Tulisan 3. Anak Sebagai Aset Pengelola Lingkungan Masa Depan
Tulisan 3. Anak Sebagai Aset Pengelola Lingkungan Masa Depan
Oleh:
Zul Kariman
Dari total 7,16 milyar jiwa populasi dunia saat ini, 1,9 millyar diantaranya adalah populasi anak-
anak atau sekitar 27% dari total populasi dunia (United States Census Bureau, 2012). Populasi
anak-anak diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
dunia sebesar 2,2% pertahun dengan tingkat kelahiran sebesar 138 juta jiwa pertahun, dan
tingkat kematian sekitar 56 juta jiwa pertahun. Di Indonesia sendiri, populasi anak-anak
mencapai 37% dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia (Sensus Penduduk, 2010).
Diperkirakan, dalam rentang 15 - 30 tahun kedepan, populasi anak-anak (sekarang) akan
menggantikan generasi saat ini dan merupakan generasi yang akan menentukan arah kebijakan
dan pemanfaatan sumberdaya alam nasional maupun global kedepannya.
Terkait mengenai semakin hangatnya isu pengelolaan lingkungan hidup saat ini, dengan
terjadinya berbagai penurunan kualitaas lingkungan fisik serta diikuti dengan berbagai dampak
signifikan terhadap kualitas hidup manusia. Kondisi tersebut menjadikan kajian mengenai peran
anak dalam pengelolaan lingkungan menjadi isu yang cukup hangat untuk dibicarakan, baik dari
segi peran anak saat ini melalui gaya hidup mereka dan dampaknya terhadap lingkungan,
maupun peran anak sebagai generasi penerus dalam pengelolaan lingkungan melalui program-
program dan kebijakan nasional maupun global nantinya.
Peran anak dalam pengelolaan lingkungan sangat menentukan dalam memperbaiki atau
memperburuk pengelolaan lingkungan hidup kedepannya. Hal ini disebabkan, generasi muda
saat ini (anak) merupakan generasi yang akan mengambil kendali penuh terhadap pemanfaatan
alam dan lingkungan kedepannya. Mereka yang akan menentukan apakah arah pembangunan
kedepan akan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup atau tidak. Dengan demikian,
tingkat kesadaran generasi muda saat ini (anak) mengenai lingkungan hidup akan menentukan
nasib lingkungan hidup beberapa dekade yang akan datang. Sebab sederhananya mereka akan
menerapkan apa yang kita ajarkan hari ini.
Untuk meningkatkan tingkat kesadaran anak akan lingkungan hidup, diperlukan langkah
langkah edukasi dan penanaman nilai-nilai lingkungan hidup sejak dini. Nilai-nilai dan
pemahaman lingkungan tersebut akan menjadi dasar dalam pembentukan perspektif anak
terhadap lingkungan dan akan menjadi patokan sikap mereka terhadap pengelolaan lingkungan
kedepan. Untuk menanamkan pemahaman dan perspektif yang benar terhadap generasi muda
saat ini (anak) mengenai lingkungan hidup secara sederhana dapat dilakukan melalui langkah-
langkah edukasi seperti berikut:
Budaya Menghemat Listrik
Mengedukasi dan membudayakan anak-anak untuk mematikan lampu disaat tidak
diperlukan, karena ketika penggunaan listrik secara berlebihan akan berdampak pada
kondisi lingkungan, 40% sumber energi listrik nasional saat ini masih bergantung pada
bahan bakar fosil. Pemakaian bahan bakar fosil akan menurunkan kualitas lingkungan
dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca.
Menerapkan 3R
Mengajarkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kepada anak-anak agar mereka belajar
mengurangi kebiasaan konsumtif, memanfaatkan kembali barang yang masih bisa
dimanfaatkan, dan mengolah barang siap pakai untuk digunakan kembali.