Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

(MASALAH-MASALAH SOSIAL)

Oleh:
Angelica Febriyanti (4203220045)

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga sebagai
makhluk sosial, dimana manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Manusia
memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma
dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan
norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik.

Didalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari hubungan antara satu
dengan yang lainnya, iya akan selalu perlu untuk mencari individu atau kelompok lain
untuk dapat berinteraksi atau bertukar pikiran. Menurut Prof.Dr.Soerjono Soekamto,
interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya
komunikasi atapun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan
bersama.

Dalam berinteraksi dikehidupan bermasyarakat, serta individu diwajibkan untuk memiliki


kesadaran akan kewajibannya sebagai anggota kelompok masyarakat. Jika tidak adanya
kesadaran atas pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu jika proses sosial tidak berjalan dengan baik
maka akan timbul masalah sosial. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam
masyarakat sebgai suatu kondisi yang tidak diharapkan.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Sumber masalah, yaitu seperti proses sosial dan
bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus, seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?


2. Apa penyebab masalah sosial?
3. Apa jenis-jenis masalah sosial?
4. Apa saja jenis teori sosial?
5. Apa saja masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar?
6. Melalui pendekatan apa saja yang digunakan dalam pemecahan masalah sosial?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan tentang pengertian masalah sosial


2. Menyebutkan tentang penyebab masalah sosial
3. Menyebutkan tentang jenis-jenis masalah sosial
4. Menyebutkan tentang jenis teori sosial
5. Menyebutkan tentang pembagian masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar
6. Menyebutkan tentang beberapa pendekatan yang digunakan dalam pemecahan
masalah sosial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Sosial

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dari
hubungan antara dua faktor atau lebih situasi yang membingungkan. Umumnya masalah
disadari “ada” saat merasakan bahwa keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan apa yang
dia inginkan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial berarti segala
sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sosial merupakan segala sesuatu perilaku
manusia yang menggambarkan hubungan non individualis. Istilah tersebut sering
dibandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat dimanapun.
Pengertian sosial ini merujuk pada hubungan-hubungan manusia dengan organisasi untuk
mengembangkan diri.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu
masalah atau persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai
sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah
orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial
berkaitan erat dengan hal-hal yang mengganggu kedamaian didalam suatu kelompok
masyarakat.

2.2 Penyebab Masalah Sosial

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Sumber masalah sosial, yaitu seperti proses sosial dan
bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus, seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Penyebab masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, anatara lain sebagai
berikut:

1. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya masalah sosial. Krisis
global dan PHK mulai terjadi diberbagai tempat dan dapat memicu tindak kriminal.
Masalah tersebut didorong adanya ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya secara layak, misalnya pengangguran, anak jalanan, dan lain-lain.

2. Faktor Budaya
Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipiu karena adanya ketidaksesuaian
pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial akibat adanya proses perubahan sosial
dan pola masyarakat heterogen/multikultural. Contoh masalah ini seperti kenakalan
remaja, konflik antar suku, diskriminasi gender, dan bahkan pengakuan hak milik
kebudayaan lintas negara.

Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah sosial yang disebabkan oleh faktor
budaya. Masalah sosial ini, sulit dihilangkan karena remaja suka mencoba hal-hal baru
yang berdampak negatif seperti narkoba.

3. Faktor Biologis

Masalah ini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang
berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya
wabah penyakit menular, virus penyakit baru, dan makanan beracun. Penyakit menular
dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar di suatu
wilayah.

4. Faktor Psikologis

Alirat sesat banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah
banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran sesat masih banyak bermunculan di
masyarakat sampai saat ini. Selain aliran sesat, faktor psikologis yang menjadi faktor
timbulnya masalah sosial yaitu sakit jiwa, lemah ingatan, sukar menyesuaikan diri, dan
lain-lain. (Darsono, 2017)

