.
Setelah menentukan tujuan, kriteria dan alternatif kemudian menetapkan prioritas criteria
dan alternative dengan membuat pembandingan berpasangan, yaitu alternatif-alternatif
dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Untuk memulai proses
pembandingan berpasang ini, pertama kita memilih salah satu kriteria, misalnya kriteria C yang
digunakan untuk melakukan pembandingan yang pertama. Lalu yang kedua letakkan alternatif
yang akan dibandingkan tepat di bawah kriteria tadi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah
ini:
C A1 A2 .... An
A1 ....
A2 ....
.
.
.
An ....
Sumber : Thomas L. Saaty: 85-86

Gambar 1.3
Matrik Teknik AHP
11

Untuk mengisi matrik berpasangan itu, kita menggunakan bilangan untuk


menggambarkan relatif pentingnya suatu alternatif di atas yang lainnya, terkait dengan kriteria
tertentu. Bilangan ini terdiri dari skala 1 sampai degan 9 yang ditetapkan bagi pertimbangan dalam
membandingkan pasangan alternatif di setiap tingkat hierarki terhadap suatu kriteria yang berada
satu tingkat di atasnya. Berikut tabelnya:
Tabel I.3
Skala Banding Berpasangan
Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama Dua mempunyai pengaruh
pentingnya yang sama besar terhadap
tujuan
3 Elemen yang satu sedikit Pengalaman dan penilaian
lebih penting dari elemen sedikit menyokong satu
lainnya elemen atas yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih Pengalaman dan penilaian
penting dari elemen lainnya sangat kuat menyokong satu
elemen dibandingkan elemen
lainnya
7 Satu elemen jelas lebih Satu elemen yang kuat di
mutlak penting daripada sokong dan dominan terlihat
elemen lainnya dalam praktek
9 Satu elemen mutlak penting Bukti yang mendukung
dari pada elemen lainya elemen yang satu terhadap
elemen yang lain memiliki
tingkat penegasan tertinggi
yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan jika ada
pertimbangan yang dua kompromi diantara dua
berdekatan pilihan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i
mendapat satu angka bila
dibandingkan dengan
aktivitas j, maka j
mempunyai nilai kebalikan
bila dibandingkan i
Sumber : Thomas L. Saaty: 85-86

Bentuk hirarki dalam teknik analisis AHP dalam penelitian ini secara garis beras dapat di
lihat pada gambar di bawah ini:
12

GOAL
Fokus/Tujuan

Pengambil
keputusan
DM 1 DM 2 DM 3

Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7

Alternatif-
alternatif A1 A2 A3

Sumber : Thomas L. Saaty

Gambar 1.4
Bentuk Hirarki Dalam AHP

A Perbandingan Berpasangan

Perbandingan berpasangan dimaksudkan untuk memperoleh nilai perbandingan dari


setiap alternatife yang dipilih dalam rangka mencari alternative yang paling sesuai dalam
menentukkan bentuk pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang Kota Bengkulu. Ditinjau dari
pentingnya suatu criteria dibandingkan dengan kriteria lainnya secara berpasangan. Setiap
alternative model pengambangan kawasan wisata Pantai Panjang Kota Bengkulu terdiri dari focus
atau tujuan, kriteria, dan alternatif.
 Tingkat I : Fokus atau tujuan

Merupakan bentuk pengembangan yang dikehendaki dalam pengembangan wisata Long Beach
yang compatible dengan kegiatan pembangunan dan lingkungan dalam rangka pengendalian
pemanfaatan ruang .

Tingkat II : Pihak pengambilan keputusan/pilahan

Merupakan pihak pengambilan keputusan yaitu pemerintah, swasta (dunia usaha) dan
masyarakat.
13

 Tingkat III : Kriteria

Kriteria merupakan suatu ukuran atau syarat yang menjadi dasar dalam pengembangan wisata
Long Beach. Dalam hal ini terkait dengan aspek fisik, sosial budaya, ekonomi dan lingkungan.

 Tingkat IV : Alternatif

Alternative merupakan bentuk pengembangan yang mempertimbangkan antara kawasan lindung


dan kawasan budidaya untuk menciptakan lingkungan yang sustaiable dan sesuai dengan
carrying capacity kawasan.

Secara keseluruhan setelah penyusunan hierarki, proses penilaian dan pembobotan setiap
alternatif yang ditanyakan kepada narasumber dalam bentuk kuesioner. Hasil penilaian dan
pembobotan dari setiap alternatif dibandingkan. Nilai perbandingan yang memiliki angka terbesar
adalah alternatif terpilih.

1.6.5 Teknik Pengambilan dan Ukuran Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling


merupakan teknik pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh sampel yang dapat dipercaya dan berkapasitas sesuai dengan topik penelitian
(Sugiyono, 2005: 53)
Dalam penelitian ini diperlukan informan kunci (Key Person) untuk mendapatkan
informasi mengenai wilayah studi yang terkait dengan bentuk yang diinginkan dalam
pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang.
Ukuran sampel disesuaikan dengan teknik pengambilan sampel yang telah dilakukan
sebelumnya. Untuk teknik purposive sampling, tidak perlu ditentukan ukuran sampelnya. Hal ini
disebabkan pada pada teknik purposive, wawancara ditujukan langsung para individu yang dipilih
berdasarkan tujuan informasi yang diinginkan dan kapasitas yang dimiliki oleh setiap narasumber
terpilih. Narasumber dalam hal ini mempresentasikan pihak yang dinilai dapat mengerti mengenai
pengembangan wisata Pantai Panjang yaitu 1) pihak pemerintah yang diwakili oleh tingkat
pejabagt pemerintahan, 2) pihak swasta yang diwakili oleh masing-masing unit kegiatan usaha
yang berkembang di wisata Pantai Panjang, 3) pihak masyarakat yang diwakili oleh tokoh
masyarakat. Berikut informan kunci dalam penelitian ini:
14

Tabel I.4
Kriteria Narasumber
Narasumber Kriteria Alasan
1. Instansi  Memiliki jabatan tertentu  Lebih memahami mengenai penataan
Pemerintah: dalm dinas ruang
o Bappeda  Memiliki pengalaman  Sebagai pihak yang membuat kebijakan
mengenai penataan ruang dalam penataan ruang
 Memiliki pengalaman
mengenai pengolahan
wilayah pesisir
o Dinas PU  Memiliki jabatan tertentu  Sebagai pihak yang yang mengetahui
dalam dinas pembangunan apa saja yang ada di lokasi
 Memiliki pengalaman dalam penelitian
hal pentaan kawasan  Sebagai pihak yang mengetahui terkait
terutama di wilayah pesisir dengan fasus fasum di lokasi penelitian.
 Pernah melakukan aktivitas
di lokasi penelitian.
o Dinas  Memiliki jabatan tertentu  Sebagai pihak yang terlibat langsung
pariwisata dalam dinas mengenai perkembangan pariwisata dan
 Memiliki pengalaman dalam membuat kebijakan dalam pengembangan
hal pengembangan kawasan pariwisata.
wisata pesisir
 Pernah melakukan aktivitas
dan memahami lokasi
peneltian
o Dinas Tata  Memiliki jabatan tertentu  Sebagai pihak yang yang mengetahui
KOta dalam dinas pembangunan apa saja yang ada di lokasi
 Memiliki pengalaman dalam penelitian
hal pentaan kawasan  Sebagai pihak yang memahami lokasi
 Pernah melakukan aktivitas penelitian.
di lokasi penelitian.
o BPN  Memiliki jabatan tertentu  Sebagi pihak yang memberikan ijin untuk
dalam dinas mendirikan bangunan baik untuk usaha
 Mengetahui dengan benar maupun tempat tinggal, sertifikasi tanah, dl
jenis pengggunaan lahan di
lokasi penelitian
2. Pelaku  Memiliki usaha/kegiatan di  Sebagai pelaku kegiatan yang yang ada di
kegiatan(dunia lokasi penelitian lokasi penelitian
usaha)  Merasakan dampak langsug terkait dengan
pengembangan pariwisata terkait dengan
pelayanan dengan pengunjung.
3. Masyarakat  Penduduk yang bermukim di  Merupakan seseorang yang dianggap
lokasi penelitian, selama ± memiliki hubungan dekat dengan
10 tahun. keberadaan Objek Wisata Pantai Panjang
 Penduduk berusia 18 tahun terkait dengan kehidupan atau aktivitas
ke atas dengan minimal sehari-hari.
pendidikan SMA.  Serta masyarakat yang mengathui apakah
 Merupakan individu yang penataan yang dilakukakn memberikan
dapat jujur dan terbuka manfaat dan kesejahteraan bagi mereka.
sehingga diperoleh
informasi yang objektif dan
mendalam sesuai yang
dibutuhkan oleh peneliti.
Sumber: Hasil Analisis, 2012
15

Dari tipologi narasumber yang ada, maka ditetapkan narasumber utuk penelitian ini
sebanyak 30 orang. Pertimbangan jumlah 30 orang karena secara statistika jumlah tersebut
merupakan syarat minimal sampel, disamping pertimbangan representasi keragaman pengambil
keputusan (deccesion maker).

