Anda di halaman 1dari 4

Naskah Teater Kemanusiaan

1. Nara (Deska) : Sebagai narator yang menceritakan alur


dari cerita
2. Busung (Salma) : sebagai tokoh yang kelaparan dan
berhalusinasi bahwa batu merupakan
makanan yang lezat
3. Luwe (Tasa) : sebagai tokoh yang kelaparan dan
mengkuti apa yang dilakukan oleh
busung
4. Rakus (Leli) : sebagai tokoh yang sombong dan rakus
5. Anak Desa (Raras) : sebagai anak desa yang berprofesi
sebagai penari
6. Warga Desa (Ofi, Farah,Yoppy) : sebagai tokoh yang merintih kelaparan
dan rakus

SCENE 1
Latar : Pedesaan, lampu mati
Backsound 1 (Java)

Nara : Bangun dan menyapa penonton, dan bersiap - siap ingin bercerita.

Warga desadan Anak desa menjadi manequeen dengan membawa bakul nasi berisi
sayuran, makanan dan ada pula yang membawa ayakan.

Backsound 2 (Hayuning)

Nara : Menceritakan tentang kehidupan desa yang Makmur, sejahtera, tanpa


kekurangan sandang, papan, pangan. Kehidupan yang Bahagia dan sederhana.

Warga desadan Anak desa mulai bergerak dengan membawa bakul nasi berisi
makanan dan ada pula yang membawa ayakan beras. Mereka tertawa riang,
berbincang-bincang satu sama lain dan Bahagia. Saling memberi, mengasihi dan
membahagiakan.

(Backsound Tari)
Kemudian anak desa mempersembahkan tarian sebagai wujud terima kasih atas
kehidupan mereka yang makmur, sejahtera dan bahagia

SCENE 2
Latar : Lapagan pedesaan yang gersang
Nara menceritakan manusia yang kesusahan pangan, hingga apapun bisa mereka
makan.

Busung datang dari sisi kanan sedang mencari - cari, mengendus - ngendus, mengais -
ngais di dedaunan, serta kebingungan mencari sesuatu yang bisa untuk di makan

Kemudian Busung melihat suatu benda dari kejauhan, mata Busung seketika berbinar,
seakan melihat sesuatu yang menggiurkan. Busung pun menghampiri dan mengambil
benda tersebut. Lalu ia memakan benda tersebut yang tak lain dalah sebuah batu,

Busung merasa bahwa batu tersebut adalah suatu makanan terlezat yang pernah ia
temukan. Ia pun memakannya dengan sangat lahap seperti orang yang sudah lama
tidak makan.

(Scene Busung dan Luwe)

Tak selang beberapa lama, datanglah Luwe dari sisi kiri yang sedang kebingungan
mencari sesuatu sambil memegang perutnya dan sesekali ia mengendus - endus.
Langkah Luwe terhenti setelah melihat Busung memakan batu miliknya dengan
sangat lahap

Luwe pun menghampiri Busung, Kemudian Luwe bergegas mengambil batu


disekitarnya dan langsung memakannya seperti yang dilakukan oleh Busung.

Busung dan Luwe saling pandang, kemudian mereka mendekat dan mencium - cium
badan mereka masing - masing secara bergantian, lalu mereka saling memamerkan
apa yang ia makan.

Tiba - tiba mereka menjauh secara perlahan, dengan ekspresi saling pandang dan
mereka berharap batu yang mereka pegang tidak akan direbut.

Karena dirasa aman dan tidak ada yang ingin merebut batu mereka, mereka pun
melanjutkan acara makannya.

(Scene Busung, Luwe dan Rakus)

Datanglah seseorang membawa pengumuman dengan kertas yang sangat besar. (Sebut
saja Rakus) ia seakan - akan menceritakan dengan ekspresi bahwa ada suatu desa
yang memiliki makanan yang lezat seperti yang tertera dalam pengumuman kertas
tersebut.

Busung dan Luwe bergegas lari mendatangi Rakus. Busung dan Luwe tampak
keheranan, kaget serta bahagia. Tiba - Tiba Busung merebut kertas tersebut dan
membawanya pergi
Luwe dan Rakus mengejar Busung untuk mendapatkan kertas pengumuman tersebut,
Luwe berlari sekuat mungkin untuk mengejar Busung hingga ia dapat merebut kertas
itu dan membawanya kabur

Namun Rakus dan Busung tidak diam saja, mereka mengejar Luwe, tidak kehilangan
akal Rakus langsung memotong jalan dan berusaha menghadang Luwe. Luwe pun
berhenti karena dihadang oleh Rakus.

Tiba - tiba Busung merampas kertas itu namun tidak bisa karena Luwe memegangnya
dengan erat, Rakus pun juga berusa rampas kertas tersebut. Terjadilah tarik menarik
atara mereka hingga kertas itu robek dan mereka pun jatuh terpental

Nara mendekati merka yang terpental, dan bercerita “Mengapa terlalu bersikeras
untuk mengetahui informasi tersebut…”

SCENE 3
Latar : Lapagan pedesaan yang gersang
Pada suatu hari, datanglah si Rakus dengan pereasaan bahagia dan ingin
menyombongkan bahwa ia telah memakan - makanan lezat yang berada di kertas
pengumuman tersebut. Ia membawa makanan lezat yang belum pernah warga lihat,
dan nampaknya sangat menarik dan lezat.

Ia berteria, tetawa kesana kemari seakan - akan ingin memperlihatkan apa yang ia
bawa kepada penduduk desa tersebut.

Karena tak ada penduduk yang datang, ia duduk di kursi dan mulai memakan
makanan yang ia bawa dengan lahap. Rakus merasa sangat kenyang dan kelelahan
akhirnya ia tertidur di kursi.

Nara : “Apa yang perlu kau sombongkan di depan orang kelaparan…?”

SCENE 4

Latar : Lapagan pedesaan yang gersang

(Scene Warga Desa, Busung, Luwe dan Rakus)

Saat Rakus sedang tertidur, warga datang merintih (ngesot) mengarah ke Rakus..
Berteriak “Makan! Makan! Makan” dan “Lapar, Lapar, Lapar”
Si Rakus pun terkejut dan ia ingin kabur namun tak bisa.

Rakus ketakutan kemudian berdiri dan naik di atas kursi. Namun cara itu tidak
berhasil warga itu semakin mendekat.

Dalam pikirannya, ia takut jika warga itu ingin memakannya, oleh karena itu ia
membuang seluruh makanan yang ia punya demi menyelamatkan dirinya
Karena makanan telah tercecer, warga tersebut berusaha mengambil makanan tersebut,
kemudian memakannya. Dan akhirnya Rakus berlari menjauhi mereka dengan rasa
ketakutan

Setelah makanan habis, warga masih merasa lapar. Dan ada salah satu warga yang
masih memakan makanannya. Lau warga lainnya berusaha merebut makanan itu.
Hingga terjadi cekcok antar warga, saling dorong, dan perkelahian yang sangat sengit
pun terjadi hingga terjadi pertumpahan darah yang sangat dahsyat, kemudian warga
memakan satu sama laindan berakhir kematian massal.

Nara duduk dikursi dan menceritakan ending/ kesimpulan

Anak desa membawa bakul, kemudian menyembah dan berharap kehidupan yg layak.

Para warga yang mati dan narator keluar dari panggung

(Backsound tari)

Anak desa menari sebagai penutup

END

Anda mungkin juga menyukai