2.3 Jenis-Jenis Masalah Sosial


1. Masalah sosial akibat faktor ekonomi
Salah satu faktor utama penyebab masalah sosial di Indonesia yaitu faktor
ekonomi. Banyaknya jumlah penduduk tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah
lapangan kerja yang memadai sehingga angka pengangguran semakin meningkat.
Selain itu, persebaran penduduk sangat tidak merata antara di kota dengan di desa.
Kesenjangan ekonomi juga sangat jauh, mengakibatkan di beberapa daerah menjadi
rentan akan kriminalitas. Hal ini didukung dengan kurangnya pendidikan moral
sehingga banyak orang yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.
Keadaan ekonomi yang kurang baik dan juga kesenjangan juga dapat
menimbulkan adanya iri hati antar anggota masyarakat sehingga dapat terjadi interaksi
berupa masalah sosial yang tidak dikehendaki. Rendahnya kemampuan ekonomi
masyarakat dapat menyebabkan rendahnya rata-rata tingkat pendidikan sehingga hal
ini akan semakin memicu permasalahan-permasalahan lainnya. Faktor ekonomi
memang dapat dijadikan acuan termudah untuk menentukan apakah masyarakat di
negara tersebut sudah maju atau belum.
2. Masalah sosial akibat faktor biologis
Faktor biologis yang dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial
misalnya wabah penyakit yang menular, gizi buruk, dan lain sebagainya. Hal ini
dapat berkaitan juga dengan rendahnya tingkat ekonomi atau tingginya angka
kemiskinan. Penyakit dapat muncul akibat adanya faktor-faktor biologis.
Kurangnya fasilitas kesehatan dan kebersihan yang ada dapat menyebabkan
munculnya penyakit menular di suatu wilayah. Selain itu, ketidaksadaran
masyarakat akan bahaya hal ini menyebabkan pertumbuhan penyakit sulit untuk
dihentikan. Di beberapa daerah juga kekurangan sumber air bersih sehingga dapat
mempengaruhi manusia yang selalu ingin untuk mempertahankan diri sendiri. Hal
ini tentu dapat menyebabkan konflik yang tidak dikehendaki.
3. Masalah sosial akibat faktor biopsikologis
Faktor berikutnya yang dapat menyebabkan permasalahan sosial di lingkungan
masyarakat yaitu faktor biopsikologis, atau faktor yang berhubungan dengan pola
pikir masyarakat terkait. Pola pikir masyarakat sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai yang ditanamkan, sejarah masyarakat, lingkungan pergaulan, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi, dan lainnya.Contohnya adalah adanya salah satu
anggota masyarakat yang ingin menyebarkan pemahaman mengenai aliran sesat.
Hal ini dapat menimbulkan perpecahan dan pertentangan konflik keinginan antar
anggota masyarakat dan meresahkan anggota masyarakat lainnya. Faktor
psikologis ini cukup sulit untuk dicari akarnya dan diselesaikan karena berkaitan
dengan kondisi emosi masing-masing manusia, yang susah diatur oleh hukum atau
aturan lainnya yang berlaku. Untuk itu, pengawasan dan pendidikan moral yang
baik di lingkungan keluarga sangatlah diperlukan.
4. Masalah sosial akibat faktor kebudayaan
Keragaman kebudayaan di Indonesia merupakan suatu kebanggaan. Namun
rupanya faktor budaya juga dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial di
masyarakat. Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan nilai-nilai yang dianut antara
satu orang dengan orang yang lainnya atau adanya perubahan nilai di masyarakat.
Penyebabnya dapat karena adanya pengaruh dari kebudayaan luar yang tidak
sesuai, atau nilai-nilai baru yang dianggap membahayakan. (Mulyani, 2009)

2.4 Teori Sosial

1) Teori Fungsionalisme Struktural

Teori fungsionalisme struktural menganggap stratifikasi sosial atau hierarki


sebagai sebuah keniscayaan. Setiap masyarakat bekerja dalam sebuah sistem yang
terstratifikasi dan semuanya berfungsi sesuai kebutuhan sistem sosial. Singkatnya,
stratifikasi merupakan kebutuhan dari sebuah sistem. Perlu digarisbawahi bahwa
stratifikasi bukan tentang seseorang yang menempati ’jabatan’ tertentu, tapi
tentang posisi sosial dalam sebuah sistem. Setiap posisi bisa diibaratkan organ
tubuh, maka ada jantung, hati, ginjal, dan sebagainya. Semua organ bekerja
memenuhi kebutuhan fungsional bagi tubuh. Jika salah satu posisi sosial tidak
berfungsi, sistem sosial akan kacau. Masyarakat mengalami disorganisasi.

Gagasan inti: Sistem sosial ibarat organ tubuh

Tokoh: Emile Durkheim, Talcott Parsons

2) Teori Konflik

Teori konflik berkembang sebagai reaksi teori fungsionalisme struktural.


