Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TASAWUF: PENGERTIAN, ASAL-USUL ISTILAH, DAN PRO-


KONTRA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Ahklak Tasawuf

yang Diampu oleh Bapak Dr. H. Mohammad Subhan Zamzami, Lc., M.Th.I

Disusun oleh:

Kelik Tri Rahmadi NIM: 21384021033

PROGRAM STUDI

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI MADURA

2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah melimpahkan


nikmat dan rahmat-Nya sehingga kami (penyusun) dapat menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan kepada kami.

Selawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad S.A.W. yang berkat beliau, kita semua dapat merasakan nikmatnya
ilmu pengetahuan.

Tujuan penulisan makalah ini yang berjudul “TASAWUF:


PENGERTIAN, ASAL-USUL ISTILAH, DAN PRO-KONTRA” untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Ahklak Tasawuf, Bapak Dr. H. Mohammad Subhan Zamzami, Lc., M.Th.I.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Mohammad Subhan


Zamzami, Lc., M.Th.I. yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.

Kami mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat kekeliruan dalam
penulisan maupun dalam materi yang kami tulis. Kritik, saran, dan masukan akan
sangat bermanfaat bagi kami. Terima kasih.

Pamekasan, 14 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan Masalah ................................................................................... 4

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf .................................…......……...…………....... 5


B. Asal-usul Istilah Tasawuf ..........................................................….…. 7
C. Pro-kontra Tasawuf ...........................................………………….…. 8

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 10

B. Saran ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................


11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Akhlak Tasawuf merupakan suatu pelajaran yang amat penting


bagi kita, khususnya umat muslim. Karena, manusia sebagai makhluk yang
berakal, dituntut untuk memiliki akhlak yang baik.1 Di dalam kitab Hidayah al-
Adzkiya’ karya Syekh Zainuddin ibn Ali al-Ma’bari disebutkan bahwa
“sesungguhnya tasawuf itu semuanya adalah adab (budi pekerti)” baik itu adab
kepada sesama makhluk, maupun kepada sang pencipta. Dengan demikian, kita
sudah seharusnya sadar betapa pentingnya pendidikan akhlak tasawuf untuk
dipelajari dan dipahami. Sebelum mempelajari tasawuf secara mendalam,
alangkah lebih baiknya jika kita memahami lebih dahulu tentang dasar-dasar dari
ilmu tasawuf, yaitu: pengertian tentang tasawuf, asal-usul tasawuf, serta pro-
kontra terhadap ajaran tasawuf.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tasawuf?

2. Bagaimana asal-usul istilah tasawuf tercipta?

3. Adakah pro-kontra terhadap ajaran tasawuf?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian tasawuf

2. Untuk memahami asal-usul istilah tasawuf

3. Untuk mengetahui adanya pro-kontra terhadap tasawuf

1
Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer: Upaya Sang Sufi
Menuju Allah (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), 1.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf

Secara etimologi, tasawuf berasal dari Bahasa Arab, berbentuk masdar


dari fi’il; tashawwafa, yatashawwafu, tashawwufan. Sedangkan Tasawuf menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ajaran (cara dan sebagainya) untuk
mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan
langsung secara sadar dengan-Nya.2 Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian
tasawuf jika diambil dari muasal kata, memiliki 6 pengertian3, yaitu:

1. Ahl as-Suffah: Ditujukan kepada sebagian sahabat Rasulullah S.A.W. yang


hidupnya selalu menempati ruangan-ruangan di serambi masjid Rasulullah
di Madinah.
2. Shafa: Yang berarti bersih atau suci. Ditujukan kepada orang-orang yang
selalu menjaga kebersihan dan kesucian hatinya dengan selalu menjahui
segala bentuk pelanggaran dan kemaksiatan kepada Allah serta selalu
melakukan ketaatan kepada Allah.
3. Shaff: Ditujukan kepada barisan sholat dan barisan perang
4. Saufi: Yang berarti kebijaksanaan. Kata ini ditujukan kepada para kaum
sufi yang selalu cinta kepada kebenaran dan kebijaksanaan.
5. Shuff: Artinya bulu domba. Kata ini ditujukan kepada kaum sufi yang
dalam kesehariannya selalu menggunakan kain shuff , yaitu kain kasar
yang terbuat dari bulu domba.
6. Shaufanah: Yang artinya buah-buahan kecil yang berbulu banyak yang
tumbuh di padang pasir. Kata ini juga ditujukan kepada kehidupan kaum
sufi yang selalu sederhana.

2
KBBI ed V.
3
Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer: Upaya Sang Sufi
Menuju Allah (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), 117.

5
Secara terminologi, para sufi berbeda pendapat dalam mendifinisikannya,
diantaranya;4

Ma’ruf al-Kharki berpendapat bahwa tasawuf adalah menekankan hal-hal


yang hakiki dan mengabaikan segala apa yang ada pada makhluk. Barang siapa
yang belum bersungguh-sungguh dengan kefakiran, berarti belum bersungguh-
sungguh dalam bertasawuf.

Imam Junaid al-Baghdadi berpendapat bahwa tasawuf yaitu


membersihkan hati dari hal yang mengganggu perasaan, berjuang menanggalkan
pengaruh insting, kelemahan menjauhi seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat
suci kerohanian lebih kekal, menaburkan nasihat kepada semua manusia,
memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, serta mengikuti contoh
Rasulullah dalam hal syariat.

H.M. Amin Syakur mengutip perkataan dari Ibrahim Basyuni bahwa


definisi tasawuf diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu definisi yang menitik
beratkan kepada al-Bidayah (tasawuf dalam tataran elementer5), al-Mujahadah
(tasawuf dalam tataran intermediat6), al-Madzaqat (tasawuf dalam tataran
advance/maju).7

1. Pengertian dari al-Bidayah yaitu dikemukakan oleh Sahalal Tustury yaitu


seorang sufi adalah orang yang hatinya jernih dari kotoran, penuh
pemikiran, terputus hubungan dengan manusia, dan memandang sama
antara emas dan kerikil.
2. Pengertian dari al-Mujahadah, Abu Muhammad al-Jaziri mengartikan
tasawuf bahwa tasawuf ialah masuk ke dalam akhlak yang mulia dan
keluar dari semua akhlak yang hina.
3. Pengertian dari al-Madzaqat yaitu tasawuf dititik beratkan pada rasa serta
kesatuan dengan yang mutlak.

4
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm 7.
5
Berkenaan dengan unsur atau elemen; permulaan atau tingkat pertama atau dasar (tentang
pengetahuan, pelajaran); sangat awal. “KBBI ed. V.”
6
Senyawa yang berperan serta dalam suatu reaksi dan terjadi antara bahan awal dan produk
akhir reaksi itu. “KBBI ed. V.”
7
H.M. Amin Syukur, H. Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), hlm. 14.

6
B. Asal-Usul Istilah Tasawuf

Mengenai asal-usul istilah tentang tasawuf, terdapat banyak sekali


pengertian dan definisi. Ibrahim Basyuni mengatakan bahwa hingga abad ke-3 H
saja, yaitu sejak tahun 200 H sampai tahun 334 H, telah terdapat 40 definisi.
Menurut Basyuni, banyaknya definisi tentang tasawuf ini dikarenakan sulitnya
menghasilkan definisi yang mencakup keseluruhan makna mengenai tasawuf.
Basyuni mengatakan bahwa hal ini disebabkan bahwa kaum sufi tidak membatasi
tasawuf itu sebagai ilmu, sebagaimana filosof membatasi filsafat.8 Atau dalam
bahasa kita, bahwa tasawuf itu tentang rasa, jadi, pengertian atau defisini tasawuf
itu tergantung kepada para sufi yang menjalankan dan merasakannya. Karena
bukankah puncak dari ilmu pengetahuan adalah ketidaktahuan sedangkan puncak
dari rasa adalah makrifat (?).

Sebagai sebuah ajaran, tasawuf muncul pada zaman Rasulullah SAW,


sebab misi kerasulannya meliputi ajaran-ajaran yang berkaitan dengan
keyakinan/keimanan (aqidah), ibadah, dan akhlak. Pengajaran dan pendidikan di
masa Rasulullah dilakukan dengan melalui internalisasi nilai-nilai dan ajaran al-
Qur’an dan hadist. Ajaran-ajaran inilah yang dilakukan yang nanti dikembangkan
menjadi ajaran-ajaran tasawuf yang diamalkan oleh umat muslim khususnya kaum
sufi.9

Istilah tasawuf pertama kali diperkenalkan oleh seorang tokoh yang


bernama Abu Hisyam, seorang zahid dari Syiria (wafat pada tahun 780). Ia
mendirikan lembaga kaum sufi yang dinamakan Taqiyah (sejenis padepokan sufi).
Masa selanjutnya adalah abad pertengahan Islam, ketika tasawuf ditulis oleh para
kaum sufi. Mereka adalah al-Ghazali, al-Qusyairi, al-Kalabadzi. Mereka adalah
kaum Sufi yang banyak melahirkan tulisan-tulisan yang sangat berharga dan
10
memperkaya khazanah pemikiran ummat Islam. Dari sinilah istilah-istilah
tasawuf mulai dikenal oleh umat Islam maupun umat ber-agama lainnya, hingga
sampai sekarang ini.
8
Dimyati Sajari , “Keotentikan Ajaran Tasawuf”, Jurnal Dialog 38,, no. 2, (Desember, 2015): 147.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32578/1/KEOTENTIKAN
%20AAJARAN%20TASAWUF%281%29.pdf
9
Ibid, 120.
10
Ibid, 123.

7
C. Pro-Kontra Ajaran Tasawuf

Dalam setiap hal, pasti ditemukan pro-kontra. Demikian pula yang


terdapat di dalam ajaran tasawuf. Pro-kontra menjadi hal yang tak terelakkan, pro
(setuju) bagi mereka kaum sufi yang telah menjalaninya, dan kontra (tidak setuju)
bagi mereka yang menganggap bahwa tasawuf merupakan ajaran yang tidak
dilakukan oleh Rasulullah, maupun sahabat beliau. Tokoh-tokoh yang pro
terhadap tasawuf diantaranya: al-Ghazali, Abu Yazid al-Bustami, Ma’ruf al-
Karkhi, Sirri as-Saqoti, Syekh Abdul Qodir al-Jailani, Junaid al-Baghdadi, dan
lainnya.

Begitupun sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang kontra (tidak setuju) terhadap


ajaran-ajaran tasawuf, yaitu diantaranya: Syekh Ihsan Ilahi Dhahir, Syekh Abdur
Rahim al-Wakil, Syekh al-Fauzan, dan lainnya.

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa ada dua teori yang
berpengaruh dalam membentuk tasawuf, yaitu teori yang berasal dari ajaran atau
unsur Islam, dan teori yang berasal dari ajaran atau unsur lain di luar Islam. Para
orintalis barat mengatakan bahwa tasawuf bukan murni dari ajaran Islam,
sementara para tokoh sufi mengatakan bahwa tasawuf merupakan inti ajaran dari
Islam.11 Berikut teori-teori yang menjelaskan mengenai ajaran-ajaran yang
terdapat di dalam ajaran tasawuf;12

1. Unsur Islam

Para tokoh sufi dan juga termasuk dari kalangan cendikia muslim
memberikan pendapat bahwa sumber utama ajaran tasawuf adalah
bersumber dari al-Qur’an dan hadist yang berisikan ajaran-ajaran tentang
khauf, taubat, zuhud, tawakal, syukur, sabar, ridha dan sebagainya yang
secara jelas diterangkan di dalam al-Qur’an dan hadist.

2. Unsur di Luar Islam

11
Muhammad Hafiun “Teori Asal Usul Tasawuf”, Jurnal Dakwah, Vol XII, No. 2 Thn. 2012
12
Ibid.

8
Menurut teori Ignas Goldziher, bahwa asal-usul tasawuf terutama
yang berkaitan dengan ajaran-ajaran yang diajarkan dalam tasawuf
merupakan pengaruh dari unsur-unsur di luar islam. Goldziher
mengatakan bahwa tasawuf merupakan salah satu warisan ajaran dari
berbagai agama dan kepercayaan yang mendahului dan bersentuhan
dengan islam. Bahkan berpendapat bahwa beberapa ide al-Qur’an juga
merupakan hasil pengolahan ideologi agama dan kepercayaan lain.
3. Unsur Yunani

Menurut Abuddin Nata, bahwa teori metode berpikir filsafat


Yunani telah ikut mempengaruhi pola berfikir umat islam yang ingin
berhubungan dengan tuhan. Hal ini terlihat dari pemikiran al-Farabi, ibn
Arabi, al-Kindi, ibn Sina tentang filsafat jiwa.

Terlepas tokoh-tokoh yang pro-kontra terhadap ajaran tasawuf, perlu


diketahui bahwa tasawuf adalah suatu bentuk pengamalan lebih dari rukun agama
yang ke 3, yaitu rukun Ihsan, sebagaimana disebutkan dalam ummu al-hadist
“Beribadahlah kamu seakan-akan kamu melihat Allah. Jika kamu tidak melihat
kepada Allah, maka sesungguhnya Allah melihat kepadamu” H.R. Muslim. Lalu
oleh para ulama’ dibentuklah thariqoh yaitu suatu metode, jalan atau cara untuk
bisa mengamalkan rukun tersebut. Sebab ber-tasawuf atau tarekat adalah suatu
jalan untuk bisa mengenal sang pencipta maupun melepaskan sifat-sifat yang
tercela. Karena tarekat atau tasawuf berdasarkan sumber dari al-Qur’an dan
hadist, sebagaimana disebutkan di dalam syair Hidayah al-Adzkiya’ karya Syekh
Zainuddin ibn Ali al-Ma’bari yaitu, “Sesungguhnya setiap tarekat dari para guru
ialah didasari dengan al-Qur’an dan hadist13”. Jadi, tasawuf atau tarekat bukanlah
suatu hal yang bid’ah ataupun melenceng dari aturan-aturan al-Qur’an dan hadist.

PENUTUP

13
Zainuddin ibn Ali al-Ma’bari, Hidayah al-Adzkiya’, (Surabaya: al-Hidayah) hlm. 7.

9
A. KESIMPULAN

1. Tasawuf berasal dari Bahasa Arab. Para ulama berbeda pendapat


mengenai pengertian atau definisi tentang tasawuf. Pendapat yang paling
masyhur, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Junaid al-Baghdadi,
yaitu membersihkan hati dari hal yang mengganggu perasaan, berjuang
menanggalkan pengaruh insting, kelemahan menjauhi seruan hawa nafsu,
mendekati sifat-sifat suci kerohanian lebih kekal, menaburkan nasihat
kepada semua manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal
hakikat, serta mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
2. Istilah tasawuf pertama kali diperkenalkan oleh seorang tokoh yang
bernama Abu Hisyam, seorang zahid dari Syiria (wafat pada tahun 780). Ia
mendirikan lembaga kaum sufi yang dinamakan Taqiyah (sejenis
padepokan sufi). Dari sinilah tasawuf mulai berkembang hingga dikenal
sampai sekarang ini.
3. Mengacu kepada pendapat-pendapat yang menjelaskan tentang unsur-
unsur yang mempengaruhi ajaran-ajaran tasawuf, bisa dikatakan begitu
banyak pro-kontra terhadap ajaran tasawuf. Pro, bagi mereka yang
meyakini bahwa tasawuf merupakan ajaran murni dari agama Islam.
Sedangkan konta, bagi mereka yang berpendapat dan meyakini bahwa
tasawuf bukan ajaran dari agama Islam.

B. SARAN

Demikian makalah ini kami susun, dengan mengharap, semoga makalah


yang kami susun bisa bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberi pemahaman
tentang bagaimana pengertian, asal-usul, serta pro-kontra terhadap tasawuf.
Meskipun kami sadar bahwa di dalam makalah ini, sangat banyak terdapat kurang
sempurna baik dalam kepenulisan maupun dalam materi. Saran, kritik, dan
masukan akan sangat bermanfaat bagi kami. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

10
Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer:
Upaya Sang Sufi Menuju Allah (Surabaya: Pena Salsabila, 2014).

KBBI ed. V.

Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2015).

H.M. Amin Syukur, H. Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2002).

Dimyati Sajari , “Keotentikan Ajaran Tasawuf”, Jurnal Dialog 38,, no. 2,


(Desember, 2015)
:https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32578/1/KEOTENTI
KAN%20AAJARAN%20TASAWUF%281%29.pdf

Muhammad Hafiun “Teori Asal Usul Tasawuf”, Jurnal Dakwah, Vol XII, No. 2
Thn. 2012

Zainuddin ibn Ali al-Ma’bari, Hidayah al-Adzkiya’, (Surabaya: al-Hidayah).

11

Anda mungkin juga menyukai