Anda di halaman 1dari 37

Kebijakan, Program, dan Kegiatan

dalam Mempertahankan dan Melakukan


Perbaikan Ekosistem Mangrove
Hery G. Daulay
Koordinator Kelompok Restorasi
Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Jakarta, 6 Oktober 2021


“Komitmen KKP dalam
Pengendalian Perubahan Iklim”

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA

17.504 pulau 2,8 Juta km2


16.771 telah dibakukan namanya landas kontinen
16.671 pulau telah dilaporkan ke PBB

LUAS LAUT
6,4 Juta km2 luas perairan
0,29 juta km2 laut territorial
6,4 juta km² 3,11 juta km2 perairan pedalam dan kepulaun
(75%) 3 juta km2 luas laut ZEE

LUAS DARAT
1,9 juta km² 108.000 km
111 pulau
(25%) Pulau kecil Terluar
Panjang garis pantai

327 Kab/Kota 12.873 desa


yang memiliki pesisir yang memiliki garis pantai

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


KEBIJAKAN NASIONAL dalam UPAYA PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
Prioritas Nasional (PN) 6 Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan
Ketahanan Bencana, dan Perubahan iklim
Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun KP 1 Pemulihan KP 3 Rendah Karbon
KP 2 Peningkatan
2020 tentang Pencemaran &
Kerusakan SDA & LH Ketahanan Iklim Pesisir & Laut
Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah Perlindungan Inventarisasi dan
Pemulihan Kerusakan
Nasional 2020- Kerentanan Pesisir & Rehabilitasi Ekosistem
Lingkungan Pesisir & Laut
Kelautan Pesisir dan Kelautan
2024

Dokumen First &


Updated Nationally Agenda nasional Pemerintah dalam Upaya
Determined Contribution Pengendalian Perubahan Iklim
(NDC)

Komitmen Indonesia MITIGASI: PEMBANGUNAN RENDAH KARBON


menurunkan emisi GRK
sebesar 29% dengan ADAPTASI: PEMBANGUNAN BERKETAHANAN IKLIM
upaya sendiri dan 41%
dengan bantuan
internasional,
dibandingkan BAU di
tahun 2030

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


MANDAT KKP

Landasan
Hukum

Berdasarkan Surat Menteri Koordinator Bidang


Kemaritiman dan Investasi Nomor: B-
0290/MENKO/MARVES/HK.01.01/II/2020 tanggal 7
Februari 2020 perihal Penunjukan Penanggung Jawab
Nasional Isu Oceans pada Perubahan Iklim

KKP memiliki tugas untuk memformulasikan materi


submisi sekaligus mengkoordinasikan pelaksanaan
aksi adaptasi dan mitigasi lingkup kelautan (oceans)

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


PROGRAM KKP DALAM PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

Penyusunan kebijakan/regulasi

Penelitian/riset

Peningkatan ketangguhan

Rehabilitasi ekosistem
Masih didominasi
elemen Adaptasi
Perubahan Iklim! Konservasi perairan

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


PERAN KKP DALAM NDC ADAPTASI : KETAHANAN EKOSISTEM DAN LANSEKAP
(ECOSYSTEM AND LANDSCAPE RESILIENCE)
Program Kunci Strategi Aksi
Mengarusutamakan adaptasi ke dalam • Implementasi adaptasi berbasis ekosistem dalam
kebijakan dan program di zona pesisir dan lautan pengembangan kawasan pesisir;
• Implementasi ekosistem mangrove terpadu

Pengembangan zona • Peningkatan zona pesisir dan pengendalian polusi laut,


pesisir yang tahan iklim termasuk sampah laut dan sampah plastik;
Perlindungan Zona Pesisir • Peningkatan komunikasi, pendidikan, dan kesadaran publik
(CEPA) tentang peran penting perlindungan ekosistem pesisir
dalam pengurangan dampak bencana alam;
• Pemulihan zona pantai yang rusak (kesehatan ekosistem)
sebagai ekosistem penting;
• Meningkatkan sumber penghidupan (kesejahteraan)
masyarakat yang tinggal atau bergantung pada wilayah
pesisir.
Meningkatkan ekosistem, spesies dan konservasi • Pengembangan dan implementasi konservasi in situ dan ex situ;
genetik. • Pencegahan dan pemberantasan spesies asing invasif.