Teori konflik memiliki akar tradisi dari Marxian. Teori konflik melihat relasi sosial
dalam sebuah sistem sosial sebagai pertentangan kepentingan. Masing-masing
kelompok atau kelas memiliki kepentingan yang berbeda. Perbedaan kepentingan
ini ada karena beberapa sebab: Pertama, manusia memiliki pandangan subjektif
terhadap dunia. Kedua, hubungan sosial adalah hubungan saling memengaruhi atau
orang mempunyai efek pengaruh terhadap orang lain. Ketiga, efek pengaruh
tersebut merupakan potensi konflik interpersonal. Dengan demikian stratifikasi
sosial berisi relasi yang sifatnya konfliktual.

Gagasan inti: Struktur relasi sosial dibentuk oleh konflik kepentingan

Tokoh: Karl Marx, Randal Collins

3) Teori Dramaturgi

Teori dramaturgi sebagai teori sosiologi memahami dunia sosial melalui


interaksi sosial. Dalam proses interaksi sosial, konsep diri (the self) dibentuk
melalui interaksi sengan orang lain dalam situasi sosial tertentu. Pendekatan
dramaturgis membagi dunia menjadi dua: depan panggung dan belakang
panggung. Interaksi sosial kebanyakan terjadi di depan panggung. Diri bukan
dimiliki oleh aktor, melainkan produk dari interaksi dramaturgis antara aktor dan
audiens. Audiens bisa berupa lawan bicara, orang sekitar, atau dunia sosial secara
lebih luas. Ketika berinteraksi di depan panggung, aktor mengatur tampilan
dirinya sedemikian rupa agar diterima oleh audiens. Pengaturan ini disebut
manajemen impresi, yaitu menciptakan kesan agar diterima secara sosial. Dalam
interaksi sosial di kehidupan sehari-hari, aktor senantiasa menampilkan dirinya.
Diri di luar manajemen impresi akan tampak ketika aktor berada di belakang
panggung.

Gagasan inti: Dunia ini panggung sandiwara

Tokoh: Erving Goffman


4) Teori Interaksionisme Simbolik

Prinsip dasar teori interaksionisme simbolik adalah manusia memiliki


kapasitas untuk berpikir dan pemikirannya dibentuk oleh interaksi sosial. Dalam
proses interaksi, manusia mempelajari makna dan simbol-simbol yang
mengarahkannya pada kapasitas menjadi berbeda dengan lainnya. Makna dan
simbol memungkinkan manusia untuk bertindak dan berinteraksi secara
berbeda, misalnya cara orang memaknai kesuksesan berbeda-beda atau
perbedaan bahasa yang digunakan setiap suku juga berbeda. Manusia mampu
memodifikasi atau mengubah makna yang mereka gunakan dalam proses
interaksi sesuai interpretasi atas situasi sosial. Mengubah makna dan simbol
dilakukan dengan pertimbangan untung rugi, kemudian memilih salah satunya.
Perbedaan pola tindakan dan interaksi menciptakan perbedaan kelompok dalam
masyarakat.

Gagasan inti: Pemikiran seseorang dibentuk oleh interaksi sosial

Tokoh: Herbert Blumer

2.4 Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Sekitar

1. Masalah-Masalah dalam Lingkup Lokal

Masalah-masalah dalam lingkup lokal adalah masalah-masalah yang


dialami oleh seseorang dalam interaksinya dengan masyarakat. Masalah-
masalah sosial ini dapat berupa :

a) Kemiskinan

Masalah kemiskinan ini bisa dialami oleh seseorang maupun


sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu. Biasanya masalah
kemiskinan muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
hidup yang paling mendasar atau kebutuhan primer yaitu sandang,
pangan, dan papan.

b) Masalah Keluarga

Dalam masalah keluarga biasanya yang muncul adalah masalah


disorganisasi keluarga, yaitu perpecahan keluarga sebagai suatu unit.
Hal ini disebabkan karena anggota keluarga gagal memenuhi
kewajibannya sesuai dengan peranan sosialnya.

c) Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja atau tidak
mempunyai pekerjaan saat mereka termasuk dalam usia produktif. Hal
ini bisa terjadi karena mereka malas bekerja atau karena baru saja
diberhentikan dari pekerja annya.

d) Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat

Bentuk masalah sosial yang disebabkan karena melanggar norma-


norma yang berlaku dalam masyarakat bermacam-macam.

e) Kejahatan atau Kriminalitas

Masalah kemiskinan pada akhirnya juga akan berdampak pada


masalah-masalah yang lain, seperti timbulnya kejahatan, kriminalitas,
dan sebagainya. Dalam kondisi yang tidak memiliki apa-apa, akan
mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk berbuat jahat.

