Anda di halaman 1dari 8

UJI STABILITAS MUTU FISIK SEDIAAN MASKER GEL WAJAH DARI EKSTRAK DAUN

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI


CARBOPOL

Dwi Rachmawaty Daswi*), Hendra Stevani*), Eka Santi*)


*)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Jerawat terjadi karena adanya gangguan peradangan yang umumnya dipicu oleh bakteri
propionibacterium acne. Secara empiris, daun belimbing wuluh digunakan sebagai antibakteri untuk
pengobatan jerawat dan penggunaanya masih secara tradisional dan kurang praktis. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat sediaan masker gel wajah dari ekstrak daun belimbing wuluh sebagai
antijerawat serta diuji stabilitas mutu fisik sediaan. Ekstraksi daun belimbing wuluh dilakukan secara
maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formulasi dibuat dengan konsentrasi ekstrak daun
belimbing wuluh 10,5% dengan konsentrasi carbopol 0,5%, 1% dan 2%. Desain dalam penelitian ialah
pre and post test design. Evaluasi sediaan masker gel wajah meliputi uji organoleptis, pH
,homogenitas, daya sebar dan uji sineresis. Berdasarkan hasil penelitian, ketiga formula masker gel
menunjukkan konsistensi yang berbeda pada uji daya sebar setelah 21 hari penyimpanan pada suhu
kamar. Hasil evaluasi sediaan menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi carbopol 2%
memenuhi mutu fisik yang lebih baik daripada formula lainnya.

Kata kunci : Masker gel, Belimbing wuluh, dan Carbopol.

PENDAHULUAN timbulnya jerawat dan efek samping yang


Jerawat (Acne vulgaris)adalah suatu banyak. Oleh karena itu, masyarakat biasanya
kondisi inflamasi umum pada unit beralih ke bahan alam yang mudah diperoleh
pilosebaseus yang terjadi pada remaja dan dan lebih aman penggunaanya.
dewasa muda ditandai dengan adanya Salah satu tanaman herbal yang biasa
komedo, papul, pastul, dan bopeng (scar) pada digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan
daerah wajah, leher, lengan atas, dada dan jerawat adalah daun belimbing wuluh
punggung (Simon, 2012). (AverrhoabilimbiL.). Penelitian mengenai
Tingkat kejadian jerawat di Indonesia daun belimbing wuluh pernah dilakukan oleh
menunjukkan terdapat 60% penderita (Acne Winarti (2005) bahwa konsentarasi 10,5%
vulgaris) pada tahun 2006 dan 80% pada tahun dapat menghambat pertumbuhan
2007. Insiden jerawat 80-100% pada usia Staphylococcus aureus penyebab jerawat.
dewasa muda, yaitu 14-17 tahun pada wanita, Daun belimbing wuluh(AverrhoabilimbiL.)
dan 16-19 tahun pada pria (Kabau, 2012). mengandung senyawa flavonoid dan tanin
Penyebab jerawat sangat banyak,dari yang diketahui sebagai senyawa antibakteri
faktor genetik, faktor bangsa ras, faktor untuk penyakitpada kulit.
makanan, faktor iklim, faktor kebersihan, Penggunaan daun belimbing wuluh
faktor penggunaan kosmetik, faktor kejiwaan (AverrhoabilimbiL.) sebagai obat jerawat di
atau kelelahan. Munculnya jerawat sangat masyarakat belum maksimal, karena
mengganggu penampilan seseorang sehingga penggunaanya yang kurang praktis jika harus
akan segera mencari solusi untuk disiapkan dan dioleskan langsung dalam
menghilangkan jerawat (Simon, 2012). bentuk simplisia utuh. Sehingga perlu
Jerawat dapat diobati dengan bahan dikembangkan suatu formula yang lebih
kimia atau bahan alam, akan tetapi pemakaian praktis digunakan oleh masyarakat, lebih tahan
bahan kimia pada kosmetik dalam jangka lama dan efektif. Salah satunya yaitu sediaan
waktu yang lama akan dapat menyebabkan masker gel.

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 85


Masker gel adalah bentuk sediaan Etanol 70%, Carbopol, Trietanolamin (TEA),
yang paling cocok karena lebih mudah Propilenglikol, Metil paraben, Aquades.
digunakan dan penyebarannya dikulit lebih
cepat, tidak berminyak, mudah dicuci, lebih Prosedur kerja
jernih, elastis, tidak menyumbat pori dan 1. Pengolahan bahan uji
pelepasan obatnya baik. Selain itu masker gel Daun belimbing wuluh (Averrhoabilimbi
mempunyai sifat yang menyejukkan dan L.) yang telah dikumpulkan di sortasi
mudah berpenetrasi pada kulit. basah, dicucihingga bersih dengan air
Pada proses pembuatan masker gelini mengalir lalu dipotong-potong kecil
dibutuhkan suatu pembentuk gel (gelling dengan ukuran sesuai derajat halus daun
agent) yang ditambahkan ke dalam suatu yaitu 5/8. Setelah itu dikeringkan dengan
formula. Gelling agent yang digunakan harus cara diangin-anginkan
bersifat netral, aman, terutama untuk kulit dan 2. Pembuatan ekstrak
tidak bereaksi dengan bahan lain dalam suatu Sebanyak 500 gram daun belimbing
formula. Salah satu basis gel yang dapat wuluh yang telah dikeringkan dimasukkan
digunakan adalah golongan polimer sintetis kedalam bejana maserasi. Ditambahkan
seperti carbomer 980 (karbopol). Karbopol etanol 70% hingga simplisia tersebut
bersifat hidrofil sehingga mudah terdispersi terendam seluruhnya. Dilakukan
dalam air. pengadukan sebentar setelah itu ditutup
Berdasarkan uraian diatas, maka dan didiamkan selama 5 hari, ditempat
penelitianinibertujuan untuk mengetahui yang terlindung dari cahaya matahari
stabilitas mutu fisik sediaan masker gel wajah langsung, sambil sesekali dilakukan
dari ekstrak daun belimbing wuluh pengadukan. Setelah 5 hari, maserat
(Averrhoabilimbi L.)dengan variasi dikeluarkan dan disaring. Diulangi 2-3
konsentrasi Carbopol. kali hingga terekstraksi sempurna.
Tujuan penelitian Maserat diuapkan diatas penangas air
1. Untuk memformulasikan masker gel sampai diperoleh ekstrak etanol kental.
wajah dari ekstrak daun belimbing
wuluh(AverrhoabilimbiL.). 3. Pembuatan sediaan masker gel
2. Untuk mengetahui stabilitas mutu fisik Tabel 1. Formula masker gel wajah
dari masker gel wajah yang dibuat dari ekstrak daun belimbing wuluh
ekstrak daun belimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) dengan basis
(AverrhoabilimbiL.). Carbopol.
Konsentrasi (gram)
METODE DAN BAHAN Nama zat F1 F2 F3
Jenis Penelitian
Ekstrak daun 10,5% 10,5% 10,5
Jenis penelitian ini adalah
belimbing wuluh %
Eksperimen Laboratorium dengan desain pre
Carbopol 0,5% 1% 2%
and post test.
Trietanolamin 2% 2% 2%
Propilenglikol 10% 10% 10%
Tempat dan WaktuPenelitian
Metil paraben 0,18% 0,18% 0,18
Penelitian ini dilaksanakan di
%
Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
Aquades ad 30 g ad 30 g ad
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
30 g
pada bulan Maret 2017.
4. Pembuatan formula
Alat dan bahan
Sediaan masker gel dibuat
Alat yang digunakan adalah alat-alat
gelas, pH meter, cawan, bejana maserasi. dengan 3 formula, perbedaannya hanya
Sedangkan bahan yang digunakan ekstrak terdapat pada konsentrasi carbopol.
daun belimbing wuluh (Averrhoabilimbi L.), Dibuat dengan cara, larutkan metil
paraben dengan aquades yang telah

