PERTEMUAN 20
A. TUJUAN BELAJAR
B. URAIAN MATERI
Dari catatan sejarah kuno terbukti bahwa masalah HAM merupakan salah astu
pemkiran yang sudah ada dan terbangun sejak zaman Yunani kuno. “Setiap kekuatan
akan berhadapan dengan hukum keabadian(hukum alam) yang berintikan
menghormati HAM”1. Hak asasi manusia pada dasarnya bersifat umum atau
universal, karena di yakini bahwa beberapa hak yang di miliki manusia tidak
memandang bangsa, ras, atau jenis kelamin. Dasar dari hak asasi adalah bahwa
manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan
cita-citanya. Secara definitif, “hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai
pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan, serta menjamin adanya
peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak asasi manusia
juga bersifat supralegal artinya tidak bergantung pada negara atau undang-undang
dasar, dan kekuasaan pemerintah, bahkan HAM memiliki kewenangan lebih tinggi
karena berasal dari sumber yang lebih tinggi, yaitu tuhan. Di indonesia, hal ini di
tegaskan dalam UU No. 39/1999 tentang hak asasi manusia yang mendefiisikan hak
asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan YME.
1
Efendi, Masyhur, Prof. dan Evandri, Sukmana, Taufani, S.H., M.H., HAM Dalam Yuridis
Dimensi/Dinamika Yuridis Sosial Politik, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2007, hal 1
diperkenankan untuk merampas dan atau mengganggu Hak Asasi Manusia yaitu
merupakan hak alamiah atau life, liberty, property yang mana telah dituangkan oleh
Jhon Locke dalam buku Two Treaties of Civil Government :
“But thought men when they enter into society give up the equality, liberty, and
executive power thet had in the state of nature into the hand of society, to be so far
disposed of by the legislativas the good society shall require, yet it being only with the
intention in everyone the better preserve himself, his liberty and property,… the power
of the society or legislative constitute by them can never be supposed to extend
further than the common good but is obliged to secure everyone’s property by
providing against those three defect above mentioned that made the state of Nature
an uneasy”2.
a. HAM tidak perlu di berikan, dibeli ataupun di warisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
pandangan politik, atau asal-usul sosial bangsa.
c. HAM tidak bisa dinafikan atau dianggap siapapun tidak mempunyai hak untuk
membatasi hak dari orang lain. HAM dimiliki oleh setiap orang sekalipun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
a. Hak sosial politik (hak alamiah), yang di bawa oleh manusia sejak ia di lahirkan,
contohnya : hak hidup, hak milik dan hak untuk mengusahakan kebahagiaan.
2
Clarence Morris(eds), The Great Legal Philosophers, University of Pennsylvania Press,
Philadelphia, 1979, hal 152.
b. Hak sosial ekonomi-sosial budaya, yaitu hak yang di peroleh manusia dari
masyarakatnya, contohnya : hak mendapatkan pekerjaan, hak menerima upah
yang layak, hak berserikat/berorganisasi, hak mengemukakan pendapat
(lisan/tertulis), hak mendapatkan pendidikan, dan hak mendapatkan pelayanan
kesehatan. Hak-hak ini bersifat nonuniversal.
Setiap manusia yang ada di seluruh dunia memiliki derajat dan martabat yang
sama. Untuk itu setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
berusaha melindungi hak asasinya dari adanya tindakan pelanggaran oleh manusia
lain yang dapat merugikan kelangsungan hak asasinya. Dalam kaitan hak asasi di
atas, maka adalah hal yang sangat wajar,rasional serta perlu mendapat dukungan
yang nyata (riil) bagi setiap manusia yang berfikir dan berjuang untuk memperoleh hak
asasinya dimana dia berada. Sejarah telah mencatat nenerapa monumen yang berupa
piagam sebagai bentuk penghargaan atas pemikiran/perjuangan dalam memperoleh
pengakuan HAM dari pemerintah atau negara. Piagam mengenai perkembangan
pemikiran dan perjuangan HAM adalah sebagai berikut :
Secara garis besar menurut Prof. Dr. Bagir Manan, dalam bukunya perkembangan
pemikiran HAM di indonesia (2001), membagi perkembangan pemikiran HAM dalam
dua periode, yaitu periode sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah
kemerdekaan (1945-sekarang)3.
3
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia,
Alumni, Bandung, 2001, hal 31.
a. Kejahatan Genosida
d. Memaksakantindakan-tindakanyangbertujuan mencegahkelahiran
didalam kelompok atau
e. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
a. Perburuhan
b. Purusuhan
c. Perbudakan
d. Pengusiran/ pemindahan penduduk secara paksa
e. Perampasan Kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik secara
sewenangwenangyangmelanggarpokok-pokokHukum Internasional.
f. Penyiksaan
g. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan/Struksasi atau bentuk-bentuk kekerasan
seksual lainnya.
h. Penganiayaan suatu kelompok tertentu, paham politik, ras, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin, dan alasan-alasan lain yang diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut Hukum
Internasional.
e. Pengadilan HAM
Sama halnya dengan LBH swasta, BKBH juga merupakan sebuah LBH
namun naungannya berada di bawah perguruan tinggi. Dalam memberikan
bantuan hukum, BKBH melakukan berbagai pelayanan yang terbagi dalam
berbagai kegiatan bidang layanan hukum, bidang konsultasi hukum, bidang kajian
dan penelitian, bidang advokasi.
Kesimpulan
Bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak mendasar yang harus Negara jamin
kemerdekaan bagi setiap nyawa yang hidup di Negara tersebut. HAM ini menjadi sebuah
konsen utama bagi dunia internasional dalam sebuah pencapaian kedamian diseluruh
dunia. Saat berkata HAM maka dibenak adalah sebuah hak manusia untuk bebas dalam
menjalankan Hidup sesuai kehendaknya yang perlu diingat adalah tidak keluar dari koridor
norma yang berlaku. Dengan demikian, hakikat penghormatan dan perlindunganterhadap
HAM ialah menjaga eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan. Dalam
artian Keseimbangan merupakan sebuah kesamaan atau kesetaraan antara hak dan
kewajiban bagi setiap warga Negara dalam memenuhi kehidupannya, karena Negara pun
memiliki ha katas warga negaranya begitupula sebaliknya bahwa masyarakat memiliki hak
atas negaranya.
Soal :
D. DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Masyhur, Prof. dan Evandri, Sukmana, Taufani, S.H., M.H., HAM Dalam Yuridis
Dimensi/Dinamika Yuridis Sosial Politik, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2007.
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia,
Alumni, Bandung, 2001.
Peraturan Perundang-Undangan :