2. Masalah-Masalah dalam Lingkup Nasional

Masalah-masalah dalam lingkup nasional adalah masalah-masalah yang


dialami oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu namun akibatnya akan
dirasakan oleh seluruh bangsa dalam suatu wilayah negara. Masalah-masalah
sosial ini dapat berupa :

a) Kemiskinan

Kemiskinan bisa menjadi masalah dalam lingkup lokal, namun


bisa juga menjadi masalah dalam lingkup nasioanal. Ketika kemiskinan
itu dialami oleh sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu, dan
berdampak luas sampai pada negara, maka kemiskinan tersebut bisa
dikategorikan dalam lingkup nasioanl. Misalnya, terjadi bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus banjir,
banjir lumpur panas Sidoarjo, dan sebagainya. Bencana-bencana alam
yang hebat tersebut dapat meluluhlantakkan suatu daerah, sehingga
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut akan kehilangan
keluarganya, harta bendanya, rumahnya, dan juga mata pencahariannya.

Keadaan seperti inilah yang akan menimbulkan kemiskinan dalam


lingkup nasional karena bukan hanya menjadi beban bagi seseorang, tapi
juga menjadi beban atau masalah bagi suatu negara.

b) Pengangguran

Pengangguran juga bisa dikategorikan dalam masalah lokal


maupun nasional, tergantung dari mana kita memandangnya. Ketika
pengangguran itu dialami oleh seseorang dan hanya berdampak pada
suatu wilayah tertentu, maka pengangguran ini hanya bersifat lokal.
Namun apabila pengangguran ini terjadi pada sekelompok orang dan
akan berdampak pada wilayah negara, maka pengangguran ini bisa
disebut pengangguran yang bersifat nasional.

c) Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan merupakan masalah yang akan mendasari


masalah- masalah sosial yang lain. Artinya masalah kependidikan ini
akan mendorong timbulnya masalah-masalah sosial yang lain. Misalnya
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, distribusi penduduk yang
tidak merata, kepadatan penduduk, tingkat urbanisasi yang cukup tinggi.
Masalah-masalah penduduk tersebut pasti akan diikuti oleh masalah-
masalah yang lain.

d) Masalah Lingkungan

Masalah lingkungan ini terjadi karena ulah manusia yang dengan


sengaja merusak lingkungan hidupnya yang seharusnya digunakan
sebagai penopang kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

3. Masalah-Masalah Sosial dalam Lingkup Internasional

Masalah-masalah dalam lingkup internasional adalah masalah-


masalah yang terjadi dalam suatu wilayah negara namun akibatnya akan
dirasakan oleh negara-negara lain. Masalah-masalah tersebut dapat
berupa :

a) Masalah Lingkungan

Masalah lingkungan dalam lingkup internasional


disini adalah yang berdampak sangat luas karena
dampaknya akan dirasakan oleh negara-negara lain.

b) Terorisme

Terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang


ditujukan langsung kepada negara dengan maksud
menciptakan bentuk teror atau ancaman terhadap orang-
orang tertentu atau sekelompok orang atau masyarakat luas.
Teror digunakan sebagai teknik untuk mencapai tujuan
2.6 Pendekatan dalam Pemecahan Masalah Sosial

Aspek kehidupan manusia itu sangatlah kompleks, baik dilihat dari aspek penyebarannya,
aspek tingkat kebudayaannya, aspek tingkat ekonominya, aspek politiknya, dan sebagainya.
Sehingga permasalahan kehidupannya juga sangat bervariasi.

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang
terjadi di masyarakat antara lain :

1. Pendekatan Ekologi

Pendekatan ekologi pada suatu masalah sosial, yaitu pendekatan yan


didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi. Penelitian masalah sosial dengan
pendekatan ekologi berarti menelaah masalah sebagai hasil interelasi antara
masyarakat manusia pada suatu ekosistem. Pengaruh manusia terhadap
lingkungan dan sebaliknya pegaruh lingkungan terhadap kehidupan manusia
diteliti dan dikaji, selanjutnya interelasi kedua komponen tersebut dikaji sampai
sejauh mana telah menimbulkan masalah sosial. Merupakan kebenaran pokok
bahwa relasi manusia dan lingkungan dewasa ini bahwa : “Manusia merupakan
bagian dari alam, bukan penguasa alam.” (Ehrlinch dan Paul.R. 1973 : 4).

Aspek komponen manusia meliputi : aspek demografis, sosial-ekonomi,


sosial-budaya, sosial-historis, sosial psikologis, dan aspek sosial
politiknya. Sedangkan komponen lingkungan meliputi aspek-aspek :
kesuburan tanah, organisme, hidrografi, iklim, dan mineral.

Selanjutnya dari data diatas dianalisis dengan kuantitatif dan kualitatif


apakah faktor-faktor tersebut yang menyebabkan terjadinya masalah sosial.
Selain itu harus dianalisis pula relasi antara komponen manusia dengan
lingkungan dalam menjamin kehidupan manusia dan dalam mendorong
terjadinya masalah sosial. Manusia cenderung menyederhanakan keadaan
unsur-unsur ekosistem sehingga keadaan ekosistem menjadi labil dan mudah
goncang. Kegoncangan inilah yang menyebabkan terjadinya ketimpangan
ekologi yang dapat menimbulkan masalah sosial yang mengancam kehidupan
manusia.

2. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem (System Approach) masalah sosial, yaitu suatu


pendekatan yang menetapkan bahwa masalah sosial tersebut sebagai suatu
sistem. Sistem adalah suatu rangkaian gejala yang dihubungkan satu sama lain
oleh suatu proses umum.
Pada pendekatan sistem, masalah sosial yang dikaji sistem masalah sosial
di masyarakat, masalah-masalah yang timbul dan terjadi di masyarakat tidak
lepas dari satu sama lain. Masalah kependudukan terkait dengan masalah
ekonomi, masalah ekonomi terkait dengan masalah budaya, dan seterusnya.
Satu masalah berkaitan dengan masalah lainnya membentuk suatu sistem
masalah . Pada keadaan seperti itulah masalah sosial dikaji melalui pendekatan
sistem.

3. Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan interdisipliner adalah masalah sosial yang dianalisis, dikaji


dalam berbagai disiplin ilmu sosial serentak dalam dalam waktu yang sama.
Masalah sosial yang kompleks sesuai dengan subsistem masalahnya,
diungkapkan dari berbagai disiplin akademis seperti sejarah, ekonomi, geografi,
psikologi, bahkan dari disiplin akademis yang lain seperti biologi, kedokteran,
IPA, dan sebagainya.

Pendekatan sistem tidak bisa dipisahkan dengn pendekatan interdisipliner.


Pendekatan sistem yang menggunakan disiplin akademis yang jamak disebut
pendekatan interdispliner. Sedangkan pendekatan interdisipliner yang
menetapkan suatu masalah yang sedang didekati dan dianalisis sebagai satu
sistem disebut pendekatan sistem.

Pada hakikatnya pendekatan interdisipliner adalah pendekatan


multidisipliner, karena pendekatan ini berlandaskan cara berpikir manusia yang
multidimensional. Manusia jika akan mengadakan evaluasi terhadap suatu
gejala atau masalah selalu ditinjau dari berbagai aspek (multidimensional).
(Soetomo. 2008)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dara
hubungan antar dua faktor atau lebih situasi yang membingungkan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu masalah atau
persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Banyak sekali faktor-faktor yang melatarbelakangi
terjadinya masalah diantaranya faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor
psikologis. Setiap masalah sosial yang terjadi pasti ada solusinya dan dapat terselesaikan
melalui beberapa pendekatan yaitu pendekatan ekologi, pendekatan sistem, dan
pendekatan interdisipliner.
3.2 Saran
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat
dalam meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan
suasana hati seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah
sosial dengan baik. Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah sosial secara
langsung, karena Indonesia memiliki hukum yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti
itu. Dan sebaiknya untuk para remaja di sarankan untuk memilih teman pergaulan yang
tidak memiliki pergaulan yang menyimpang, karena seorang anak remaja lebih mudah
untuk dipengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Dikti Kemendikbud.


Djamari,dkk. 1991. Materi Pokok Pendidikan IPS 1. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi
Mulyani,dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Bandung : UPI Press
Soetomo. 2008. Masalah social dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tangdilintin, Paulus dkk. 2014. Mengenal Masalah Sosial. Jurnal Pendidikan Universitas
Terbuka Vol 2 (302) : Hal 1-49
Winataputra, Udin S.,dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta :
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai