Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi.Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan dan berbasis Syariah di kawasan
Sumatera Utara. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh RSU Mitra Medika
Premiere adalah pelayanan Kebidanan. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut,
maka diperlukan pedoman dalam pengorganisasian pelayanan intensif pada ruangan
Kebidanan.Diharapkan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat
diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Mitra Medika Premiere Medan memiliki berbagai macam pelayanan yang
terbagi dalam beberapa instalasi. Salah satunya adalah Instalasi Kebidanan. Kegiatan
pelayanan utama dari Ruang Kebidanan meliputi pelayanan :
1.2 TUJUAN
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam memberikan
pelayanan berbasis Syariah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi RSU Mitra Medika
Premiere.
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
kebidanan yang tepat berbasis syariah.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan dalam memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan kebidanan berbasis syariah kepada pasien untuk
kesembuhan yang optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.
BAB II
GAMBARAN UMUM
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN
3.1. Visi
Adapun Visi RSU Mitra Medika Premiere adalah : “Menjadi Rumah Sakit
Syariah Unggulan di Sumatera Utara Tahun 2026”
3.2. Misi
Dalam mencapai Visinya, RSU Mitra Medika Premiere memiliki misi sebagai
berikut:
1. Menjamin pelayanan Syariah bagi pasien Muslim
2. Menciptakan Sumber Daya Insani (SDI) yang berkompeten di bidangnya dan
memegang teguh prinsip Syariah
3. Berinovasi terhadap pelayanan Syariah dan mengintegrasikannya kedalam setiap
pelayanan
4. Menggunakan indikator mutu dalam setiap pelayanan
3.3. Motto
Adapun Motto RSU Mitra Medika Premiere adalah “Your Health Is Our Priority”.
3.4. Tujuan
Berikut adalah Tujuan RSU Mitra Medika Premiere dalam menjalankan misinya
untuk mencapai visi adalah :
3.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum RSU Mitra Medika Premiere adalah menjadi institusi pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi semua lapisan masyarakat terutama di kawasan Medan
dengan mengedepankan nilai-nilai syariah Islam dan nilai sosial yang terdapat di
masyarakat serta berlandaskan kepada aturan-aturan islam dan aturan perumahsakitan
yang berlaku.
YayasanMitra Medika
Direktur
Satuan Pemeriksa Internal
Sub Bidang Sub Bidang Penunjang Sub Bidang Sub Bagian Sub Bagian
Pelayanan Medik Medikdan Non Medik Keperawatan Sekretariat dan Umum Keuangan
dan Non Medik
Instalasi / Kelompok Komite Komite Komite Komite Staff Klinis Komite Peningkatan Mutu Komite Pencegahan dan Komite Etik dan Panitia /
Unit Staf Medis Syariah Medik dan Keselamatan Pasien Pengendalian Infeksi Hukum
Keperawatan dan PPA Lain TIM
Instalasi
KABID PELAYANAN
KARU KEBIDANAN
VK NIFAS IPB
KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3 KATIM 4 KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3 KATIM 4 KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3 KATIM 4
Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Intensive Care
Perinatologi Komprehensif (PONEK) Unit (ICU) Laundry
NICU Operator/Custome
r Service
Rekam
Logistik Umum
Supir
Ambulance
Radiologi Farmasi
Kualifikasi
No Nama Jabatan Jumlah
Pendidikan Kompetensi
1. Kepala Instalasi S2/Dokter Memahami Manajemen
Spesialis obgyn, Instalasi Kebidanan dan Penyakit
pengalaman Kandungan, memiliki pengalaman
kerja minimal 5 pengelolaan dan
tahun pengembangan layanan Instalasi
Kebidanan dan Penyakit Kandungan 1
, mempunyai jiwa leadership, bisa
bekerja sama,
mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik, mempunyai
SIP
2. Kepala Ruang - D3/D-IV Memahami managemen 1
Kebidanan / pelayanan Kebidanan, memiliki
yang memiliki STR, mampu melakukan Asuhan
pengalaman Kebidanan yaitu Asuhan Kehamilan,
kerja Kebidanan persalinan dan perawatan Bayi Baru
minimal 5 Lahir Dan mampu mengoperasikan
tahun. alat-alat yang ada di ruang kebidanan
(CTG, Fetal dopler, syringe pump,
infus pump, infant warmer dan alat
kebidanan lainnya.)
1 Askep total 6 8 48
= 48 : 8 = 6 orang
Langkah 2:
53 + 12 + 16
= x 6= 1,7 = 2
284
Langkah 4:
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 10 orang, termasuk kepala ruangan.
2. Ruang VK
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I sampai
IV = 12 jam
Jam efektif kerja bidan : 8/jam perhari
Rata-rata jumlah pasien : 4 pasien/hari
Sehingga kebutuhan tenaga yang dibutuhkan adalah :
Rata-rata jumlah pasien x waktu yang diperlukan untuk persalian
Jam efektif kerja Bidan
4 x 12 jam /pasien
8 jam /hari
= 48/8= 6
Faktor koreksi 6 x 25 % = 1,5
Total kebutuhan bidan dikamar bersalin 6+ 1,5+1(penanggung jawab VK) :8,5
Jadi total kebutuhan bidan VK : 9 orang
3. Ruangan Bayi
BOR 60%
(B = 15 x 60% = 9
1. Rata – rata jumlah 9 pasien/hari
2. . Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam
No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam
hari perawatan/ hari perawatan / hari
1 Askep total 9 8 72
= 72 : 8 = 9 orang
Langkah 2:
53 + 12 + 16
= x 9 = 2,53 = 3 orang
284
Langkah 4:
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan diruang bayi adalah 14 orang termasuk
penanggung jawab ruang bayi
4.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Dalam upaya menyediakan sumber daya insani yang kompeten, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program orientasi pegawai
baru. Orientasi pegawai baru merupakan kegiatan penting dalam proses penempatan
pegawai pada unit kerja di lingkungan RSU Mitra Medika Premiere. Pada masa
orientasi inilah peserta orientasi akan dapat memahami hal-hal yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit seperti visi dan misi, budaya kerja, kebijakan
dan prosedur kerja, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan, struktur, wewenang dan
tanggungjawab serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pelayanan.
Program orientasi pegawai baru di Ruangan Kebidanan merupakan bagian
integral dan tahapan dari program orientasi pegawai baru RSU Mitra Medika Premiere,
sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit
kerja terkait agar tujuan program orientasi dapat tercapai dengan baik.
9.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan orientasi adalah:
1. Memberikan kesempatan bagi pegawai baru dan atau peserta didik dalam usaha
mengenal dan penyesuaian terhadap organisasi rumah sakit dan menumbuhkan
perasaan positif dan menyenangkan dalam pekerjaan baru
2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep syariah yang
dijalankan di RSU Mitra Medika Premiere
3. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan
organisasi Kebidanan.
4. Memberikan pemahaman berkaitan dengan peraturan yang berlaku di Kebidanan
5. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang
6. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain
yang terkait
7. Membantu pegawai baru menjadi pegawai yang profesional dalam bidang
pekerjaannya
BAB X
PERTEMUA/RAPAT
10.1 Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada:
Waktu : Setiap sebulan sekali
Jam : Situasional
Tempat : Ruang rapat
Peserta : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana
Materi :
1. Evaluasi kinerja Unit
2. Evaluasi SDI ruangan Kebidanan
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Asuhan
Kebidanan.
4. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan materi-materi Syariah
yang diterapkan
5. perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDI unit Ruangan
Kebidanan.
6. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Ruangan Kebidanan
Kelengkapan rapat meliputi undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi.
BAB XI
PELAPORAN
11.1 Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan pelayanan yang terkait dengan pemberian pelayanan di Instalasi
Perawatan Intensif.
11.2 Jenis Pelaporan
Laporan dibuat oleh Kepala Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, yang
terdiri dari:
a. Laporan Harian
Laporan keluar dan masuknya pasien serta pelayanan yang terjadi di Instalasi
Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Laporan penundaan tindakan radiologi dan pemeriksaan laboratorium
b. Laporan Bulanan
Laporan Ketenagaan
1. Jumlah tenaga yang tersedia
2. Jumlah penambahan tenaga per bulan
Laporan Inventaris Kebidanan dan Penyakit Kandungan
1. Jumlah inventaris yang tersedia
2. Jumlah inventaris dalam kondisi baik dan rusak
3. Jumlah inventaris yang tambah
Laporan Kegiatan IKPK
1. Jumlah pasien di IKPK
2. Jumlah pasien yang PBJ
3. Jumlah pasien yang PAPS
4. Jumlah pasien yang dirujuk
5. Jumlah pasien yang diresusitasi
6. Jumlah pasien yang meninggal/exit
10 diagnosa terbanyak diIKPK
Kejadian code blue dan code red
Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
Pasien komplain
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di IKPK
Insiden Keselamatan Pasien
Insiden Kesehatan Kecelakaan Kerja
Kendala di IKPK
Pelaksanaan Kegiatan Syariah di ruangan IKPK
c. Laporan Tahunan
Laporan kegiatan di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Laporan program kerja di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Laporan indikator mutu
MEDAN
2021
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi.Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan dan berbasis Syariah di kawasan
Sumatera Utara. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh RSU Mitra Medika
Premiere adalah pelayanan Kebidanan. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut,
maka diperlukan pedoman dalam pengorganisasian pelayanan intensif pada ruangan
Kebidanan.Diharapkan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat
diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
BAB I
PENDAHULUAN
2. Pelayanan kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Praktik kebidanan
Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat otonom,
kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka fikir yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
5. Asuhan kebidanan
Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan
1.3. Ruang lingkup pelayanan kebidanan
Memberikan pelayanan Kebidanan , meliputi:
1. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
2. Persalinan yang ditolong oleh bidan dokter spesialis obstetric ginekologi baik
normal maupun patologis
3. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
4. Perawatan di ruang nifas di ruang rawat inap Khusus.
5. Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
6. Perawatan pada bayi baru lahir di ruangan
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
8. Tindakan medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
9. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
instruksi dokter (DPJP).
10. Pelayanan tranfusi darah.
11. Pemberian surat rujukan.
12. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti USG
1.4. Batasan operasional pedoman pelayanan kebidanan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Nurse Station,dilengkapi
dengan Central Monitor
RUANG
BAYI SAKIT
PINTU MASUK
Pantry dan
NICU I Ruang Perawat
7EWWW
NICU II
NICU X
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
4.2 METODE
Metode penugasan yang digunakan pada ruangan NICU adalah metode tim (jika
jumlah paramedisnya/perawat tercukupi). Jika paramedis tercukupi, setiap shift akan
dilaksanakan oleh 1 orang ketua tim, dan 3 orang perawat pemberi asuhan. Dimana,
setiap perawat pemberi asuhan menanggungjawabi 2 atau 3 pasien bayi. Akan tetapi,
jika pasien terpasang ventilator, jumlah paramedis yang dibutuhkan akan lebih banyak,
karena 1 pasien yang terpasang ventilator akan ditanggungjawabi oleh 2 orang perawat.
Akan tetapi, untuk saat ini jumlah paramedis yang tersedia 8 orang, sehingga
metode tim belum bisa dijalankan. Setiap shift akan dijalankan oleh 1 orang
penanggung jawab shift dan 1 orang perawat pemberi asuhan. Metode penugasan yang
bisa digunakan pada saat ini adalah metode fungsional. Pada metode fungsional ini,
pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas atau prosedur.
Setiap perawat diberi satu tugas untuk dilaksanakan kepada semua pasien di satu
ruangan.
2. Obat-obatan
No Nama Barang Jumlah
Laci I (Obat)
1. Ephineprine Injeksi 10
2. Sulfas AtropinInjeksi 4
3. LidocainInjeksi 2
4. Dopamin 100mgInjeksi 2
5. Dobutamin 200mgInjeksi 2
6. Norepinephrine Injeksi/Vascon 4mg 2
7. Bikarbonat Natrium/Meylon 2
8. Amiodarone/CordaroneInjeksi 2
9. StesolidInjeksi 2
10. Midazolam/Miloz 15mgInjeksi 2
11. Calcium Gluconas 10%Injeksi 2
12. Dextrose 40% 4
13. MgSO4 20% 2
14. FurosemideInjeksi 4
15. DexamethasoneInjeksi 4
16. AminophilineInjeksi 2
17. KCL 4
18. Salbutamole/Ventoline Nebule 2
19. Aquabidest 2
20. Isosorbide Dinitrate (ISDN) 4
21. Aspilet/Aptor 100mg 2
22. Clopidogrel 75mg 2
Laci II (Sirkulasi)
23. Infus Set Anak 2
24. IV Catheter No. 24, 26 2
25. Three Way 2
26. Torniquet 1
27. Spuit 1cc, 3cc, 5cc, dan 10cc 5
28. Nald No. 18, 23 dan 25 5
29. Tegaderm Anak 2
30. Micropore 2,5 cm 1
31. Alkohol Swab 5
32. Verban Gulung 5cm 2
33. Handcsoon Steril ukuran 6,5, 7, 7,5, 8 1
34. Tranfusi Set 2
35. EKG Elektroda Anak 5
36. Extention Tube 2
Laci III (Airway dan Breathing)
37. Oropharingeal Tube/Guedel No. 0, 1, 2 1
38. Kateter Suction No. 6, 8, 10 1
39. ETT tanpa cuff No. 2,5, 3, 3,5 1
40. ETT dengan cuff No. 4, 4,5 5 1
41. Ambu Bag Anak dan Bayi 1
42. Face Mask Anak dan Bayi 1
43 Nasal Canul untuk Anak 1
44. Selang O2 Simple Mask, Rebreathing/Non Rebreathing 1
untuk Anak
Laci IV (Sirkulasi)
45. Ringer Laktat 500ml 2
46. NaCl 0,9% 500ml 2
47. Dextrose 5% 2
48. Dextrose 10% 2
49. NaCl 100ml 2
50. Widahes Anak 1
51. Ringer Solution 500ml 2
52. Asering 2
6.1 PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
6.2 TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu, sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di
rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
7.1 PENGERTIAN
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan
dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Kepala Instalasi Ruangan NICU dan
perlindungan terhadap Rumah Sakit. Oleh karena itu, maka jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dan
rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-
usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termasuk
para pegawai dari bahaya kerja.
7.2 TUJUAN
Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu pada Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang
dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi apabila:
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau peralatan sudah tua
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-
lain
Pedoman pelayanan ruangan NICU ini diharapkan dapat menjadi panduan atau
acuan bagi seluruh staff yang bekerja di NICU sehingga pelayanan kesehatan paripurna
kepada pasien dan keluarga dapat diwujudkan. Pedoman ini juga menjadi acuan kepada
seluruh staff yang bekerja di NICU baik staff lama atapun staff yang baru bergabung.
Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini dapat memberikan gambaran pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga serta
customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada pelanggan tercapai
dengan sebaik-baiknya. Demikian Pedoman Pelayanan ruangan NICU ini disiapkan,
agar operasional pelayanan berjalan dengan lancar. Pedoman ini dapat dilakukan revisi
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
PANDUAN PELAYANAN UNIT
NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
RSU. MITRA MEDIKA PREMIERE
MEDAN
2021
BAB I
DEFINISI
Ruang NICU (Level III ruang perawatan bayi sakit) adalah ruangan untuk
perawatan pasien dengan usia < 1 bulan yang kondisinya kritis, yang memerlukan
perawatan dan pengobatan khusus. Termasuk juga bayi premature dengan berat badan
dibawah normal walaupun sudah berusia > 1 bulan. Pasien dirawat bersama dokter
Konsulen Anak dengan sertifikasi pelatihan NICU.
Level III ruang perawatan bayi sakit adalah ruang perawatan untuk bayi risiko
tinggi dengan pengawasan yang benar-benar ekstra ketat. Satu orang perawat yang
bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24 jam penuh.Perawatan level III
(NICU) meliputi perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil yang memerlukan
support alat bantu nafas mekanik (Bubble Nasal C-PAP atau Ventilator mekanik),
tindakan operatif maupun pemberian obat-obatan atau tindakan intervensi khusus.
BAB II
RUANG LINGKUP