Konservasi dan Restorasi Meningkatkan fungsionalitas ekosistem • Perlindungan kawasan eksisting dan pengembangan kawasan
Ekosistem terintegrasi untuk memastikan peningkatan lindung laut baru;
layanan penting • Restorasi hutan bakau dan lahan gambut yang terdegradasi;
• Meningkatkan pendidikan konservasi, termasuk melibatkan
masyarakat adat untuk pengetahuan adat dan kearifan lokal

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


PERLINDUNGAN KAWASAN EKSISTING DAN PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG LAUT BARU

Luas Perairan Indonesia 325 Juta Ha

Capaian Luas Kawasan Konservasi


(KK) per Agustus 2021

28 Juta ha atau 8,61%


10 KKN 5,3 juta ha
337 KKD 18,1 juta ha
30 KLHK 4,6 juta ha
337 KKD

Target 2020 - 2024

Pada 2030 mencapai 32,5 juta Ha

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


EKOSISTEM MANGROVE SALAH SATU KOMPONEN PERLINDUNGAN KAWASAN KONSERVASI

Sebaran
mangrove
terdapat di 113
kawasan
dengan total
luas mencapai
85.027 Ha
(Direktorat
KKHL-KKP,
2020)

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


RESTORASI WILAYAH PESISIR
Mengembalikan kondisi pesisir yang rusak dan memberikan nilai ekologi dan
ekonomi secara seimbang

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


KONSEP RESTORASI WILAYAH PESISIR (MANGROVE)
3,31 Juta Ha
PERLINDUNGAN
PERLINDUNGAN MELALUI MELALUI PERDA RZWP3K
PENDEKATAN EKOWISATA MANGROVE
Mangrove Indonesia (PRPEP)

RUSAK
ZONA MANGROVE/
0.637 Juta Ha
KAWASAN KONSERVASI CADANGAN KARBON
19% BIRU
BAIK MELALUI PERDA RTRW
2.67 Juta Ha
81%

1 2 Sumber : KLHK 2019

SEMPADAN PANTAI KAWASAN LINDUNG

HYBRID ENG CONCRETE GEOTEKSTIL


PENGUATAN KELEMBAGAAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
KELOMPOK MASYARAKAT MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF

SEDIMENT TRAP PENANAMAN MANGROVE

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


KONDISI EKOSISTEM MANGROVE DI INDONESIA

19% Dalam Kawasan Hutan


KRITIS 460.210 ha
637.624 Ha 72,18%

MANGROVE
LUAS TOTAL KRITIS
3,3 Juta Ha 637.624 Ha

81%
BAIK Diluar Kawasan Hutan
2.673.583 Ha 27,82%
177.414 Ha

12
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
BERBAGI PERAN REHABILITASI MANGROVE KRITIS

MANGROVE
KRITIS
637.624 ha

BRGM KLHK KKP, K/L, LSM, CSR, DLL


483.194 ha 89.685 ha 64.746 ha
75,78% 14,07% 10,15%

13
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
POTENSI PENYERAPAN KARBON
EKOSISTEM MANGROVE
Serapan Emisi
Luasan Penanaman
No Kementerian/Lembaga Karbon
(Ha)
(tCO2-eq)
1 KKP, K/L lainnya serta CSR 64,746 30,050,137

2 KLHK 89,685 41,624,911


3 BRGM 483,194 224,261,665
Total 295,936,713

Asumsi yang digunakan:


- Prosentase keberhasilan penanaman
mangrove 75%
- Dihitung selama 20 tahun

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


POTENSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DARI KARBON BIRU

MENGENAL KARBON BIRU

‘Karbon biru’ merujuk pada karbon yang diserap dan


disimpan di dalam laut dan ekosistem/vegetasi pesisir.
Disebut ‘biru’ karena terbentuk di bawah air.
https://forestsnews.cifor.org

Di Indonesia, karbon biru tersimpan dalam lahan basah


pasang surut, seperti hutan pasang surut, mangrove,
semak pasang surut dan padang lamun, di dalam tanah,
biomassa hidup dan biomassa mati dalam kolam karbon.

Dalam konteks penurunan emisi GRK, ekosistem karbon


biru, khususnya mangrove dan lamun, mempunyai
kemampuan untuk menyimpan CO2 di dalam biomasa dan
sedimen sebesar 3-5 kali dari vegetasi daratan (Mcleod et
al, 2012)
Sumber: intisari bagi pengambil kebijakan Potensi Cadangan dan Serapan Karbon Ekosistem mangrove
dan Padang Lamun Indonesia, LIPI-KKP, 2018 15

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE

Padat Karya Penanaman Mangrove bertujuan untuk merehabilitasi kawasan mangrove sekaligus
bentuk dukungan kepada masyarakat dalam meningkatkan ekonomi di daerah pesisir.

Background: Dit. P4K

16
REHABILITASI KAWASAN MANGROVE KKP TAHUN 2021 (REGULER)
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Aceh Besar
Luas 10,46 Ha
Luas 10 Ha Target 400 Ha 22 Kawasan
Jumlah 50.000 Bibit
Jumlah 50.000 Bibit
457 HOK
470 HOK
Kab. Lampung Timur
Luas 10,74 Ha Kab. Gorontalo Utara
Jumlah 50.000 Bibit Luas 42,8 Ha
487 HOK Jumlah 24.500 Bibit
275 HOK
Kab. Pohuwato
Luas 11 Ha
Jumlah 49.500 Bibit
Kab. Tanah Laut 533 HOK
Luas 20 Ha Kab. Bima
Jumlah 100.000 Bibit Kab. Kolaka Luas 6,6 Ha
Kab. Aceh Jaya Jumlah 33.000 Bibit
927 HOK Luas 10 Ha
Luas 14,5 Ha 308 HOK
Jumlah 50.000 Bibit
Jumlah 72.500 Bibit
500 HOK
851 HOK
Kab. Sampang Kab. Dompu
Luas 10,29 Ha Kab. Pamekasan Luas 28,6 Ha
Kab. Serang Jumlah 50.000 Bibit Luas 12,68 Ha Kab. Sumenep Jumlah 95.300 Bibit
Luas 50 Ha 539 HOK Jumlah 62.500 Bibit Luas 21 Ha 834 HOK
Jumlah 100.000 Bibit 617 HOK Jumlah 105.000 Bibit
1.130 HOK 1.003 HOK

Kab. Karawang
Luas 51 Ha
Jumlah 206.000 Bibit
2.056 HOK Kab. Pasuruan Kab. Probolinggo Kota. Probolinggo Kab. Situbondo Kab. Lombok Barat Kab. Sumbawa
Kab. Indramayu
Luas 8,7 Ha Luas 11,7 Ha Luas 3,1 Ha Luas 2,65 Ha Luas 10 Ha Luas 11 Ha
Luas 35,02 Ha
Jumlah 43.500 Bibit Jumlah 68.500 Bibit Jumlah 15.000 Bibit Jumlah 11.000 Bibit Jumlah 50.000 Bibit Jumlah 55.000 Bibit
Jumlah 115.500 Bibit
515 HOK 657 HOK 216 HOK 151 HOK 433 HOK 555 HOK
1.334 HOK
17
17
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
REHABILITASI KAWASAN MANGROVE PEN-ABT TAHUN 2021
320 Ha 226 Ha 406 Ha
Prov. Jawa Barat dan Banten Prov. Jawa Tengah Prov. Jawa Timur (BPSPL Denpasar)
(LPSPL Serang) dan Timur (Dit.P4K - KKP)
(Sudah Mutual Check-0)
(Sudah Mutual Check-0) (Sudah Mutual Check-0) Penanaman bulan Agustus
Penanaman bulan Agustus Penanaman bulan Agustus

Prov. Jawa Barat dan Banten


(11 Kabupaten/Kota) Prov. Jawa Tengah Prov. Jawa Timur
(6 Kabupaten/Kota) (11 Kabupaten/Kota)

18
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
PUSAT RESTORASI DAN
PENGEMBANGAN EKOSISTEM
PESISIR (PRPEP)

PRPEP merupakan lokasi yang diarahkan sebagai pusat pemulihan dan restorasi
ekosistem pesisir sekaligus dikembangkan menjadi sarana edukasi, penelitian dan
laboratorium alam melalui pendekatan ekowisata mangrove.

19
MANFAAT EKONOMI WISATA MANFAAT SOSIAL
Rata-rata pendapatan hari biasa : Rp. 500 .000 – Rp. 1.000.000/hari. KERJASAMA PADA MASYARAKAT MENINGKAT
Rata-rata pendapatan hari libur : Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000/hari. Pertumbuhan kelompok masyarakat yang bekerjasama dalam
Wisatawan : lokal dan mancanegara (Amerika, Australia, Cina) pengelolaan ekosistem mangrove

Sinergitas pengelolaan antara Pemerintah Pusat,


Pemerintah daerah, Swasta & masyarakat

20
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
MANFAAT EKONOMI WISATA MANFAAT SOSIAL
Pendapatan tahun 2020 : Rp. 112.193.000 KERJASAMA PADA MASYARAKAT MENINGKAT
Target pendapatan tahun 2021 : Rp. 150.000.000 • Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam merawat dan
Hasil pendapatan diberikan ke desa sebesar 25% sebagai PAD. mengembangkan ekowisata mangrove Aceh Jaya
• Meningkatnya ruang edukasi bagi pelestarian mangrove di
Wisatawan : lokal (warga sekitar – pemerintah daerah) kawasan ekowisata mangrove Aceh Jaya

21
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
MANFAAT EKONOMI WISATA MANFAAT SOSIAL
Biaya tiket masuk tahun 2015 : Rp. 2.000/orang KERJASAMA PADA MASYARAKAT MENINGKAT
Biaya tiket masuk tahun 2017 : Rp. 3.000/orang • Maraknya penebangan mangrove pada tahun 2006, kini luasan
Biaya tiket masuk tahun 2021 : Rp. 5.000/orang mangrove di sekitar ekowisata Lantebung selusa 12 Ha.
Rata-rata pendapatan tahunan : > Rp. 100.000.000 • Tumbuhnya alternatif peningkatan ekonomi melalui pelatihan
pengolahan produk turunan
Wisatawan : lokal (warga sekitar – pemerintah daerah) • Meningkatnya respon masyarakat terhadap pariwisata
destinasi alam terbuka sebesar 24%

22
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
PRODUK OLAHAN TURUNAN MANGROVE

Pelatihan peningkatan kapasitas SDM untuk menciptakan mata pencaharian baru bagi para penggiat mangrove.

23
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
BATIK MANGROVE
Dibuat dari pewarna yang dihasilkan oleh rebusan buah mangrove

24
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
KOPI MANGROVE
Dibuat dari biji mangrove yang telah dikeringkan dan dirajang (diparut)

25
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
MAKANAN RINGAN MANGROVE

Dibuat dari buah dan/atau daun mangrove

26
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
NURSERY MANGROVE

Berfungsi sebagai tempat pembibitan mangrove sehingga stok bibit mangrove dapat
selalu tersedia dan laboratorium alam melalui pendekatan ekowisata mangrove.

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia 27
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
TANTANGAN DAN UPAYA:
SINERGI DAN KOLABORASI

28

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


KONDISI EKOSISTEM KARBON BIRU (MANGROVE) INDONESIA

Jawa Sumatera Sulawesi


35.911 ha 666.439 ha 118.891 ha
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Bali - Nusra Maluku Kalimantan


34. 796 Ha 221.560 ha 735.887Ha
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Papua
1.499.723 Ha
Tahun 2019

Sumber: Dit. KTA 2020 Sumber: KKP 2020, BPS 2020


SINERGITAS PENANAMAN,
REHABILITASI/RESTORASI

INFORMASI KESESUAIAN PENDANAAN


KAWASAN RUSAK REHABILITASI PENANAMAN
• BIG • AKADEMISI/LITBANG • APBN (PUSAT DAN
PENANAMAN DAN
• LIPI • LSM DAERAH) PEMELIHARAAN
• AKADEMISI/LITBANG • LSM Masyarakat lokal
• PEMERINTAH DAERAH • PROVATE SECTOR (CSR)
• MASYARAKAT

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


SINERGITAS PEMANFAATAN MANGROVE

PERAN KETERLIBATAN PEMERINTAH


LOKASI
PENDAMPINGAN (KEMENPAR, KKP, KLHK)
PRIORITAS DAN PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH
PERAN SERTA DAERAH DAN LSM SWASTA
MASYARAKAT CSR
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
PENEGAKAN HUKUM PADA PERUSAK MANGROVE
PENEGAKAN HUKUM
UU NO 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN
PASAL 12 AYAT 1
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan merusak SDI dan Lingkungannya
PASAL 86 AYAT 1
Pidana paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 2 milyar

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


Direktorat Jenferal Pengelolaan Ruang Laut DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
UU No. 27 Tahun 2017 LARANGAN
Pasal 35
§ Menggunakan cara dan metode yang merusak ekosistem mangrove
§ Melakukan konversi ekosistem mangrove yang tidak memperhatikan
keberlanjutan fungsi ekologis
§ Menebang mangrove di kawasan konservasi
§ Melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan
lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitarnya
§ menambang terumbu karang yang menimbulkan kerusakan
Ekosistem;
§ mengambil terumbu karang di Kawasan konservasi;
§ menggunakan bahan peledak, bahan beracun, dan/atau bahan lain
yang merusak Ekosistem terumbu karang;
§ menggunakan peralatan, cara, dan metode lain yang merusak
Ekosistem terumbu karang;
DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT
Ketentuan Pidana
UU No. 27 Tahun 2017, Pasal 73
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah)

Dalam hal terjadi kerusakan karena kelalaian, dipidana


dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


SINERGITAS PENGAWASAN DAN
PENEGAKAN HUKUM
Pengawasan dan aparat Pemerintah (KKP – Ditjen PSDKP), (KLHK – Gakum),
penegakkan dilakukan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta
oleh masyarakat

setiap pelanggaran yang terjadi dan berhak mengajukan


Masyarakat dapat
tuntutan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan
melaporkan
perusakan terumbu karang yang menimbulkan kerugian

Dasar penegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta


hukum mempertimbangkan kearifan lokal

Penegakan hukum aparat yang berwenang baik aparat Pemerintah, Pemerintah


dilakukan oleh Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat DKI


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai