Pada masa Orde Baru, kebebasan berpolitik juga dibatasi dengan jumlah partai
politik yang terbatas pada tiga partai saja, yaitu Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Masa Orde Baru juga membatasi kebebasan pers dan kebebasan berpendapat.
Sejumlah surat kabar dan majalah dibredel dan dicabut surat izin penerbitannya
dengan alasan telah memberitakan peristiwa yang bertentangan dengan
kebijakan pemerintah.