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 86


dipanaskan pada suhu 70oC. Setelah metil baikberadapadarentang pH 4,5-6,5
paraben larut masukkan carbopol lalu (Aulton, 2005).
diaduk hingga terbentuk gel. Gel yang b. Uji daya sebar
sudah terbentuk dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0,5 gram sediaan masker
Kemudian ekstrak daun belimbing wuluh gel wajah diletakkan diatas kaca
ditambahkan propilenglikol, diaduk dan berukuran 20 x 20 cm. Selanjutnya
tambahkan trietanolamin. Setelah itu ditutupi dengan kaca yang lain
masukkan larutancarbopol yang sudah dengan ukuran yang sama dan
dingin, diaduk sampai terbentuk gel. diletakkan pemberat diatasnya hingga
Cukupkan hingga 30 gram aquades. bobot mencapai 125 gram dan
Simpan dalam wadah tertutup. Gel kemudian diukur diameter setelah
didiamkan selama 24 jam. Kemudian didiamkan setelah satu menit.
dilakukan evaluasi mutu fisik sediaan Dayasebar gel yang baikadalah 5-
masker gel. 7cm(Voigt, 1994).
c. Pengujiansineresis
Evaluasi Mutu Fisik Sineresis yang terjadi selama
Evaluasi mutu fisik sediaan penyimpanan diamati dengan
dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan menyimpan gel pada suhu ±10oC,
setiap hari ke-7, 14, dan 21. Sediaan masker masing-masing gel ditempatkan pada
gel wajah disimpan pada suhu kamar 15oC- cawan untuk menampung air yang
30oC. Pengujian ini meliputi : dibebaskan dari dalam gel selama
1. Uji Organoleptis penyimpanan. Sineresis dihitung
Analisis organoleptis dilakukan dengan dengan mengukur kehilangan berat
mengamati perubahan bentuk, warna dan selama penyimpanan lalu
bau dari sediaan masker gel wajah ekstrak dibandingkan dengan berat awal gel.
daun belimbing wuluh yang diberi basis
Carbopolsebelum dan sesudah Pengumpulan Data
penyimpanan. Data yang dikumpulkan berupa data
2. Uji homogenitas primer dari hasil uji mutu fisik sediaan masker
Uji homogenitas dilakukan dengan cara gel wajah ekstrak daun belimbing wuluh
mengoleskan sampelsebanyak 0,1 gram meliputi pengujian organoleptis, homogenitas,
pada gelas objek lalu diamati. Bahan- pH, daya sebar dan uji sineresis menggunakan
bahan yang digunakan dalam pembuatan metode penyimpanan 7, 14 dan 21 hari.
masker gel wajah ekstrak daun belimbing
wuluh (AverrhoabilimbiL.) harus Pengolahan Data
terdispersi merata dalam sediaan. Uji ini Data yang diperoleh kemudian
dilakukan untuk melihat apakah terdapat dianalisa pendekatan teoritis dengan
bagian yang tidak tercampurkan dengan membandingkan antara hasil uji mutu fisik
baik. sediaan masker gel wajah ekstrak daun
3. Uji stabilitas sediaan belimbing wuluh meliputi pengamatan
a. Pengukuran pH organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan
Pengukuran pH dilakukan sebelum uji sineresis menggunakan metode
dan sesudah penyimpanan dengan penyimpanan 7, 14, dan 21 hari dengan
cara mencelupkan kertas pH kedalam persyaratan yang ditetapkan, selanjutnya
masing-masing sediaan masker gel ditarik suatu kesimpulan.
wajah. Pengujian pH
dilakukanuntukmengetahuikesesuaian
pH sediaandenganpH kulit. pH
sediaantopikal yang

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 87


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
1. Pengujian mutu fisik sediaan
Tabel 2. Hasil pengamatan organoleptis sediaan masker gel wajah ekstrak daun belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebelum dan sesudah penyimpanan pada suhu kamar (15 oC-30oC)
selama 21 hari.
Formula Kondisi Jenis pemeriksaan
Warna Bau Bentuk
Sebelum Hijau gelap Ekstrak daun Cair
penyimpanan belimbing
wuluh
Sesudah
Formula 1 penyimpanan
Ekstrak daun
Hari ke-7 Hijau gelap belimbing wuluh Cair
Ekstrak daun
Hari ke-14 Hijau gelap belimbing
wuluh Cair
Hari ke-21 Hijau gelap Ekstrak daun
belimbing
wuluh Cair
Sebelum Hijau gelap Ekstrak daun Agak kental
penyimpanan belimbing
wuluh
Sesudah
Formula 2 penyimpanan
Hari ke-7 Hijau gelap Ekstrak daun Agak kental
belimbing wuluh
Hari ke-14 Hijau gelap Ekstrak daun
belimbing wuluh Agak kental
Hari ke-21 Hijau gelap Ekstrak daun
belimbing
wuluh Agak kental
Sebelum Hijau gelap Ekstrak daun Kental
penyimpanan belimbing wuluh
Sesudah penyimpanan
Hari ke-7
Formula 3 Hijau gelap Ekstrak daun Kental
Hari ke-14 belimbing wuluh
Hijau gelap Ekstrak daun
Hari ke-21 belimbing wuluh Kental
Hijau gelap Ekstrak daun
belimbing wuluh Kental

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 88


Tabel 3.Hasil pengamatan homogenitas sediaanmasker gel wajah ekstrak daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) sebelum dan sesudah penyimpanan pada suhu kamar (15 oC-30oC)
selama 21 hari.
Homogenitas Persyaratan
Formula Sebelum Sesudah penyimpanan
penyimpanan 7 14 21 Sediaan
Formula 1 Homogen Homogen Homogen Homogen menunjukkan
susunan yang
homogen dan
Formula 2 Homogen Homogen Homogen Homogen tidak terlihat
adanya butiran
Formula 3 Homogen Homogen Homogen Homogen kasar

Tabel 4.Hasil pemeriksaan pH sediaan maskergel wajah ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) sebelum dan sesudah penyimpanan pada suhu kamar (15 oC-30oC) selama 21
hari.
Nilai pH Persyaratan
Formula Sebelum Sesudah penyimpanan
penyimpanan 7 14 21
Formula 1 8 8 8 8
4,5-6,5
Formula 2 7 7 7 7

Formula 3 6 6 6 6

Tabel 5. Hasil pengukuran daya sebar sediaanmasker gel wajahekstrak daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) sebelum dan sesudah penyimpanan pada suhu kamar (15 oC-30oC)
selama 21 hari
Daya sebar Persyaratan
Formula Sebelum Sesudah penyimpanan
penyimpanan 7 14 21
Formula 1 5 cm 6 cm 6,5 cm 7 cm
5-7 cm
Formula 2 3,3 cm 4,9 cm 5,3 cm 5,7 cm

Formula 3 3,2 cm 3,7 cm 4,2 cm 5 cm

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 89


Tabel 6.Hasil pengamatan sineresis sediaanmasker gel wajah ekstrak daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) sebelum dan sesudah penyimpanan pada suhu kamar (15 oC-30oC)
selama 21 hari.
Sineresis
Formula Sebelum Sesudah penyimpanan
penyimpanan 7 14 21
Formula 1 Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
sineresis sineresis sineresis sineresis
Formula 2 Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
sineresis sineresis sineresis sineresis
Formula 3 Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
sineresis sineresis sineresis sineresis

Pembahasan sesudah penyimpanan selama 21 hari pada


Gel merupakan sistem semipadat suhu kamar (15oC-30oC) hal ini dapat dilihat
terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel pada tabel 2.Faktor yang dapat mempengaruhi
anorganik yang kecil atau molekul organik organoleptis masker gel wajah yaitu terdapat
yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. mikroorganisme pada sediaan gel dan
Sediaan masker gel ini dibuat menggunakan memiliki kadar air yang sangat tinggi pada
basis carbopol. Carbopol dipilih sebagai bahan suatu sediaan masker gel. Salah satu indikasi
dasar gel karena memberikan sifat alir yang ketidakstabilan suatu sediaan adalah terjadinya
baik pada konsentrasi rendah, kompatibel perubahan warna, bau dan bentuk sediaan.
dengan bahan lain dan memiliki stabilitas suhu Uji homogenitas yang dilakukan
yang baik. Dimana pada sediaan masker gel sebelum dan sesudah penyimpanan selama 21
ini dirancang dengan menggunakan bahan hari mendapatkan hasil yang homogen untuk
aktif dari ekstrak daun belimbing wuluh tiap sediaan, dapat dilihat pada tabel 3 bahwa
(Averrhoa bilimbi L.) dengan konsentrasi yang ketiga formula (F1, F2 dan F3) tidak terdapat
sama (10,5%). gumpalan maupun butiran kasar pada sediaan
Evaluasi mutu fisik sediaan masker masker gel wajah ekstrak daun belimbing
gel wajah sebelum dan sesudah penyimpanan wuluh (Averrhoa bilimbi L). Faktor yang dapat
dilakukan untuk menentukan kestabilan secara mempengaruhi homogenitas masker gel adalah
fisik karena evaluasi tersebut merupakan salah ketercampuran dari bahan-bahan masker gel
satu parameter untuk mendeteksi serta ekstrak daun belimbing wuluh yang
ketidakstabilan dari sediaan masker kurang baik sehingga terdapat butiran kasar
gel.Sediaan masker gel diuji pada suhu kamar pada sediaan. Suatu sedian masker gel harus
(15oC-30oC) selama 21 hari. Pengujian mutu homogen dan rata agar tidak menimbulkan
fisik meliputi pemeriksaan organoleptis, iritasi dan terdistribusi merata ketika
homogenitas, pengukuran pH , daya sebar dan digunakan.
sineresis. Uji pH yang dilakukan pada tiap
Pengujian organoleptis yang sediaan masker gelsebelum dan sesudah
dilakukan dengan mengamati sediaan masker penyimpanan selama 21 hari diperoleh nilai
gel berdasarkan bentuk, warna dan bau. Warna pH yang berbeda untuk tiap sediaan.Perbedaan
yang dihasilkan dari ketiga formula sebelum tersebut disebabkan oleh perbedaan tingkat
dan sesudah penyimpanan selama 21 hari yaitu keasaman bahan aktif yang ditambahkan
warna hijau gelap, dan berbau khas ekstrak kedalam sediaan masker gel. Hasil pengujian
daun belimbing wuluh sehingga aroma yang pH dapat dilihat pada tabel 4 menunjukkan
dihasilkan kurang menarik. Hasil uji bahwa formula masker gel wajah ekstrak daun
organoleptis menunjukkan bahwa ketiga belimbing wuluh dengankonsentrasicarbopol
formula masker gel wajah (FI, F2 dan F3) 2% memiliki pH yang stabil dibanding
stabil secara fisik baik sebelum maupun konsentrasi carbopol 0,5% dan 1%. Faktor

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 90


yang dapat mempengaruhi pH yaitu faktor PENUTUP
suhu terhadap pembentukan kadar asam dalam Kesimpulan
konsentrasi rendah, karena adanya hambatan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pertumbuhan bakteri asam, begitupula dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
sebaliknya. 1. Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
Pengujian daya sebar pada setiap bilimbi L.) dapat diformulasikan kedalam
sediaan masker gel ekstrak daun belimbing bentuk sediaan masker gel wajah dengan
wuluh menunjukkan adanya perubahan menggunakan basis carbopol.
sebelum dan sesudah penyimpanan selama 21 2. Formula masker gel wajah
hari. Dari hasil uji daya sebar menunjukkan dengankonsentrasi carbopol 2% memiliki
bahwa semakin tinggi konsentrasi carbopol mutu fisik yang lebih baik dan stabil
maka daya sebarnya semakin menurun. dibandingkan konsentrasi carbopol 0,5%
Penurunan kemampuan daya sebar ini seiring dan 1%.
dengan peningkatan viskositas. Apabila
tekanan yang diberikan sama pada setiap Saran
pengujian formula masker gel, maka semakin 1. Disarankan peneliti selanjutnya
kental sediaan tersebut kemampuan menambahkan zat pengharum untuk
menyebarnya semakin kecil. Pada F1 sebelum mendapatkan bau yang lebih menarik
penyimpanan dan sesudah penyimpanan hari pada masker gel.
ke 21 memenuhi syarat daya sebar yang baik. 2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya
Pada F2 dan F3 sebelum penyimpanan tidak sebaiknya dilakukan pengujian efektifitas
memenuhi syarat daya sebar yang baik pada sediaan masker gel wajah ekstrak
sedangkan setelah penyimpanan pada hari ke daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
21 memenuhi syarat daya sebar yang baik. L.).
Faktor yang mempengaruhi daya sebar gel
adalah jumlah dan kekuatan matriks gel. DAFTAR PUSTAKA
Semakin banyak dan kuat matriks gel maka
Aulton, Michael, E. (2005). Pharmaceutics
daya gel akan menurun.
The Science Of Dosage From Design.
Hasil uji sineresis sebelum dan
Elsevier, United Kingdom.
sesudah penyimpanan selama 21 hari pada
suhu ±10°C dapat dilihat pada tabel 6 Bhasha, S. A., S. A. Khalid, S. (2013). Recent
menunjukkan sediaan tidak mengalami Trends in Usage of Polymera in The
sineresis. Sineresis merupakan peristiwa gel Formulation of Dermatological Gels.
mengerut secara alamiah dan menyebabkan air IndianJournal of Research in
di dalam gel akan terperas keluar ke Pharmacy andBiotechnology.Vol. 1,
permukaan gel (Bhasha, 2013). Faktor yang No. 2. P. 161-168.
mempengaruhi ada tidaknya sineresis adalah
faktor suhu.Lamanya penyimpanan dapat Depkes, RI. (1979). Farmakope Indonesia,
Edisi II. Jakarta: Departemen
meningkatkan jumlah ikatan silang antar
Kesehatan Republik Indonesia
molekul, sehingga pelarut air yang terdapat di
dalam gel akan semakin terjerap dalam gelling Depkes, RI. (1995). Farmakope Indonesia
agent. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Kesehatan Republik Indonesia.
formula 3 dengan konsentrasi carbopol 2%
lebih baik daripada formula lainnya dilihat Dewi, I. K., Joharman, Budiarti, L.Y. (2013).
dari uji homogenitas, organoleptis, Ph, daya Perbandingan Daya Hambat Ekstrak
sebar dan uji sineresis. Etanol Dengan Sediaan Sirup Herbal
Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
Bilimbi Linn) Terhadap Pertumbuhan
Shigella Dysenteriae In Vitro.Jurnal
Berkala Kedokteran, 9(2), 191-8.

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 91


Kabau, S. (2012).Hubungan Antara Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. E.
Pemakaian Jenis Kosmetik Dengan Quinn.(2009).Handbook of
Kejadian Akne Vulgaris. Jurnal Pharmaceutical Excipients, sixth
Media Medika Muda. 43:32-6 Edition. USA: Pharmaceutical Press
danThe American Pharmaceuticals
Kibbe, A.H,.PhD. (2000).Handbook Of
AssociatioN.
Pharmaceutical Excipient, 3rd Ed.
London: The Pharmaceutical Press. Simon, C. (2012). Acne vulgaris.USA :
Oxford University Press. 2;3-6.
Lieberman., Reiger and Banker. (1989).
Pharmaceutical Dosage Form : Tjitrosoepomo, G,. (2009). Taksonomi
Disperse System. Vol ke-2. New Tumbuhan : Schizophytha,
York: Marcel Dekker. Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta. Cetakan ke-8.
Lachman., Avis and Lieberman. (1993).
Yogyakarta: UGM universitas gadjah
Pharmaceutical Dosage Forms:
mada
Parenteral Medication. Vol, II, 2nd
Ed. New York: Marcel Dekker Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi Edisi kelima. Yogyakarta:
Masripah.(2009). Aktivitas Anti Bakteri Dari
Gadjah Mada Pustaka Press
Ekstrak Etanol Daun Belimbing
Wuluh (Averrhoa Bilimbi Linn) Wasitaatmadja, S. M., (1997). Penuntun Ilmu
Terhadap Kultur Aktif Kosmetika Medi. Jakarta :UIP.
Staphylococcus Aureus.[Skripsi].
Winarti., (2005). Pengaruh Ekstrak Daun
Mitsui, T. (1997).New Cosmetics Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi
Science.Tokyo : Shiseido Co., Ltd. L) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus.[skripsi].

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 92

Anda mungkin juga menyukai