1.7 Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian bertujuan untuk mengurangi plagiatisme yaitu dengan melihatn
kesamaan dan perbedaan penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Hal-hal yang
penting diketahui dalam keaslian penelitian adalah lokasi, tujuan, metode, maupun output yang
diharapkan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel I.5
Keaslian Penelitian
Judul dan Lokasi Penulis Tujuan Metode Output
Arahan Zonasi Di Ferdian, Ariyadi. Memberikan Analisis overlay, Berupa pembagian
Kawasan Taman 2008 arahan metode deskriptif zona-zona yaitu
Wisata Alam pemanfaatan ruang kualitatif zona lindung,
Rimbo Panti dan strategi penyangga dan
Kabupaten pengembangan zona pemanfaatan
Pasaman Provinsi pariwisata pada serta zona fungsi
Sumatera Barat kawasan pada kegiatan/aktivitas
kawasan wisata
alamm rimbo
Ketentuan Grasia Dwi, Ketentuan Kualitatif Peraturan zonasi
Perancangan Handayani. 2008 perancangan (zoning regulation)
Kawasan Pesisir kawasan pesisir kawasan pesisir
Sebagai Mitigasi sebagai mitigasi yang rawasn
Tsunami, Kel tsunami, tsunami
Waleri. Kota diharapkan dapat
Larantuka, Kab. memperkecil
Foltim-NTT dampak tsunami
Arahan Zonasi di Detrian, Filani. Tujuan penelitian AHP, metode Arahan zonasi
Kawasan Wisata 2011 ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan
Pantai Panjang Penataan konsep wisata
(Long Beach), kegiatan dan pantai berupa
Kota Bengkulu pengembangan zoning map dan
kawasan wisata zoning text
Pantai Panjang
(Long Beach)

Sumber: Hasil Analisis, 2012


16

1.8 Posisi Penelitian Dalam Ilmu PWK


Posisi penelitian menunjukkan letak tema penelitian dalam ilmu perencanaan wilayah dan
kota. Penelitian ini merupakan masuk ke dalam perencanaan wilayah. Dalam penelitian ini
membahas mengenai pemanfaatan ruang dan pengendaliaannya dengan arahan zonasi.
Berkembangnya kawasan wisata diiringi perubahan lahan yang dinilai menimbulkan masalah
akibat adanya permintaan dalam pembangunan fasilitas pariwisata sehingga perlunya dilakukan
penataan kegiatan yang ada di atasnya yang memperhatikan aspek lingkungan dan ekonomi. Posisi
penelitian ini dapat di lihat pada gambar dibawah ini:

Ilmu Perencanaan Wilayah Dan Kota

Perencanaan Wilayah Perencanaan Kota

Perkembangan kawasan Wisata

Pemanfaatan ruang

Perubahan secara spasial

Pengendalian pemanfaatan ruang

Arahan Zonasi Kawasan

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Gambar 1.5
Posisi Penelitian Dalam Ilmu PWK

1.9 Alur Pemikiran


Berdasarkan penjelasan subbab sebelumnya, alur pemikiran penelitian ini dapat di lihat
pada kerangka di bawah ini.
17

Perkembangan Kota Aktivitas perkotaan Keluar


Bengkulu (centrifugal forces)

Potensi wisata, strategis,


akses, ketersedian lahan
Keunikan Pantai Perkembangan Objek Wisata
Panjang perlu Pantai Panjang
dipertahankan

implikasi

KAJIAN LITERATUR
Perubahan spasial
(terbentuknya zonasi baru)

Munculnya kegiatan/ zonasi baru

Arahan Zonasi Di KawasanWisata Pantai Panjang (Long Beach), Kota Bengkulu

Analisis proses Konsep Analisis Sistem Kegiatan


perubahan lahan  Pelaku kegiatan
pengembangan wisata
o Individu dan rumah tangga
wisata di pesisir o Perusahaan
o Institusi

 Sebaran Lokasi
Perubahan Lahan
Pendapat dari
 Besaran
Deccesion
Perubahan Lahan
Arahan Zonasi Makers:
o Cepat
Kawasan  Pemerintah
o Sedang
 Zoning Map  Dunia Usaha
o Rendah  Masyarakat
 Zoning Text
(AHP)

Kesimpulan dan
Rekomendasi

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Gambar 1.6
Alur Pemikiran Penelitian
18

1.10 Sistematika Penulisan


Penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah,
tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian berupa ruang
lingkup materi dan ruang lingkup wilayah, keaslian penelitian, posisi penelitian dalam
perencanaan wilayah dan kota, alur pemikiran, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Bab ini membahas mengenai literatur yang relevan dengan penelitian digunakan untuk
kebutuhan analisis dalam penelitian, yaitu tentang perkembangan kota, perubahan lahan,
sistem kegiatan, konsep penataan maupun pengembangan wisata di pesisir, dll.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Pembahasan yang dilakukan di bab ini adalah mengidentifikasi kondisi umum wilayah
studi, yaitu wilayah studi makro maupun wilayah studi mikro yang menggambarkan
kondisi fisik, kependudukan, ekonomi penduduk di wilayah studi, sekilas tentang
pariwisata di Kota Bengkulu, serta gambaran umum mengenai wisata Pantai Panjang
(Long Beach).
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang proses analisis dan pembahasan mengenai bentuk
pengembangan wisata Pantai Panjang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi yang diajukan pada
pihak yang berwenang dalam pengembangan wisata Pantai Panjang serta untuk studi
lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai